PALEMBANG - Dibutuhkah waktu setidaknya tujuh tahun agar moda transportasi massal Light Rail Transit (LRT) Palembang ramai diminati masyarakat setempat.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menanggapi sepinya jumlah penumpang yang naik Light Rail Transit (LRT) Palembang.
“Kita butuh waktu tujuh tahun agar LRT diminati banyak warga Palembang, apalagi warga Palembang perlahan sudah meninggalkan angkutan kota,” tuturnya, Senin (4/3/2019).
Dikatakan Menhub, keberadaan LRT di Palembang ini merupakan revolusi transportasi massal di Tanah Air yang sepatutnya terus diperjuangkan, kaerna LRT bakal menjadi satu-satunya solusi kemacetan di perkotaan.
Bahkan, menurut Budi Karya, Kota Palembang bakal menjadi rujukan kota-kota di Indonesia karena sudah lebih dahulu melakukan langkah antisipasi pengintegrasian kereta dalam kota LRT Palembang dengan Bus Damri dan Bus Transmusi dan patut didukung oleh semua pihak.
Pemerintah berharap pemberlakuan tiket terusan integrasi LRT Palembang dengan moda transportasi lain pada 24 Februari 2019 dapat semakin membiasakan masyarakat menggunakan moda transportasi massal.
“Dengan tiket sangat murah hanya Rp7.000 dan ada jaminan tiba tempat waktu dari suatu tempat ke tempat lain bila menggunakan transportasi terintegrasi termasuk LRT,” kata menteri.
Diungkap menhub mulai 24 Februari 2019Balai pengelola Kereta Api ringan Sumatera Selatan, PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional III Palembang, Perum Damri, PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J) dan Dinas Perhubungan Sumatera Selatan telah resmi menerapkan tiket terusan/integrasi angkutan LRT.
Terdapat tiga kategori tarif pada tiket integrasi ini, yakni umum, mahasiswa, dan pelajar. Khusus untuk mahasiswa dan pelajar ditetapkan tarif yang lebih murah dibandingkan kategori umum karena pemerintah ingin membudayakan penggunaan transfortasi umum ke kalangan milenial. (*/Gint)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro