JAKARTA - Tingkat kesulitan dan jumlah soal berbasis higher order thinking skills (HOTS) dalam ujian nasional (UN) tahun ini tidak meningkat. Yakni 4-5 butir soal pada setiap mata pelajaran yang diujikan.
Materi soal HOTS juga masih bertujuan untuk melatih siswa berpikir kritis dan kreatif. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Totok Suprayitno, meminta para siswa tidak khawatir jika ada informasi yang menyatakan UN tahun ini lebih sulit dari tahun kemarin.
Menurut dia, tingkat kesulitan dan jumlah soal tidak ditambah dengan mempertimbangkan kesiapan guru. “Komposisi soal HOTS masih sama. Tingkat kesulitannya biasa, ada yang mudah, sedang, agak sulit, dan sulit. Kami tidak menambah jumlah soal agar siswa dan guru terbiasa dulu dengan soal HOTS,” kata Totok di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu 27 Februari 2018.
Ia menuturkan, materi soal HOTS akan terus diterapkan dalam UN. Kendati demikian, formulasinya bisa berubah-ubah. HOTS diklaim dapat meningkatkan nalar kritis siswa dan memahami materi pelajaran dengan baik.
“Anak tidak sekadar menghapal tetapi memahami konsep. Soal berbasis HOTS tidak terlepas dari cakupan kemampuan menghafal, memahami konsep, menerapkan konsep untuk pemecahan masalah, analisis dan level lainnya,” ujarnya.
Totok menyampaikan, berdasarkan rekap data per 25 Januari 2019, sekolah yang siap menjalan UN berbasis komputer (UNBK) tingkat SMP, MTs, SMA/MA, dan SMK ada 88.71%. Dengan rincian, SMP dan Mts (82,03%), SMA dan MA(95,35%), dan SMK (98,75%). Sedangkan untuk nonformal seperti program paket sekitar 99.04%.
Ia mengatakan, meningkatnya sekolah yang menjalani UNBK berkorelasi kuat dengan kualitas penyelanggaran UN. Menurut dia, tantangan terbesar bagi pemerintah saat ini adalah menjamin penyelenggaran UNBK tak terkendala teknis yang fatal.
“Seperti tahun lalu, masalah itu ketika semua minta token saat bersamaan. Tentu akan lama. Nah ini banyak yang panik dan menekan berulang-ulang yang akan berdampak pada server. Seharusnya siswa sabar agar tidak memburuk keadaan,” katanya.
Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, peningkatan jumlah sekolah penyelenggaran UNBK melebih target pemerintah yang membidik angka minimal 80%. Ia optimistis UNBK tahun ini berjalan lebih baik dan kondusif.
“Saya minta tim dari Kemendikbud untuk menyisir bekerja sama dengan kabupaten\kota untuk mendata sekolah SMP mana yang secara prasarana masih belum siap,” kata Muhadjir.
Ia menuturkan, Kemendikbud terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, terutama pemerintah daerah untuk memastikan sekolah penyelenggaran UNBK benar-benar siap. Mengacu pada prosedur operasional standar (POS) penyelenggaraan UN, prasarana teknis harus selesai sebelum April.
Berdasarkan jadwal dari Kemendikbud, siswa SMA akan menjalani UN pada 1-4 April dan dilanjutkan pada 8 April 2019. UN SMP akan diselenggarakan pada 22-25 April 2019. Sementara itu, UN Paket C akan dilaksanakan pada 12-16 April dan UN Paket B/Wustha dilaksanakan 10-13 Mei 2019.(*/Na)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro