SUKABUMI – RSUD Palabuhanratu berencana menghentikan pelayanan kesehatan kepada warga miskin (gakin). Hal itu terungkap dalam surat rumah sakit plat merah itu yang ditujukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi.
Dalam surat itu menyebutkan bahwa pembiayaan pasien gakin yang bersumber dari APBD 2019 akan diberhentikan mulai tanggal 15 Desember mendatang. Alasannya dana gakin yang dialokasikan di RSUD Palabuhanratu telah habis.
Surat tersebut ditandatangani Saeful Ramdan, Kepala Budang Pelayanan Selaku Ketua Pengelola Pasien Gakin Th 2019 RSUD Palabuhanratu, tertanggal 9 Desember 2019.
“Sehubungan dengan akan berakhirnya tahun anggaran 2019 pada bulan Desember, dengan ini kami beritahukan bahwa untuk Pembiayaan pasien gakin yang bersumber APBD Th Anggaran 2019 akan diberhentikan tertanggal 15 Desember 2019,” begitu bunyi bagian surat yang menyatakan pelayanana gakin diberhentikan tersebut.
Kemudian disebutkan, penghentian ini juga karena masalah pendeknya waktu untuk pengklaiman bulan Desember ke DInkes. “Sehubungan drengan keterbatasan waktu pengklaiman di Bulan desember ke Dinas Kesehatan tidak bisa lewat tahun, serta sudah habisnya dana Gakin APBD yang di Di Rumah sakit,” bunyi surat itu.(*/Yan)
GRESIK – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik prihatin kondisi penyuluh agama. Dengan kerja penuh waktu, hanya diberi honor Rp1 juta per bulan.
“Kami sangat prihatin dengan besaran honor tersebut. Sebab hal itu sangat tidak manusiawi, dibanding dengan tugas berat penyuluh agama,” kata Ketua MUI Gresik, H Muslih Hasyim, Jumat (14/12/2019).
Menurutnya, para penyuluh ini umumnya sarjana agama. Bahkan ada yang sudah S2. Sehingga tidak pantas, seorang ahli agama dengan tugas berat, mendapat imbalan cukup kecil.
“Kami segera berkirim surat kepada Menteri Agama RI untuk meninjau ulang honor penyuluh agama,” tegas Muslikh.
Dia pun memberikan solusi, honor penyuluh agama disamakan dengan honor pendamping desa atau pendamping PKH yang besarnya minimal Rp3 juta perbulan.
“Tugas utama dan tergolong berat bagi penyuuh agama adalah mengkordinasikan aktifitas keagamaan di tengah-tengah masyarakat tentang khotib, penceramahnya, supaya tdk kemasukan khotib dan penceramah radikal, serta memberikan pemahaman pra nikah,” kata dia.
Dijelaskan, penyuluh agama harus sering blusukan ke desa-desa di wilayah kerjanya. Rajin datang ke pengajian, kumpulan keagamaan, jamah masjid bahkan berkoordinasi dengan khotib masjid setempat. Tujuannya untuk menangkal radikalisme.
Dalam kesempatan itu, MUI Gresik juga menggelar seleksi 144 orang penyuluh agama. Mereka ini akan disebar di 18 kecamatan, dimana setiap kecamatan ditempatkan delapan orang penyuluh agama.(*/Gio)
CIANJUR – DPRD Jawa Barat mendorong agar situs megalitikum Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka menjadi induk destinasi wisata di wilayah Cianjur.
Usulan tersebut diketahui akan dibarengi dengan penyediaan fasilitas dari DPRD Jabar dan anggaran tidak terbatas untuk penataan serta pengembangan kawasan situs peninggalan zaman prasejarah tersebut.
Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, Ade Barkah Surachman mengatakan, aksesibilitas infrastruktur dari berbagai wilayah menuju Cianjur akan sangat mendukung ke depannya.
Di antaranya, akses tol Sukabumi-Cianjur-Bandung, optimalisasi kereta api Sukabumi-Cianjur-Bandung, dan progres pembangunan jalur Puncak II.
”Itu salah satu alasan kami mendorong agar situs megalitikum Gunung Padang menjadi induk destinasi wisata di Kabupaten Cianjur. Aksesibilitas pariwisata ke Cianjur akan ramai nantinya,” ujar dia, Jumat, 13 Desember 2019.
Ia menilai, upaya tersebut mau tidak mau harus dilakukan.
Apalagi, sejauh ini upaya penataan dan pengembangan situs megalitikum Gunung Padang terbentur berbagai aturan yang terkesan tumpang-tindih.
Dengan kata lain, ada hal-hal yang kaitan pembangunannya harus dilakukan pemerintah pusat dan juga oleh Pemkab Cianjur.Menurut dia, didorongnya pencanangan tersebut menjadi terbosan yang menyatakan bahwa provinsi sanggup ikut membangun Gunung Padang.
Ade pun mengungkapkan, DPRD Jabar memiliki perhatian khusus terhadap pengembangan, penataan, dan pembangunan Gunung Padang agar betul-betul bisa dimaksimalkan menjadi destinasi wisata.
”Dengan ramainya keberadaan Gunung Padang, akan timbul juga multiplier effect bagi wisata penunjang lainnya,” ucapnya.
Hingga saat ini, Pemprov Jabar sudah mengalokasikan pembebasan lahan seluas 11 hektare dengan nilai sekitar Rp18 miliar.
Maka dari itu, DPRD Jabar menyarankan agar Pemkab Cianjur, khususnya Disparpora membuat detail engineering design (DED) yang baik.
Ia pun berharap Pemkab Cianjur bisa sinergis dengan DPRD dan Pemprov Jabar.
Setelah itu, pada tahun yang akan data, pemkab disarankan mengajukan pengusulan dana sesuai kebutuhan pembangunan Gunung Padang. ”Mumpung semua fraksi di DPRD Jabar mendukung,” kata Ade.
Sementara itu, Kepala Disparpora Kabupaten Cianjur, Yudi Ferdiana mengapresiasi, langkah DPRD Jabar yang ikut memperhatikan pengembangan Gunung Padang.
”Kami akan bersinergis dengan Dinas Pariwisata Jabar mengembangkan Gunung Padang. Alhamdulillah, DPRD Jabar selalu siap mendukung pengembangan Gunung Padang,” ucapnya.
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur menilai positif pengaktifan kembali jalur Ciranjang ke Cianjur yang terintegrasi ke Sukabumi melalui layanan moda transportasi kereta api.Apalagi, layanan kereta pun mendukung kunjungan wisata ke situs megalitikum Gunung Padang yang dapat diakses dari arah Cianjur menuju ke Stasiun Lampegan atau dari arah Sukabumi menuju Stasiun Lampegan.
Disparpora pun sudah menyiapkan konsep integrasi mendorong pariwisata. Para wisatawan tak hanya menikmati wisata alam di kawasan situs megalitikum Gunung Padang saja.
Pasalnya, wisata bisa dilanjutkan dengan mengunjungi Kampung Budaya Pandawangi di Kecamatan Warungkondang serta demplot ayam pelung dan Curug (Air Terjun) Cikondang.(*/Yan)
LAMPUNG – Seekor buaya menyerang seorang nelayan di muara Sungai Semaka, Kabupaten Tanggamus. Serangan buaya tersebut cukup fatal hingga mengakibatkan Husnudon nelayan warga Pekon Kampung Baru, Kecamatan Pematang Sawah harus mendapatkan 11 jahitan di kakinya.
Kejadian ini berawal saat Husnudon bersama bapaknya melaut,(12/12/2019). Sesampai di muara Way Semaka, ia berniat umpan rebon.
Saat itulah, buaya muara yang cukup besar itu menyerang kakinya. “Saya langsung teriak minta tolong dan ahamdulillah kaki saya bisa lepas dari gigitan buaya,” ujar Husnudon kepada wartawan di rumahnya.
Dengan kejadian ini, Bakarudin orang tua Husnudon trauma dan khawatir kejadian itu terulang kembali. “Selama saya menjadi nelayan sejak remaja, baru kali ini ada buaya di muara dan sekitar pantai Soumil,” terangnya.
Bakarudin juga masih tak percaya dengan peristiwa yang nyaris merengggut nyawa anaknya itu. “Saya masih tak percaya dari kecil sampai sekarang ada buaya yang mau mengigit orang di sana, untung anak saya bisa tertolong,” terangnya.
Kini korban sudah mendapatkan perawatan medis dan melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Pematang Sawa dan aparat pekon setempat.
Pantai Soumil merupakan salah satu destinasi wisata lokal yang dimiliki kabupaten tanggamus. Setelah mengetahui kejadian tersebut pengunjung dan nelayan sangat khawatir dan takut untuk bermandi di pantai dan memancing.(*/Kris)
PALEMBANG – Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Provinsi Sumsel mencatat kawasan kumuh di Bumi Sriwijaya mencapai 5.777 hektare.
Kepala Dinas Perkim Sumsel Basyaruddin Akhmad mengatakan, setiap tahunnya kawasan kumuh di Sumsel terus bertambah.
“Data di tahun 2019 kawasan kumuh ada sebanyak 5.777 hektare yang ada di 42 kawasan yang tersebar di 17 kabupaten/kota di Sumsel,” ujarnya,(12/12/2019).
Basyaruddin menjelaskan, di tahun 2020 mendatang pihaknya menargetkan kawasan kumuh di Sumsel dapat berkurang 100 hektare setiap tahunnya.
“Kota Palembang menjadi penyumbang terbesar kawasan kumuh di Sumsel, sedangkan Kabupaten Lahat dan Musi Banyuasin yang paling sedikit,” ungkapnya.
Untuk mengurangi kawasan kumuh, lanjut Akhmad, pihaknya akan membangun rumah melalui Program pembangunan baru Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang digagas oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun rumah berbasis komunitas.
Rumah berbasis komunitas itu akan diperuntukkan bagi pekerja Ojek Online (Ojol), peternak lele, penyapu jalan, pembersih sungai, dan buruh harian lepas.
“Tahun depan program rumah komunitas itu akan membangun sebanyak 1.200 rumah. Kita juga punya program Kotaku dan mendorong pihak pengembang atau developer untuk sebanyak-banyaknya membangun rumah di Sumsel,” jelasnya.
Menurut Basyaruddin, indikator wilayah kumuh bisa dilihat dari bagaimana kondisi jalan lingkungan, penyediaan air minum, drainase lingkungan, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah dan proteksi kebakaran, ruang terbuka hijau/publik dan drainase lingkungan dan perumahan tidak layak huni.
“Asal mula kawasan kumuh itu adanya lahan kosong seperti di pinggiran sungai yang membuat masyarakat yang belum mempunyai rumah itu membangunnya di sana. Mereka juga mengajak orang lain untuk membangun rumah di sana,” katanya.(*/Gint)
MEGELANG – Sejumlah daerah di Magelang, Jawa Tengah diterjang angin puting beliung pada Sabtu (30/11/2019). Ada tiga dusun di Kecamatan Windusari, Magelang yang diterjang angin puting beliung.
Ketiga dusun itu yakni, Dusun Cepogo, Dusun Kwadaan, dan Dusun Grogol. Akibat bencana angin puting beliung tersebut, sejumlah rumah mengalami kerusakan mulai dari ringan hingga berat.
“Dampaknya beberapa rumah mengalami rusak ringan bagian atap,” Kapusdatinmas BNPB, Agus Wibowo .(30/11/2019).
Agus membeberkan kronologi angin puting beliun yang menerjang tiga dusun di Magelang tersebut. Awalnya, hujan dengan intensitas sedang sampai lebat disertai angin melanda daerah Windusari.
Hujan disertai angin puting beliung tersebut kemudian menghancurkan sejumlah rumah di Dusun Cepogo, Kwadaan, Grogol. Sejumlah rumah di dusun tersebut mengalami kerusakan di bagian genting dan asbes.
“Saat ini masih dilakukan proses kerjabakti oleh Warga dan Relawan. Kondisi di Wilayah terdampak mengalami mati listrik dan masih turun hujan,” ujarnya.
BNPB mencatat 36 rumah rusak ringan, 17 rumah rusak sedang, dan 2 rumah rusak berat di Dusun Cepogo. Sedangkan di Dusun Kwadan, 10 rumah rusak ringan. Sementara di Dusun Grogol, sebanyak 6 rumah rusak ringan.(*/D Tom)
SUBANG – Kecelakaan maut kembali terjadi di ruas Tol Cipali. Minibus Avanza bertabrakan dengan truk di KM 113+200 jalur B, Desa Gembor, Kec Pagaden, Kab Subang, Jawa Barat, Minggu (01/12/19) pagi.
Akibat kecelakaan tersebut, enam orang yang terdiri sopir dan penumpang Avanza meninggal dunia, dan seorang penumpang luka berat. Seluruh korban dievakuasi ke RSUD Ciereng, Subang.
Kapolres Subang, AKBP Teddy Fanani, melalui Kasatlantas AKP Bambang membenarkan adanya kejadian tersebut. “Kecelakaan terjadi di jalur B arah Cirebon menuju Jakarta,” jelas Bambang.
Minibus Avanza No Pol B 1076 PYC dikemudikan Sutarno (44), hilang kendali. Setibanya di TKP, mobil menubruk “pantat” truk bermuatan sepeda motor No Pol B 9556 UIO dikemudikan Imron Fauzi (46).
“Kejadiannya dijalur lambat. Diduga sopir lalai tidak bisa mengendalikan laju kendaraannya, sehingga menabrak truk melaju didepannya,” jelas Bambang.
Disebutkan, kelalaian sopir sehingga tidak bisa mengendalikan laju kendaraan bisa saja dipengaruhi karena mengantuk.”Menilik kerusakan parah dibagian depan Avanza, diduga berkecepatan tinggi. Saat olah TKP, Avanza tersangkut dibagian belakang truk,” ungkapnya.
Keenam korban meninggal dunia yakni sopir Sutarno (44), warga Gang Kramat Rt 11/07, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Tutik Kurniawati (34), warga Kp/Desa Klodran, RT 07/03, Kec Nogosar, Kab Boyolali, Jawa Tengah, Sukardi (42), warga Kp Sangiang, Rt 05/15, Kel Gebang Raya, Kec Periuk, Kota Tangerang, Banten, Sunarto (33), warga Jagakarsa, Gg Keramat, Rt 11/07, Jakarta Selatan, dan dua orang anak yang masih proses identifikasi. Seorang korban luka luka yakni Partini (41), warga Jagakarsa, Jaksel.(*/Asp)
SERANG – Ketua DPRD Kota Serang Budi Rustandi kecewa dengan kinerja Dinkes Kota Serang yang tak memiliki konsep pembangunan di bidang kesehatan.
Politisi Partai Gerindra ini menilai pelayanan kesehatan di Kota Serang belum maksimal. Bahkan, kata dia, Kepala Dinkes terlalu mengandalkan APBD Kota Serang yang terlalu kecil untuk program seremonial.
“Kita ini kekurangan anggaran. Kepala Dinkes tidak bisa bekerja dengan baik. Terlalu mengandalkan APBD untuk program seremonisl. Dia itu, tak dapat menyambut baik program dari Pemerintah Pusat, dan menganggap APBD sebagai program seremonial,” tegasnya kepada wartawan Selasa (19/11/2019).
Budi juga menegaskan, Kepala Dinkes Kota Serang telah menyia-menyiakan anggaran dari Pemerintah Pusat yang seharusnya mendapatkan sebesar Rp45 miliar.
“Jangan kebanyakan infonya, belum pasti bener sebesar Rp 45 Miliar. Minta bantuan ke pusat, seharusnya tidak terlambat kalau dia lincah. Rumah sakit kita saja lihat sendiri, tidak jauh dari Puskesmas. Pelayanannya sangat parah,” ucapnya.
Ia menjelaskan sebenarnya pada 2019 terdapat program Kementerian Kesehatan yaitu peremajaan alat dari Kementerian Kesehatan.
“Tapi Kepala Dinkes malah malas-malasan. Tidak merampungkan menjadi sesuatu program kesehatan, dan memanggil seluruh Kepala Puskesmas untuk diajukan ke Walikota Serang dan dilanjutkan ke Pemerintah Pusat. Semua itu, tak ada gerakan sama sekali,” ucapnya.
Ia meminta kepada Walikota Serang Syafrudin untuk mengevaluasi Kepala Dinkes Kota Serang karena tidak proaktif.
“Ini harus dievaluasi oleh Walikota Serang. Makanya, kalau angkat Kepala OPD tanyakan konsepnya, jangan karena tak enak. Lihat saja nanti, ketika rapat kerja bersama akan kita tanyakan programnya,” ujarnya.
Menanggapi itu, Kepala Dinkes Kota Serang Muhamad Ikbal menerima kritikan Ketua DPRD Kota Serang ini. Ikbal mengaku akan terus memaksimalkan kinerjanya agar pelayanan Dinkes Kota Serang lebih baik.
“Ya untuk seorang pimpinan wajar mengingatkan ke OPD termasuk Dinkes, kita tetap bekerja sesuai tupoksinya, Alhamdulilah isu strategis walikota dan wakil walikota Serang terhadap penurunan angka kematian ibu dan bayi dapat kita tekan. Angka kematian ibu turun 3 kali lipat dari tahun lalu dan angka kematian bayi juga bisa kita turunkan 2 kali lipat dari tahun yang lalu juga, itu salah satunya,” ujarnya. (*/Dul)
INDRAMAYU – Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) harus dijadikan sebagai momentum untuk mewujudkan generasi milenial Qur’ani di Kabupaten Indramayu.
Hal tersebut ditegaskan Plt. Bupati Indramayu H. Taufik Hidayat ketika membuka MTQ Ke-51 tingkat Kabupaten Indramayu tahun 2019 di Desa Sukaurip, Kecamatan Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Senin (18/11/2019) malam.
Taufik menegaskan, MTQ merupakan kegiatan yang telah menjadi tradisi dan melekat dalam kultur masyarakat Indramayu. MTQ senantiasa memiliki daya tarik dan ruang tersendiri dalam kehidupan masyarakat.
Mengingat acara keagamaan ini selain menjadi media dakwah dan syiar keagamaan yang efektif juga turut menjadi daya dorong dalam memacu percepatan pembangunan di daerah.
“Lantunan kalam Illahi yang menggema selama pelaksanaan MTQ diyakini mampu menciptakan nuansa religius dan memberi kesejukan batin bagi masyarakat,” katanya.
Menurutnya, penyelenggaraan MTQ senantiasa diarahkan pada upaya menumbuhkan kecintaan masyarakat dalam mempelajari dan memahami Al-Qur’an yang menjadi petunjuk dan pedoman hidup manusia.
MTQ juga menjadi tolak ukur dinamika aktivitas pembinaan seni baca Al-Qur’an yang berlangsung di Kabupaten Indramayu.
Taufik berharap, pelaksanaan MTQ ke-51 tingkat Kabupaten Indramayu ini diharapkan berperan dalam seleksi tilawatil qur’an tingkat provinsi dan nasional. “Kita ingin juga MTQ ini menjadi media untuk menyukseskan program rumah tahfizh dan maghrib mengaji,” katanya.
Kabag Kesra Setda Indramayu, Ahmad mengatakan, MTQ Ke-51 berlangsung 3 hari, sejak tanggal 18-20 November 2019 diikuti 576 peaerta dari 31 kecamatan dengan memperlombakan 7 cabang dan 25 golongan.
MTQ tingkat Kabupaten Indramayu di Kecamatan Balongan ini merupakan puncak dari seluruh rangkaian kegiatan MTQ yang digelar di masing-masing kecamatan selama hampir satu bulan. “Yang menjadi terbaik di masing-masing kecamatan selanjutnya berhak menjadi peserta mewakili wilayahnya pada MTQ tingkat Kabupaten Indramayu,” ujarnya.
Camat Widasari, Dulyono mengatakan, sebagai kecamatan peraih Juara Umum Bertahan akan mengerahkan seluruh kekuatan mempertahankan prestasi itu sehingga Kecamatan Widasari benar-benar sebagai daerah religius.
Camat Balongan, Udi Mashudi bertekad meraih prestasi bergengsi pada MTQ tersebut. Hal ini karena Kecamatan Balongan menjadi tuan rumah dan mendapat dukungan dari masyarakatnya.
Pada pembukaan MTQ itu diakhiri penyerahan Piala Bergilir dari Juara Umum MTQ tahun 2018 Kecamatan Widasari kepada Plt. Bupati Indramayu untuk selanjutnya diperebutkan kembali oleh kecamatan yang menjadi terbaik. (*/Asp)
GRESIK – Surutnya Sungai Bengawan Solo hingga mengering di Desa Dukuh Kembar, Kecamatan Dukun, Gresik, malah menjadi wisata dadakan bagi masyarakat sekitar.
Sejak surutnya sungai tersebut, masyarakat sekitar Desa Dukuh Kembar penasaran ingin melihat, dan juga bermain bersama anak-anak di sungai terpanjang Pulau Jawa itu.
Salah satu warga yang memanfaatkan peluang tersebut adalah Siti Kholifah (37). Dibantu putrinya, Kholifah nama panggilannya menjajakan minuman serta makanan ringan bagi pengunjung.
“Hasil jualan di wisata dadakan ini lumayan bisa membantu keperluan biaya sehari-hari,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (17/10/2019).
Selama dua minggu terakhir ini, Sungai Bengawan Solo, hanya meninggalkan sisa-sisa di dalam kubangan meski ada air yang mengecil. Perahu tambang yang biasanya digunakan buat menyeberang. Kini, terbengkalai dan tidak dipergunakan lagi.
Surutnya Sungai Bengawan Solo juga membuat warga Gresik, bisa berjalan kaki maupun naik sepeda untuk bisa menyeberang ke Kabupaten Lamongan, maupun sebaliknya.
Salah satu warga yang menjadi wisatawan dadakan. Yakni, Eko Wibowo (48) menuturkan sejak dirinya tinggal di Sungai Bengawan selama puluhan tahun baru kali ada fenomena alam langka seperti ini.
“Warga beramai-ramai melihat sehingga dijadikan wisata alam dadakan, dan banyak warga menjual makanan serta minuman ringan,” pungkasnya. (*/Gio)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro