BOGOR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55 tingkat Kabupaten Bogor, bertempat di halaman Kantor Dinas Kesehatan kabupaten Bogor, pada Selasa (12/11/2019).
Membacakan sambutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Terawan Agus Putranto, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Drg. Mike Kaltarina MARS mengatakan Tema yang diangkat kali ini adalah Generasi Sehat Indonesia Unggul, tema tersebut merupakan salah satu bentuk pengaplikasian dari amanat yang diberikan oleh presiden tentang memprioritaskan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Ada dua isu kesehatan yang harus diselesaikan terkait membangun SDM itu, yaitu stunting dan jaminan kesehatan nasional. Meskipun dalam 5 tahun terakhir angka stunting telah berhasil diturunkan hingga 10 persen, tetapi stunting masih menjadi permasalahan serius yang dihadapi masyarakat. Stunting adalah kondisi tubuh seseorang yang mengalami tubuh lebih pendek dibanding dengan orang seusianya,” katanya.
Ia juga mengatakan Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sejak bayi. “Begitu juga dengan jaminan kesehatan yang masih banyak menuai permasalahan. Jaminan Kesehatan seperti BPJS misalnya masih belum sempurna. Tapi kita akan terus memperbaikinya dengan menghadirkan inovasi-inovasi kesehatan yang lebih baik,” jelasnya.
Lebih lanjut Mike membacakan sambutan dalam perspektif saat ini pembangunan kesehatan menekankan dua penguatan, yaitu optimalisasi inovasi layanan kesehatan dan harmonisasi kepentingan pemangku kebijakan.
“Optimalisasi inovasi layanan kesehatan dimaksudkan untuk meng-efisiensikan tindakan-tindakan yang mahal dengan mengoptimalkan inovasi pelayanan kesehatan dan penyediaan obat dan alat kesehatan produk lokal dalam negeri tanpa mengurangi kualitas dan mutu,” tambahnya.
Sementara harmonisasi kepentingan pemangku kebijakan terkait konektivitas antar Kementerian dan lembaga, lintas sektor maupun unit-unit kerja lintas program terkait lebih ditingkatkan, agar tidak tumpang tindih, sehingga fokus pada pemecahan masalah kesehatan.
“Tentu, semua itu membutuhkan dedikasi dan profesionalitas kinerja segenap pemangku kepentingan dalam sektor kesehatan di tingkat pusat dan daerah,” ujarnya.
Menkes juga berharap dalam sambutan yang dibacakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dapat berkerjasama dengan baik dalam melakukan upaya-upaya inovasi untuk percepatan pembangunan kesehatan tanpa menyalahi aturan yang berlaku sesuai amanat Presiden Republik Indonesia khususnya dalam mengentasan stunting dan memperbaiki layanan kesehatan serta membenahi tata kelola BPJS kesehatan serta penyediaan obat dan alat kesehtan lokal yang murah berkualitas.
“Saya optimis kita dapat mewujudkan SDM unggul Indonesia maju seperti yang dharapkan Presiden dan oleh kita semua,” harapnya. (Fuz)
SI MISKIN MAKIN DILARANG SAKIT
BOGOR – Istilah orang miskin kembali mencuat. Penyulutnya tak lain adalah keputusan Pemerintah menaikan iuran program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Hal itu berlaku untuk semua segmen peserta BPJS. Bahkan hingga masyarakat yang mendapatkan bantuan atau BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Dari informasi yang didapat, kenaikan iuran hampir menyentuh angka 100 persen. Untuk Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas 3, dari Rp25.000 menjadi Rp42.000. Iuran peserta kelas 2, dari Rp51.000 menjadi Rp110.000.
Dan untuk Kelas 1, dari Rp80.000 menjadi Rp160.000. Sedangkan untuk peserta PBI, dari Rp23.000 menjadi Rp42.000. Kenaikan iuran PBI ini yang berasal dari anggaran pemerinyah ini berlaku surut pada 1 Agustus 2019.
Menyikapi hal ini, anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor, Ruhiyat Sujana mengaku miris. Sebab, kebijakan ini dinilainya kian menguatkan stigma buruk terkait implementasi ‘kartu sakti’ dibidang kesehatan tersebut. Dimana anekdot ‘orang miskin dilarang sakit’ semakin jadi gambaran jika kebijakan pemerintah sangatlah tidak berpihak terhadap masyarakat bawah.
Kondisi ini diperburuk dengan tak sebandingnya kualitas pelayanan rumah sakit terhadap peserta BPJS, khususnya warga kelas III. Sebab, diakui Ruhiyat, sejauh ini pelayanan rumah sakit terhadap masyarakat peserta BPJS masih sangat banyak catatan negatif.
Terbukti dari laporan yang diterimanya, yang paling parah adalah ketidakpastian pelayanan rumah sakit saat melayani peserta BPJS terlebih dengan dalih adanya tunggakan yang dilakukan peserta BPJS.
“Artinya, dengan iuran yang semula pun banyak masyarakat yang tidak mampu membayar hingga berdampak kepada ditolaknya peserta karena menunggak pembayaran. Mereka baru bisa dilayani kalau sudah membayar,” cetus Ruhiyat.
Berdasarkan catatan BPJS Kesehatan Cibinong belum lama ini, di Kabupaten Bogor dari 3.367.585 peserta, ada sekitar 253 ribu Kepala Keluarga atau sekitar 593 ribu orang yang masih melakukan tunggakan.
Kata Ruhiyat, jumlah tersebut bukan tidak mungkin akan bertambah seiring naiknya iuran BPJS ini. Maka, perlu formulasi yang harus diambil pemerintah agar pelayanan terhadap masyarakat tetap bisa berjalan.
“Data penerima bantuan juga harus diperbaharui setiap tahunnya. Karena kondisi di lapangan masih banyak masyarakat yang seharunya dapat, malah tidak dapat bantuan. Ini menjadi PR kita,” kata Ruhiyat.
Bahkan, sambungnya, semenjak BPJS terbentuk, masyarakat malah terkesan ketakutan. Karena mau tidak mau mereka harus membuat BPJS demi mendapatkan pelayanan dengan harapan pembayaran dengan harga murah bahkan ditanggung pemerintah.
Ruhiyat menilai, sistem BPJS sangat jauh dengan apa yang dulu telah diterapkan pemerintah melalui program Jaminan Kesehatan Masyarakat dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesmas-Jamkesda) yang sudah terbukti berhasil dan tidak pernah defisit sejak 2005 hingga 2013.
“Kenyataannya BPJS malah tidak seperti yang diharapkan. Menurut saya ini jelas membebankan masyarakat. Kami ingin ada peran pemerintah daerah masuk memberikan jaminan untuk tidak memberatkan. Kami di dewan siap mendorong untuk kesejahteraan khususnya di sektor pelayanan kesehatan. Dan kami ingatkan pelayanan prima harus tetap diberikan. Sebab saya harap aturan bisa berjalan fleksibel sesuai keadaan,” tegas Politisi Demokrat ini.
Sementara itu, Humas BPJS Kesehatan Cibinong, Wahyo Biantoro saat dimintai tanggapan terkait hal ini menjawab akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan Kepala Cabang. “Nanti saya jadwalkan dengan Kacab ya,” singkatnya dalam pesan WhatsApps. (Fuz)
Kabupaten Bogor memiliki potensi industri yang cukup besar dan beraneka ragam komoditinya, baik skala kecil, menengah dan besar. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya produktif untuk memberikan nilai tambah dan daya saing.
Industri kecil menengah di kabupaten bogor jumlahnya ± sebanyak 16.000 ikm, sehinggajika dikembangkan secara intensif dan berkelanjutancepat atau lambat hal tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Industri Kecil dan Menengah (IKM) ini merupakan industri berbasis masyarakat, artinya diproduksi dan dikelola oleh masyarakat, maka hasil yang akan diperolehpun berdampak langsung pada masyarakat. Di setiap daerah IKM dikembangkan secara baik, makaperekonomian masyarakat akan meningkat, yang akhirnya pendapatan daerah pun meningkat
Untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang bermutu, sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri di era globalisasi ini, perlu adanya kerjasama antara dunia industri dengan lembaga pemerintahan dan pelatihan.
Bentuk kerja sama tersebut dapat berupa pemberian data kualifikasi industri yang dibutuhkan oleh industri dan pelaku usaha / IKM, sehingga lembaga pemerintahan dan pelatihan dapat menghasilkan pelaku usaha / IKM yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan oleh industri.
Kerja sama tersebut dapat menghasilkan standarkualifikasi. Standar kebutuhan kualifikasi sdm tersebut diwujudkan ke dalam standar kompetensi bidang keahlian yang merupakan refleksi dari kompetensi yang diharapkan dimiliki pelaku usaha yang akan bekerja di bidang industri terutama industri kecil dan menengah (IKM).
Konsep dasar pengembangan kompetensiditinjau dari segi etimologi terbentuk atas kata “pengembangan” dan “kompetensi”‘. Kata “pengembangan” diartikan untuk mengembangkan sesuatu. Sedangkan kata “kompetensi” adalah kemampuan melaksanakan produksi yang mencakup penerapan keterampilan yang didukung oleh pengetahuan dan sikap sesuai
Dengan kondisi yang disyaratkan. Dari pengertian kedua kata tersebut maka pengembangan kompetensi diartikan sebagai mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan produksi yang harus dimiliki oleh pelaku usaha untuk mengerjakan suatu produksi dalam bidang industry sesuai standar kompetensi.tetapi dilandasi pula bagaimana sistem produksi itu dikerjakan.
Dengan kata lain pengembangan kompetensi meliputi faktor-faktor yang mendukung seperti pengetahuan dan kemampuan untuk mengerjakan suatu produksi serta kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi dan lingkungan yang berbeda. Pelatihan ini sangat penting dalam upaya membangun daya saing sumber daya manusia (sdm) yang kompeten di bidangnya khususnya industri logam, sehingga meningkatkan produktivitas usaha dalam rangka perbaikan mutu kinerjanya ke tingkat yang lebih produktif, efektif, dan efisien.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah kabupaten bogor melalui dinas perdagangan dan perindustrian dalam hal ini adalah dengan memberikan bimbingan dan pelatihan pengembangan kompetensi ikm yang bekerjasama dengan narasumber selaku tenaga ahli yang telah berpengalaman.
Melalui pelatihan ini diharapkan ikm yang mengikuti dari 5 (lima) kecamatan, yaitu Kecamatan Megamendung, Sukaraja, Citeureup, Parung dan Ciampea dapat meningkatkan pengetahuannya tentang proses produksi dengan baik dan benar. Sehingga dapat meningkatkan produktivitas usaha, selain juga bisa saling berbagi ilmu dan informasi serta pengalaman dengan peserta lain dan bisa memperluas jaringan usaha yang saling melengkapi.
Diharapkan agar para IKM dapat terus meningkatkan semangat dan kreativitasnya, untuk itu di minta kepada para peserta mengikuti pelatihan ini dengan serius dan konsentrasi agar hasilnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. (Adv)
Kabupaten Bogor memiliki potensi industry yang cukup besar dan beraneka ragam komoditinya, baik skala kecil, menengah dan besar. Oleh karena itu, perlu dilakukannya upaya produktif untuk memberikan nilai tambah dan daya saing.
Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kabupaten Bogor jumlah kurang lebih sebanyak 16.000 IKM, sehingga jika dikembangkan secara intensif dan berkelanjutan, cepat atau lambat hal tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
IKM ini merupakan indsutri berbasis masyarakat, artinya diproduksi dan dikelola oleh masyarakat, maka hasil yang diperoleh secara baik, maka perekonomian masyarakat akan meningkat, yang akhirnya pendapatan daerah pun meningkat.
Diversifikasi produk artinya menganekaragaman produk, merupakan upaya untuk mengembangkan atau memasarkan beberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya. Contohnya suatu produk jadi alas kaki awalnya Cuma satu produk utama dapat dibuat dan di desain menjadi berbagai macam produk alas kaki lainnya.
Intinya mendesain dan memdofikasi produk awal alas kaki agar lebih baik dan menarik. Bagi IKM alas kaki diversifikasi produk merupakan salah satu cara untuk meningkatkan volume penjualan yang dapat dilakukan oleh IKM terutama jika IKM tersebut telah berada dalam tahap berkembang dengan disverfikasi produk.
Suatu IKM khususnya alas kaki tidak akan bergantung pada satu jenis produknya saja. Tetapi ikm tersebut juga dapat mengandalkan jenis produk lainnya. Karena jika salah satu jenis produknya tengah mengalami penurunan, maka akan dapat teratasi dengan produk jenis lainnya.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah kabupaten bogor melalui dinas perdagangan dan perindustrian dalam hal ini adalah dengan memberikan bimbingan dan pelatihan, baik peningkatan mutu dan kualitas maupun desain dan diversifikasi produk alas kakiyang bekerjasama dengan narasumber selaku tenaga ahli yang telah berpengalaman.
Melalui pelatihan ini diharapkan ikm yang mengikuti dari 5 (lima) kecamatan yaitu kecamatan Ciomas, Tamansari, Ciawi, Megamendung dan Gunung Putri dapat meningkatkan pengetahuannya tentang proses desain produk alas kaki dan keanekaragaman produk (diversifikasi produk) dengan baik dan benar.
Sehingga meningkatkan produktivitas usahaselainjuga bisa saling berbagi ilmu dan informasi serta pengalaman dengan peserta lain, dan bisa memperluas jaringan usaha yang saling melengkapi.
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, para IKM alas kaki dapat terus meningkatkan semangat dan kreativitasnya, untuk itu di minta kepada para pesertamengikuti pelatihan ini dengan serius dan konsentrasi agar hasilnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. (Adv)
BOGOR – Angin puting beliung menerjang kawasan Jonggol, Jumat (8/11/2019) sekitar jam 18.00 WIB kemarin. Tidak ada korban jiwa, namun kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Taruna Siaga Bencana (Tagana) Timur Kabupaten Bogor menyebutkan, rumah milik Sobirin, rusak parah. Selain atap, bangunan utama warga Kampung Haur Kuning Rt 01 Rw 03 Desa Jonggol, Kecaamatan Jonggol itu, perlu perbaikan total.
“Tidak ada korban jiwa, namun bangunan rusak parah. Kejadian sudah saya laporkan ke tagana kabupaten melalui grup WA tagana timur,’ kata anggota Tagana Timur Dwi Wati kepada wartawan, Jumat (8/11/2019) kemarin.
Lanjut dia, dengan kejadian itu bersama Penjabat Kepala Desa Jonggol Endas Sujana telah meninjau langsung lokasi. Bersama pemdes, pihaknya sedang mendata total kerugian dari kejadian tersebut.
“Bersama pemdes jonggol, kami sedang mendata kerugian untuk dilaporkan ke pemkab. Dengan harapan, ada bantuan atas bencana alam yang disebabkan puting beliung itu,” tandas Dwi. (Omen)
BOGOR – Sempat terhenti beberapa saat, kualitas peningkatan Jalan Curugbitung-Malasari, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, dipertanyakan.
Asep Kurnia, Direktur Kajian Kebijakan Lingkar Muda Bogor (Limbo), mengkhawatirkan kualitas pembangunan yang dilakukan pihak ketiga melalui proses tender di ULPBJ tersebut tidak sesuai spesifikasi RAB yang telah ditentukan.
“Kondisinya memang hampir selesai, tapi dengan banyaknya keterlambatan saat prosesnya menjadi pertanyaan kami, terutama dalam sisi kualitas. Dikhawatirkan asal jadi sehingga bukan tidak mungkin bisa cepat mengalami kerusakan dan menguras APBD kembali di tahun-tahun yang akan datang,” jelasnya.
Lebih lanjut, Asep juga mencium adanya dugaan ‘permainan’ dalam pengerjaan proyek pembangunan ruas jalan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sukabumi tersebut. “Diduga proyek ini dialihkan ke pihak lain selain pemenang tender. Sehingga pihak yang nge-sub meninggalkan pekerjaan tersebut karena mungkin dana nya banyak dipotong,” kata Asep lagi.
Dugaan ini mencuat lanjut, Asep dilihat dari hasil pantauan dilapangan dimana kualitas pekerjaan yang dinilai tidak sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam RAB. “Kami mendorong kepada Inspektorat dan kejaksaan untuk turun tangan dalam masalah ini. Jangan sampai MoU pencegahan yang sudah dibuat dengan Pemkab Bogor terkait anggaran hanya lips service belaka. Kejaksaan harus turun kebawah jangan hanya menerima dan menunggu laporan dan pengaduan saja,” desaknya.
Ia juga meminta kepada Kejaksaan Negeri Cibinong untuk melakukan penyelidikan terhadap pembangunan jalan tersebut. “Semoga dengan Kajari yang baru dapat ikut memantau sejumlah kegiatan pembangunan yang didanai oleh negara melalui Pemerintah Daerah (Pemda) yang ditujukan bagi masyarakat luas,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmato yang menerima aduan ini meminta ada auditor independen untuk mengawasi proyek pekerjaan yang dilakukan Pemkab Bogor yang notabene berasal dari uang rakyat.
“Wajib diawasi dan kita tidak akan tinggal diam. Kita akan minta tanggungjawab dinas terkait mengenai hal ini. Kita akan evaluasi semua karena ini menyangkut hajat orang banyak khususnya warga Kabupaten Bogor,” tegasnya.(Fuz)
BOGOR – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Wishnutama Kusubandio menyanjung potensi wisata yang ada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat saat membuka Welcome Party and Opening Ceremony Asian Championship 2019 di area panjat tebing Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu malam (6/11/2019).
“Potensinya luar biasa, tinggal bagaimana Kabupaten Bogor ini menjadi daya tarik bukan hanya untuk wisatawan Indonesia, tapi juga wisatawan mancanegara,” ujarnya kepada awak media usai acara.
Menurutnya, begitu banyak potensi terpendam di Kabupaten Bogor untuk dikembangkan sebagai pariwisata, bahkan bisa dikolaborasikan dengan sektor olahraga dan bidang kreatif sebagai pendongkrak perekonomian.
“Yang bisa kami lakukan dengan mensuport. Mari kunjungi Kabupaten Bogor, banyak objek wisata yang menarik,” kata Wishnutama.
Ia berharap, ke depan sektor ekonomi kreatif bukan hanya bisa dirasakan oleh orang-orang perkotaan, melainkan juga di pelosok desa setiap daerah.
Sementara itu, Bupati Bogor, Ade Yasin di tempat yang sama mengatakan bahwa Kabupaten Bogor memiliki segudang pitensi di bidang olahraga dan pariwisata, hal itu yang membuatnya membranding Kabupaten Bogor sebagai The City of Sport and Tourism.
Beberapa potensi pariwisata Kabupaten Bogor seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata pendidikan, wisata budaya, Geopark Pongkor, dan wisata buatan lainnya. Sedangkan fasilitas olahraga bertaraf internasional seperti Stadion Pakansari, Pakansari Sport Climbing, Venue Laga Tangkas, Sirkuit Internasional Sentul, 11 lapangan golf bertaraf internasional, serta venue sport Paralayang di Puncak Cisarua.
“Untuk mendukung program tersebut, Kabupaten Bogor tengah melakukan pembenahan infrastruktur, peningkatan kualitas SDM, eksplorasi destinasi baru melalui event-event olahraga baik prestasi maupun rekreasi serta Festival Budaya bertaraf internasional,” kata Ade Yasin.
Ia berharap, ikhtiarnya memajukan bidang olahraga dan pariwisata Kabupaten Bogor membuahkan hasil yang manis seperti yang telah ia targetkan, yaitu meningkatkan angka kunjungan wisatawan dari 7,3 juta orang per tahun menjadi 10 juta orang per tahun pada tahun 2023. (Fuz)
BOGOR – Seorang nasabah kecewa dengan pelayanan BCA Cileungsi dikarenakan dana miliknya senilai ratusan juta rupiah hingga saat ini belum bisa dicairkan dengan beragam dalih.
Dana tersebut sebelumnya diblokir seseorang dikarenakan memiliki masalah dengan Hendro Prato Tarigan. Masalah itu sudah diselesaikan, namun pihak bank tidak kunjung membuka blokir rekening nasabah tersebut.
“Saya kecewa dengan pelayanan BCA Cileungsi dan terkesan mempermainkan saya. Masalah saya dengan pihak yang memblokir tabungan saya sudah selesai. Pihak BCA belum mau mencairkan dana tabungan saya, awalnya dikarenakan harus ada surat dari Kapolres Bogor. Sekarang, giliran saya sudah mendapatkan surat dari Kapolres Bogor, pihak bank masih tetap tidak bersedia membuka blokir dengan dalih harus menunggu keputusan kantor pusat BCA,” kata Hendro kepada wartawan, Rabu (6/11/2019).
Padahal, menurutnya, dia sangat membutuhkan pencairan dana itu secara cepat untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak lain. “Saya merasa dirugikan dengan sikap pihak BCA Cileungsi dan saya minta secepatnya dibukakan blokir rekening saya,” tegasnya.
Pemblokiran rekening miliknya berawal dari bisnis logam yang digelutinya dengan pihak lain. Rekan bisnisnya melaporkannya ke polisi terkait tudingan kepada Hendro penggelapan 2 ton logam. Pelapor dan pemblokiran rekening dilakukan pada 2014 lalu.
Namun, sekitar Juli yang lalu, Hendro bersama rekan bisnis yang melaporkannya ke polisi sudah menyelesaikan masalahnya secara kekeluargaan hingga kemudian terbit surat dari Kapolres Bogor untuk pembukaan blokir rekening.
“Sayangnya tidak berjalan mulus karena BCA belum membuka blokir dengan dalih menunggu ijin Kantor Pusat BCA, ” tambahnya. (Omen)
BOGOR – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bogor, kenalkan Sport And Tourism kepada pelajar dan masyarakat. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan partisifasi masyarakat dalam membranding dan mesosialisaikan sport and tourism. Melalui inovasi dan kreatifitas masyarakat guna mewujudkan Kabupaten Bogor sebagai kota olahraga dan wisata. Serta mendorong tercapainya Program Pancakarsa di Kabupaten Bogor. Di aula Diskominfo Kabupaten Bogor, Selasa (5/11/2019).
Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik, Diskominfo Kabupaten Bogor, Yunita Mustika Putri mengatakan, untuk mendorong terwujudnya Kabupaten Bogor sebagai the city of sport and tourism, serta mensukseskan pembangunan Kabupaten Bogor melalui program Pancakarsa. Perlu melibatkan seluruh elemen masyarakat, kalangan pelajar dan milenial, salah satunya berperan aktif mensosialisasikan dan membranding Pancakarsa dan Sport and Tourism.
“Peran serta masyarakat , inovasi dan kreatifitas sangat pentingdalam mensukseskan seluruh program kegiatan dan pembangunan Kabupaten Bogor. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan pelajar untuk peduli terhadap kemajuan Kabupaten Bogor. Serta turut aktif dalam melakukan berbagai inovasi melalui pemanfaatan teknologi, dalam membranding Kabupaten Bogor sebagai Sport and Tourism, dan program Pancakarsa dapat terwujud dengan optimal,” bebernya.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Kabupaten Bogor Zainal Syafrudin menuturkan, untuk mewujudkan Kabupaten Bogor sebagai The City Of Sport harus dilakukan melalui Pengembangan Sektor Kepariwisataan. Selain perlunya Sadar Wisata ada tiga unsur yang harus terpenuhi dan bisa di lakukan oleh masyarakat adalah dengan mengembangkan What to See,What To Do &What To Buy khususnya Creatif Craft”.
“Dengan adanya Program Kerja Bupati The City Of Sport and Tourism menjadi peluang tersendiri bagi Kabupaten Bogor untuk memanfaatkan dan mengebangkan pariwisata di Kabupaten Bogor ini,sehingga di harapkan bukan hanya jumlah kunjungan yang meningkat tapi lama tingga wisatawanpin menjadi lebih lama. Dukungan masyarakat sangat dibutuhkan, karena Sport &Tourism sebagai terobosan pencapaian pancakarsa,” tukasnya.
Ditempat yang sama, Koordinator Tim Branding Kabupaten Bogor, Irfan Awaludin menerangkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor sangat membutuhkan dukungan masyarakat. Melalui Program Pancakarsa Bupati dan Wakil Bupati Bogor, berbagai program dan pembangunan di Kabupaten Bogor itu harus dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Bukan sekedar program berjalan yang mengabaikan berbagai kebutuhan rakyat.
“Program Pancakarasa ini harus menjadi solusi dari permasalahan rakyat yang ada, mulai dari masalah pendidikan, kesehatan, pembangunan, kemajuan, dan sosial dimasyarakat. Melalui kegiatan ini kami mengajak masyarakat bekerjasama dengan Pemkab Bogor membangun Kabupaten Bogor lebih baik menuju masyarakat sejahtera,”paparnya. (Fuz)
BOGOR – Bupati Bogor, Ade Yasin berjanji akan mendampingi UMKM Kabupaten Bogor. Hal ini ditegaskannya dalam acara Gebyar Temu 1001 UMKM dalam rangka motivasi bisnis dan festival olahan singkong,bertempat di Gedung tegar Beriman, Cibinong pada Selasa (5/11/2019).
“Setelah ditunjuk menjadi grand ambassador UMKM maka tanggung jawab saya untuk terus mengembangkan potensi UMKM Kabupaten Bogor menjadi lebih maju dan mandiri,” ucap Ade.
Ia juga menjelaskan dalam gebyar 1001 UMKM, Motivasi Bisnis dan Festival Makanan Olahan Singkong maka para pelaku UMKM nantinya banyak memiliki inovasi.
“Setelah mengikuti gebyar 1001 UMKM, Motivasi Bisnis dan Festival Makanan Olahan Singkong maka diharapkan para pelaku UMKM selalu berinovasi dalam mengembangkan usahanya dan demi meningkatkan kualitas maupun kuantitas produknya,” jelasnya.
Ade mengharapkan adanya ataupun suksesnya UMKM tidak hanya membuka lapangan pekerjaan baru hingga membantu pemerintah daerah dalam mengurangi angka pengangguran tetapi juga munculnya para pengusaha atau juragan baru.
“Untuk memajukan atau mensukseskan para pelaku UMKM, Pemkab Bogor bekerjasama dengan Alfamart agar produk – produk UMKM bisa dijual di Alfamart, kami harap minimarket modern lainnya mengikuti jejak Alfamart dalam upaya mengembangkan UMKM di Bumi Tegar Beriman yang jumlahnya mencapai 4.978,” harap Ade.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bogor Arman Jaya mengatakan Pemkab Bogor juga memberikan bantuan alat kerja pelaku UMKM yang ada di tiga desa,” kata Arman.
Ia menerangkan pelaku UMKM yang akan mendapatkan bantuan alat kerja tersebut adalah Desa Ciburayut, Cigombong, Kelurahan dan Kecamatan Cisarua serta Desa Kahuripan, Ciseeng.
“70 pelaku usaha anyaman bambu di Desa Ciburayut, 80 pelaku usaha rajutan di Kelurahan dan Kecamatan Cisarua dan 20 pelaku usaha taylor di Desa Kahuripan, Ciseeng akan mendapatkan mesin jahit. Selain itu bekerjasama dengan PD Pasar Tohaga kami juga akan memberikan bantuan kepada pelaku usaha klontong,” terangnya.
Arman menjelaskan jajarannya juga siap mendukung ajang World Cup U – 20 pada tahun 2021 berupa pameran atau festival makanan olahan dari bahan baku singkong.
“Olahan makanan dari bahan baku singkong ini akan menjadi ikon baru Kabupaten Bogor dan siap ‘dijual’ di ajag World Cup U – 20 pada tahun 2021 yang InsyaAlalh akan digelar di Stadion Pakansari, Cibinong,” jelas Arman. (Fuz)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro