JAKARTA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meningkatkan status Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur menjadi Level II (Waspada). Sebelumnya status Ijen masih di Level I atau masuk kategori normal.
Perubahan ini berdampak ke aktivitas penduduk. Masyarakat diminta mewaspadai potensi ancaman aliran gas vulkanis yang berbahaya. Secara khusus bagi mereka yang bertempat tinggal di sepanjang aliran Sungai Banyu Pait.
"Berdasarkan hasil evaluasi sampai dengan 12 Juli 2024, tingkat aktivitas G. Ijen dinaikkan dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak 12 Juli 2024 pukul 22.00 WIB," kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, di Bandung malam Jumat (12/7/2024), dalam keterangan resmi di website Kementerian ESDM, dikutip pada Minggu (14/7/2024).
Ia menejelaskan, potensi bahaya yang bisa ditimbulkan dari aktivitas vulkanis di Gunung Ijen pada saat ini adalah adalah gas-gas vulkanis konsentrasi tinggi di sekitar kawah. Itu berasal dari aktivitas solfatar di dinding kawah Ijen dan juga difusi gas-gas vulkanis dari dalam kawah ke permukaan dan erupsi freatik berupa semburan gas dari danau kawah.
"Erupsi freatik bisa terjadi tanpa didahului oleh peningkatan aktivitas baik visual maupun kegempaan," ujar Wahid.
Peningkatan aktivitas di Kawah Ijen, lanjut dia, seringkali ditandai oleh perubahan warna air danau kawah dari hijau menjadi hijau keputih-putihanan. Hal ini terjadi akibat naiknya endapan dari dasar danau ke permukaan oleh adanya tekanan gas yang kuat dari dasar danau. Wahid menerangkan, suhu air kawah Ijen juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan/konsentrasi gas yang keluar dari dasar danau.
Dalam kondisi meningkatnya aktivitas Kawah Ijen, biasanya gelembung-gelembung gas dipermukaan air kawah akan muncul. Wafid mengungkapkan beberapa kejadian peningkatan aktivitas Kawah Ijen seringkali diikuti oleh kejadian "outburst gas" atau letusan/semburan gas dari danau kawah Ijen. Gas yang menyembur tersebut terutama adalah karbon dioksida (CO2).
"Gas CO2 ini mempunyai berat jenis yang lebih berat dari udara, sehingga CO2 yang keluar akibat letusan/semburan ini, cenderung dapat mengalir menyusuri lembah seperti kejadian letusan/semburan gas di Kawah Ijen di Bulan Maret 2018," tutur Kepala Badan Geologi ini.
Wafid meminta masyarakat disekitar Gunung Ijen agar tidak mendekati bibir kawah maupun turun dan mendekati dasar kawah. Himbauan ini juga berlaku bagi pengunjung secara umum, wisatawan, juga penambang. Sementara tidak boleh ada yang menginap di Kawah Ijen dalam radius 1,5 kilometer.
"Masyarakat yang bertempat tinggal di sepanjang aliran Sungai Banyu Pait agar selalu waspada terhadap potensi ancaman aliran gas vulkanis yang berbahaya dan tetap memperhatikan perkembangan aktivitas G. Ijen, dan jika tercium bau gas yang menyengat diimbau agar menggunakan masker penutup alat pernapasan. Untuk jangka pendek/darurat dapat menggunakan kain basah sebagai penutup alat pernapasan (hidung/mulut)," ujarnya, mengarahkan.
Semua stakeholder bergerak. Dimulai dari Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten, dan BKSDA diminta agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Ijen. Gunung ini terletak di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Koordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi-Badan Geologi juga harus intensi dilakukan.
"Seluruh masyarakat maupun pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan aktivitas dan rekomendasi G. Ijen melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Playstore atau melalui website https://magma.esdm.go.id, https://vsi.esdm.go.id dan website Badan Geologi https://geologi.esdm.go.id serta media sosial PVMBG (Facebook, Instagram dan Twitter pvmbg_)," tutur Wahid.
Kepala Bagian Humas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Titan Roskusumah menyebutkan peningkatan status ini karena ada peningkatan aktivitas Gunung Ijen. Sama seperti yang sudah dijelaskan Kepada Badan Geologi di atas. "Dalam kondisi meningkatnya aktivitas Kawah Ijen, biasanya gelembung-gelembung gas dipermukaan air kawah akan muncul," ujar Titan.
Sampai ada informasi yang menyatakan semua kembali aman, pengunjung diminta untuk menahan diri. Sementara, pemantauan dan mitigasi masih dilakukan.(*/Gi)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro