LAMONGAN - Kekeringan di Lamongan memprihatinkan. Jika awal musim kemarau baru 7 desa kekeringan, kini kekeringan dan krisis air bersih meluas di 81 desa di 14 kecamatan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan, Suprapto mengatakan, awal musim kemarau lalu hanya 7 desa, namun pada awal Oktober meningkat menjadi 56 desa di 11 kecamatan. Dan saat ini kekeringan di Lamongan sudah mencapai 81 desa di 14 Kecamatan.
Suprapto menjelaskan, ke-14 kecamatan yang tersebar di Lamongan diantaranya Kecamatan Lamongan, Tikung, Sarirejo, Kembangbahu, Modo, Sambeng, Kedungpring, Sukodadi, Sugio, Sukorame, Turi dan Pucuk serta kecamatan lainnya.
"Kemungkinan akan bertambah. Apalagi sampai sekarang belum ada tanda-tanda mau hujan," kata Suprapto kepada wartawan, (3/11).
Meluasnya kekeringan ini membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kewalahan menyuplai kebutuhan air bersih ke desa terdampak. "Itu kerja ekstra keras, 24 jam, pagi, siang, malam BPBD droping air bersih ke desa-desa yang membutuhkan," ungkapnya.
Dengan banyaknya desa yang mengalami kekeringan dan kesulitan air, BPBD menyuplai 10 hingga 12 tanki air bersih setiap hari. Sampai saat ini, lanjut Suprapto, pihaknya sudah mendistribusikan 1.050 tanki air bersih yang dibagi-bagikan secara cuma-cuma ke masyarakat yang membutuhkan air bersih sejak Agustus silam.
Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan 81 desa yang membutuhkan air bersih, BPBD Lamongan pun menyewa 4 mobil tangki tambahan karena BPBD hanya mempunyai dua mobil tangki saja.
"Kita menyewa 4 mobil tangki untuk memenuhi permintaan masyarakat," tandasnya.(*Bag)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro