PADANG – Sebanyak 3.844 pekerja yakni sopir dan kernet bus umum dan pariwisata dari 123 perusahaan transportasi di Sumatera Barat (Sumbar) dirumahkan imbas pandemi virus corona (Covid-19).
Ketua DPD Organda Sumbar, S Budi Syukur menjelaskan, penyebab terjadinya masalah itu akibat terpuruknya usaha transportasi darat, apalagi ditambah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berujung pemberhentian operasional transportasi.
“Para pekerja yang dirumahkan itu tergabung dalam 123 perusahaan transportasi darat Sumbar, di antaranya bus antarkota antarprovinsi (AKAP), antarkota dalam provinsi (AKDP) serta angkutan pariwisata. Untuk AKAP 12 perusahaan dengan 755 kendaraan, AKDP 84 perusahaan rincian 1.003 kendaraan, kemudian 27 perusahaan angkutan pariwisata yang memiliki 164 kendaraan,” katanya, Rabu (29/4/2020).
Menurutnya, pemberhentian operasional bus akibat pandemi corona membuat perusahaan transportasi darat mengalami kerugian besar. “Pertama sekali soal kredit bank dan biaya operasional tetap dibayar, sedangkan mereka tidak dapat pemasukan,” ucapnya.
Budi Syukur mengakui saat ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah ada ketentuan untuk restrukturisasi. Namun demikian, para perusahaan belum mendapatkan kejelasan yang pasti bagaimana bantuan tersebut.
“Belum ada bantuan didapatkan dari pengusaha transportasi darat. Kedua untuk sektor para pekerja transportasi, ini kami juga belum dapat bantuan. Memang ada bantuan dari kepolisian Rp600 ribu per orang, tapi masih menunggu prosesnya,” katanya.
Dengan kondisi ini, Organda Sumbar berharap pemerintah provinsi memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) terhadap perusahaan yang terdampak. Salah satunya, dari segi sektor transportasi darat yang terancam gulung tikar.
“Kami sudah ajukan surat ke Pak Gubernur meminta berbagai keringanan-keringanan terhadap perusahaan transportasi ini, seperti pemberlakuan izin, pajak, serta distribusi dihapuskan,”tuturnya.(*/Wid)
PURWAKARTA – Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Purwakarta kembali merilis soal penyebaran wabah virus corona. Hingga Selasa (28/4) siang WIB, jumlah Orang dalam pengawasan (ODP) bertambah satu orang, yakni dari sebelumnya 158 orang menjadi 159 orang.
Hal itu, disampaikan langsung Ketua Gugus Tugas Covid-19 Purwakarta, Anne Ratna Mustika pada Selasa (28/4/2020). Selain ODP, pihaknya juga menyampaikan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP).
Untuk PDP, kata dia, datanya berkurang 2 orang, yakni dari sebelumnya 57 menjadi 55 orang.
“Dari jumlah kemarin, ada dua pasien dinyatakan sembuh. Tapi tadi siang, dari data yang masuk ada penambahan dua PDP lagi,” ujar Anne di Posko Penanggulangan Covid-19 Purwakarta di Gedung Bakorwil.
Anne menjelaskan, untuk yang PDP ini 14 pasien di antaranya masih dalam perawatan medis. Adapun untuk jumlah warga yang terkonfirmasi positif tetap 8 orang. Sebagaimana diketahui, total sebelumnya ada 13 orang dan telah sembuh sebanyak 5 orang.
Selain itu, lanjut dia, untuk warga yang berstatus Orang Pelaku Perjalanan (OPP) per hari ini terjadi penambahan yang cukup signifikan. Yaitu sebanyak 67 orang. Sebagian OPP tersebut, memang dari luar kota yang menuju ke Purwakarta.
“Upaya kita untuk OPP ini, yakni dengan mengkroscek ke lapangan apakah mereka melakukan isolasi mandiri selama 14 hari atau tidak, terutama yang berasal dari zona merah,” jelas dia.
Bupati Purwakarta itu juga mengatakan langkah-langkah antisipasi terus dilakukan oleh jajaran Pemkab Purwakarta melalui gugus tugas covid-19, di antaranya tetap melakukan rapid test (pemeriksaan) dan tracing (pelacakan) bagi yang kontak erat dengan pasien dalam pengawasan. (*/As)
BANDUNG – Selain penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran Covid 19, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan rapid test secara massal di beberapa kota dan kabupaten.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebutkan, rapid tes massal dilakukan untuk mengetahui pemetaan penyebaran Covid-19. Hingga dengan saat ini, Emil menyebut telah lakukan ratusan ribu rapid tes massal di Jabar.
“Sudah hampir 100 ribu tes masif yang kami lakukan dengan metode RDT (Rapid Diagnostic Test),” kata Emil, dalam rilis yang diterima wartawan, Selasa (28/4/2020).
Dari hasil rapid test tersebut, ribuan orang diketahui positif terpapar virus corona. Tidak disebutkan, wilayah mana saja yang terbanyak positif terpapar.
“Dari hasil RDT, ada 2.000-an positif,” sambungnya.
Emil menyebutkan, pihaknya telah melakukan penanganan lanjutan dari 2.000 orang yang positif terpapar corona. Kepada mereka, Emil mengatakan, akan dilakukam test lanjutan dengan metode PCR.
“Kita tindak lanjuti dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction),”tandasnya.(*/Hend)
SURABAYA – Suasana duka menyelimuti RSUD dr Soewandhie, Surabaya, Jawa Timur. Pasalnya, salah satu dokter yang bertugas di sana meninggal dunia pada Senin (27/4/2020) sore setelah terpapar positif Covid-19 atau virus corona.
Dokter malang tersebut bernama Berkatnu Indrawan Janguk. Jenazah sang dokter sudah dikebumikan di salah satu pemakaman di Kota Surabaya.
Sang dokter sempat dinyatakan positif Covid-19 karena tertular pasien yang tak jujur atas penyakit yang diderita.
Namun, usai menjalani perawatan di RSUD Soewandhi, kondisi almarhum membaik. Bahkan sempat dilakukan tes swab beberapa kali hasilnya negatif. Almarhum mempunyai riwayat penyakit asma.
Koordinator Protokol Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita, menyatakan Pemkot Surabaya berduka cita atas meninggalnya sang dokter. Almarhum salah satu pejuang medis yang bertugas di garda terdepan menangani pasien Covid-19.
“Almarhum adalah dokter yang menangani pasien Covid-19 asal Pemalang. Namun karena pasien tidak mengaku kalau positif Covid-19, akhirnya almarhum ikut terpapar,” kata Feni, sapaan akrabnya, Selasa (28/4/2020).
Menurut Feni, awalnya sang dokter mengeluh sakit asmanya kambuh sekitar tiga pekan lalu. Kemudian dia dirawat di RSUD Soewandie dan menjalani tes swab. Hasil swab dinyatakan positif Covid-19.
Setelah dirawat selama tiga pekan, sang dokter kondisinya sempat membaik. Ketika menjalani tes swab hasilnya negatif alias sembuh. Tapi, ternyata tubuhnya tidak bisa membentuk imun sehingga nyawanya tidak tertolong.
“Pukul 17.46 WIB dia meninggal dunia. Padahal swabnya negatif tiga kali. Saya berharap tidak ada lagi pejuang medis yang terpapar hingga meninggal dunia,” tuturnya.
Tenaga medis yang terpapar Covid-19 hingga meninggal di Surabaya tidak hanya kali ini terjadi. Sebelumnya, perawat senior di RS Siloam Hospital Surabaya, Hastuti Yulistiorini, meninggal pada 16 April 2020.(*/Gio)
MALANG – Setelah sempat belum menemukan kata sepakat untuk mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tiga kepala daerah di Malang raya akhirnya ‘sadar’.
Sebelumnya kesepakatan PSBB Malang raya sirna, setelah Kabupaten Malang dan Kota Batu memutuskan tidak sepakat lantaran jumlah pasien positif corona yang masih sedikit. Belakangan hanya Kota Malang yang keukeuh mengajukan PSBB ke Gubernur Jawa Timur, namun akhirnya ditolak.
Namun, penambahan jumlah pasien positif corona dalam tiga hari terakhir menjadi 45 pasien positif corona, membuat kepala daerah ‘menyerah’ dan mulai ‘sadar’.
Bupati Malang HM. Sanusi mengatakan wacana pemberlakuan PSBB di Malang Raya kembali digaungkan. Bahkan, ia berencana mengajak Pemkab Pasuruan dan Pemkot Pasuruan bergabung di dalamnya.
“Ya kami akan ajak gabung Kota Pasuruan dan Kabupaten Pasuruan selain kota Malang dan Batu dalam PSBB Malang Raya. Karena termasuk karesidenan Malang dan untuk mendukung PSBB yang ada di Jawa Timur,” ujar Sanusi, usai rapat koordinasi di Pendopo Kabupaten Malang, Senin (27/4/2020).
Menindaklanjuti keseriusan pembicaraan PSBB tersebut, Sanusi telah meminta bantuan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jawa Timur dan Bakorwil III Kota Malang. “Sudah meminta bantuan untuk koordinasi dan nanti Bakorwil akan memimpin koordinasi lima kepala daerah,” ungkapnya.
Sesuai rencana rapat koordinasi dengan lima kepala daerah tersebut akan dilakukan pada Selasa 28 April 2020. “Nanti selasa 5 kepala daerah akan bertemu dan akan melakukan koordinasi di Pendopo Agung Kota Malang sini,” kata Sanusi.
Sementara Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengaku asa Malang raya untuk mengajukan PSBB kembali besar setelah melihat situasi pasien positif corona yang terus bertambah. “Alhamdulillah, ini rapat koordinasi mendadak dengan Forkopimda, kami membahas tentang situasi sekarang di Batu dan Malang Raya. Kami sepakat akan persiapan PSBB untuk Malang Raya,” ujar Dewanti.
Ia mengakui jika mendapat undangan dari Bakorwil yang mewilayahi Malang raya untuk melakukan rapat koordinasi membahas terkait wacana pengajuan kembali PSBB.
“Kami tadi membicarakan bagaimana langkah efektif dan memiliki hasil yang bisa menekan penyebaran dengan baik. Sambil menyiapkan, Selasa besok saya diundang Bakorwil untuk koordinasi dengan Malang Raya, ini saya sudah punya bahannya yang tadi dirapatkan,” ujarnya.
Sedangkan Wali Kota Malang Sutiaji yang dari awal tetap keukeuh mengajukan PSBB merasa perlu pentingnya sinergitas Malang raya guna membendung peningkatan pasien positif corona.
“Sejak kami luncurkan surat pengajuan PSBB lewat Pemprov, saya tidak merasa “bangga”, perhatian saya tertuju pada jumlah PDP (pasien dalam pengawasan) yang terus bertambah dan OTG. Kegelisahan itu juga dikuatkan oleh kendala bahan uji laboratorium untuk swab yang sempat habis dan menunggu pasokan,” ujarnya.
“Ini yang sedang kita telisik, dan mengapa kembali saya tegaskan penting lakukan PSBB (Malang Raya), ” tutup Sutiaji.
Sebagai informasi, 45 orang dinyatakan positif corona di Malang raya, 310 orang masuk kategori PDP, dan 1.158 masuk kategori orang dalam pemantauan (ODP) hingga Senin siang ini.(*/Gio)
KUNINGAN – Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kuningan mencatat, hingga hari ini Senin (27/4/2020), sekitar 57 ribu pemudik sudah kembali ke Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Diprediksi, jumlah tersebut tidak bertambah, karena larangan mudik lebaran sudah diterapkan.
“Sampai hari ini pemudik di Kabupaten Kuningan sekitar 57 ribu,” ujar Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin , Senin (27/4/2020).
Diterangkan Agus, pemeriksaan kesehatan dan pendataan terhadap para pemudik masih diberlakukan. Mereka diperiksa secara ketat di pos-pos atau chek point yang ada di pintu masuk dan perbatasan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
“Pemeriksaan kesehatan dan pendataan pemudik masih. Meskipun pemudik sudah jauh menurun,” kata Agus.
Agus melanjutkan, rata-rata pemudik yang tiba merupakan perantau asal Kabupaten Kuningan. Mereka datang dari wilayah Jabodetabek atau daerah episentrum sebaran virus corona.
“Benar, kebanyakan dari daerah Jabodetabek,” tambah Agus.
Agus mengimbau, agar para perantau asal Kabupaten Kuningan tidak melakukan mudik dan mematuhi anjuran dari pemerintah. Selain itu, ia meminta supaya para perantau tersebut tetap menjaga pola hidup sehat, menerapkan social distancing, memakai masker apabila keluar rumah, dan sebagainya.
“Kami selalu menghimbau agar tetap mentaati anjuran pemerintah, tetap hidup sehat, jaga jarak gunakan masker, tidak keluar rumah, dan lainnya,” ucap Agus.
Sekedar informasi, Pemerintah Kabupaten Kuningan belum lama ini sudah mendirikan pos penjagaan untuk memeriksa dan mendata pemudik. Pos tersebut terletak di lima pintu masuk Kabupaten Kuningan. Yakni di Sampora, Mekarjaya, Cibingbin, Cipasung, dan Mandirancan.
Pendirian pos penjagaan tersebut bertujuan untuk mengawasi siapa saja orang-orang yang hendak masuk ke Kabupaten Kuningan. Terutama bagi pemudik dari wilayah episentrum Covid-19.
Aktivitas yang dilakukan di pos-pos itu di antaranya adalah penyemprotan disinfektan, pengecekan suhu, serta mendata pendatang berasal dari mana dan akan ke mana.(*/Dang)
BATANG – Seiring waktu penyebaran virus corona atau COVID-19 di Batang belum menunjukkan masa berakhirnya. Malah jumlahnya justru kian bertambah lagi orang yang terpapar virus corona.
Bupati Batang Wihaji mengungkapkan, dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Batang kasus COVID-19 untuk status orang dalam pemantau (ODP) sebanyak 151 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) 3 orang, PDP meninggal dunia sudah ada 5 orang.
“Dari informasi yang saya terima pada Sabtu (25/4/2020) malam, hasil tracing menambah 1 dokter, usia 35 tahun berjenis kelamin perempuan hasil swab laboratorium positif, dokter tersebut berdomisili di Kecamatan Limpung, yang sekarang masih menjalani isolasi di rumah sakit swasta di Batang,” kata Wihaji saat memberikan keterangan pers di Posko Covid-19 Batang, Minggu (26/4/2020).
Dari hasil tracing yang bersentuhan dengan pasien positif yang dirawat, ada 11 orang dilakukan rapid test semua hasilnya positif. “Oleh karena itu, masyarakat lebih serius lagi dalam penanganan virus corona dengan terapkan protokol kesehatan, desa untuk bisa melokalisir, gunakan masker dan psysical distanching benar-benar dijalankan,” katanya.
“Hasil tracing setelah kita rapid test ada 11 orang positif, maka ini menjadi perhatian bagi masyarakat Batang untuk melaksanakan imbauan pemerintah, karena sangat mengkawatirkan,” katanya.
Dari total 7 orang positif terpapar korona, 2 orang sembuh, 1 orang dirawat di RSUP dr Kariadi Semarang, 1 orang di RSUD Batang, 1 orang di RS swasta di Batang, dan 1 orang positif COVID-19 meninggal dunia.
“Dari 11 hasil rapid test positif merupakan orang tanpa gejala (OTG) yang sekarang sudah melakukan isolasi mandiri,” katanya.
Adapun jumlah total dokter yang terpapar corona di Kabupaten Batang sudah ada 4 orang. “Total dokter yang positif korona ada 4 orang, 1 dokter sembuh, 2 dokter diisolasi di Rumah Sakit Sawasta di Batang, 1 dokter dirawat di RSUP dr Kariadi Semarang,”tandasnya.(*/D Tom)
LAMPUNG – Setelah 38 orang bertahan beberapa hari, kini jumlah pasien positif corona virus (Covid-19) di Lampung bertambah empat orang lagi menjadi 42 orang. Empat orang tambahan tersebut, tiga orang hasil tracing (pelacakan), satu orang pasien baru.
“Ketiga pasien tersebut, dan satu pasien baru semuanya OTG (Orang Tanpa Gejala),” kata Juru Bicara Gugus Tugas Pananganan Covid-19 Lampung dr Reihana dalam keterangan persnya di Bandar Lampung, Minggu(26/4/2020).
Dia menjelaskan, empat kasus tambahan positif berasal dari Kabupaten Waykanan. Satu kasus pasien lelaki 42 tahun, masuk dalam klaster Gowa. Pasien tersebut ada riwayat perjalanan dari Gowa, Sulawesi Selatan, dalam acara keagamaan. Sedangkan tiga pasien lainnya, hasil tracing dari pasien positif sebelumnya.
Ketiga pasien hasil tracing yakni pasien lelaki 65 tahun dari Kabupaten Tulangbawang Barat. Kedua, pasien lelaki 70 tahun, dan ketiga pasien lelaki 43 tahun. Ketiganya positif konfirmasi hasil tracing dari pasien positif yang dirawat. Ketiga pasien tersebut dan satu pasien baru semuanya OTG.
“Mereka diisolasi mandiri di rumah atau di salah satu tempat. Empat pasien tersebut tidak dirawat di rumah sakit karena keadannya sehat,” kata Reihana, yang juga kepala Dinas Kesehatan Lampung.
Mengenai ada tambahan seorang PDP yang meninggal pada Minggu(26/4/2020) pukul 11.50, dia mengatakan, pasien tersebut perempuan 63 tahun dirawat di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung. Pasien tersebut memiliki riwayat masuk rumah sakit, karena kanker rahim dan dilakukan operasi pengangkatan rahim. Hasil rapid test-nya positif.
Pasien ini memiliki riwayat kontak dengan anaknya dari Serang, daerah terjangkit. Setealah operasi kondisi kesehatan pasien memburuk. Sejak semalam kondisinya makin memburuk, hingga Ahad siang meninggal dunia. Pemulasaran jenazah dilakukan secara pasien Covid-19.
Data yang dirilis Dinas Kesehatan Lampung, Minggu (26/4/2020) siang, jumlah ODP 3.310 orang, masih proses pemantauan 14 hari 668 orang, selesai dipantau 2.641 orang dan ODP meninggal dunia 1 orang.
Sedangkan PDP berjumlah 71 orang, masih dirawat 22 orang, pulang, negatif, sembuh 37 orang, dan meninggal dunia PDP 12 orang. Sementara pasien positif Covid-19 sebanyak 42 orang, masih dirawat 27 orang, dan meninggal dunia 5 orang, sembuh 10 orang.
Minggu (26/4), ODP 3.310 orang, sudah selesai dipantau 14 hari 2.641, masih dipantau 668 orang, ODP meninggal dunia 1 orang. PDP 71 orang, masih diisolasi 22 orang, negatif 37 orang, meninggal 12 orang. Pasien Positif 42 orang, (jadi ada penambahan 4 kasus konfirmasi positif) masih dirawat/diisolasi 27 orang, meninggal 5 orang, sembuh 10 orang.
Seseorang yang masuk PDP, karena ada kontak seseorang terkonfirmasi positif, atau orang terjangkit di zona merah. 1. riwayat kontak dengan orang konfirmasi positif, inilah kecanggihan para surveilens.
PDP rata-rata pasien semua ada penyakit penyerta yang lain, jadi tidak murni ada gejala Covid-19, PDP itu belum tentu positif, karena disebabkan ada jeda waktu antara pemeriksaan harus melalui pemeriksaan PCR, PCR masih dalam tahap kedatangan. akhir bulan datang alatnya, sudah izin kemendkes untuk pemeriksaan PCR secara mandiri.
Ada jeda waktu menunggu hasil konfirmasi dari lab jakarta atau palembang. kalau PCR ada waktu hanya satu jam lebih bisa diketahui hasilnya konfimrasi positif atau negatif. Selama ini, ada keterlambatan , itu yang membuat kadang -kadang pasien PDP yang meninggal dalam keadaa PDP, karena semua PDP yang kami data punya penyakit penyerta. Perawatan PDP sudah dilakukan secara sama dengan pasien positif.(*/Kri)
SURABAYA – Pasien positif Covif-19 di Jawa Timur bertambah 17 orang. Sehingga total pasien yang terkonfirmasi positif menjadi 785 kasus. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, dari total tersebut, yang saat ini masih dalam perawatan sebanyak 557 pasien.
“Hari ini 785 pasien yang sudah konfirmasi positif, dari 785 saat ini dirawat 557,” jelas Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (26/4/2020).
Berdasarkan data Pemprov Jatim, penambahan terbanyak kali ini dari Lumajang dan Kediri. Kedua kabupaten ini masing-masing menyumbang empat pasien baru. Kemudian Tulungagung bertambah dua pasien, serta Kota Pasuruan, Probolinggo, Kabupaten Malang, Mojokerto, Trenggalek, Lamongan, Kota Malang, dan Pacitan masing-masing satu pasien.
Khofifah juga mengungkapkan adanya tambahan dua pasien positof Covid-19 di wilayah setempat yang dinyatakan sembuh. Keduanya dari Surabaya. Sehingga total yang terkonversi negatif atau sembuh sebanyak 140 orang, atau setara 17,83 persen.
“Total pasien yang terkonversi negatif atau sembuh sebanyak 140 orang atau setara 17,3 persen,” ujar Khofifah.
Khofifah juga mengungkapkan adanya tambahan dua pasien Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia. Satu pasien meninggal asal Lumajang dan satu lainnya dari Sidoarjo. Sehingga, total pasien positif Covid-19 di Jatim yang meninggal sebanyak 88 orang atau setara 11,21 persen.
Sementara, untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Jatim, jumlah totalnya sebanyak 2.681 pasien, dan yang saat ini masih diawasi sebanyak 1.383 pasien. Selanjutnya sebanyak 18.350 berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP), meskipun yang masih dipantau tinggal 5.908 orang.(*/Gio)
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil membahas evaluasi pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bersama bupati dan wali kota se-Bandung Raya. PSBB Bandung Raya yang diterapkan sejak Rabu (22/4) dinilai berhasil salah satunya jika pergerakan manusia hanya sebanyak 30 persen, baik di permukiman maupun jalanan.
Khusus pergerakan di jalan raya, warga/kendaraan yang dibolehkan beraktivitas yang sifatnya darurat dan memiliki izin tertulis. Yang termasuk di antaranya pengecualian yang diatur dalam peraturan bupati/wali kota. “Keberhasilan PSBB (Bandung Raya), (salah satunya) saya harap bupati/wali kota bisa menurunkan pergerakan hingga (di angka) 30 persen, baik kepadatan di permukiman maupun di jalanan,” ujar gubernur yang akrab disapa Emil ini.
Dalam pertemuan daring tersebut, Emil dan kepala daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang juga sepakat bahwa warga tidak diperbolehkan keluar dari daerahnya. Emil pun meminta kepolisian untuk memperketat pintu masuk di wilayah perbatasan, termasuk jalan-jalan tikus.
“Mulai sekarang kita perketat penjagaan di perbatasan. Tidak boleh ada warga yang masuk maupun keluar dari wilayahnya kecuali dengan alasan yang jelas,” kata Emil.
Lewat konferensi video itu, Emil turut meminta laporan pelaksanaan rapid test di setiap daerah. Menurut dia, indikator keberhasilan PSBB lainnya adalah ditemukannya peta persebaran Covid 19 melalui tes masif dengan metode rapid diagnostic test (RDT) maupun real time polymerase chain reaction (RT-PCR). Karena itulah, saat PSBB Bandung Raya berakhir pada 5 Mei mendatang, diharapkan terjadi perlambatan penambahan kasus Covid-19.
Emil menjelaskan, penambahan memang masih diprediksi naik, tetapi jumlah penambahannya berkurang tidak seperti sebelum PSBB diberlakukan. “Misalnya, yang biasanya sehari ada 12 kasus positif menjadi lima (kasus). Ini juga salah satu ukuran keberhasilan PSBB,” kata Emil seraya berharap Bandung Raya menjadi percontohan PSBB terbaik di Indonesia.
Lewat konferensi video tersebut, Wali Kota Bandung Oded M Danial melaporkan, meski pada hari pertama PSBB Kota Bandung masih terjadi cukup banyak pelanggaran, trennya terus menurun. Saat ini, menurut Oded, permasalahan yang harus segera dituntaskan adalah arus lalu lintas warga dari luar Kota Bandung yang datang dari berbagai arah.
Dia mengatakan, arus lalu lintas terpantau cukup banyak di ring 2 yang memiliki 42 akses masuk ke Kota Bandung, baik melalui tol maupun jalan arteri. “Kemudian, di ring 3 atau kewilayahan terpantau kesadaran warga di tiap RW sudah bagus dan memiliki sistem pengawasan terukur, misalnya menutup gang-gang masuk,” kata Oded.
Sementara itu, Wali Kota Cimahi Ajay M Priatna berharap ada sinkronisasi antarwilayah agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penerapan PSBB Bandung Raya. Selain itu, Ajay mengatakan, tindakan tegas juga perlu dilakukan agar PSBB berjalan lebih efektif. “Saya apresiasi pertemuan ini karena memang harus ada evaluasi bersama secara berkala,” ujarnya.
Terkait tes masif di Kota Cimahi, Ajay melaporkan bahwa hingga saat ini pihaknya sudah melakukan tes masif dengan metode RDT kepada 2.994 orang. “Hasilnya, ditemukan 30 orang positif yang akan ditindaklanjuti dengan tes (swab) PCR,”ungkapnya.(*/Hend)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro