Kabupaten Bogor memiliki potensi industri yang cukup besar dan beraneka ragam komoditinya, baik skala kecil, menengah dan besar. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya produktif untuk memberikan nilai tambah dan daya saing.
Industri kecil menengah di kabupaten bogor jumlahnya ± sebanyak 16.000 ikm, sehinggajika dikembangkan secara intensif dan berkelanjutancepat atau lambat hal tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Industri Kecil dan Menengah (IKM) ini merupakan industri berbasis masyarakat, artinya diproduksi dan dikelola oleh masyarakat, maka hasil yang akan diperolehpun berdampak langsung pada masyarakat. Di setiap daerah IKM dikembangkan secara baik, makaperekonomian masyarakat akan meningkat, yang akhirnya pendapatan daerah pun meningkat
Untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang bermutu, sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri di era globalisasi ini, perlu adanya kerjasama antara dunia industri dengan lembaga pemerintahan dan pelatihan.
Bentuk kerja sama tersebut dapat berupa pemberian data kualifikasi industri yang dibutuhkan oleh industri dan pelaku usaha / IKM, sehingga lembaga pemerintahan dan pelatihan dapat menghasilkan pelaku usaha / IKM yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan oleh industri.
Kerja sama tersebut dapat menghasilkan standarkualifikasi. Standar kebutuhan kualifikasi sdm tersebut diwujudkan ke dalam standar kompetensi bidang keahlian yang merupakan refleksi dari kompetensi yang diharapkan dimiliki pelaku usaha yang akan bekerja di bidang industri terutama industri kecil dan menengah (IKM).
Konsep dasar pengembangan kompetensiditinjau dari segi etimologi terbentuk atas kata “pengembangan” dan “kompetensi”‘. Kata “pengembangan” diartikan untuk mengembangkan sesuatu. Sedangkan kata “kompetensi” adalah kemampuan melaksanakan produksi yang mencakup penerapan keterampilan yang didukung oleh pengetahuan dan sikap sesuai
Dengan kondisi yang disyaratkan. Dari pengertian kedua kata tersebut maka pengembangan kompetensi diartikan sebagai mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan produksi yang harus dimiliki oleh pelaku usaha untuk mengerjakan suatu produksi dalam bidang industry sesuai standar kompetensi.tetapi dilandasi pula bagaimana sistem produksi itu dikerjakan.
Dengan kata lain pengembangan kompetensi meliputi faktor-faktor yang mendukung seperti pengetahuan dan kemampuan untuk mengerjakan suatu produksi serta kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi dan lingkungan yang berbeda. Pelatihan ini sangat penting dalam upaya membangun daya saing sumber daya manusia (sdm) yang kompeten di bidangnya khususnya industri logam, sehingga meningkatkan produktivitas usaha dalam rangka perbaikan mutu kinerjanya ke tingkat yang lebih produktif, efektif, dan efisien.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah kabupaten bogor melalui dinas perdagangan dan perindustrian dalam hal ini adalah dengan memberikan bimbingan dan pelatihan pengembangan kompetensi ikm yang bekerjasama dengan narasumber selaku tenaga ahli yang telah berpengalaman.
Melalui pelatihan ini diharapkan ikm yang mengikuti dari 5 (lima) kecamatan, yaitu Kecamatan Megamendung, Sukaraja, Citeureup, Parung dan Ciampea dapat meningkatkan pengetahuannya tentang proses produksi dengan baik dan benar. Sehingga dapat meningkatkan produktivitas usaha, selain juga bisa saling berbagi ilmu dan informasi serta pengalaman dengan peserta lain dan bisa memperluas jaringan usaha yang saling melengkapi.
Diharapkan agar para IKM dapat terus meningkatkan semangat dan kreativitasnya, untuk itu di minta kepada para peserta mengikuti pelatihan ini dengan serius dan konsentrasi agar hasilnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. (Adv)
Kabupaten Bogor memiliki potensi industry yang cukup besar dan beraneka ragam komoditinya, baik skala kecil, menengah dan besar. Oleh karena itu, perlu dilakukannya upaya produktif untuk memberikan nilai tambah dan daya saing.
Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kabupaten Bogor jumlah kurang lebih sebanyak 16.000 IKM, sehingga jika dikembangkan secara intensif dan berkelanjutan, cepat atau lambat hal tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
IKM ini merupakan indsutri berbasis masyarakat, artinya diproduksi dan dikelola oleh masyarakat, maka hasil yang diperoleh secara baik, maka perekonomian masyarakat akan meningkat, yang akhirnya pendapatan daerah pun meningkat.
Diversifikasi produk artinya menganekaragaman produk, merupakan upaya untuk mengembangkan atau memasarkan beberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya. Contohnya suatu produk jadi alas kaki awalnya Cuma satu produk utama dapat dibuat dan di desain menjadi berbagai macam produk alas kaki lainnya.
Intinya mendesain dan memdofikasi produk awal alas kaki agar lebih baik dan menarik. Bagi IKM alas kaki diversifikasi produk merupakan salah satu cara untuk meningkatkan volume penjualan yang dapat dilakukan oleh IKM terutama jika IKM tersebut telah berada dalam tahap berkembang dengan disverfikasi produk.
Suatu IKM khususnya alas kaki tidak akan bergantung pada satu jenis produknya saja. Tetapi ikm tersebut juga dapat mengandalkan jenis produk lainnya. Karena jika salah satu jenis produknya tengah mengalami penurunan, maka akan dapat teratasi dengan produk jenis lainnya.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah kabupaten bogor melalui dinas perdagangan dan perindustrian dalam hal ini adalah dengan memberikan bimbingan dan pelatihan, baik peningkatan mutu dan kualitas maupun desain dan diversifikasi produk alas kakiyang bekerjasama dengan narasumber selaku tenaga ahli yang telah berpengalaman.
Melalui pelatihan ini diharapkan ikm yang mengikuti dari 5 (lima) kecamatan yaitu kecamatan Ciomas, Tamansari, Ciawi, Megamendung dan Gunung Putri dapat meningkatkan pengetahuannya tentang proses desain produk alas kaki dan keanekaragaman produk (diversifikasi produk) dengan baik dan benar.
Sehingga meningkatkan produktivitas usahaselainjuga bisa saling berbagi ilmu dan informasi serta pengalaman dengan peserta lain, dan bisa memperluas jaringan usaha yang saling melengkapi.
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, para IKM alas kaki dapat terus meningkatkan semangat dan kreativitasnya, untuk itu di minta kepada para pesertamengikuti pelatihan ini dengan serius dan konsentrasi agar hasilnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. (Adv)
BOGOR – Seorang nasabah kecewa dengan pelayanan BCA Cileungsi dikarenakan dana miliknya senilai ratusan juta rupiah hingga saat ini belum bisa dicairkan dengan beragam dalih.
Dana tersebut sebelumnya diblokir seseorang dikarenakan memiliki masalah dengan Hendro Prato Tarigan. Masalah itu sudah diselesaikan, namun pihak bank tidak kunjung membuka blokir rekening nasabah tersebut.
“Saya kecewa dengan pelayanan BCA Cileungsi dan terkesan mempermainkan saya. Masalah saya dengan pihak yang memblokir tabungan saya sudah selesai. Pihak BCA belum mau mencairkan dana tabungan saya, awalnya dikarenakan harus ada surat dari Kapolres Bogor. Sekarang, giliran saya sudah mendapatkan surat dari Kapolres Bogor, pihak bank masih tetap tidak bersedia membuka blokir dengan dalih harus menunggu keputusan kantor pusat BCA,” kata Hendro kepada wartawan, Rabu (6/11/2019).
Padahal, menurutnya, dia sangat membutuhkan pencairan dana itu secara cepat untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak lain. “Saya merasa dirugikan dengan sikap pihak BCA Cileungsi dan saya minta secepatnya dibukakan blokir rekening saya,” tegasnya.
Pemblokiran rekening miliknya berawal dari bisnis logam yang digelutinya dengan pihak lain. Rekan bisnisnya melaporkannya ke polisi terkait tudingan kepada Hendro penggelapan 2 ton logam. Pelapor dan pemblokiran rekening dilakukan pada 2014 lalu.
Namun, sekitar Juli yang lalu, Hendro bersama rekan bisnis yang melaporkannya ke polisi sudah menyelesaikan masalahnya secara kekeluargaan hingga kemudian terbit surat dari Kapolres Bogor untuk pembukaan blokir rekening.
“Sayangnya tidak berjalan mulus karena BCA belum membuka blokir dengan dalih menunggu ijin Kantor Pusat BCA, ” tambahnya. (Omen)
JAKARTA – Kabut asap kembali memenuhi udara di Kota Jambi. Merespons kejadian ini, Aksi Cepat Tangap (ACT) Jambi meninjau kondisi kota, tepatnya di Jembatan Gentala Arasy. Tebalnya kabut asap membuat jarak pandang semakin dekat serta membuat mata perih.
Baca Juga
ACT: Tiga Pekan Berlalu, Pengungsi Ambon Masih Alami Trauma ACT Bantu 100 Ton Logistik ke Maluku ACT Dorong Masyarakat Yogyakarta Peduli Bencana dan Konflik
“Kita lihat sendiri keadaan udara pagi ini juga sangat membuat kita sesak. Sepanjang Sungai Batang kabut asap sangat-sangat pekat. Bahkan sekitar jam 10 pagi tadi, cahaya matahari seperti belum masuk ke kota. Jarak pandang juga jadi sangat dekat,” kata Husen Wijaya selaku Kepala Program ACT Jambi, dalam siaran persnya, Kamis (17/10).
Menghadapi titik asap ini, tim ACT Jambi membagikan sejumlah masker kepada masyarakat. Sekitar 500 masker dibagikan untuk masyarakat yang beraktivitas di luar, salah satunya para pengendara yang berada di Simpang Jelutung, Kota Jambi.
“Untuk pagi ini kita sudah bagikan sekitar 500 masker. Kalau dari kemarin itu sudah sekitar 2.000 masker yang sudah kita bagikan kepada masyarakat sekitar yang sedang beraktivitas di luar rumah,” ujar Husen.
photo
Pemandangan salah satu ruas jalan di Kota Jambi yang terpapar kabut asap.
Pemadaman titik api sebelumnya telah dilakukan oleh tim ACT Jambi pada saat kabut asap pertama datang, yakni pada 26 September hingga 8 Oktober 2019 lalu. Pemadaman titik api ini dilakukan bersama dengan relawan ACT yang didatangkan langsung dari Sumatra Barat. Namun kabut asap tak kunjung mereda.
Husen menjelaskan, mereka akan kembali meninjau titik api yang ada untuk memastikan kabut asap kali ini berasal dari titik yang sama dari lokasi sebelumnya. Husen berharap agar ACT dapat berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk membuat rumah oksigen.
“Dalam waktu dekat kita akan melakukan survei kembali ke daerah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yakni Kumpeh, Muaro Jambi, dan kita akan pastikan kembali apakah titik api yang kemarin padam menyala kembali. Dan insyaallah kita akan berkoordinasi dengan dinas setempat untuk membuat Posko Rumah Oksigen yang akan kita dirikan di Kumpeh,” katanya.(*/Joh)
TEMANGGUNG – Industri rokok kretek di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, diharapkan tetap membeli tembakau petani dengan harga wajar, sesuai kualitas.
“Kualitas tembakau tahun ini sangat bagus, pabrikan akan rugi sendiri jika tidak melakukan penyerapan hingga akhir panen raya,” kata Bupati Temanggung M Al Khadziq saat mengunjungi salah satu gudang tembakau perwakilan PT Djarum di Temanggung, Selasa (15/10/2019).
Ia meminta, pada akhir panen, tembakau dari petani jangan dibeli dengan harga murah. Pabrikan harus membeli tembakau dari petani dengan harga sesuai kualitas dan pada akhir panen seperti ini tembakau justru berkualitas bagus
Ia mengakui, rencana pemerintah menaikkan cukai rokok sebesar 23%, sangat berimbas kepada penyerapan tembakau dari petani. Namun demikian, saat ini masih banyak tembakau milik petani yang belum dibeli.
Bahkan, katanya masih ada daun tembakau yang belum dipetik dari lahan, terutama tembakau di wilayah selatan Temanggung atau daerah lereng Gunung Sumbing. “Petani di lereng Gunung Sumbing ini masa tanamnya paling akhir, jadi sampai saat ini masih ada yang belum selesai panen,” katanya.
Al Khadziq mengatakan, dalam dua hari teakhir pihaknya mengunjungi dua perwakilan pabrik rokok kretek yang melakukan pembelian tembakau di Temanggung. Dalam kunjungan tersebut pihaknya meminta agar semua perwakilan pabrik rokok melakukan penyerapan hingga akhir panen raya. “Kemarin ke perwakilan Gudang Garam di Bulu dan hari ini berkunjung ke perwakilan Djarum,” katanya.
Ia menuturkan sampai saat ini kedua perwakilan pabrik rokok kretek tersebut masih melakukan penyerapan tembakau. “Kedua pabrikan itu sudah sanggup akan melakukan pembelian hingga akhir panen, saya minta harganya yang wajar, agar semuanya untung,” katanya.
Perwakilan dari PT Djarum, Hugiono menuturkan, sejak awal panen tembakau hingga saat ini, pihak Djarum masih membeli tembakau dari petani. “Penyerapan tidak hanya dari petani yang bermitra dengan Djarum saja, melainkan dari semua petani, tembakau berkualitas bagus tetap kami beli,” katanya.
Ia menyebutkan saat ini harga tembakau termahal yang dibeli dari petani Rp250 per kilogram, harga ini untuk tembakau dengan grade G. (*/D Tom)
JAKARTA – Lembaga riset global Legatum Institute mengungkapkan bahwa koneksi internet yang lambat dan bandwidth jaringan seluler yang rendah turut menghambat bisnis di Indonesia.
Padahal, menurut Direktur Kebijakan Legatum Institute Stephen Brien pertukaran informasi yang didukung oleh infrastruktur telekomunikasi yang baik adalah komponen vital dari keterbukaan ekonomi.
“Dalam riset yang kami lakukan, teknologi telekomunikasi sebagai produk akhir telah menciptakan peluang ekonomi bagi perusahaan dan negara yang inovatif,” katanya di Jakarta, (15/10/2019).
Brien menjelaskan Indonesia menduduki peringkat 114, naik enam peringkat dalam satu dekade terakhir, dari 157 negara yang disurvei dalam indikator infrastruktur komunikasi dalam Indeks Global Keterbukaan Ekonomi 2019.
Infrastruktur telekomunikasi yang baik dinilai krusial untuk mendukung industri perdagangan elektronik yang diperkirakan akan mendukung 26 juta orang.
“Sayangnya, bisnis masih terhambat internet yang lambat dan bandwidth jaringan seluler yang rendah,” katanya.
Kendati demikian, pemerintah telah melakukan perbaikan melalui proyek Palapa Ring yang rampung pada 2019 ini.
Di sisi lain, Brien mengatakan regulasi dan pembatasan yang ketat semakin menambah tantangan yang dihadapi oleh investor potensial. Hal itu misalnya terkait ketentuan konten lokal untuk peralatan nirkabel.
“Kondisi ini membatasi investasi telekomunikasi Indonesia, kemungkinan juga memperlambat pertumbuhan,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Brien menilai peluang terbesar Indonesia adalah dengan memastikan infrastruktur komunikasi yang sedang dikembangkan dapat mendukung ekonomi digital.
“Ini akan melibatkan proyek Palapa Ring yang sekarang selesai untuk memperluas broadband dan 4G/5G ke daerah-daerah terpencil lainnya serta meningkatkan bandwidth keseluruhan,” katanya.
Untuk mewujudkan itu, maka Indonesia akan lebih banyak membutuhkan penyedia layanan komunikasi internasional dan investasi swasta.
“Pemerintah dapat mengambil sejumlah langkah untuk memfasilitasi keterlibatan semacam itu, termasuk mengurangi persyaratan konten lokal,” pungkas Brien.(*/Joh)
JAKARTA – Petani kopi yang tergabung dalam Paguyuban Petani Sunda Hejo, meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengerem laju impor kopi dari Amerika Latin dan Vietnam. Waduh.
Perwakilan petani kopi, Hamzah, mengeluhkan banjirnya pasokan kopi impor yang mengalir ke kedai-kedai kopi dalam negeri. Hamzah mengungkapkan, Amerika Latin lebih banyak mengirim kopi arabika, sementara Vietnam lebih banyak jenis robusta.
“Ada masalah besar Pak, di setiap kedai kopi muncul kopi impor Amerika Latin dan Vietnam. Mohon kebijakan agar impor tidak gampang mengalir. Karena harga akan lebih rendah di kami,” ujar Hamzah kepada Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (10/10/19).
Menurutnya, kopi impor asal Amerika Latin dan Vietnam memiliki harga jual lebih murah ketimbang kopi lokal. Alasannya, produski kopi impor sudah menggunakan otomatisasi mesin. “Sedangkan kami masih pakai tangan metiknya. Kalau kami tak bisa bersaing, harga kopi bisa turun,” kata Hamzah.
Jokowi mengaku akan menindaklanjuti masukan dari para petani. Dalam sebuah kesempatan pada Agustus 2019 lalu, Jokowi juga sempat menyindir pengelola mal-mal yang selalu menempatkan merek kopi asing di posisi paling strategis.
Meski tak menyebutkan merek kopi tersebut, Jokowi menilai bahwa seharusnya merek-merek kopi lokal bisa mendapat posisi yang setara. “Kalau sudah mau minum kopi yang ditaruh di depan si itu. Saya nggak usah sebut sudah tahu semuanya. Kopi kita kurang enak? Coba datang ke Tuku Coffee, datang ke Kenangan. Nggak ada bedanya. Harga separuh atau sepertiga,” ujar mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI itu.
Jokowi meminta Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) untuk memfasilitas pemilik merek lokal demi bisa mendapat lokasi berdagang yang strategis. Presiden juga mengingatkan pengelola mal atau pusat perbelanjaan untuk bisa memberikan prioritas bagi merek lokal, bukan merek asing.(*/Tul)
JAKARTA – Meningkatnya penderita penyakit jantung di Indonesia, tidak lepas dari perubahan gaya hidup masyarakat.
Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, Sp.PD, KKV, FACC, FESC Dokter Spesialis Kardiovaskular dari Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (RS MMC), mengatakan, kemajuan teknologi yang membuat semua serba mudah, membuat kita kurang dalam bergerak, kurang olah raga, stress, belum lagi kebiasaan merokok dan minuman alkohol.
“Gaya hidup seperti ini yang pada akhirnya memunculkan degenerative, salah satunya penyakit jantung. Di RS MMC, dari keseluruhan pasien penyakit jantung, sebagian besar adalah pasien yang menderita penyakit jantung dikarenakan gaya hidup, bukan karena genetic,” kata Idrus Alwi, Jakarta, Kamis, (10/10/2019).
Data World Heart Federation (WHF) menyebutkan bahwa penyakit jantung sebagai pembunuh nomor satu di dunia dengan membunuh lebih dari 17 juta jiwa setiap tahunnya, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 23,3 juta jiwa di tahun 2030.
“Hal tersebut sejalan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebutkan bahwa 31 persen dari seluruh kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung koroner,” tambahnya.
Di Indonesia, merujuk data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya 15 dari 1000 orang atau sekitar 2,8 juta individu di Indonesia menderita penyakit jantung.
Mengutip Sample Registration System (SRS) 2014, penyakit jantung menduduki peringkat kedua tertinggi setelah stroke untuk tingkat kematian terbanyak di Indonesia.
Penderita penyakit jantung yang berasal dari berbagai kelas lapisan masyarakat ini, mendapat perhatian dari RS Metropolitan Medical Centre, dengan terus meningkatkan fasilitas dan layanan bagi pasien penyakit Jatung.
Di Rumah Sakit yang sudah 32 Tahun beroperasi di Indonesia ini, berbagi peralatan dengan teknologi terbaru untuk penanganan penyakit jantung sudah tersedia.
Saat ini, RS MMC telah memiliki Cardio Cerebro Vascular Centre (CCVC) atau Pusat Pelayanan Jantung dan Pembuluh Darah. (*/Nia)
CIKARANG – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut Indonesia saat ini masih kekurangan produk baja ringan yang dihasilkan dari beberapa perusahaan produsen baja di dalam negeri.
Direktur Industri Logam Kemenperin Dini Hanggandari mengatakan produksi baja ringan sebagai bahan pembangunan rumah hunian dan infrastruktur masih kurang, sehingga memaksa negara melakukan impor dari negara lain.
Menurut dia, produksi baja ringan dari lima produsen nasional hanya 1,2 juta ton per tahun, padahal kebutuhannya mencapai 1,5 juta ton per tahun.
“Oleh karena itu, adanya ekspansi yang dilakukan PT Tata Metal Lestari dengan membangun pabrik baru di kawasan Cikarang ini diharapkan dapat mencukupi kebutuhan baja ringan di Tanah Air,” kata Dini usai peresmian pabrik di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (9/10/2019).
Dia berharap kapasitas produksi dari pabrik baru tersebut mampu memberikan kontribusi untuk memenuhi kebutuhan baja ringan di dalam negeri guna mendukung pembangunan rumah hunian dan konstruksi infrastruktur.
“Dengan kapasitas produksi sebesar 225.000 ton setahun diharapkan PT Tata Metal Lestari ini mampu berkontribusi optimal,” ujar Dini.
Dini mengatakan industri baja merupakan induk dari industri mengingat kemajuan industri baja di suatu negara akan memicu penguatan sektor industri lainnya.
Ia pun kemudian memperkirakan industri baja di Indonesia akan terus tumbuh rata-rata enam persen per tahun hingga tahun 2025.
“Hal ini dipicu oleh tingginya permintaan bahan baku untuk sektor konstruksi yang saat ini tumbuh hingga 8,5 persen,” kata Dini.
Bahkan pemerintah juga mendorong produsen baja ringan dalam negeri untuk mampu menambah kapasitas produksinya agar mampu menopang seluruh kebutuhan dalam negeri.
“Kementerian PUPR dalam melakukan pembangunan rumah hunian pun telah mewajibkan penggunaan baja ringan produksi dalam negeri untuk menekan nilai impor baja ringan,” kata Dini.(*/Al)
PADANG – Guna memacu dampak ekonomi lebih baik, Kementerian Perindustrian mendorong pertumbuhan lima sektor industri. Yaitu, industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, kimia, otomotif, elektronika.
“Sektor-sektor itu dipilih berdasarkan evaluasi dampak ekonomi dan kriteria kelayakan implementasi yang mencakup kontribusi PDB, perdagangan, potensi dampak terhadap industri lain, besaran investasi, dan kecepatan penetrasi pasar,” kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono pada acara Workshop Pendalaman Kebijakan Industri dengan Wartawan di Padang,(8/10/2019).
Lima sektor manufaktur yang menjadi andalan tersebut, dinilai mampu memberikan kontribusi signfikan hingga lebih dari 60 persen terhadap share ke PDB, nilai ekspor, dan penyerapan tenaga kerja.
“Sehingga kalau kelima sektor ini kita garap bersama-sama, tentunya akan men-trigger pertumbuhan ekonomi kita lebih signifikan,” ujar dia.
Misalnya, industri makanan dan minuman, dalam kurun lima tahun terakhir tumbuh rata-rata di atas 8-9%. “Jadi, kalau industri makanan dan minuman ini kita berikan upaya-upaya peningkatan yang lebih besar lagi melalui industri 4.0, tentu pertumbuhannya bisa double-digit,” ungkap Sigit.
Menurutnya, sektor ini memang mempunyai nilai tambah paling tinggi, karena seluruh komponen bahan bakunya sebagian besar itu berasal dari dalam negeri. Apalagi, sektor ini didominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM) sehingga bisa mewujudkan ekonomi yang inklusif.
Sementara itu, mengenai pengembangan di sektor industri kimia, pemerintah sedang gencar menarik investasi untuk memperkuat struktur manufaktur di dalam negeri.
“Sebab, dari tahun 1998, belum ada investasi yang besar khususnya di industri petrokimia. Padahal, produksi dari sektor tersebut banyak dibutuhkan untuk memasok kebutuhan bagi sektor lainnya,” ujar Sigit.
Untuk itu, dengan memprioritaskan pengembangan industri kimia, Kemenperin mendorong agar dapat menghasilkan produk substitusi impor sehingga bisa menakan defisit neraca perdagangan.
Terkait industri tekstil dan pakaian, Sigit mengemukakan, sektor ini merupakan yang tertua struktur manufakturnya di Indonesia. Oleh sebab itu, diperlukan program restrukturisasi mesin produksi yang lebih modern sehingga dapat memacu produktivitas dan daya saingnya.
“Potensi kita, industri tesktil dan pakaian ini sudah terintegrasi dari hulu sampai hilir. Kalau didorong dengan penerapan industri 4.0, kami optimistis bisa mengejar kapasitas produksi dari negara-negara kompetitor,” lanjutnya.
Di industri elektronika, Kemenperin juga sedang mendongkrak kinerjanya melalui peningkatan investasi. “Kita masih memerlukan investasi yang cukup besar khususnya di sektor hulu, yang bisa menghasilkan berbagai komponen untuk memasok kebutuhan bagi sektor-sektor lainnya seperti industri otomotif,” tutur Sigit.
Sementara di industri otomotif, Sekjen Kemenperin menilai kinerja sektor tersebut mulai bergerak naik signifikan dibanding 20 tahun lalu. Hal ini seiring terjadinya peningkatan investasi di dalam negeri, di mana sejumlah produsen global menjadikan Indonesia basis produksinya untuk mengisi pasar ekspor.
Sigit menegaskan, pemerintah telah menyusun langkah strategis untuk menggenjot kinerja lima sektor tersebut, yang tertuang di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0. Peta jalan ini diyakini akan dapat mewujudkan visi Indonesia menjadi negara 10 besar yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.
“Kami optimistis, implementasi industri 4.0, akan mengoptimalkan potensi-potensi lainnya seperti penambahan pertumbuhan ekonomi sekitar 1-2 persen, peningkatan kontribusi sektor terhadap PDB hingga 25% pada 2030, peningkatan net export hingga 10%, serta mengisi kebutuhan tenaga kerja yang melek digital hingga 17 juta orang untuk mendorong peningkatan nilai tambah terhadap PDB nasional hingga 150 Miliar dolar AS pada 2025,” kata dia. (*/Nia)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro