BOGOR – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiagakan satu unit helikopter di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, karena sebagian wilayahnya terisolasi lantaran sejumlah akses jalan darat terputus.
“Helikopter akan diperbantukan untuk melakukan upaya pendorongan logistik dan juga mungkin evakuasi warga yang sakit dan terisolir,” ujar Kepala BNPB, Doni Monardo saat meninjau lokasi terdampak bencana di Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Sabtu sore, (4/1/2020).
Menurutnya, tidak semua akses darat terputus di Kecamatan Sukajaya, hanya saja jika ditempuh menggunakan kendaraan roda dua maupun empat akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
“Saya dengar dari Pak Danrem dan Pak Wakil Bupati Bogor butuh waktu cukup lama untuk menuju kemari dengan jalan darat,” kata Doni.
Meski begitu, ia tetap mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada. Pasalnya, berdasarkan laporan cuaca yang ia terima dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa hujan masih akan terus terjadi hingga bulan Februari.
“Oleh karenanya seluruh perangkat pemerintah di daerah baik kabupaten kota sampai tingkat desa, bahkan RT dan RW, harus betul-betul memahami dulu potensi ancaman ke depan,” tuturnya.
Doni meminta masyarakat sementara tidak dulu tinggal di rumah yang di bawah ketinggian. Karena hal itu dianggapnya berisiko tinggi terkena longsor maupun banjir susulan.
“Tadi sudah disampaikan Pak Wakil Bupati, tidak boleh lagi ada yang berada di rumah, itu satu langkah yang sangat tepat, untuk menghindari jatuhnya korban berikutnya. Kenapa demikian? Karena kelihatannya rumah-rumah yang ada di kemiringan lebih dari 30 derajat itu sangat berisiko untuk longsor, atau bahkan tertimbun longsoran,”tandasnya.(*/Du)
BOGOR – Banjir dan longsor yang terjadi di Jabodetak dan Banten pada tanggal 1 bulan 1 tahun 2020 akibat cuaca ekstrim mengakibatkan korban jiwa juga infrastruktur banyak yang hancur .
Bupati Bogor, Ade Yasin, angkat bicara perihal pernyataan Gubernur Jakarta Anies Baswedan yang menyalahkan banjir di Jakarta adalah kiriman dari hulu sungai yang ada di Kabupaten Bogor. Anies menyebut jika Pemerintah Kabupaten Bogor bisa mengendalikan air, maka banjir di Jakarta tidak akan terjadi.
“Maksudnya apa, emang saya Avatar yang bisa kendalikan air,” tutur Ade Yasin saat meninjau lokasi bencana di Kecamatan Nanggung, dua hari lalu dan dikonfirmasi wartawan pada Sabtu (4/ 1/2020).
Ade mengatakan selama ini sudah berupaya keras melakukan cara mulai dari normalisasi sungai, hingga pembersihan situ-situ untuk menampung air. Sehinga dia mengaku aneh kenapa masih disalahkan dan juga heran Anies menyebutkan banjir yang terjadi di Jakarta, akibat kiriman dari Bogor.
“Jangan saling salahkan, harusnya masing-masing kepala daerah itu fokus terhadap permasalahan yang ada di wilayahnya,” tegas Ade.
Banjir yang terjadi di Jakarta akibat hujan yang terus menerus dan merata, sehingga mulai dari hulu hingga hilir terjadi luapan. Bahkan saat pertama hujan deras turun di mulai sejak Selasa sore 31 Desember 2019 hingga Rabu siang 1 Januari 2020, bahkan banjir pun tidak hanya melanda Jakarta di beberapa wilayah lainnya termasuk Kabupaten Bogor pun banjir melanda, bahkan korban tewas lebih banyak.
“Harusnya saling gotong royong, pemerintah daerah, provinsi dan pusat dalam menanggulangi bencana ini, jangan menyalahkan,” kata Ade sambil mengatakan dirinya bingung Anies Baswedan menyamakan dirinya dengan tokoh kartun yang punya kekuatan mengendalikan air.
Ade mengatakan hujan yang turun juga bukan atas kemauannya, tapi sudah menjadi kehendak Tuhan. Dia pun menyebut susah atau tidak bisa melarang hujan turun, sehingga menanggapi pernyataan Gubernur Jakarta, Ade menyebut dirinya lebih mudah jika mengendalikan manusia dibanding air.
“Permasalahan aliran air bukan tanggung jawab kami saja, tapi semuanya dan harus berkoordinasi,” ucap Ade Yasin.
Sebelumnya , Anies mengatakan untuk mengatasi banjir di Jakarta adalah dengan mengendalikan air dari kawasan hulu. Pengendalian air di hulu dengan membangun DAM, embung dan waduk.Hal ini agar air tidak langsung turun ke daerah rendah dan berdampak langsung di pinggiran sungai dan daerah yang dulu bekas sawah yang sudah berubah fungsinya.(*/He)
BOGOR – Pusat Kuliner Suryakencana di pedestrian Jalan Suryakencana Kota Bogor yang akan ditempati 57 pedagang kaki lima (PKL) ditargetkan beroperasi paling lambat pada pertengahan Februari 2020.
“Sebanyak 57 PKL yang mengisi Pusat Kuliner Suryakencana, berjualan makanan dan minuman, akan menempati lokasi di Jalan Bata sebanyak 39 pedagang, serta 18 pedagang lainnya akan mengisi di Jalan Roda I hingga Jalan Roda VII,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor, Samson Purba, di Balai Kota Bogor, (3/1/2020).
Menurut Samson Purba, penataan pusat kuliner di pedestrian Jalan Surya kencana, saat ini masih menunggu penyelesaian pembangunan tenda-tenda yang dibangun oleh sebuah perusahaan minuman ringan, sehingga tendanya menjadi seragam dan terlihat rapih.
“Pembangunan tenda-tenda yang seragam ini sedang dikerjakan dan membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan. Diharapkan sudah selesai sebelum tanggal 14 Januari,” katanya.
Samson menjelaskan, PKL yang akan mengisi pusat kuliner di Jalan Bata maupun di Jalan Roda I hingga RodaVII, karena keterbatasan lahan, juga akan diseleksi sesuai dengan jenis dagangannya dan lapak dagangannya.
PKL yang tidak memenuhi kriteria menempati pusat kuliner, kata dia, akan di relokasi ke Plaza Bogor di dalam Pasar Bogor yang juga berlokasi di Jalan Suryakencana, sebelum tanggal 14 Januari.
“Jumlahnya, ada sebanyak 89 pedagang,” katanya.
Sementara itu, pedagang yang terpilih menempati pusat kuliner, akan diberikan pelatihan selama sebulan, sehingga memiliki pengetahuan, standar keterampilan, dan pelayanan yang sama.
Pengelola Pusat Kuliner Suryakencana yakni PD Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor, akan memberikan pelatihan kepada PKL yang terpilih dengan menggandeng pihak ketiga, misalnya perguruan tinggi.
Menurut dia, Pusat Kuliner Suryakencana akan menerapkan konsep pembayaran non-tunai, atau menggunakan voucher belanja. “Ini harus dipahami oleh para pedagang,” tandasnya.(*/Jun)
BOGOR – Bencana alam yang sangat parah yang menerjang Bogor barat menghilangkan dua kampung .Desa-desa di Kecamatan Sukajaya terisolir karena bencana alam banjir bandang dan longsor yang terjadi pada Rabu (1/1/2020).
Wabup Bogor Iwan Setiawan mengatakan berdasarkan foto saat pantauan tim dengan helikopter ada sekitar 100 titik longsor di sana, bahkan ada dua kampung yang ‘hilang’ atau rata dengan tanah.
“Berdasarkan pemantauan tim saat menyalurkan bantuan logistik dan obat-obatan dengan helikopter kemarin, ada 100 titik bencana alam longsor. Sedangkan hasil pemantauan tim dan pihak Kecamatan Sukajaya ada dua kampung yang rata dengan tanah di Kampung Kubangan dan Kampung Kembangan, Desa Pasir Madang,” kata Iwan kepada wartawan di Mako Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cibinong, Sabtu (4/1/2020).
Orang nomor dua di Bumi Tegar Beriman ini menerangkan jajarannya melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-PR) akan menghitung berapa ruas jalan dan jembatan yang rusak di kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten itu.
“Saat ini kami fokus untuk mengevakuasi korban bencana alam banjir bandang dan longsor dan membuka ruas jalan yang terputus baru setelah itu kami menghitung berapa ruas jalan dan jembatan yang rusak. Kami memperkirakan butuh bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) minimal Rp1 triliun untuk memperbaiki infrastruktur jalan dan jembatan ini, apalagi selain itu, banyak juga bangunan sekolah yang rusak,” terangnya.
Di tempat yang sama, Bupati Bogor Ade Yasin menuturkan di Kecamatan Sukajaya butuh bantuan logistik dan obat-obatan yang intens karena melihat banyaknya jumlah pengungsi.
“Akibat banyaknya rumah yang ambruk, otomatis masih banyak masyarakat yang tinggal di pengungsian yang butuh bantuan logistik dan obat-obatan yang intens. Hingga saat ini ada empat orang yang masih dinyatakan hilang,” tutur Ade Yasin.
Dihubungi terpisah, Sekcam Sukajaya Ridwan melanjutkan dari sekian desa terisolir yang paling parah terjadi di Desa Cileuksa dan menurut data yang dihimpunnya ada 6.000 pengungsi di wilayahnya.
“Dari sekian desa terisolir, Desa Cileuksa yang kondisinya paling parah. Bahkan baru saya dan tim dari kecamatan yang baru bisa tembus ke sana. Hingga saat ini jumlah pengungsi ada 6.000 pengungsi yang terdiri dari warga beberapa desa terisolir. Mengenai jumlah rumah yang ambruk, tim dari Kecamatan Sukajaya dan 12 pemerintah desa masih melakukan pendataan,” ungkapnya. (*/He)
BOGOR – Peduli kemanusiaan, dua angggota DPR RI dan satu anggota DPRD Propinsi Jawa Barat asal PDI Perjuangan turun lokasi ,Jumat (3/1/2020).
Ikut dalam rombongan ini, Kementrian Sosial RI, Direktur Bencana dan Direktur PKH. Rombongan tiba dilokasi bencana di Desa Sukaraksa, Kampung Citangseng, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor dipandu oleh struktural DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bogor.
Agnes Sukendar, Wakil Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bogor mengatakan, wakil rakyat asal daerah pemilihan Kabupaten Bogor untuk Propinsi Jawa Barat, Asyanti R Thalib dan dua anggota DPR RI, Diah Pitaloka dan Sely Gantina turun kelokasi, dengan membawa sejumlah bantuan bagi para korban.
Tiga wakil rakyat asal banteng moncong putih ini bersama Kementrian Sosial RI dan
Rahmat selaku Direktur bencana serta Roni selaku Direktur PKH tiba dilokasi, setelah menempuh perjalanan hampir empat jam dari ibukota Cibinong.
Bantuan berupa indomie, makanan kaleng, selimut, susu, pampres, susu buat bayi, alat mandi ini langsung diterima ketua RT dan RW setempat. Menurut Agnes, sudah menjadi kewajiban bagi kader PDI Perjuangan, dalam membantu sesamanya yang terkena bencana.
Bantuan yang diberikan, semoga dapat mengurangi beban warga yang terdampak bencana alam akibat dari cuaca yang ekstrim sejak malam pergantian tahun hingga memasuki tahun baru.
Berdasarkan data, diwilayah ini terdapat 152 jiwa mengungsi. Bencana alam ini juga membuat warga di Desa Sukaraksa kini masih terisolir.
Selain bantuan makanan dan keperluan lain, PDI Perjuangan juga menurunkan sejumlah ambulance bantuan dari anggota DPR RI, Adian Napitupulu.
Sementara ditempat terpisah, kepolisian Polsek Dramaga melakukan aksi tanam pohon. Kegiatan ini sebagai tindak lanjut program Kapolri, tentang penanaman 1 Juta pohon guna penghijauan kembali bumi.
Polsek Dramaga Polres Bogor bersama Muspika dan seluruh unsur elemen Kepemudaan yang ada di wilayah Kecamatan Dramaga, melakukan penanaman kurang lebih 1.000 bibit pohon dari berbagai jenis.
Penanaman secara simbolik ini berlangsung di Mako Polsek Dramaga dan di Kampung Petir, Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
Ikut dalam kegiatan tersebut, Kapolsek Dramaga AKP Sudarsono, Muspika Dramaga, Ibu Bhayangkari Ranting Dramaga, Pramuka Kwartir Dramaga dan sejumlah Ormas.
Jenis bibit pohon yang di tanam di antaranya, Kayu Afrika, Nangka, Sirsak, Mangga, Klewih, Jambu Bol, Jambu Kristal, Jambu Jamaika serta Belimbing. Rencananya, sebanyak 1000 bibit pohon tersebut dibagikan kepada 4 desa di wilayah Kecamatan Dramaga.
“Tiap desa dapat 250 bibit pohon. Desa yang dapat yakni, Desa Dramaga, Desa Petir Desa Sukadamai dan Desa Purwasari. Kami berharap, dengan di adakannya penanaman 1000 pohon di 4 desa tersebut, bisa tumbuh lagi penghijauan. Pohon pohon tersebut nanti berguna menciptakan udara bersih atau oksigen (O2) yang manusia butuhkan,” kata Kapolsek Dramaga, AKP Sudarsono. (*/Iw)
BOGOR – Pemkot Bogor bergerak cepat untuk merapikan permasalahan aset miliknya. Sekda Kota Bogor Ade Sarip Hidayat menegaskan, satu jengkal aset milik Pemkot Bogor akan menjadi bermanfaat bagi masyarakat maupun bagi pemasukan pendapatan asli daerah (PAD).
Menurutnya, terkait aset tersebut saat ini tengah dibenahi. Pihaknya kembali melihat catatan aset mana saja yang dipakai masyarakat dan mana saja yang disewa.
“Tadi sudah bertemu dengan kepala badan yang baru Denny Mulyadi, mohon di inventarisir aset ini. Sehingga saya berharap satu jengkal aset Pemkot Bogor ada nilai saat dipakai pihak manapun,” ungkap Ade,(3/1/2020).
Ade melanjutkan, tidak boleh aset diberikan gratis atau dipakai begitu saja. Sebab, dalam aturan itu ada pinjam pakai, sewa, dan ruislag. Jadi kalau ada aset Pemkot Bogor yang dikuasai pihak ketiga tanpa adanya pemasukan bisa dilaporkan.
“Termasuk masyarakat yang mengetahui status lahan Pemkot Bogor tapi dipakai pihak lain mohon diinformasikan, agar bisa diurus statusnya serta bentuk pemakaiannya seperti apa,” tambahnya.
Ade menuturkan, kalau pun aset saat ini tengah dipakai masyarakat hal itu dinilai harus diperjelas statusnya. Bahkan, dia mewanti-wanti lebih bagus jika hal itu menghasilkan sesuatu. Saat ini diakuinya ada sejumlah aset yang statusnya sewa di daerah Bogor selatan.
“Paling banyak aset uty di Bogor selatan. Misalkan sekarang ada alternatif untuk masyarakat yang terdampak proyek rel ganda Bogor-Sukabumi. Itu ada kemungkinan beberapa tempat yang ditawarkan, tidak juga gratis, itu digunakan aturan. Kemungkinan ada kebijakan yang dibuat,” tutur Ade.
Ade membeberkan, aset Pemkot Bogor yang berbentuk lahan akan dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat yang terdampak masih belum ditentukan. Sebab, sebagian masyarakat sudah bergabung membeli lahan sendiri. Untuk aset lahan di Bogor selatan lainnya akan diurus surat-suratnya ke BPN sehingga ke depan akan bisa dipergunakan untuk ruang terbuka hijau (RTH).
“Didalam RTH itu untuk drainase dan MCK akan dibuatkan juga. Nanti teknisnya di urus oleh Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor,” tandasnya. (*/He)
BOGOR – Bencana yang terjadi di Kabupaten Bogor perlu uluran tangan dan kepedulian semua pihak agar bisa membantu dan menyisihkan apapun yang bisa disumbangkan .
Saat ini, proses pengumpulan donasi berupa pakaian layak pakai, mie instan, beras dan pempers serta susu bayi sudah mulai dilakukan oleh insan pers melalui PWI Kabupaten Bogor .
‘’Mulai hari ini kita mengumpulkan donasi dari anggota/pengurus PWI Kabupaten Bogor dan masyarakat Bogor lainnya yang ingin mendonasikan melalui PWI Kabupaten Bogor silakan datang ke kantor PWI Jalan bersih Komplek Pemda Kabupaten Bogor,” tutur Ketua PWI Kabupaten Bogor, Subagio.
Dalam kegiatan amal ini, PWI Kabupaten Bogor langsung membentuk tim PWI Peduli Bogor yang diketuai Untung Bachtiar. Hingga siang ini sudah terkumpul 10 duz mie instan, 5 duz pakaian layak dan satu karung beras.
Rencananya, penyaluran donasi ini akan berlangsung pada hari Rabu (8/1/2020) ke daerah terparah yang terkena bencana yakni Kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya Kecamatan Sukajaya dan beberapa titik bencana banjir dan longsor lainnya.
‘’Kita fokuskan kepada korban yang belum mendapatkan bantuan yakni di Kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya. Anggota PWI sudah melakukan survey disana, warga masih membutuhkan bantuan makanan dan pakaian layak,’’ ungkap Untung Bachtiar.
Untuk itu, dia mengajak warga Kabupaten Bogor yang lainnya yang berlebih agar menyisihkan rezekinya untuk korban bencana banjir dan longsor di Kabupaten Bogor. ‘’Saat ini kita harus menolong korban, jangan menyalahkan siapa yang menjadi penyebab bencana ini karena ini bencana alam ,’’ tandasnya. (Du)
BOGOR – Bencana alam yang terjadi di Kabupaten Bogor begitu banyak dan tersebar namun yang berdampak sangat parah itu yang diprioritaskan seperti daerah yang terisolir dan tak bisa dijangkau oleh kendaraan.
Pemkab Bogor bersama TNI Angkatan Udara (AU) dari Lanud Atang Sanjaya berhasil menyalurkan bantuan kepada warga di lima desa terisolir di Kecamatan Sukajaya. Meski medan tempuh susah diakses, namun berkat bantuan helikopter TNI AU, bantuan bagi warga berhasil disalurkan.
Bantuan dari TNI AU berupa tiga helikopter dan personilnya ini diperlukan karena akses jalan menuju desa terisolir yaitu Desa Pasir Madang, Desa Kiarapandak, Desa Kiarasari, Desa Harkat Jaya dan Cileuksa terputus.
“Alhamdulillah laporan bantuan dari TNI AU Lanud Atang Sanjaya melalui helikopter, bantuan logistik dan obat – obatan sudah sampai di lima desa yang terisolir sebelumnya,” kata Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan kepada wartawan di Mako Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Cibinong, (3/1/2020).
Iwan yang juga menjabat sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Bogor ini menambahkan, insfrastruktur jalan menuju lima desa tersebut tidak bisa terlewati karena tertimpa longsoran yang cukup besar dan tersebar.
“Hari ini bantuan alat berat sudah sampai di Kantor Kecamatan Sukajaya, selain itu tokoh masyarakat Haki Karma juga mengirimkan alat berat agar akses jalan ke lima desa terisolir bisa kembali dilewati,” tambahnya.
Untuk memaksimalkan rehabilitasi insfrastruktur jalan maupun jembatan yang putus, Pemkab Bogor pun menurut Iwan akan memohon bantuan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun pemerintah pusat.
“Kita membutuhkan bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun pemerintah pusat karena akses jalan dan jembatan tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat terdampak bencana alam banjir bandang maupun longsor seperti di Kecamatan Sukajaya, Jasinga, Nanggung dan Cigudeg,” tutur Iwan.
Kepala BPBD Kabupaten Bogor Yani Hassan menjelaskan hingga hari ini ada 57 titik bencana alam banjir bandang dan longsor yang terjadi di 22 kecamatan dan puluhan desa. “Hari pertama kejadian yaitu Rabu (1/1/2020) laporan bencana alam ada 41 dan hingga hari ini bertambah menjadi 56 titik bencana, karena jumlah personil BPBD terbatas sementara titik bencana banyak maka pemberian bantuan logistik dan kesehatan pun belum maksimal menyentuh ke semua korban bencana alam,” jelas Yani.
Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU – PR) ini melanjutkan bahwa pemberian bantuan logistik dan kesehatan umumnya diberikan ke posko – posko terpadu bencana alam dan setelah itu baru disalurkan ke pemukiman warga karena tidak semuanya ikut mengungsi.(*/Du)
– Hari kedua bencana alam di Kabupaten Bogor, ada 16 jiwa yang meninggal dunia dan puluhan hingga ratusan jiwa lainnya mengalami luka-luka. Mereka meninggal dunia karena menjadi korban bencana longsor dan hanyut terbawa banjir bandang.
“Kalau kemarin Pemkab Bogor merilis ada 11 korban jiwa, hari ini bertambah lima jiwa. Tambahan korban jiwa ini dari Kecamatan Sukajaya,” kata Bupati Bogor Ade Yasin ketika ditemui wartawan di Posko Bencana Alam di Desa Bojongkulur, Gunung Putri, Kamis (2/1/2020).
Ketua DPW PPP ini menuturkan ada 22 kecamatan dan puluhan desa lainnya yang ikut terdampak akibat bencana alam ini hingga cadangan pangan Pemkab Bogor habis untuk diberikan bantuan kepada para korban.
Waspada, Puncak Mendung, Air Katulampa Bisa NaikTahun Baru, Kabupaten Bogor Alami 41 Titik Bencana dan 11 Orang Meninggal DuniaNelangsa Dara, Kehilangan Ibu dan Tempat Tinggal Akibat Longsor
.
“Dari anggaran bantuan bencana alam sebesar Rp25 miliar itu sudah habis hingga saya sudah menandatangani keadaan darurat ini hingga nanti akan segera ada tambahan dana minimal untuk bantuan makanan, family kit dan lainnya,” tuturnya.
Kepada Dinas Ketahanan Pangan (DKP), Ade juga meminta untuk segera memberikan bantuan beras untuk dibagikan kepada para korban bencana alam.
“Bantuan beras ini selain harus segera diberikan, saya juga meminta harus tepat sasaran,” tegasnya. (*/Ad)
JAKARTA – Cuaca ekstrim, Hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Jabodetabek masih akan terjadi hingga sepekan ke depan. Oleh karena itu, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi banjir dan longsor serta angin kencang.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, mengatakan, prakiraan cuaca yang terjadi di Jabodetabek rata-rata diawali pada pagi hari berawan, lalu siang hingga malam hujan. Meskipun sudah diprediksi, cuaca dapat sewaktu-waktu berubah karena anomali cuaca.
Menurut Dwikorita, cuaca ekstrem yang melanda Jabodetabek, termasuk sebagian Pulau Jawa dan Barat Sumatera, merupakan efek dari masuknya aliran udara basah dari Samudera Hindia, tepatnya di bagian Barat Pulau Sumatera.
“Dari data terakhir dari analisis kami, masuk aliran udara basah, dari arah Samudra Hindia di sebelah Barat Pulau Sumatera, di sepanjang ekuator. Jadi jalur masuknya itu di sepanjang ekuator, sehingga dampaknya meningkatkan intensitas curah hujan di musim hujan ini dapat menjadi ekstrim lagi,” ujarnya seusai menggelar rapat koordinasi penanganan banjir Jabodetabek di Graha BNPB, Jakarta (2/1/2020).
Fenomena ini akan menyebabkan potensi cuaca ekstrem di wilayah bagian barat Sumatera hingga Pulau Jawa, termasuk Jabodetabek hingga 10 Januari 2020 mendatang. “Jadi potensi hujam ekstrem akan terjadi lagi, diperkirakan antara 5-10 Januari di wilayah Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jambi sampai Lampung, termasuk Jawa, tentunya Jabodetabek juga termasuk di dalamnya,” jelas Dwikorita.
Aliran basah dari Samudera Hindia itu juga akan terjadi secara bergantian di wilayah Kalimantan dan Sulawesi pada tanggal 10-15 Januari 2019. “Aliran ini kan berjalan, antara 5-10 di wilayah Indonesia Barat bagian Selatan, dekat equator. Kemudian tanggal 10-15 Januari dia bergerak ke Kalimantan Selatan, lalu ke Sulawesi bagian Selatan dan Tenggara. Jadi fenomena ini dapat meningkatkan kembali intensitas curah hujan,” jelas Dwikorita.
Fenomena siklus basah ini akan terjadi berulang di musim hujan hingga bulan Februari mendatang. “Biasanya 3-5 hari, dan diprediksi lagi terjadi di pertengahan Februari. Sehingga periode tersebut tentunya perlu diantisipasi secara lebih dini disiapkan mitigasinya,” tandasnya.(*/Adyt)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro