JAKARTA - Di era Joko Widodo, tidak semua pengusaha merasa nyaman untuk berbisnis. Banyak pula yang dirugikan lantaran intervensi harga.
Dalam sebuah talk show di sebuah stasiun televisi swasta, Jakarta, Rabu malam (11/4/2019), Wakil Ketua Umum KADIN bidang Konstruksi dan Infrastruktu, Erwin Aksa berani blak-blakan.
Dirinya memulai ketika Jokowi baru saja menjabat pada 2014, pengusaha seperti mendapat harapan baru. Apalagi Jokowi berduet dengan Jusuf Kalla, pengusaha besar yang cukup senior.
"Awal Jokowi-Jk memberikan harapan besar bagi kalangan pengusaha. Namun dalam perjalanannya, malah sebaliknya. Banyak kebijakan membuat kebijakannya, mohon maaf, tidak membuat kami bersemangat," papar erwin.
Contohnya apa? Keponakan Jusuf Kalla ini menyebut kebijakan harga semen. Di mana, Presiden Jokowi memutuskan untuk menurunkan harga semen sebesar Rp3.000 per sak pada Januari 2015.
:Pak Jokowi gencar membangun infrastruktur. Selanjutnya muncul intervensi di mana harga semen malah diturunkan Rp3 ribu. Ini kan memberatkan kalangan pengusaha," terang Erwin.
Selain itu, dia menceritakan tentang banyaknya pengembang yang mengeluhkan melemahnya daya beli. Kalaupun ada konsumen yang berkategori end user. "Jadi pembelinya yang benar-benar cari rumah untuk ditempati. Bukan yang untuk investasi, Beli rumah kedua, ketiga dan selanjutnya," kata Erwin.
Akibat pelemahan ini, lanjut Erwin, banyak pengusaha properti terpaksa menunda pembangunan. Ketika pasar properti dampaknya bisa mengena industri ikutan lainnya. "Makanya industri semen, ubin dan baja banyak yang over capacity. Karena tidak ada pergerakan di sektor properti," ungkapnya.(*/El)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro