DEPOK - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Depok meminta tambahan pasokan elpiji 3 kg ke Kota Depok hingga dua kali lpat. Permintaan penambahan pasokan gas melon sudah dilayangkan ke Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswanamigas) Kota depok. Hal tesebut dilakukan untuk mengantisipasi banyaknya masyarakat yang beralih dari gas elpiji 12 kg ke elipiji 3 kg akibat kenaikan harga elipiji 12 kg.
Kenaikan harga elpiji 12 kg sebesar Rp 5.000 rupiah, yakni dari Rp 129.000 per tabung menjadi Rp 134.000 per tabung mulai 1 Maret 2015.
Kepala Disperindag Kota Depok Agus Suherman mengatakan, pasokan gas melon atau elpiji 3 kilogram ke Kota Depok sebulannya adalah 1.425.000 tabung.
"Itu dalam situasi normal. Karena kenaikan elpiji 12 kg, kami minta ke Hiswana agar pasokan gas melon ditambah sampai dua kali lipat. Permintaan resmi sudah kami layangkan," kata Agus, di Balai Kota Depok, kemarin.
Agus berharap, pasokan gas melon ke Depok pasca kenaikan 12 kg mencapai 2,8 juta tabung per bulan atau sekitar 90.000 tabung perhari.
"Ini supaya masyarakat tidak menganggap gas melon langka," katanya.
Menurutnya, akibat kenaikan harga elpiji 12 kg, sangat mungkin warga ekonomi menengah ke atas yang biasa menggunakan elpiji 12 kg beralih ke gas 3 kg.
"Kami akan tetap melakukan monitoring ketat ke pasar dan agen untuk mengontrol jual beli gas 3 kilogram apakah memenuhi kebutuhan masyarakat atau tidak. Yang terpenting harus dilakukan tepat sasaran," jelasnya.
Agus juga mengatakan, pemilik restoran atau untuk penggunaan komersial tidak boleh menggunakan gas melon yang merupakan gas bersubsidi.
"Saya pastikan, stok gas 3 kilogram di Depok tetap ada, karena Hiswana Migas berupaya memenuhi permintaan kami," pungkasnya. (*Fad)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro