KOTA MALANG – Merebaknya virus corona atau Covid-19 berimbas pada menurunnya okupansi penumpang yang naik dan turun di Stasiun Malang Kota Baru. Penurunan ini terjadi sejak 15 Maret 2020.
Wakil Kepala Stasiun Malang Kota Baru Moch. Nur Ghozuli menyebutkan, penurunan telah terjadi empat hari terakhir dengan persentase mencapai 40 persen untuk penumpang naik dan 60 persen untuk penumpang yang turun.
“Pengaruh penurunan cukup besar terutama di empat hari terakhir, ada banyak penurunan okupansi sekitar 40 persen yang penumpang baik dan 60 persen untuk penumpang turun di Stasiun Malang Kota Baru. Itu kereta api secara global, jarak jauh dan KA lokal,” ucap Ghozuli saat ditemui wartawan, Jumat (20/3/2020).
Berdasarkan data di tanggal 16 Maret misalnya ada 4.347 orang penumpang yang naik dari Stasiun Malang Kota Baru, sedangkan 4.930 penumpang turun. Jumlah itu mengalami penurunan di hari Kamis 19 Maret 2020 kemarin dengan 3.381 penumpang naik dan 1.888 penumpang turun di Stasiun Malang Kota Baru.
“Kalau dibandingkan tahun lalu rata – rata periode yang sama ada 5.700 penumpang. Sudah jarang ada yang naik dari Malang. Apalagi, jurusan yang dari Yogyakarta dan Jakarta juga mengalami penurunan drastis,” ujarnya.
Ghozuli menambahkan, untuk antisipasi merebaknya corona, pihaknya lebih memperketat penjagaan terutama di pintu boarding.
“Sementara lebih ketat, penumpang yang boarding terutama saat cek tiket tiap penumpang dan pegawai di cek suhu badan, di stasiun dilakukan sosial distancing area boarding, ruang tunggu luar dan dalam,” ujarnya.
Bahkan, pihak KAI juga telah menyiapkan posko kesehatan dengan tugas 24 jam yang dijaga tiga orang petugas medis secara bergantian.
“Posko kesehatan disiapkan 24 jam. Tiap shift satu orang yang jaga, ada tiga shift jadi total tiga orang petugas medis. Kalau ada penanganan khusus misalnya ada penumpang yang sakit di BB, kalau ada penanganan lanjut langsung dibawa ke rumah sakit dengan ambulans, tapi kita tanya – tanya dulu riwayat perjalanannya,” ungkapnya.(*/Gio)
BANDUNG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menetapkan status darurat wabah dan penyebaran virus corona atau covid-19. Kebijakan tersebut tertuang dalam surat keputusan (SK) Bupati Bandung Nomor 360/Kep.235-BPBD/2020 Tentang Penetapan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah corona.
Penerbitan SK dilakukan usai dilakukan rapat koordinasi (rakor) seluruh perangkat daerah. Rakor dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung, Teddy Kusdiana yang dihadiri para asisten, perangkat daerah, aparat kewilayahan dan asosiasi kesehatan di Kabupaten Bandung.
“Selain SK, juga diterbitkan SK Bupati Bandung Nomor 443.1/Kep.236-Dinkes/2020 Tentang Pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kabupaten Bandung,” ujar Sekda Kabupaten Bandung, Teddy Kusdiana belum lama ini.
Ia mengatakan keanggotaan gugus tugas terdiri dari pengarah, pelaksana dan sekretariat. Menurutnya, bupati dan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Kabupaten Bandung sebagai pengarah sedangkan sekda sebagai ketua pelaksana gugus tugas.
Kemudian katanya, wakil ketua yaitu kepala pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, asisten pemerintahan dan kesejahteraan rakyat, kepala dinas kesehatan dan direktur RSUD Majalaya.
Sejauh ini, ia mengatakan belum terlihat perlu dilakukan tindakan lockdown di Kabupaten Bandung. Meski Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menetapkan perpanjangan status tanggap darurat Covid-19 hingga Mei mendatang.
“Tindakan lockdown belum diperlukan. Namun kami mengimbau seluruh masyarakat, termasuk jajaran ASN, untuk memperhatikan social distancing atau menghindari kerumunan,” katanya.
Menurutnya, saat ini sepertiga pegawai sekretariat daerah melakukan tugas dari rumah mengantisipasi penyebaran Covid-19. Sedangkan penetapan status tanggap darurat tidak bisa begitu saja dilakukan. Sebab banyak aspek yang harus disiapkan, salah satunya sarana dan prasarana untuk posko, serta rumah sakit rujukan pendukung.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Bandung Grace Mediana Purnami menyampaikan, pihaknya telah membuka hotline untuk melayani pertanyaan atau pengaduan masyarakat terkait Covid-19.
“Kami membuka Hotline Covid-19, di nomor 0821-1821-9287. Sampai saat ini, cukup banyak masyarakat di luar Kabupaten Bandung yang bertanya melalui nomor ini. Dan petugas kami siap menjawab,”tandasnya.(*/Hend)
PADANG – Hingga hari ini 1.503 warga Sumatera Barat (Sumbar) yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota masuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) virus corona atau Covid-19. Umumnya, mereka baru pulang dari daerah yang terdampak virus corona.
Sementara 17 orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dari 17 orang tersebut sebanyak enam orang negatif virus corona dan 11 orang dalam proses. Warga masuk kategori PDP tersebut dirawat di RSUP M. Djamil Padang salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumatera Barat.
Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit menegaskan, ODP belum tentu tertular virus corona. Kondisi mereka dalam kondisi sehat, tapi prosedurnya mereka tetap dipantau secara berkala perkembangan kesehatannya selama 14 hari.
“Tapi sampai hari ini belum ada yang positif. Semoga tidak ada yang positif. Prosedurnya, mereka tetap harus dipantau. Dengan kondisi itu, masyarakat yang baru kembali dari perjalanan di daerah yang positif virus corona, harus aktif melaporkan dan memeriksakan diri di Puskesmas terdekat,” katanya, Kamis (19/3/2020).
Nasrul Abit menambahkan, Puskesmas saat ini sudah disiapkan pemeriksaan awal dan sudah memadai. Misalnya, di Puskesmas Padang Pasir Kota Padang, telah menggunakan thermal gun untuk memeriksa setiap pengunjung yang datang.
“Puskesmas sudah siap. Sudah ada thermal gun juga untuk mengecek suhu tubuh pengunjung,” katanya.
Ketua Gugus Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Virus Corona Sumbar, Erman Rahman telah meluncurkan situs https://corona.sumbarprov.go.id/ untuk memantau perkembangan virus corona di Sumatera Barat.
“Situs tersebut memantau penyebaran virus corona dan memberikan informasi serta edukasi kepada masyarakat. Ini merupakan website khusus yang kami buat untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan virus corona ini.
Dalam website itu nanti banyak berisi informasi, seperti peta penyebaran virus corona di dunia maupun daerah, data, publikasi dan informasi lainnya,” ujarnya.
Baca Juga: Wisma Atlet Dijadikan Rumah Sakit Darurat Corona, Ini Tanggapan Warga Sekitar
Menurut Erman, seluruh data yang ditampilkan terlebih dahulu diverifikasi oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar. Namun, informasi itu mesti menunggu sejumlah data dari Dinkes kabupaten dan kota di Sumbar.
“Data tersebut nanti akan diverifikasi Dinkes Sumbar, kemudian dikirim ke BPBD Sumbar, setelah itu dirilis dalam website tersebut. Masyarakat juga bisa mengakses website ini karena sudah aktif,” ungkapnya.(*/Wido)
BANDUNG – Agar tak menyebarnya virus korona maka bermacam cara digunkan salah satu membatasi gerak agar jangan berkumpul dengan massa .
Buntut penutupan sejumlah fasilitas umum Pemerintah Provinsi Jawa Barat, ratusan acara yang telah disusun terpaksa dibatalkan. Hal tersebut guna meminimalisir penyebaran Covid-19 atau virus Corona.
Kabiro Umum Setda Jabar Iip Hidayat mengatakan pihaknya sudah memberikan surat kepada penyelenggara acara terkait pembatalan tersebut.
“Bagi penyelenggara event juga kami beri surat, agar mereka mengundurkan sementara sampai batas waktu yang kami belum tahu sampai kapan batas waktunya,” ujar Iip, Kamis (19/3/2020).
Menurut dia, keputusan menutup fasilitas umum ini ditetapkan hingga batas waktu yang belum bisa ditentukan. Hal itu setelah pihaknya diberikan perintah secara langsung oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
“Berkaitan dengan kejadian yang luar biasa ini, Pemprov Jabar khususnya Biro Jabar mendapatkan perintah dari gubernur untuk menutup fasilitas,” katanya.
Iip menuturkan fasilitas umum di bawah kendalinya yang ditutup antara lain Lapangan Gasibu, Lapangan Saparua, Gedung Merdeka, dan Museum Gedung Sate. Penutupan juga dilakukan sejumlah aset yang berada di bawah dinas.
“Kebijakan pertama adalah dengan menutup museum Gedung Sate, kegiatan olahraga di Saparua dan Gasibu sementara ditutup,” katanya.
Penutupan ini membuat aktifitas di fasilitas umum, khsususnya di Gedung Sate sebagai pusat pemerintahan nyaris sepi. Parkir mobil yang biasanya penuh terlihat kosong, bahkan kantin yang biasanya dipadati PNS pun sepi.
Sejumlah penyedia makanan di kantin pun memilih menutup gerai.“Kami meminta pemakluman,”tandasnya.(*/Hend)
BANDUNG – Pelaksanaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) dan Seminar Serikat Media Siber Indonesia Indonesia (SMSI) Jawa Barat (Jabar) berjalan lancar dan sukses, meski ditengah merebaknya virus Corona (Covid-19), di Hotel Grand Preanger, Kota Bandung, Selasa (17/3)
“Awalnya kami sempat ragu atas pelaksanaan Rakerda ini, karena sebelumnya ada himbauan dari Pemda setempat untuk tidak melakukan kegiatan yang melibatkan banyak orang,” ujar Sekjen SMSI Jabar Syukri Burhan yang biasa dipanggil Arie.
Namun demikian kata Arie, panita Rakerda sehari sebelum pelaksaan Rakerda, telah melakukan rapat panitia dan berkoordinasi dengan pihak hotel untuk antisipasi merebaknya virus Corona ini.
Sehingga akhirnya panitia memutuskan tetap menggelar Rakerda dan Seminar di hotel Grand Prama Preangger di Jalan Asia Afrika Kota Bandung tersebut.
“Dengan pelaksanaan Rakerda dan seminar sesuai jadwal, maka pihak hotel menyediakan sanitizer untuk membasuh tangan para peserta yang memasuki ruangan,” tutur pria yang juga salah satu pengurus PWI Jabar ini.
Masih kata Arie, meski dihantui dengan kejadian merebaknya virus Corona ini namun beberapa pengurus SMSI perwakilan kota/kabupaten se Jabar tetap turut hadiri pada Rakerda yang dibarengi seminar bertajuk: “Peluang dan Tantangan Media Siber di Era Digital”.
Sementara itu, Ketua SMSI Jabar, Hardiyansyah, Rakerda ke-3 SMSI Jabar diikuti oleh hampir seluruh perwakilan SMSI di Jabar. Meskipun pelaksanaan dilakukan di saat merebaknya Virus Corona. Perwakilan SMSI yang hadir antara lain dari Indramayu, Bekasi Raya dan Bogor Raya
“Alhamdulillah kegiatan berjalan lancar sebagaimna kita harapkan.
Semua sesi (rakerda dan seminar) berjalan dengan baik.
Meskipun kita tahu, sekarang tengah merebak Covid-19,”ujar Hardiyansyah.
Rakerda kali ini, kata Hardiyansyah, tidak saja dihadiri oleh anggota dan pengurus SMSI tingkat kabupaten/kota se-Jabar, melainkan juga pengurus dan anggota Persatuan wartawan Indonesia (PWI) Jabar, yang hadir sebagai undangan, dan beberapa anggota SMSI daerah yang hadir secara perorangan (non-perwakilan).
“Rakerda yang dibuka langsung oleh Ketua Umum SMSI Pusat, Firdaus, ini sebagai langkah konsolidasi anggota dan pengurus SMSI yang ada di Jabar, serta untuk menyusun program-progam yang akan dilaksanakan SMSI Jabar pada setahun ke depan,” ungkap Hardiyansyah.
Selain itu, untuk menambah wawasan pengelola media siber, khususnya anggota SMSI Jabar, sebelum Rakerda digelar acara seminar bertajuk “Peluang dan Tantangan Media Siber di Era Digital” dengan menampilkan pembicara yang mumpuni di bidangnya.
Yakni Kamsul Hasan (Ahli Pers) dan Mellysta Widiatuti (Ayo Network).
“Kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan di kepanitiaan Rakerda, anggota dan pengurus SMSI daerah yang sudah hadir di kegiatan ini.
Tidak lupa saya haturkan terima kasih juga kepada pihak-pihak sponsor yang telah mendukung kegiatan ini, seperti Bank BJB, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), PT. Pos Indonesia dan Bank BJB Syariah,” pungkas Andhy.(*/Hend)
SERANG – Petugas gabungan menyemprotkan cairan disinfektan di kawasan Masjid Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten. Penyemprotan dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus corona atau Covid-19 di objek-objek wisata yang selalu ramai dikunjungi orang.
Puluhan petugas menyemprotkan disinfektan di ruang utama hingga bagian luar masjid. Bahkan di dalam makam sultan yang selalu ramai dikunjungi peziarah pun disemprot cairan disinfektan.
Menara sampai tiang kubah yang menjadi lokasi swafoto para wisatawan juga disemprot petugas. Lantai di dalam dan luar masjid yang dibangun pada 1556 itu pun dilakukan pembersihan menggunakan cairan khusus.
“Masjid Banten Lama ini merupakan destinasi wisata yang selalu ramai dikunjungi banyak wisatawan, sehingga harus dilakukan langkah-langkah pencegahan, salah satunya dengan penyemprotan disinfektan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten Nana Suryana, Selasa (17/3/2020).
Selain itu, petugas juga melakukan pembersihan lingkungan di salah satu masjid tertua di Indonesia tersebut. Penyemprotan disinfektan akan dilakukan di titik-titik yang selalu ramai dikunjungi orang.
“Status KLB ini sampai batas waktu yang tidak ditentukan, dan sesuai dengan keputusan kepala BNPB diperpanjang status daruratnya sampai Mei nanti. Tentunya kegiatan (penyemprotan) ini terus-menerus dilakukan di semua tempat,” ujarnya.
Bagi pengunjung yang masuk kawasan Masjid Banten Lama juga akan dilakukan pemeriksaan suhu tubuh dan diminta mencuci tangan menggunakan cairan antiseptik.
“Tim dari Dinkes akan memberikan hand sanitizer bagi pengunjung di pintu masuk. Nantinya pengunjung yang akan masuk, keluar diwajibkan membersihkan tangannya terlebih dahulu,” jelasnya.
Dia berharap dengan adanya langkah-langkah pencegahan penyebaran virus corona yang dilakukan Pemprov Banten, tidak ada lagi masyarakat yang terinfeksi.(*/Dul)
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil meminta kepada bupati dan wali kota mengurangi kegiatan yang melibatkan banyak orang guna mencegah penularan virus corona penyebab COVID-19.
“Saya juga mengimbau kepada warga Jabar agar kegiatan yang melibatkan massa untuk dikurangi atau ditunda. Selain itu, dia meminta destinasi wisata yang bisa dikunjungi orang dalam jumlah banyak ditutup sementara,” katanya dalam siaran pers Pemerintah Provinsi, Selasa.
Ia mengatakan bahwa minimal dalam dua minggu dari sekarang pembatasan mesti diterapkan di tempat-tempat wisata dan tempat kerumunan orang.
“Kalau Pangandaran, Bupatinya per hari ini masih pingin membuka seperti biasa, tapi saya sudah arahkan sebaiknya dua minggu ini ikuti arahan pemerintah provinsi,” kata dia.
Gubernur pada 16 Maret menggelar video konferensi dengan 27 kepala daerah kabupaten/kota untuk membahas penanganan COVID-19.
Dalam konferensi video tersebut, dia menekankan pentingnya pemeriksaan orang-orang dengan status dalam pemantauan terkait COVID-19.
“Proaktif tes kita itu dilakukan kepada yang mayoritas ODP (Orang Dalam Pemantauan) yang datang dari luar negeri dari negara yang dicurigai terpaparnya lebih banyak. Dan memang secara statistik semakin mendekati, kita akan memberikan prioritas bantuan kepada daerah-daerah yang mendekati kota Jakarta, seperti Depok,” kata Gubernur.
“Proses proaktif tes ini sudah makin intensif kita lakukan untuk memperluas jaringan informasi dan situasi yang kita harapkan bisa hadir dengan informasi yang sejelas-jelasnya,” katanya.
Ia mengatakan bahwa pemeriksaan itu harus dilakukan secara bertahap karena tidak memungkinkan memeriksa seluruhnya dalam satu waktu.
“Kalau itu sudah selesai dan test kit juga semakin banyak, maka masuklah kepada tahap dua, yaitu mereka-mereka yang merasa tidak nyaman, tapi tetap dalam kendali keputusannya dari pemerintah. Tidak bisa versi dari masyarakat saja, karena kalau versi masyarakat semua ingin tes juga kapasitasnya tidak memungkinkan, kita penduduk hampir 50 juta,” katanya.(*/Hend)
PALEMBANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang masih enggan mengambil kebijakan untuk meliburkan pelajar baik tingkat SD hingga SMP terkait virus corona (Covid-19), meskipun sudah ada surat instruksi dari pemerintah pusat.
Pasalnya, di Kota Palembang belum ada kasus warga positif virus corona. Kebijakan untuk meliburkan pelajar rencananya baru akan diambil setelah Pemkot melakukan rapat kecil yang melibatkan para ahli dan pihak terkait.
“Namun, untuk saat ini kebijakan pemerintah daerah untuk mengikuti aturan tersebut belum bisa kita lakukan, ” kata Wali Kota Palembang, Harnojoyo, Senin (16/3/2020).
Sebagaimana diketahui, hingga saat ini di Kota Palembang belum ada pasien positif corona. Meski begitu, Pemkot mengambil langkah antisipasi. Bahkan, untuk warga yang tidak mempunyai kepentingan di luar diimbau untuk beraktifitas di dalam rumah.
“Sejauh ini kita sudah ikuti instruki sesuai daerah terjangkit, seperti adanya fasilitas cuci tangan dan penyiapan hand sanitizer.
Tetapi keputusan bekerja di rumah dan libur sekolah, Palembang belum bisa kami putuskan hasilnya,”paparnya.(*/Gint)
PURWAKARTA – Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika telah mengintruksikan jajaran meningkatkan kewaspadan terkait wabah virus corona. Terkait hal itu, dia menerbitkan surat edaran yang isinya mengintruksikan untuk meliburkan para pelajar berbagai tingkatan selama dua pekan ke depan.
Selain itu, orang nomor satu di Kabupaten Purwakarta itu pun meminta seluruh dinas dan pihak-pihak lain untuk membatalkan sejumlah kegiatan yang mengundang massa. Termasuk, membatalkan undangan ke luar daerah.
“Jadi, kegiatan-kegiatan yang melibatkan massa banyak itu kita hentikan dulu. Termasuk, saya juga telah menyurati DPRD supaya membatalkan agenda-agenda kunjungan kerja ke luar daerah,” kata Anne , Senin (16/3/2020).
Konsekuensi itu pun dirasakan dirinya. Anne menuturkan, pekan ini dia mendapat undangan kehormatan dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
“Ada undangan dari Karaton Surakarta, nanti hari Rabu (18/3/2020). Tapi, terpaksa kami batalkan. Karena, untuk sementara kan untuk agenda luar kota sedang dibatasi. Dan lagian, sepertinya kegiatan tersebut juga dibatalkan oleh pihak keraton. Kami belum mendapat informasi lagi soal kegiatan ini,” jelasnya.
Saat ditanya terkait udangan dari keraton Surakarta itu, Anne menuturkan, kabarnya dirinya akan mendapat penganugerahan gelar kehormatan dari Karaton Surakarta.
Melihat dari surat undangannya, kegiatan tersebut adalah bagian dari peringatan kenaikan tahta di Karaton Surakarta. “Belum tahu sih dinobatkan apa,” ungkapnya. (*/As)
LEBAK – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hingga dua bulan lebih mengoptimalkan pemantauan di lokasi pengungsian untuk pencegahan penyakit menular maupun kerawanan pangan.
“Pemantauan itu karena belum direalisasikan pembangunan hunian tetap atau huntap bagi warga korban bencana banjir dan bandang yang terjadi awal tahun 2020,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabuaten Lebak Kaprawi saat dihubungi di Lebak, Ahad (15/3/2020).
Pemerintah daerah hingga kini tetap memperhatikan masyarakat korban bencana alam yang tinggal di lokasi pengungsian.
Perhatian pemerintah daerah pelayanan dasar yang harus terpenuhi yakni kebutuhan konsumsi sehari-hari dan derajat kesehatan guna mencegah penyebaran penyakit menular.Sebab, mereka tinggal di pengungsian sangat rawan terjadi penyebaran penyakit disentri maupun infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Masyarakat yang terdampak bencana alam kini tinggal di empat lokasi antara lain pengungsian Pusdiklatpur Ciuyah, pengungsian Cibandung, pengungsian Seupang dan pengungsian Susukan.
Selama ini, kata dia, di empat lokasi pengungsian itu masih terpenuhi kebutuhan logistik,sehingga tidak menimbulkan kerawanan pangan.Selain itu juga terlayani kesehatan dengan diterjunkan tenaga medis dari Puskesmas setempat, sehingga warga pengungsian bisa menjalani pengobatan.
“Kami menjamin kebutuhan pangan untuk warga pengungsi relatif aman dan cukup selama dua bulan ke depan,” katanya menjelaskan.Menurut dia, apabila persediaan logistik di lokasi pengungsian tersebut sudah menipis maka BPBD Lebak melakukan pendistribusikan beras, lauk pauk, mie instan, minyak goreng dan lainnya.
Saat ini, pendistribusian logistik, selain pemerintah juga donatur, relawan hingga lembaga kemanusianm bahkan dua hari lalu dari perusahaan Qatar mendistribusikan paket makanan untuk warga korban bencana banjir bandang dan longsor.
“Kami mengapresiasi bantuan logistik dari berbagai elemen yang peduli itu untuk membantu warga yang terkena musibah,” katanya.
Sementara itu, sejumlah pengungsi Susukan Kecamatan Ciuyah Kabupaten Lebak mengatakan dirinya bersama anggota keluarga masih tinggal ditenda pengungsian dan belum ada tanda-tanda tinggal di huntap.
Pihaknya hingga dua bulan lebih belum menerima laporan dari pemerintah untuk tinggal di huntap bagi warga korban bencana alam.
“Meski kami tinggal di pengungsian terpenuhi makan sehari-hari, namun mereka merasa bingung ke depan tinggal dimana karena rumah miliknya hanyut diterjang luapan Sungai Ciberang,” kata Ahmad , warga Desa Bungur Mekar Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak.(*/Dul)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro