BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil mengatakan Pemerintah Provinsi Jabar waspada dan sudah Siaga Satu dalam mengantisipasi tersebarnya virus corona di provinsi berpenduduk hampir 50 juta jiwa itu.
“Kami, Jawa Barat, sudah Siaga Satu, minimal dengan pistol testing suhu. Kemudian semua puskesmas dan rumah sakit sudah Siaga Satu,” kata Gubernur dengan panggilan Emil itu seusai mendampingi kunjungan kerja Presiden RI Joko Widodo, di Bandung, Rabu.
Kang Emil mengajak masyarakat proaktif untuk menghubungi petugas kesehatan jika dirinya atau orang lain mengalami gangguan kesehatan atau menemukan gejala terkena virus corona mulai dari demam yang berkelanjutan, batuk, sakit kepala, hingga kesulitan bernapas.
“Segera, proaktif melaporkan jika ada gejala batuk dan demam. Walaupun itu sifatnya diduga (suspect), tapi tetap harus waspada. Koordinasi antar instansi dan pintu masuk kami Siaga Satu-kan,” kata Kang Emil.
Dia memastikan bahwa setiap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di 27 kabupaten/kota se-Jabar menjadi rujukan bila ditemukan pasien dengan gejala terkena virus corona.
“Setiap RSUD utama jadi rujukan di tiap kota/kabupaten, tapi utamanya di RSHS (RSUP Hasan Sadikin Bandung). Sampai saat ini, tidak ada temuan (positif virus corona). Pokoknya waspada, apalagi (untuk) pergerakan ke luar negeri saat ini,” ujar Kang Emil.
Selain Kang Emil, turut mendampingi Presiden dalam rangkaian peninjauan Puskesmas Cimahi Selatan antara lain Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta Ketua TP PKK Provinsi Jabar Atalia Ridwan Kamil.
Hari ini, orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat ini juga mendampingi Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo pada rangkaian kunjungan kerja di Puskesmas Cimahi Selatan, Kota Cimahi.
Di rangkaian acara tersebut, Presiden menyatakan bahwa pemerintah pusat bersikap waspada dan siaga dalam menghadapi persebaran novel coronavirus (2019-nCov) alias virus corona yang berasal dari Wuhan, China.
Sementara untuk pencegahan, Presiden mengingatkan agar setiap orang membiasakan hidup bersih, seperti mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker bila batuk atau pilek, dan tidak mengonsumsi daging yang tidak dimasak.
“Paling penting waspada, hati-hati,” kata Presiden Jokowi.(*/Hend)
SERANG – Musim Durian tak luput dari perhatian Gubernur Banten Wahidin Halim, dan masih sempat mengunjungi kebun durian Sahara di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang pada Selasa (21/1/2020). Melihat, mengelilingi hingga mencicipi durian jatuhan dari kebun tersebut, Gubernur mengungkapkan bahwa meskipun ditanam di tanah Banten, namun rasa dan kualitasnya berkelas internasional.
“Harus disyukuri tanah Banten ini sangat cocok dan potensial untuk budidaya durian, rasa dan kualitasnya bahkan lebih enak dari durian-durian impor,” ujar Gubernur.
Gubernur mencontohkan, terdapat salah satu varian durian asal Malaysia yang ditanam kembali di Banten yang memiliki warna duri hitam dengan rasa yang lebih enak dibandingkan dari tempat asalnya. Dalam kesempatan ini Gubernur turut mengajak para kepala OPD untuk bersama-sama menikmati durian tersebut yang dinamainya Durian WH.
“Durian jenis duri hitam yang berasal dari Malaysia yang ditanam di tanah Banten, sehingga rasa dari durian jadi lebih enak, karenanya durian duri hitam yang sudah ditanam kembali di Banten dengan kualitas sebagus itu harganya cukup tinggi,” tuturnya.
Menurut penelitian, lanjut Gubernur, di Banten ini terdapat daerah-daerah yang memang kondisi tanahnya sangat cocok untuk budidaya durian. Diantaranya Kecamatan Gunungsari, Kecamatan Ciomas, Kecamatan Mancak, dan Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang.
Gubernur juga mengapresiasi budidaya durian di kebun durian Sahara karena pemiliknya juga asli orang Banten. Sebagai bentuk apresiasinya, Gubernur akan menjadikan durian-durian hasil budidaya kebun durian Sahara sebagai peserta di festival makanan yang digelar di Livingworld, Alam Sutera.
Menurut Andri, selaku pemilik dari kebun Durian Sahara, kondisi dan kualitas tanah di Banten sangat bagus dan sangat direkomendasikan untuk menanam berbagai jenis buah durian dari negara lain bahkan kualitasnya bisa menjadi lebih bagus.
Ia juga memaparkan bahwa kebun durian Sahara yang memiliki luas sekitar 20 hektar ini ditanam berbagai jenis durian baik lokal maupun dari negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. (*/Dul)
PANGANDARAN – Pohon gaharu yang menjadi bahan dasar parfum memiliki potensi besar untuk dibudidayakan di Kabupaten Pangandaran. Potensi pasar gaharu yang siap diproduksi bisa diekspor ke jazirah Arab, China dan India.
Salah satu warga asal Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Ridwan Mulyadi mengatakan, saat ini dirinya memiliki 700 pohon gaharu yang ditanam sejak sekitar 10 tahun lalu.
Kebun gaharu yang dibudidayakan di Desa Margacinta di antaranya jenis aquilaria malaccensis yang saat ini masih dalam tahap penantian panen.
Eksploitasi gaharu di hutan alam sejak 1994 rentan punah, dalam konvensi CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) perdagangan gaharu terutama dari spesies aquilaria malaccensis sudah termasuk dalam appendix II.
Dengan kondisi appendix II, kata Ridwan, perlu dimaksimalkan budi daya pada lahan hutan rakyat agar pohon gaharu tidak punah. “Untuk membudidayakan pohon gaharu, jarak tanam antara pohon minimal 5 meter agar menghasilkan tanaman berkualitas,” kata Ridwan.
Ridwan mengemukakan, setelah pohon gaharu besar, harus diinokulasi atau disuntik dan disimpan inokulan agar sel kayu terinfeksi. “Perlakuan pohon gaharu agar menghasilkan bahan parfum maksimal harus ada tahapan dilukai,” ujar dia.
Melalui beberapa tahapan proses perlakuan ke pohon yang baik dan benar bakal menghasilkan gubal gaharu berkualitas. “Awal motifasi saya membudidayakan pohon gaharu dilatarbelakangi kesadaran akan pelestarian alam dan lingkungan,” tutur Ridwan.
Ridwan mengungkapkan, melalui aktivitas penanaman pohon akan menjadikan sumber cadangan pangan, air, oksigen, dan menjaga sumber plasma nutfah.
“Selain prinsip pokok dalam menanam pohon juga ada nilai lebih yang bakal dihasilkan karena manfaat dari gaharu sebagai bahan parfum alami, hio, kosmetik, bahkan obat herbal,” paparnya.(*/Asp)
SERANG – RSUD Banten menyiapkan ruang isolasi sebagai bentuk antisipasi terjadinya penularan virus corona di Provinsi Banten. Sejauh ini, tak ada warga Banten yang terjangkit virus tersebut.
“Belum ada (terjangkit virus corona). Meski demikian, kita sudah siapkan ruang isolasi dengan enam tempat tidur. Dokter umum UGD kita sosialisasikan, dokter spesialis paru kita siagakan,” kata Dirut RSUD Banten, Danang Hamsah Nugroho, kepada sejumlah wartawan, (27/1/2020).
Menurutnya, setidaknya, ada 16 dokter yang disiagakan oleh RSUD Banten, dua dokter spesialis paru-paru dan 14 dokter umum. Mereka siaga 24 jam jika sewaktu-waktu ada korban virus Corona yang dibawa ke RSUD Banten.
“Semua dokter kita sosialisasikan dan siap siaga. Dokter ada 16 yang kita siapkan. (Virus corona) kayanya menyerang paru-paru. Kalau Banten belum denger (ada yang terjangkit),” terangnya.
Virus Corona atau Novel coronavirul (2019-nCoV) telah menyebar ke berbagai negara, seperti Kanada, Australia, Singapura, Malaysia, Vietnam, Amerika, Australia hingga Thailand. Ciri-cirinya orang yang terjangkit mengalami demam, batuk dan sulit bernafas. Sejauh ini, virus corona telah menewaskan 80 orang di China dan lebih dari 2.700 orang terinfeksi.
“Masyarakat Kota Serang diimbau untuk menggunakan masker dan melakukan pola hidup sehat. Seperti mencuci tangan sebelum makan dan sesudah melakukan aktifitas lainnya,” kata Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin.
Dia menjelaskan bahwa gejala virus Corona mirip dengan flu dan demam, terlebih saat cuaca hujan seperti ini, akan banyak masyarakat yang mengalami gejala flu, batuk dan meriang. Karenanya, dia mengimbau agar masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan diri sendiri dan warga sekitar.
“Masyarakat saya minta berhati-hati saat berdekatan dengan satwa liar ataupun orang yang mengalami gejala tersebut. Jangan panik, tetap waspada dan segera datang ke dokter jika mengalami gejala flu, batuk dan demam,” jelasnya.
Sementara itu, aktivis Masyarakat Peduli Lingkungan Hidup (MPLH) Kabupaten Lebak, Heri meminta pemerintah untuk melakukan medical check up pada warga negara asing (WNA) asal Tiongkok di Kabupaten Lebak atau wilayah lain di Banten. Alasannya, bisa saja pegawai WNA Tiongkok yang tiba di Banten akan membawa virus corona.
“Kami harap Pemprov Banten maupun Pemkab Lebak melakukan upaya medical check up untuk para pegawai WNA asal Tiongkok yang baru datang di Banten. Ini sebagai langkah antisipasi agar virus corona tidak menyebar di Banten,”tegasnya.(*/Dul)
BLITAR – Hujan deras disertai angin kencang menerjang desa di Blitar. Meski tak ada korban jiwa, namun tiga rumah warga Dusun Krajan Desa Lorejo, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar, mengalami rusak berat dan 50 rumah rusak ringan.
Lokasi yang diterjang angin kencang ini berada di RT 3 RW 1, RT 1 RW 2 dan di RT 5 RW 1. Penuturan satu di antara korban yang rumahnya rusak parah, Marsi mengaku hujan deras turun di wilayah itu sekitar pukul 14.30 WIB.
Namun tiba-tiba, suara angin menderu sangat keras. Merasa rumahnya yang semi permanen tak kuat menahan empasan angin kencang, Marsi menarik tangan anak cucunya keluar rumah.
“Saya lari keluar rumah sama anak saya, menuju rumah tetangga depan. Dan bener, tiba-tiba bruk! Atap rumah sama dinding bambu roboh barengan,” ucap Marsi warga RT 1 RW 2 yang rumahnya tampak rata dengan tanah.
Selain rumah Marsi, kerusakan parah juga menimpa rumah Paijan di RT 5 RW 1. Rumah yang dihuni pasangan manula itu dindingnya ambruk dan atapnya runtuh.
“Yang satu kondisi rusak parah sebuah kandang tempat pakan ternak. Jadi tidak ada ternaknya. Sementara yang rusak ringan terdata sebanyak 50 rumah. Kebanyakan gentingnya melorot dan atapnya saja yang rusak,” terang Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Achmad Cholik , Senin (27/01/2020).
Petugas BPBD Kabupaten Blitar masih melakukan pendataan kerusakan. Dilaporkan tidak ada korban jiwa dalam terjangan angin kencang di wilayah Blitar selatan ini.
“Petugas juga melakukan assesment untuk memperhitungan besaran kerugian dan bersama TNI Polri, Satpol PP serta pamong desa membantu assesmentnya ini,” tandasnya.(*/Gio)
LEBAK – Hujan deras yang mengguyur wilayah Provinsi Banten, Senin (27/1/2020), kembali menyebabkan banjir. Air di aliran Sungai Ciberang kembali naik, dan menghanyutkan beberapa jembatan dan munculnya beberapa titik longsoran baru.
Sementara hujan yang mengguyur Kota Cilegon juga mengakibatkan perumahan warga disekitar pintu Tol Cilegon Barat, Kelurahan Kota Sari, Kecamatan Grogol, terendam banjir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Kaprawi, menyebutkan bahwa ada beberapa jembatan darurat yang dibuat warga bersama relawan hanyut terbawa air. Sementara ini pihaknya akan memastikan jumlah jembatan yang hanyut dan titik lokasi yang tergenang banjir.
“Naik lagi airnya, tapi nggak seperti semula. Hujan memang sangat lebat terjadi, informasinya ada jembatan darurat yang hanyut. Kami cek kalau dibutuhkan kami akan buat jembatan baru atau menerjunkan bantuan perahu,” kata Kaprawi kepada wartawan.
Petugas dari BPBD Lebak menurutnya, kini sedang menuju Lebak Gedong daerah yang pernah terdampak banjir bandang paling parah. Informasi yang dihimpun, banjir kembali melanda Kecamatan Sajira, Cipanas dan Lebak Gedong yang terletak di Kabupaten Lebak, Minggu (26/1/2020) malam hingga dinihari.
“Kami mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada, terutama curah hujan sedang meningkat,” kata Kaprawi.
Sementara, banjir di wilayah Cilegon Barat bahkan menutup akses jalan menuju gerbang tol Tangerang-Merak. Selain menutup akses jalan, banjir juga merendam rumah warga di wilayah sekitar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon, Erwin Harahap mengatakan, banjir yang terjadi di Kota Cilegon terdapat beberapa titik, yakni mulai dari akses Cilegon Barat, Perumahan Puri, hingga wilayah Merak.
“Saat ini kita sedang berkoordinasi dan melakukan assesment serta pendataan banjir. Sebab banjir terjadi di beberapa titik,” terangnya.
Erwin mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan upaya penanganan banjir guna memastikan masyarakat aman. “Semua OPD (organisasi perangkat daerah) terkait kita koordinasikan untuk membantu penanganan banjir,”ungkapnya. (*/Dul)
KENDAL – Untuk mencegah gundulnya hutan di lereng Gunung Ungaran sektor Promasan Kendal, sebanyak 3.240 pohon ditanam oleh lebih dari 1.800 pendaki dan pecinta alam yang berasa berbagai daerah di Indonesia.
Kegiatan yang digagas Komunitas Pecinta Alam dengan nama 1001 pendaki ini juga mengundang Bupati Kendal Mirna Annisa untuk ikut dalam kegiatan yang sudah berlangsung tiga tahun tersebut.
Bupati Kendal Mirna Annisa menyampaikan jika dari tahun ke tahun, mengalami peningkatan pada jumlah pendaki yang turut memeriahkan gerakan tanam pohon.
“Alhamdulillah beberapa tahun ini setiap saya ikut menanam, banyak pendaki yang jelas berpartisipasi dalam gerakan tanam pohon dengan tema 1001 pendaki. Tahun 2019 kemarin kurang lebih 1200 pendaki dan saat ini sungguh luar biasa mencapai 1800 pendaki yang hadir, jelas ini menandakan semakin besarnya orang yang peduli pelastarian,” katanya.
Sementara itu, Ketua panitia Sigit Wijanarko menyampaikan aktifiatas penanaman yang dilakukan oleh komunitas 1001 pendaki tahun ini menanam 3240 pohon dengan 15 jenis pohon salah satunya Pohon Kendal sebanyak 150 bibit.
“Kesadaran oleh masyarakat akan pentingnya pelestarian ini sungguh luar biasa, sejak pendaftaran kemarin siang pada hari sabtu memang sudah banyak. Untuk tahun ini kami juga menanam lebih banyak bibit pohon dan jenisnya salah satunya kami sertakan Pohon Kendal,” ujar Sigit Wijanarko.
Disisi lain sebagai seorang pendaki, Dian Adi menanggapi positif tentang kegiatan yang dilakukan terutama kesadaran akan lingkungan, terkait kondisi jalan dan penunjuk arah dirinya menyebut saat ini sudah mulai ada peningkatan bila dibanding tahun kemarin.
“Lebih baik dari tahun kemarin, karena sekarang penunjuk arah sudah banyak terpasang di beberapa titik. Sehingga kami yang naik dari Gonoharjo tidak terlalu bingung. namun disayangkan untuk beberapa titik mungkin diberikan tempat sampah karena masih ada sampah meski tidak banyak,” terang Dian.
Usai penanaman pohon, nantinya komunitas 1001 Pendaki akan terus mengawasi dan merawat pohon selama 1 bulan setelah proses tanam. Bupati juga menyempatkan melihat tulisan penyemangat yang pernah ditulis pada tahun 2019 untuk mengajak melakukan pelestarian pohon dan merawat alam.(*/D Tom)
PURWAKARTA – Pemkab Purwakarta melansir, di 2020 ini sebanyak 83 dari 183 desa yang ada akan menggelar pemilihan kepala desa (Pilkades) secara serentak. Sayangnya, pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan di tingkat desa itu sedikit terkendala.
Pasalnya, belum adanya Peraturan Daerah (Perda) terkait Pilkades serentak tersebut.
Akhir pekan kemarin, beberapa perwakilan dari Apdesi setempat mendatangi untuk mengomunikasikan terkait pelaksanaan Pilkades tersebut. Mereka mendesak supaya ada kepastian soal pelaksanaan Pilkades serentak itu.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika menuturkan, pihaknya akan segera berkomunikasi dengan pihak DPRD untuk segera melakukan percepatan penuntasan Raperda Pilkades tersebut. Menurutnya, memang ini sudah harus segera dilakukan karena sifatnya sudah sangat mendesak.
“Pemkab juga ingin pelaksaan ini bisa dilakukan secepatnya, dengan aman, kondusif dan lancar. Makanya, Perda-nya sudah harus disiapkan. Begitu perda sudah selesai segera kita lakukan tahapan-tahapannya,” ujar Anne , akhir pekan kemarin.
Dari rencana awal, sambung Anne, pemkab menargetkan pelaksanaan Pilkades serentak ini bisa dilakukan pada Juni 2020 mendatang. Jadi, seharusnya tahapan-tahan pilkades ini sudah harus dilaksanakan. “Tinggal nunggu perda-nya saja,” tegas dia.
Sementara itu, Ketua Apdesi Purwakarta, Dasep Sopandi mengatakan, jajarannya berharap segera ada kepastian untuk waktu pelaksanaan Pilkades serentak ini. Supaya, untuk desa yang akan menggelar Pilkades ini bisa segera mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk gelaran tersebut.
“Jika sudah ada kepastian soal waktu dan tahapan-tahapan pilkades kan kita jadi tenang,” ujarnya.
Di tempat sama, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Purwanto menambahkan, pihaknya akan berupaya memastikan Pilkades serentak di Purwakarta berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
“Mudah-mudahan Perda-nya segera dituntaskan, dan akan kita upayakan supaya bulan Juni bisa dilaksanakan,” katanya.
Terkait anggaran pilkades serentak tersebut, lanjut dia, setiap hak pilih dianggarkan sebesar Rp 25 ribu. Adapun dalam Pilkades serentak mendatang pihaknya mencatat ada sebanyak 299.125 hak pilih yang tersebar di 83 desa pada 17 kecamatan di Kabupaten Purwakarta.
“Untuk anggarannya, bersumber dari bantuan keuangan (bankeu) yang langsung dikirim ke setiap desa yang melaksanakan pilades. Artinya tidak melalui DPMD,” tandasnya. (*/Asp)
TEGAL – Ratusan warga di Kota Tegal, Jawa Tengah mengungsi akibat rumah mereka terendam banjir pada Minggu (26/1/2020). Mereka diungsikan ke kantor kecamatan dan musala setempat.
Banjir yang merendam rumah warga sejak Minggu pagi ini merupakan kiriman air dari wilayah selatan Kabupaten Tegal akibat hujan deras di wilayah atas hingga mengakibatkan sejumlah sungai meluap.
Banjir menggenangi ratusan rumah warga di Kelurahan Sumur Panggang dan Margadana, Kecamatan Margadana. Banjir terparah terjadi di Sumur Panggang dengan ketinggian air hingga selutut orang dewasa.
Akibat banjir tersebut, ratusan warga mengungsi ke sejumlah tempat seperti di kantor Kecamatan Margadana dan musala yang letaknya lebih tinggi. Di Kantor Kecamatan Margadana sedikitnya terdapat 35 kepala keluarga (KK) yang mengungsi. Sedangkan di Musala Nurul Huda tercatat ada 100 KK.
Warga Sumur Panggang, Sugiarti mengaku terpaksa mengungi ke kantor kecamatan karena rumahnya terendam banjir. “Ngungsi tadi pagi.
Air mulai masuk habis subuh,” katanya.
Dia mengaku tidak membawa perbekalan cukup karena tidak sempat mengemasi barang-barang di rumah. “Yang paling dibutuhkan sekarang ya makanan, selimut, popok bayi dan obat-obatan,” ucapnya.
Wali Kota Tegal, Dedi Yon Supriyono yang mengunjungi lokasi banjir mengatakan, Pemkot Tegal telah menyiapkan pos pengungsian di Kecamatan Margadana lengkap dengan tim medis dan dapur umum.
“Kami juga telah memberikan bantuan berupa peralatan mandi, pampers dan obat-obatan kepada para pengungsi,” tuturnya.
Menurutnya, banjir di Kelurahan Sumur Panggang terjadi akibat Sungai Kemiri meluap setelah diguyur hujan deras dari wilayah selatan Kabupaten Tegal sejak sabtu sore hingga Minggu malam. BPBD Kota Tegal juga telah mengerahkan sejumlah perahu karet untuk mengevakuasi warga terutama ibu hamil dan warga yang sakit.(*/D Tom)
BANDUNG – Empat kecamatan di Kabupaten Bandung, yakni Kecamatan Dayeuhkolot, Bojongsoang, Baleendah, dan Kecamatan Rancaekek kembali diterjang banjir dengan ketinggian air hingga 1,4 meter. Sebelumnya, Pemprov Jawa Barat sempat mengklaim bahwa keempat wilayah langganan banjir di kawasan Bandung Selatan itu relatif aman dari banjir menyusul beroperasinya Terowongan Curug Jompong di Nanjung, Margaasih, Kabupaten Bandung.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bandung dan sekitarnya sejak Kamis, 23 Januari 2020 malam dituding sebagai penyebab banjir kali ini. Kondisi tersebut mengakibatkan Sungai Citarum dan Cikapundung meluap hingga menggenangi sejumlah titik di empat kecamatan itu.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Budi Budiman Wahyu mengatakan, pihaknya sudah melakukan asesment dan evakuasi warga dan sebagian siaga di posko lapangan di eks Gedung Institut Karate-Do Nasional (Inkanas), Baleendah.
Budi melanjutkan, pihaknya juga menyiagakan peralatan berupa perahu karet sebanyak dua unit dan perahu fiber empat unit. Akibat banjir tersebut, kata Budi, sejumlah warga terpaksa mengungsi yang ditempatkan di dua titik. Pengungsi asal Kecamatan Dayeuhkolot ditempatkan di Aula Desa Dayeuhkolot. Sementara pengungsi asal Kecamatan Baleendah ditempatkan di Gedung Inkanas, Baleendah.
“Di aula Desa Dayeuhkolot ada 71 jiwa yang mengungsi, kemudian di eks Gedung Inkanas ada 27 jiwa yang mengungsi, dan di tempat lain ada 98 jiwa,” sebut Budi, Jumat (24/1/2010).
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bandung melalui Call Center (022) 85872591 terkait dengan kejadian banjir tersebut. Selain itu, terus memantau tinggi muka air (TMA) bersama personel BPBD Kabupaten Bandung yang terus bersiaga di Posko Baleendah.
“Tim BPBD telag bersiaga di Posko Baleendah sebanyak 10 personil yang dipimpin oleh Kasi Logistik, kemudian Petugas Pusdalops bersiaga sebanyak lima orang. Lalu di shelter pengusian Dayeuhkolot ada petugas yang bersiaga sebanyak tiga orang,” kata Budi.(*/Hend)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro