BANDUNG - Pendidikan di Indonesia mestinya tidak lagi hanya berorientasi pada ijazah dan gelar, tetapi lebih pada memberi output bagi mayarakat dan lingkungan sekitarnya. Namun, upaya tersebut mesti didukung kesiapan sumber daya manusia (SDM) unggul.
Demikian disampaikan Kepala LLDikti Jabar dan Banten Uman Suherman saat menjadi keynote speaker pada Stadium Generale Kolaborasi dan Akselerasi Kualitas SDM Indonesia Era Revolusi Industri 4.0 yang digelar ARS University di Ballroom Hotel Golden Flower, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Sabtu 1 Februari 2020.
"Bagaimana pendidik di kita ini mengembangkan karakter dan memiliki kapasitas pribadi. Sehingga tidak hanya fokus pada pengembangan keterampilan, tetapi juga perlu dibangun sikap dan perilaku yang memberi kontribusi kepada masyarakat," jelas dia.
Menurut Imam, keberhasilan seseorang menuntut ilmu tak hanya ditunjukkan oleh ijazah dan gelar, tapi harus dibuktikan di tengah masyarakat dan berkontribusi terhadap masyarakat, terutama membantu dalam memecahkan persoalan di lingkungan sekitar.
Untuk mencapai itu, kata dia, perguruan tinggi harus mempertimbangkan beberapa unsur pokok dalam memberikan pendidikan kepada mahasiswanya. Pertama, ikut membantu menambah wawasan melalui transfer of knowledge. Kedua, dosen harus menunjukkan transfer of culture, termasuk pengabdian kepada masyarakat.
"Kampus ini memilki tanggung jawab pengembangan ke mayarakat. Kami mendorong agar mereka menjadi solusi atas persoalan yang ada. Makanya kami kerja sama dengan kampus dan kampus dengan industri agar kurikulum kampus relevan dengan kebutuhan mayarakat," beber dia.
Namun, lanjut dia, tuntutan itu akan sulit dipenuhi bila tidak ada kompetensi dari sivitas akademika kampus. Mereka harus memastikan, apakah perkuliahan dilakukan dengan proses yang benar, laboratorium berjalan secara benar, dan lainnya.
"Dan semua proses itu bisa benar bila dosen punya kapasitas yang baik. Itu menjadi program kami kepada dosen, misalnya dosen harus punya kualifikasi akademik, jabatan akademik, sertifikat akademik, dan yang terdorong adalah dosen produktif," katanya.
Sementara itu, Rektor ARS University Purwadhi mengatakan, menghadapi zaman yang terus berubah, mahasiwa juga mesti punya mindset terbuka. Pendidikan yang sedang dijalani di perguruan tinggi mestinya tidak hanya untuk mendapat ijazah dan gelar.
"Menurut pak menteri, ijazah dan gelar itu tidak memberi apa-apa. Jadi, di sini mahasiswanya harus berubah. Mahasiwa harus memiliki pengetahuan dan ada kecakapan baru, misalnya untuk mahasiswa S2 punya kecakapan strategic, mampu analisa keadaan. Dari pemikiran sederhana menjadi kompleks," jelas Purwadhi.
ARS University, kata dia, terus mendorong agar mahasiwa memiliki pemikiran terbuka. Salah satunya, acara stadium general kali ini dalam rangka memberi wawasan kepada mahasiswa tentang mindset baru yaitu kampus yang merdeka belajar.
Ketua Yayasan Graha Harapan Generasi (YGHG) Joddy Hernady mengapresiasi kegiatan yang dilakukan ARS University. Kegiatan ini menurutnya penting digelar di tengah zaman yang berubah begitu cepat. Mahasiwa mesti didorong untuk mengetahui kondisi kekinian memulai kegiatan positif yang difasilitasi perguruan tinggi.(*/Hend)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro