BEKASI - Penanganan pembersihan sampah bambu di Bendung Koja harus melibatkan tiga daerah terlintasi. Pasalnya, penanganan tidak hanya bisa dilakukan di hilir.
Ini mengingat sampah yang hanyut di Kali Cikeas nyangkut di sepanjang aliran, paling banyak tertahan di Bendung Koja.
Tumpukan sampah bambu paling parah berada di Bendung Koja Kali Cikeas, Jatiasih. Pemkot Bekasi harus ekstra keras membersihkan sampah yang didominasi bambu yang nyangkut.
Ketua Komunitas Peduli Cileungsi Cikeas (KP2C), Puarman, mengatakan sudah beberapakali terjadi sampah nyangkut ini. Seperti pada Mei 2019 dengan jumlah sampah lebih sedikit.
“Kalau saat ini bisa sekitar 1.236 meter kubik,” jelas Puarman.
Tumpukan sampah bambu ini biasa muncul setelah hujan deras yang melanda wilayah hulu. “Sumbernya kan dari hulu menuju ke hilir, tertahanlah di sini karena ada bendungan itu tadi,” katanya.
Berdasarkan penelusuran, penyebab adanya sampah bambu dikarenakan ada hutan bambu di sepanjang bantaran Sungai Cikeas. KP2C menyebut ada tiga wilayah di sepanjang Sungai Cikeas itu, yakni Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kota Bekasi.
“Perlu kerjasama yang baik antar tiga wilayah tersebut untuk menyelesaikan persoalan tumpukan sampah bambu agar tidak selalu muncul. “Yang diselesaikan jangan hanya di hilirnya saja, tapi hulunya harus disesaikan,” jelas Puarman.
Adapun untuk proses pengangkutan sampah bambu terus dilakukan. Pembersihan melibatkan petugas gabungan dari Pemerintah Kota Bekasi, Pemkab Bogor, BBWSCC, Perum Jasa Tirta II hingga unsur TNI dan Polisi.
Mengingat lokasi, pembersihan tidak bisa dilakukan dengan alat berat. Hanya tampak alat angkat dengan kendaraan. (*/Al)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro