BOGOR – Praktek perdagangan manusia kembali terjadi di Kabupaten Bogor. Hebatnya, kali ini modus yang dilakukan para pelaku terbilang cukup unik.
Para pelaku menipu korbannya dengan cara menawarkan wanita yang masih perawan. Padahal, ada beberapa perempuan yang ditawarkan sudah tidak perawan.
Caranya pun terbilang cukup ‘moderen’. Pelaku yang juga sebelumnya pernah jadi korban ini, memaksa wanita yang akan melayani hasrat birahi si pria hidung belang diperintahkan untuk mengkonsumsi pil perawan. Agar saat melakukan hubungan suami-istri, si perempuan akan keluar darah layaknya perawan.
Harganya pun terbilang fantastis. Rp20 juta dengan sistem Rp3 juta sebagai Down Payment (DP) dan sisanya, Rp17 juta dibayar setelah eksekusi.
“Satreskrim Polres Bogor berhasil mengungkap kasus penjualan perempuan, yang dilakukan oleh Y (perempuan-red) dan GG (laki-laki-red). Dua orang ini menjual seseorang yang dianggap masih perawan dengan harga Rp20 juta kepada pria yang dianggap hidung belang, modus ini memanfaatkan keinginan pelanggannya yang membutuhkan perempuan dibawah umur atau sudah tidak dibawah umur dengan kategori masih perawan,” kata Kapolres Bogor, AKBP M Joni kepada wartawan dalam rilis yang digelar di Mako Polres Bogor, Cibinong, Rabu (23/10/2019).
Lebih lanjut, Kapolres menjelaskan, modus para pelaku mengharuskan pelanggan harus melakukan DP dengan harga Rp3 juta, dan menentukan lokasi hotelnya yang sudah disediakan perempuan yang akan melayani si pria. “TKP yang diungkapkan ini disalahsatu hotel dikawasan Sentul City pada tanggal 15 Oktober kemarin,” jelasnya.
Untuk kasus ini, Polres Bogor menjerat pelaku dengan pasal 2 Undang-undang no 21 tahun 2007 dengan ancaman hukumannya 15 tahun penjara, dengan kasus tindakan Pidana penjualan orang.
“Pengakuan pelaku baru ada dua korban, tapi yang kemarin berhasil diungkap korban inisial KO umur 20 tahun, korban berbagai macam daerah karena praktek ini sampai lintas Provinsi, pelaku juga sampai mengirimkan ke Samarinda Kalimantan Selatan nah untuk transaksi ini kali ini diungkapkan di wilayah Kabupaten Bogor,” papar Kapolres Bogor.
Dari hasil penyelidikan Polisi juga diketahui, untuk korban ada dari luar Bogor ada juga di Bogor. Pelaku biasanya memanfaatkan gadis desa yang membutuhkan uang. “Dalam menjalankan aksinya, para pelaku menggunakan aplikasi media sosial WhatsApp tapi mereka juga sudah memiliki jaringan khusus. Pelaku juga menyediakan sesuai pesanan pelanggan apakah membutuhkan korban yang perawan atau yang sudah berpengalaman, atau yang kuliah kebanyakan juga mereka gadis-gadis desa,” beber Kapolres lagi.
Ditanya terkait adanya kemuningkinan korban dari bawah umur, Kapolres Bogor mengatakan kasus ini masih terus akan didalami. “Masih dalam penyidikan polisi, tapi untuk yang baru diungkapkan sudah kategori nya tidak dibawah umur. Sementara itu, para wanita yang menjadi korban sudah dikoordinasikan dengan dinas terkait, supaya dilakukan pembinaan,” tandasnya.
Dalam kasus ini, Polisi mengamankan barang bukti berupa Uang Rp 3 juta, mobil, kondom berikut obat yang digunakan sudah diamankan. “Mereka dalam pengakuannya pelaku sudah satu tahun lebih, pelanggannya itu tergantung selera, mengenai ada stok ada kemungkinan karena jaringannya mereka luas. Ada sekitar 25 orang kalau dari chat WhatsApp yang disediakan pelaku. Ini hasil dari pengecekan operasi siber baik itu WhatsApp, FB, Instagram dan yang lainnya. Dari total Rp20 juta, pelaku penjual dapat jatah Rp3 juta, sedang Rp17 juta itu untuk perempuan yang melayani pria hidung belang,” pungkas Kapolres. (Fuz)
BOGOR – Ribuan personil gabungan dari Polres Bogor, Depok dan Polda Jawa Barat bakal diterjunkan ke 273 Desa di Kabupaten Bogor untuk mengamankan Pilkades serentak yang akan digelar 3 November 2019.
Tak hanya anggota Kepolisian, sejumlah personil dari TNI, Satpol PP, DLLAJ dan unsur lainnya pun ikut dilibatkan untuk mengamankan pesta demokrasi ditingkat wilayah yang untuk perdana kalinya digelar secara serentak.
“Satu desa kita kerahkan 10 anggota untuk satu TPS. Tapi dari hasil maping kita, baik dari sisi potensi kerawanan, historis, tingkat kriminal dan luas wilayah serta jumlah pemilih akan ada penambahan personil pengamanan,” tegas Kapolres Bogor, AKBP M. Joni kepada jurnalmetro.com di Gedung Bupati Bogor, Cibinong, Selasa (22/10/2019).
Lebih lanjut Kapolres Bogor menjelaskan, selain beberapa unsur pengamanan diatas, pihaknya juga berkoordinasi dengan beberapa wilayah tetangga untuk pengamanan Pilkades kali ini.
“Dari hasil maping kami ada puluhan desa yang masuk kategori penambahan personil pengamanan, seperti Babakan Madang, Gunung Putri, Parung Panjang dan Leuwiliang. Karena itu, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan kita berkoordinasi juga dengan beberapa Polres tetangga seperti Cianjur, Sukabumi dan Kota Bogor untuk back up,” jelasnya.
Senada, Kapolres Depok, AKBP Azis Andriansyah mengatakan siap membantu Polres Bogor untuk mengamankan Pilkades serentak tahun ini. “Apalagi secara teritori hukum, ada dua wilayah kami yang juga menggelar Pilkades, yakni Bojonggede dan Tajurhalang,” sebutnya.
Terpisah, Bupati Bogor, Ade Yasin berharap, gelaran Pilkades serentak jni dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa menimbulkan ekses. “Ada 273 Desa yang menggelar Pilkades serentak tahun ini, kami dari Pemkab Bogor sudah menyiapkan seluruhnya mulai dari sisi anggaran hingga pengamanan yang melibatkan seluruh perangkat instansi baik kepolisian, KPU dan Kejaksaan serta instansi terkait lainnya yang ada di Kabupaten Bogor,” beber politisi PPP ini.
Ade juga mengatakan, dalam Pilkades serentak ini, Pemkab Bogor juga telah membentuk tim Ad Hoks yang akan membantu mengawasi jalannya pemilihan. Diharapkan dengan adanya tim ini akan meminimalisir adanya dugaan kecurangan pada pelaksanaan Pilkades. “Tim Ad Hoks ini sendiri terdiri dari tim profesional yang akan mengawasi jalannya Pilkades,” tandasnya.(Fuz)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro