KUNINGAN – Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kuningan mencatat, hingga hari ini Senin (27/4/2020), sekitar 57 ribu pemudik sudah kembali ke Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Diprediksi, jumlah tersebut tidak bertambah, karena larangan mudik lebaran sudah diterapkan.
“Sampai hari ini pemudik di Kabupaten Kuningan sekitar 57 ribu,” ujar Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin , Senin (27/4/2020).
Diterangkan Agus, pemeriksaan kesehatan dan pendataan terhadap para pemudik masih diberlakukan. Mereka diperiksa secara ketat di pos-pos atau chek point yang ada di pintu masuk dan perbatasan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
“Pemeriksaan kesehatan dan pendataan pemudik masih. Meskipun pemudik sudah jauh menurun,” kata Agus.
Agus melanjutkan, rata-rata pemudik yang tiba merupakan perantau asal Kabupaten Kuningan. Mereka datang dari wilayah Jabodetabek atau daerah episentrum sebaran virus corona.
“Benar, kebanyakan dari daerah Jabodetabek,” tambah Agus.
Agus mengimbau, agar para perantau asal Kabupaten Kuningan tidak melakukan mudik dan mematuhi anjuran dari pemerintah. Selain itu, ia meminta supaya para perantau tersebut tetap menjaga pola hidup sehat, menerapkan social distancing, memakai masker apabila keluar rumah, dan sebagainya.
“Kami selalu menghimbau agar tetap mentaati anjuran pemerintah, tetap hidup sehat, jaga jarak gunakan masker, tidak keluar rumah, dan lainnya,” ucap Agus.
Sekedar informasi, Pemerintah Kabupaten Kuningan belum lama ini sudah mendirikan pos penjagaan untuk memeriksa dan mendata pemudik. Pos tersebut terletak di lima pintu masuk Kabupaten Kuningan. Yakni di Sampora, Mekarjaya, Cibingbin, Cipasung, dan Mandirancan.
Pendirian pos penjagaan tersebut bertujuan untuk mengawasi siapa saja orang-orang yang hendak masuk ke Kabupaten Kuningan. Terutama bagi pemudik dari wilayah episentrum Covid-19.
Aktivitas yang dilakukan di pos-pos itu di antaranya adalah penyemprotan disinfektan, pengecekan suhu, serta mendata pendatang berasal dari mana dan akan ke mana.(*/Dang)
BATANG – Seiring waktu penyebaran virus corona atau COVID-19 di Batang belum menunjukkan masa berakhirnya. Malah jumlahnya justru kian bertambah lagi orang yang terpapar virus corona.
Bupati Batang Wihaji mengungkapkan, dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Batang kasus COVID-19 untuk status orang dalam pemantau (ODP) sebanyak 151 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) 3 orang, PDP meninggal dunia sudah ada 5 orang.
“Dari informasi yang saya terima pada Sabtu (25/4/2020) malam, hasil tracing menambah 1 dokter, usia 35 tahun berjenis kelamin perempuan hasil swab laboratorium positif, dokter tersebut berdomisili di Kecamatan Limpung, yang sekarang masih menjalani isolasi di rumah sakit swasta di Batang,” kata Wihaji saat memberikan keterangan pers di Posko Covid-19 Batang, Minggu (26/4/2020).
Dari hasil tracing yang bersentuhan dengan pasien positif yang dirawat, ada 11 orang dilakukan rapid test semua hasilnya positif. “Oleh karena itu, masyarakat lebih serius lagi dalam penanganan virus corona dengan terapkan protokol kesehatan, desa untuk bisa melokalisir, gunakan masker dan psysical distanching benar-benar dijalankan,” katanya.
“Hasil tracing setelah kita rapid test ada 11 orang positif, maka ini menjadi perhatian bagi masyarakat Batang untuk melaksanakan imbauan pemerintah, karena sangat mengkawatirkan,” katanya.
Dari total 7 orang positif terpapar korona, 2 orang sembuh, 1 orang dirawat di RSUP dr Kariadi Semarang, 1 orang di RSUD Batang, 1 orang di RS swasta di Batang, dan 1 orang positif COVID-19 meninggal dunia.
“Dari 11 hasil rapid test positif merupakan orang tanpa gejala (OTG) yang sekarang sudah melakukan isolasi mandiri,” katanya.
Adapun jumlah total dokter yang terpapar corona di Kabupaten Batang sudah ada 4 orang. “Total dokter yang positif korona ada 4 orang, 1 dokter sembuh, 2 dokter diisolasi di Rumah Sakit Sawasta di Batang, 1 dokter dirawat di RSUP dr Kariadi Semarang,”tandasnya.(*/D Tom)
LAMPUNG – Setelah 38 orang bertahan beberapa hari, kini jumlah pasien positif corona virus (Covid-19) di Lampung bertambah empat orang lagi menjadi 42 orang. Empat orang tambahan tersebut, tiga orang hasil tracing (pelacakan), satu orang pasien baru.
“Ketiga pasien tersebut, dan satu pasien baru semuanya OTG (Orang Tanpa Gejala),” kata Juru Bicara Gugus Tugas Pananganan Covid-19 Lampung dr Reihana dalam keterangan persnya di Bandar Lampung, Minggu(26/4/2020).
Dia menjelaskan, empat kasus tambahan positif berasal dari Kabupaten Waykanan. Satu kasus pasien lelaki 42 tahun, masuk dalam klaster Gowa. Pasien tersebut ada riwayat perjalanan dari Gowa, Sulawesi Selatan, dalam acara keagamaan. Sedangkan tiga pasien lainnya, hasil tracing dari pasien positif sebelumnya.
Ketiga pasien hasil tracing yakni pasien lelaki 65 tahun dari Kabupaten Tulangbawang Barat. Kedua, pasien lelaki 70 tahun, dan ketiga pasien lelaki 43 tahun. Ketiganya positif konfirmasi hasil tracing dari pasien positif yang dirawat. Ketiga pasien tersebut dan satu pasien baru semuanya OTG.
“Mereka diisolasi mandiri di rumah atau di salah satu tempat. Empat pasien tersebut tidak dirawat di rumah sakit karena keadannya sehat,” kata Reihana, yang juga kepala Dinas Kesehatan Lampung.
Mengenai ada tambahan seorang PDP yang meninggal pada Minggu(26/4/2020) pukul 11.50, dia mengatakan, pasien tersebut perempuan 63 tahun dirawat di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung. Pasien tersebut memiliki riwayat masuk rumah sakit, karena kanker rahim dan dilakukan operasi pengangkatan rahim. Hasil rapid test-nya positif.
Pasien ini memiliki riwayat kontak dengan anaknya dari Serang, daerah terjangkit. Setealah operasi kondisi kesehatan pasien memburuk. Sejak semalam kondisinya makin memburuk, hingga Ahad siang meninggal dunia. Pemulasaran jenazah dilakukan secara pasien Covid-19.
Data yang dirilis Dinas Kesehatan Lampung, Minggu (26/4/2020) siang, jumlah ODP 3.310 orang, masih proses pemantauan 14 hari 668 orang, selesai dipantau 2.641 orang dan ODP meninggal dunia 1 orang.
Sedangkan PDP berjumlah 71 orang, masih dirawat 22 orang, pulang, negatif, sembuh 37 orang, dan meninggal dunia PDP 12 orang. Sementara pasien positif Covid-19 sebanyak 42 orang, masih dirawat 27 orang, dan meninggal dunia 5 orang, sembuh 10 orang.
Minggu (26/4), ODP 3.310 orang, sudah selesai dipantau 14 hari 2.641, masih dipantau 668 orang, ODP meninggal dunia 1 orang. PDP 71 orang, masih diisolasi 22 orang, negatif 37 orang, meninggal 12 orang. Pasien Positif 42 orang, (jadi ada penambahan 4 kasus konfirmasi positif) masih dirawat/diisolasi 27 orang, meninggal 5 orang, sembuh 10 orang.
Seseorang yang masuk PDP, karena ada kontak seseorang terkonfirmasi positif, atau orang terjangkit di zona merah. 1. riwayat kontak dengan orang konfirmasi positif, inilah kecanggihan para surveilens.
PDP rata-rata pasien semua ada penyakit penyerta yang lain, jadi tidak murni ada gejala Covid-19, PDP itu belum tentu positif, karena disebabkan ada jeda waktu antara pemeriksaan harus melalui pemeriksaan PCR, PCR masih dalam tahap kedatangan. akhir bulan datang alatnya, sudah izin kemendkes untuk pemeriksaan PCR secara mandiri.
Ada jeda waktu menunggu hasil konfirmasi dari lab jakarta atau palembang. kalau PCR ada waktu hanya satu jam lebih bisa diketahui hasilnya konfimrasi positif atau negatif. Selama ini, ada keterlambatan , itu yang membuat kadang -kadang pasien PDP yang meninggal dalam keadaa PDP, karena semua PDP yang kami data punya penyakit penyerta. Perawatan PDP sudah dilakukan secara sama dengan pasien positif.(*/Kri)
SURABAYA – Pasien positif Covif-19 di Jawa Timur bertambah 17 orang. Sehingga total pasien yang terkonfirmasi positif menjadi 785 kasus. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, dari total tersebut, yang saat ini masih dalam perawatan sebanyak 557 pasien.
“Hari ini 785 pasien yang sudah konfirmasi positif, dari 785 saat ini dirawat 557,” jelas Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (26/4/2020).
Berdasarkan data Pemprov Jatim, penambahan terbanyak kali ini dari Lumajang dan Kediri. Kedua kabupaten ini masing-masing menyumbang empat pasien baru. Kemudian Tulungagung bertambah dua pasien, serta Kota Pasuruan, Probolinggo, Kabupaten Malang, Mojokerto, Trenggalek, Lamongan, Kota Malang, dan Pacitan masing-masing satu pasien.
Khofifah juga mengungkapkan adanya tambahan dua pasien positof Covid-19 di wilayah setempat yang dinyatakan sembuh. Keduanya dari Surabaya. Sehingga total yang terkonversi negatif atau sembuh sebanyak 140 orang, atau setara 17,83 persen.
“Total pasien yang terkonversi negatif atau sembuh sebanyak 140 orang atau setara 17,3 persen,” ujar Khofifah.
Khofifah juga mengungkapkan adanya tambahan dua pasien Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia. Satu pasien meninggal asal Lumajang dan satu lainnya dari Sidoarjo. Sehingga, total pasien positif Covid-19 di Jatim yang meninggal sebanyak 88 orang atau setara 11,21 persen.
Sementara, untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Jatim, jumlah totalnya sebanyak 2.681 pasien, dan yang saat ini masih diawasi sebanyak 1.383 pasien. Selanjutnya sebanyak 18.350 berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP), meskipun yang masih dipantau tinggal 5.908 orang.(*/Gio)
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil membahas evaluasi pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bersama bupati dan wali kota se-Bandung Raya. PSBB Bandung Raya yang diterapkan sejak Rabu (22/4) dinilai berhasil salah satunya jika pergerakan manusia hanya sebanyak 30 persen, baik di permukiman maupun jalanan.
Khusus pergerakan di jalan raya, warga/kendaraan yang dibolehkan beraktivitas yang sifatnya darurat dan memiliki izin tertulis. Yang termasuk di antaranya pengecualian yang diatur dalam peraturan bupati/wali kota. “Keberhasilan PSBB (Bandung Raya), (salah satunya) saya harap bupati/wali kota bisa menurunkan pergerakan hingga (di angka) 30 persen, baik kepadatan di permukiman maupun di jalanan,” ujar gubernur yang akrab disapa Emil ini.
Dalam pertemuan daring tersebut, Emil dan kepala daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang juga sepakat bahwa warga tidak diperbolehkan keluar dari daerahnya. Emil pun meminta kepolisian untuk memperketat pintu masuk di wilayah perbatasan, termasuk jalan-jalan tikus.
“Mulai sekarang kita perketat penjagaan di perbatasan. Tidak boleh ada warga yang masuk maupun keluar dari wilayahnya kecuali dengan alasan yang jelas,” kata Emil.
Lewat konferensi video itu, Emil turut meminta laporan pelaksanaan rapid test di setiap daerah. Menurut dia, indikator keberhasilan PSBB lainnya adalah ditemukannya peta persebaran Covid 19 melalui tes masif dengan metode rapid diagnostic test (RDT) maupun real time polymerase chain reaction (RT-PCR). Karena itulah, saat PSBB Bandung Raya berakhir pada 5 Mei mendatang, diharapkan terjadi perlambatan penambahan kasus Covid-19.
Emil menjelaskan, penambahan memang masih diprediksi naik, tetapi jumlah penambahannya berkurang tidak seperti sebelum PSBB diberlakukan. “Misalnya, yang biasanya sehari ada 12 kasus positif menjadi lima (kasus). Ini juga salah satu ukuran keberhasilan PSBB,” kata Emil seraya berharap Bandung Raya menjadi percontohan PSBB terbaik di Indonesia.
Lewat konferensi video tersebut, Wali Kota Bandung Oded M Danial melaporkan, meski pada hari pertama PSBB Kota Bandung masih terjadi cukup banyak pelanggaran, trennya terus menurun. Saat ini, menurut Oded, permasalahan yang harus segera dituntaskan adalah arus lalu lintas warga dari luar Kota Bandung yang datang dari berbagai arah.
Dia mengatakan, arus lalu lintas terpantau cukup banyak di ring 2 yang memiliki 42 akses masuk ke Kota Bandung, baik melalui tol maupun jalan arteri. “Kemudian, di ring 3 atau kewilayahan terpantau kesadaran warga di tiap RW sudah bagus dan memiliki sistem pengawasan terukur, misalnya menutup gang-gang masuk,” kata Oded.
Sementara itu, Wali Kota Cimahi Ajay M Priatna berharap ada sinkronisasi antarwilayah agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penerapan PSBB Bandung Raya. Selain itu, Ajay mengatakan, tindakan tegas juga perlu dilakukan agar PSBB berjalan lebih efektif. “Saya apresiasi pertemuan ini karena memang harus ada evaluasi bersama secara berkala,” ujarnya.
Terkait tes masif di Kota Cimahi, Ajay melaporkan bahwa hingga saat ini pihaknya sudah melakukan tes masif dengan metode RDT kepada 2.994 orang. “Hasilnya, ditemukan 30 orang positif yang akan ditindaklanjuti dengan tes (swab) PCR,”ungkapnya.(*/Hend)
YOGYAKARTA – Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Yogyakarta memperkirakan sekitar 70 persen pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah terdampak pandemi Covid-19.
“Saya perkirakan ada 70 persen anggota yang saat ini terdampak pandemi Covid-19 karena usahanya tidak bisa lagi dijalankan,” kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta Ana Haryadi, Sabtu (25/4)
Menurut dia, pelaku UMKM yang paling terdampak adalah pelaku usaha di bidang fesyen seperti batik dan kerajinan tangan karena pasar utamanya adalah wisatawan yang datang ke Kota Yogyakarta.
“Karena pariwisata juga terdampak dan hampir tidak ada wisatawan yang datang, maka usaha ini pun mengalami pukulan yang sangat berat,” katanya.
Meskipun demikian, Ana memuji kesigapan para pelaku UMKM karena cepat beradaptasi dengan kesulitan yang dihadapi dengan tetap mencari peluang usaha lain, salah satunya mengalihkan jenis produk yang diproduksi sesuai permintaan pasar.
“Banyak pelaku usaha batik atau fesyen yang memproduksi masker kain karena produk ini sekarang banyak dicari konsumen. Bahkan ada yang memproduksi daster atau pakaian santai di rumah karena banyak pekerja yang bekerja dari rumah dan membutuhkan pakaian yang nyaman,” katanya.
Selain itu, banyak pelaku usaha yang mengalihkan usahanya ke bidang kuliner seperti membuat makanan dan minuman atau menjual bahan pangan dan komoditas kebutuhan pokok.
Ia menyebut, pengalihan produksi tersebut mampu membantu pelaku UMKM untuk tetap bertahan di tengah kondisi yang serba sulit.
“Untuk pemasaran pun, sudah banyak yang melakukannya secara daring. Misalnya melalui grup percakapan di WhatsApp atau melalui aplikasi sosial media lainnya. Saya kira, adaptasi para pelaku UMKM ini patut diapresiasi,” katanya yang berharap pandemi Covid-19 bisa segera berlalu.(*/D Tom)
SUKABUMI – Memasuki musim panen raya padi, harga gabah kering di sejumlah daerah Kabupaten Sukabumi, mengalami penurunan. Penurunan harga gabah tersebut, diduga disebabkan suplai yang melimpah dan menurunnya kualitas gabah.
Seorang petani di Kampung Tanjankanlengka, Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar, M Solihin (55) mengatakan, semenjak memasuki musim panen raya, hampir semua harga gabah yang dijual petani kepada para tengkulak, harganya mengalami penurunan.
“Sejak panen raya, harga gabah memang menurun. Sebelumnya, harga gabah kering itu dijual Rp4 ribu per kilogramnya. Nah, sekarang menurun menjadi Rp3.700 per kilogramnya,” jelas M Solihin , Jum’at kemarin (24/04/2020).
Lebih lanjut ia menjelaskan, kuantitas produksi panen raya padi pada tahun ini, hasilnya cukup baik. Begitu pun dari faktor kualitas, menurutnya tidak menurun jika dibandingkan dengan panen raya pada tahun sebelumnya. Namun, permasalahannya adalah harga yang diterima petani lebih rendah dibandingkan biaya pokok produksi.
“Harga tahun ini kami sayangkan jatuh. Iya, penurunannya harmpir Rp300 per kilogramnya,” paparnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Ajat Sudrajat mengatakan, pihaknya mengaku mengetahui rendahnya harga gabah di tingkat petani. Menurutnya anjloknya harga ini, salah satunya disebabkan panen raya serentak yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya.
“Iya, suplai gabah yang melimpah disebabkan oleh masa panen raya yang membuat harga turun. Selain itu, harga gabah turun karena musim yang tidak terlalu bagus, berpengaruh pada kualitas gabah. Itu berimplikasi pada harga gabah,” katanya.
Untuk mengantisipasi anjloknya harga gabah kering itu, saat ini Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi tengah melakukan penyisiran ke lokasi pesawahan warga yang tengah melakukan panen raya. Ini dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya pemerintah untuk menekan agar harga gabah kering tersebut tetap stabil.
“Kita sudah melakukan komunikasi selain dengan petani, juga para distributor gabah. Memang, hampir setiap tahun harga gabah selalu mengalami penuruanan, bila memasuki musim panenan raya. Meski demikian, kami akan terus memantau agar harga gabah ini, tetap normal,” paparnya.(*/Yan)
LAMPUNG – Pasien positif virus Corona atau Covid-19 Lampung bertambah drastis dari 27 orang pada Rabu (22/4) menjadi 38 orang pada Kamis (23/4). Penambahan 11 orang pasien positif tersebut sehari sebelum Ramadhan 1441 H.
Belum ada keterangan resmi dari Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Lampung dr Reihana terkait penambahan pasien positif yang cukup signifikan selama ini.
“Nanti sore dijelaskan semua. Semua pertanyaan disampaikan ke Bu Lisna (Humas Diskes Lampng) sampai jam 12 batasnya,” kata dr Reihana dalam keterangan kepada wartawan di Bandar Lampung, Kamis (23/4).
Berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Lampung, Kamis (23/4), pukul 10.00, jumlah orang dalam pengawasan (ODP) 3.074 orang. Sebanyak 662 orang masih proses pemantauan 14 hari, 2.411 orang selesai pemantauan, dan 1 orang ODP meninggal.
Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) 60 orang. Terdiri dari 18 orang masih dirawat/diisolasi, 33 orang pulang, sembuh, dan negatif, dan 9 orang PDP meninggal dunia.
Sementara pasien positif terkonfirmasi Covid-19 di Lampung sebanyak 38 orang. Sebelumnya sempat bertahan beberapa hari 27 orang. Dari 38 orang, 23 orang masih dirawat/diisolasi, 5 orang meninggal dunia, dan 10 orang sembuh.
Sehari sebelum hari pertama Ramadhan 1441 H, Kamis kemarin(24/4), arus orang dan kendaraan yang berada di wilayah Lampung terjadi peningkatan. Jumlah kendaraan yang masuk ke Lampung terpantau ramai lancar. Kendaraan pribadi dari Jawa terutama Jakarta, mendominasi.
Sedangkan jumlah penumpang pejalan kaki yang tiba di Terminal Rajabasa, Kota Bandar Lampung terus berdatangan.
Sedangkan jumlah orang yang keluar rumah baik ke pasar maupun di jalan raya dalam kota Bandar Lampung terpantau ramai lancar. Kondisi tersebut berbeda jauh saat penerapan 14 hari isolasi mandiri/karantina mandiri, seiring dengan libur anak sekolah dan bekerja di rumah bagi pegawai.
“Saya lihat sekarang jalan-jalan di Bandar Lampung ramai dan pasar makin ramai. Mungkin mau belanja untuk bulan puasa, atau mungkin menganggap sudah selesai karantina mandiri selama 14 hari yang lalu,” tutur Danil, warga Rajabasa, Bandar Lampung.
Menurut dia, arus kendaraan mulai ramai namun belum macet seperti belum mewabahnya virus Corona. Sedangkan di jalan lintas Sumatra juga arus kendaraan makin ramai dari Pelabuhan Bakauheni yang melintas di jalan lintas dalam kota.(*/Kri)
SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur resmi memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Surabaya, Gresik, dan Kabupaten Sidoarjo yang akan berlaku mulai Selasa (28/4/). PSBB di sebagian wilayah kota Jawa Timur itu akan berlaku hingga 11 Mei 2020.
Keputusan tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa seusai rapat final PSBB di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (23/4) jelang tengah malam. Khofifah menyerahkan secara resmi Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 18 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB Dalam Penanganan Covid-19 di Provinsi Jawa Timur, serta Surat Keputusan Gubernur kepada Wakil Bupati Gresik, Mohammad Qosim, Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin, serta Sekda Kota Surabaya Hendro Gunawan yang mewakili Wali Kota Surabaya.
Turut hadir dalam rapat tersebut Forkopimda Jatim yakni Kapolda Jatim, Pangdam V Brawijaya, Ketua DPRD Jatim, Pangkoarmada II, Pangdivif II Kostrad, serta jajaran Forkopimda Jatim lainnya.
Usai menyerahkan Pergub dan SK tersebut, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berharap Jum’at (24/4/2020) Peraturan Walikota (Perwali) serta Peraturan Bupati (Perbup) terkait PSBB tersebut sudah difinalkan sehingga bisa segera disosialisasikan secara luas kepada masyarakat.
“Sosialisasi pemberlakuan PSBB akan dilakukan pada hari Sabtu, Minggu dan Senin (25-28 April 2020) sehingga PSBB bisa mulai efektif berlaku selama 14 hari ke depan mulai Selasa, 28 April 2020 sampai dengan 11 Mei 2020,” kata Khofifah.
Khofifah mengatakan, pemberlakuan PSBB ini akan dievaluasi secara reguler. Jika selama 14 hari pemberlakuan PSBB, kasus Covid-19 masih juga signifikan, maka waktu pemberlakuan PSBB akan diperpanjang begitu sebaliknya.
“Untuk pelaksanaannya melihat Kota Surabaya 31 kecamatan sudah terdampak maka akan diberlakukan full PSBB. Namun untuk yang lain seperti Kabupaten Gresik akan diberlakukan parsial PSBB,” kata Khofifah.
Lebih lanjut terkait larangan dalam PSBB berkaitan dengan transportasi, perdagangan dan peribadatan, akan dilakukan sosialisasi terlebih dahulu. Sedangkan untuk sanksi akan diserahkan kepada masing-masing untuk didetailkan dan dibahas bersama.
Sementara itu Ketua DPRD Jatim, Kusnadi mengatakan apa yang sudah diputuskan oleh Gubernur pada hari ini telah dibicarakan dan didiskusikan dengan DPRD Jatim. “Saya atas nama DPRD Provinsi Jawa Timur akan mendukung apa yang menjadi kebijakan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur,” terangnya.
Hingga Kamis sore, jumlah kasus Covid-19 di Surabaya tercatat 326 kasus, Gresik 21 kasus, dan Sidoarjo 71 kasus.(*/Gio)
BANDUNG – Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Bandung sudah memasuki hari kedua. Polisi akan lebih tegas menindak para pelanggar pada hari kedua pelaksanaan PSBB di Kota Bandung.
Demikian disampaikan, Kasatlantas Polrestabes Bandung Kompol Bayu Catur Prabowo ditemui di Bunderan Cibiru, Kamis (23/4/2020).
Menurutnya, kendaraan roda dua yang memasuki Kota Bandung dalam satu hari bisa mencapai angka 57 ribu. Adapun selama pelaksanaan PSBB, pelanggaran masih didominasi oleh pengguna kendaraan roda dua yang berboncengan sehingga petugas mesti memberi teguran dengan diberi blangko atau diminta untuk memutar balik.
“Sementara ini seperti yang sudah dilihat bahwa yang berboncengan kita berikan blangko kemudian diminta untuk kembali lagi ke tempat asalnya,” ucap Bayu.
“Pelanggaran yang terjadi memang belum terlalu banyak dan itu didominasi oleh masih berboncengan sehingga hari ini kita mencoba lebih selektif lagi di dalam memberikan teguran ataupun peringatan,” sambung Bayu.
Bayu mengungkapkan, warga terlihat mulai tertib dalam menggunakan masker terutama saat berkendara. Meski begitu, Dia meminta warga untuk senantiasa menaati aturan tersebut.
“Untuk penggunaan masker itu sekarang sudah lebih tertib dan dari kemarin juga yang tidak menggunakan masker itu tidak terlalu banyak tapi yang berboncengan itu masih sangat banyak sehingga hari ini kita akan sedikit lebih tegas,” ucap dia.
Lebih lanjut, Bayu menambahkan, penindakan yang dilakukan oleh polisi tidak hanya dilakukan di 19 titik check point yang tersebar di perbatasan maupun pusat Kota Bandung melainkan juga di persimpangan jalan.
“Di tiap simpang juga ini tetap akan kita laksanakan kegiatan ini, jadi tidak hanya di check point batas luar Bandung saja tetapi nanti di tiap simpang di mana ada polisi lalu lintas di situ kita akan melaksanakan penindakan,”tutupnya.(*/Hend)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro