BANDUNG - Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo resmi menyandang gelar Doktor dari Universitas Padjadjaran, Bandung. Ia dinyatakan lulus S-3 dengan predikat cumlaude setelah mempresentasikan disertasinya dengan judul "Komunikasi Persuasif Calon Legislatif dalam Kampanye Politik".
Sidang terbuka digelar di Aula Graha Sanusi Universitas Padjajaran Bandung, Jl Dipatiukur, Rabu (11/3/2020).
Penguji sidang tersebut yaitu Prof Dr. Soleh Soemirat, MS, Dr Suwandi Sumartias, M.Si, dan Prof Dr Engkus Kuswarno, MS. Sedangkan Ketua Tim Promotor Dr Dadang Rahmat Hidayat SH.,S.Sos.,M.Si, dengan anggota Prof Dr Bachtiar Aly, MA dan Dr Dadang Sugiana, M.Si. Sementara representasi Guru Besar dihadiri oleh Prof Dr Ir Mahfud Arifin.
Dalam disertasinya, Edhy memfokuskan pada penerapan komunikasi politik yang sesuai untuk melakukan persuasi kepada konstituen pada calon legislatif terpilih periode tahun 2014-2019 khususnya di Dapil I Sumatera Selatan. Menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumen, data yang terkumpul tersebut kemudian dianalisis dan disimpulkan berdasarkan fenomena yang diteliti.
Adapun narasumber yang menjadi subjek dalam penelitiannya berasal dari anggota partai yang lolos maupun yang tidak lolos pemilu.
Dalam penelitiannya, Edhy menemukan proposisi pentingnya menyusun strategi komunikasi persuasif berbasis pada model “construing of meaning” dan pendekatan cultural. Pada strategi komunikasi dalam konteks pemilihan, lebih tepat dibandingkan dengan permainan politik uang yang lebih beresiko tinggi.
"Bagaimanapun, literasi konstituen (khalayak) terhadap wacana politik, perilaku aktor dan elit politik, serta keterbukaan akses di satu sisi serta tingginya intervensi teknologi komunikasi akan membuka lahan bagi transparansi komunikasi politik di Indonesia," kata dia dalam paparannya.
Pada sisi yang lain, lanjut Edhy, kemampuan elit atau calon membangun makna tentang wacana yang ditawarkan, akan lebih membuka mata dan hati khalayak atau konstituen. Merujuk pada temuan di atas, citra dan reputasi anggota legislatif yang terdahulu, menjadi pedoman bagi konstituen dalam memilih calon legislator pada kontestasi politik periode berikutnya.
"Komunikasi langsung secara tatap muka dengan khalayak di daerah pemilihan, menjadi faktor penting untuk menjalin hubungan sosial dan kepercayaan khalayak kepada calon legislatif," ujar dia.
Tidak bisa dinafikan, imbuh Edhy, bahwa dalam berpolitik butuh modal untuk mendapatkan dukungan. Dukungan uang sebagai ongkos politik atau cost politik diharapkan tidak disalahgunakan menjadi money politics yang akan menodai proses pemilu itu sendiri.
Melalui pendekatan komunikasi persuasi yang efektif, diharapkan mampu memunculkan transaksi kebijakan. Terlebih untuk Dapil 1 Sumatera Selatan, peluang keterpilihan calon legislator dengan pendekatan persuasif terbukti lebih efektif ketimbang faktor money politics.
"Bahwa terjalinnya silaturahim antara kontestan dengan pemilihnya mampu menafikan politik uang karena para pihak telah tumbuh rasa simpati dan khalayak pemilih percaya bahwa calon legislatif tersebut akan memberi perhatian dan bantuan untuk membangun daerah para khalayak," paparnya.(*/Hend)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro