SUKABUMI – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi mempersilahkan bagi seluruh masjid di Kota Sukabumi untuk melaksanakan salat berjamaah.
Namun begitu, protokol kesehatan tetap harus dijalankan oleh para jamaah.
Sekretaris MUI Kota Sukabumi, M Kusoy menjelaskan pasca ditetapkannya Kota Sukabumi sebagai zona biru level dua Covid-19, pihaknya mengimbau agar semua masjid dapat melakukan ibadah berjamaah.
“Karena Kota Sukabumi sudah tidak lagi PSBB, maka kami himbau agar setiap masjid kembali melakukan salat berjamaah. Mulai dari salat lima waktu, salat jumat dan lainnya,” jelas Kusoy , Rabu (03/06/2020)..
Dijelaskan pula bahwa jumlah masjid di Kota Sukabumi terdiri dari tujuh masjid jami tingkat kecamatan, 33 masjid jami kelurahan dan 400 masjid yang tersebar di wilayah RT dan RW.
“Imbauan secara resmi dari MUI sedang dipersiapkan, tapi pada prinsipnya peribadahan di masjid sudah boleh dengan menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Untuk Masjid Agung Kota Sukabumi, kata Kusoy lagi, masih dalam tahap perbaikan. Sehingga untuk pelaksanaan salat jumat melihat progres perbaikan.
“Masjid Agung kan sedang diperbaiki hingga saat ini, kita akan liat apakah perbaikannya selesai atau belum hingga Jumat ini, kalau sudah tentunya salat jumat akan dilaksanakan,” paparnya.
MUI Kota Sukabumi juga mengimbau, agar para jamaah dapat membawa sejadah serta tidak melakukan salaman seperti yang sudah menjadi kebiasaan selama ini.
“Bagi semua masjid agar dihimbau dapat melakukan protokol kesehatan, bawa sejadah sendiri, tidak salaman dan tetap jaga jarak,” tukasnya.(*/Yan)
CIANJUR – Puluhan kepala keluarga (KK) warga Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terpaksa mengungsi ke madrasah yang dinilai aman akibat longsor. Longsor tersebut menyebabkan lima rumah warga rusak dan belasan rumah lainnya terancam rusak.
Kapolsek Campaka AKP Tio saat dihubungi Rabu (3/6/2020), di Cianjur mengatakan hujan lebat dengan intensitas tinggi membuat tebing yang terletak di belakang perkampungan warga longsor dan menimbun bagian belakang rumah warga di Kampung Tegal Jambu, Desa Susukan.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut karena sebagian besar warga sudah mengungsi karena sempat melihat tanda akan terjadi longsor.
“Warga yang sempat melihat tanda akan terjadi longsormemberitahukan pada warga lainnya untuk waspada dan segera mengungsi karena pergerakan tanah tebing sempat terjadi, sebelum longsor menghantam perkampungan,” katanya.
Warga yang mendapat imbauan dari aparat dan warga setempat langsung mengungsi untuk menghindari hal yang tidak diinginkan ke sanak saudaranya dan sebagian besar ke bangunan madrasah yang dinilai aman dari longsor.
Menjelang sore tebing setinggi 20 meter ambruk dan menghantam lima rumah warga yang sebagian besar rusak berat di bagian belakang dan 16 rumah lainnya terancam, sehingga pemilik dan anggota keluarganya mengungsi.
Aparat setempat langsung melaporkan hal tersebut ke Mapolsek Campaka dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur.
Petugas gabungan yang datang ke lokasi, langsung mengevakuasi warga ke tempat aman guna menghindari hal yang tidak diinginkan, terlebih longsoran tanah terus meluas dan ditakutkan longsor susulan kembali terjadi.
“Warga yang terdampak dan terancam longsor, langsung kami ungsikan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Hingga saat ini, kami masih melakukan pendataan rumah yang rusak dan belasan lainnya yang terancam longsor. Jumlah warga yang mengungsi hingga sore ini tercatat 22 KK dengan 68 jiwa,” kata Tio.
Sementara itu, Soleh saksi mata warga sekitarmengatakan longsor yang terjadi setelah hujan deras turun selama dua jam, sehingga menyebabkan tebing setinggi 20 meter di belakang perkampungan longsor, menimbun bagian belakang lima rumah warga.
“Saya sempat melintas di bawah tebing sebelum longsor bersama warga lainnyausai bekerja di ladang. Saat itu, kami merasakan pergerakan tanah yang cukup keras, sehingga kami imbau warga untuk waspada dan segera mengungsi. Selang beberapa puluh menit longsor terjadi, beruntung warga sudah berada di tempat aman,” katanya.
Hingga saat ini, kata dia, puluhan KK memilih bertahan di pengungsian karena takut longsor susulan setiap saat dapat terjadi, ditambah intensitas hujan sejak beberapa hari terakhir masih tinggi.
“Saat ini warga berharap ada bantuan dari pemerintah khususnya untuk perbaikan rumah yang rusak. Kalau kebutuhan pokok, masing-masing warga masih cukup, termasuk pakaian. Namun untuk beberapa hari ke depan mungkin akan kekurangan,”tukasnya.(*/Yan)
CIREBON – Tiga Pasar Tradisional di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, kembali ditutup sementara setelah terdapat seorang pedagang terkonfirmasi positif Covid-19 pasca-swab massal beberapa waktu lalu.
“Setelah ada pedagang yang terkonfirmasi positif Covid-19, maka pengurus menyepakati menutup tiga pasar tradisional,” kata Kabag Humas Pemkab Cirebon Nanan Abdul Manan, Selasa (2/6/2020)
Nanan mengatakan tiga pasar tradisional tersebut yaitu Pasar Pabuaran Kidul, Pabuaran Lor, dan Pabuaran Wetan. Penutupan tersebut, kata dia, akan dilakukan selama tiga hari mulai Rabu (3/6) sampai dengan Jumat (5/6) dan nantinya selama penutupan akan disemprot disinfektan serta bersih-bersih lingkungan sekitar.
Penutupan tiga pasar tersebut, lanjut Nanan, merupakan hasil musyawarah desa yang dihadiri langsung oleh masing-masing kepala desa, pengelola pasar, puskesmas, dan Muspika Pabuaran.
“Semua keputusan tersebut merupakan hasil musyawarah yang melibatkan setiap perwakilan desa dan pengelola pasar,” ungkapnya.
Selain itu untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Cirebon akan melakukan pemeriksaan para pedagang, pengunjung tetap, pengurus, dan pengelola pasar tradisional.
Pemeriksaan, lanjut Nanan, juga akan dilakukan terhadap para petugas kesehatan yang bertugas melaksanakan skrining di pasar tradisional pada tanggal 29 Mei 2020 lalu.
“Kami juga kembali mengadakan tes swab kepada para pedagang,”terangnya.(*/Dang)
SURABAYA – Sebanyak 127 anak di Kota Surabaya, Jatim terpapar covid-19 atau virus corona. Sebagian besar anak-anak yang terkena virus corona ini karena tertular dari orang tuanya.
Di mana para orang tua yang terpapar virus corona, lalu menular ke anaknya. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan. Sehingga pemkot Surabaya mewanti-wanti pada warga supaya tetap berada di rumah.
Jika terpaksa keluar rumah, maka harus memakai masker. Hal itu adalah salah satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 yang saat ini menjadi pandemi.
Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, dari data sementara, total jumlah anak yang terkonfirmasi sebanyak 127 anak. Dari angka tersebut, 36 anak diantaranya berusia 0-4 tahun.
“Lalu, 91 kasus lainnya adalah anak dengan usia 5-14 tahun,” terang Feny sapaan akrrab Febria Rachmanita di Balai Kota Surabaya, Senin (1/6/2020).
Menurut Feny, untuk anak yang terpapar Covid-19 dan dirawat di rumah sakit, mereka akan diarahkan ke ruang anak dan mendapat penanganan khusus dari dokter spesialis anak.
Sebagian anak-anak itu tertular karena orang tuanya maupun anggota keluarga lainnya. “Mereka bisa tertular dari orang tua atau pun keluarganya,” ucap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya ini.
Feny menambahkan, untuk anak yang masih dirawat di rumah masing-masing, maka hal ini tidak bisa lepas dari peran orang tuanya untuk ikut merawat. Pihak puskesmas juga terus memantau pasien berdasarkan konsulan antara dokter spesialis anak.
“Jadi tetap terus kami pantau. Kami pun juga berkonsultasi dengan dokter spesialis anak,” tukasnya.(*/Gio)
CIREBON – Lima kepala daerah di Ciayumajakuning (Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan ) bersepakat memperketat pengamanan di wilayah perbatasan masing-masing.
Hal ini sehubungan dengan rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat yang akan menerapkan new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB) awal Juni 2020.
Kesepakatan itu diambil setelah mereka mengadakan pertemuan di Balai Kota Cirebon, Jawa Barat, pada Jumat 29 Mei 2020. Dalam pertemuan itu mereka membahas evaluasi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi.
Ada empat daerah yang bisa menerapkan AKB karena termasuk dalam kategori zona biru virus corona (Covid-19). Yakni Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Majalengka dan Kuningan. Sedangkan Kabupaten Indramayu tidak dapat menerapkannya karena masuk kategori zona kuning.
Menurut Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis, meski sepakat untuk memperketat penjagaan di perbatasan, lima kepala daerah di Ciayumajakuning juga berkomitmen untuk memberikan kelonggaran terhadap aktivitas ekonomi. Sehingga selama masa pandemi virus corona atau Covid-19 kondisi ekonomi masyarakat di lima daerah ini tidak terganggu.
“Komitemen memperketat wilayah perbatasan masing-masing, akan tetapi untuk sektor perekonomian tetap diberikan kelonggaran,” kata Azis dalam keterangan resminya, Minggu (31/5/2020).
Azis melanjutkan, terkait adanya perpanjangan PSBB Jawa Barat, hal itu akan dikembalikan ke daerah masing-masing. Apakah ingin melanjutkan PSBB atau menerapkan PSBB pola baru yaitu dengan tambahan AKB.
“Pada evaluasi pimpinan daerah kali ini intinya sepakat untuk menerapkan AKB, untuk mendorong perekonomian dan menjaga masyarakat agar tidak terpapar Covid-19,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Bupati Cirebon Imron Rosyadi. Ia mendukung penuh langkah Pemprov Jawa Barat untuk menerapkan ‘new normal’ atau AKB di tengah pandemi Covid-19.
Imron menilai tidak boleh lengah dan harus tetap waspada di tengah pandemi virus ini, supaya tidak masuk zona kuning. Oleh sebab itu, Imron sendiri sudah berkoordinasi dengan polisi dan TNI agar memantau pelaksanaan new normal di Kabupaten Cirebon.
“Kita akan mengubah pola PSBB menyesuaikan dengan AKB. Kita tidak boleh lengah agar tidak naik ke zona kuning, “tukasnya.(*/Dang)
SURABAYA – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menanggapi dengan tenang amarah Walikota Surabaya Tri Rismaharini lantaran dua unit mobil Polymerase Chain Reaktion (PCR) bantuan Badan Nasional Penanggulangan Becana (BNPB) untuk Surabaya, dialihkan ke Tulungagung dan Lamongan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Khofifah mengaku sudah berkordinasi dengan BPBD Jawa Timur terkait bantuan mobil tes PCR penanganan Covid-19. Apalagi, Tulungagung dan Lamongan juga masuk wilayah dengan kasus terbanyak di Jawa Timur.
“Setelah Surabaya lalu Lamongan. Nah ketika kemarin dikonfirmasi ya sudah silahkan hari ini dua-duanya di Surabaya,” ujar Khofifah, Sabtu (30/5/2020). Apalagi, ia mendapat informasi bahwa khususnnya di Surabaya sudah aman.
Dalam hal ini, Khofifah bersyukur karena banyak mendapatkan support dari BNPB khususnya dalam menangani kasus pandemi covid-19 ini.
Bahkan, kata Khofifah terkait mobil lab PCR, pihak Pemprov Jatim juga sudah berkomunikasi baik dengan pihak BNPB. Mulai dari informasi siapa sopir hingga Nopol pun diketahuinya.
“Saya juga sudah berkoordinasi dengan BPBD Jatim, bahwa mobil siap jalan, ini Nopol-nya ini nomer driver-nya, serah terima juga dengan BNPB Jatim juga dengan koordinator Jatim,” ungkapnya.
Sementara, Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PDI Perjuangan, Deni Wicaksono menanggapi kemarahan Riswa atas insiden tersebut adalah wajar. Dia menilai, tipikal kepemimpinan Risma adalah berkorban untuk masyarakat yang dipimpinnya. Jadi apapun yang bersentuhan dengan rakyat yang dirugikan pasti Risma akan turun langsung,” belanya.(*/Gio)
JOMBANG – Meski sudah dilarang oleh pemerintah, sejumlah warga di Kabupaten Jombang, Jawa Timur (Jatim), tetap menggelar tradisi menerbangkan balon udara. Aksi ini memang menjadi tradisi yang rutin digelar warga setiap tahun, yakni sepekan pasca hari Raya Iedul Fitri.
Iya, itulah yang tampak dilakukan sebagain warga Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jatim pada Minggu (31/5/2020) siang. Mereka akan menerbangkan balon udara yang dibuat dari bahan kertas.
Menurut warga, balon udara itu mereka buat secara swadaya dari hasil iuran mereka sendiri sebagai simbol kerukunan antar-warga. Ini juga merupakan tradisi penutup Hari Raya Idul Fitri.
Terkait aturan yang dikeluarkan, warga berharap pemerintah tidak serta merta memberikan larangan dengan alasan membahayakan penerbangan, tetapi juga mau memberi solusi agar tradisi ini tetap bisa digelar setiap tahun dengan aman.
Sebelumnya dikabarkan sejumlah balon udara membahayakan saat mendarat. Contohnya ada yang jatuh di area persawahan, menyangkut di kabel sutet PLN, dan membuat seorang bocah tercebur ke sumur akibat mengejarnya.
Terakhir ada balon udara yang masih menyala lalu apinya jatuh di atap rumah Romdoni, warga RT 14, RW 7 Desa Sumberejo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Sabtu (30/05/2020).
Sontak peristiwa itu membuat warga panik. Sejumlah warga langsung berusaha menarik bulatan bambu pada bagian bawah balon udara tersebut dengan kayu panjang. Tujuannya, agar api tidak sampai membakar atap rumah warga. Sebagian warga lain bersiap dengan air di ember plastik.
Menurut Zuma, warga setempat, awalnya balon itu terlihat terbang dari arah selatan ke utara, tepatnya dari arah ponorogo. Tak disangka dalam waktu singkat balon tersebut tiba-tiba turun di atap rumah ketua RT tersebut.
“Dari selatan tadi Mas, kemungkinan Ponorogo. Tadi masih tinggi kok tiba-tiba sudah di atas genting,” ujarnya.
Baca Juga: Terbangkan Balon Udara Liar Bakal Dipenjara 2 Tahun
Sementara Kapolres Ponorogo AKBP Arief Fitrianto menegaskan, pihaknya tidak segan-segan akan menindak bagi warga yang kedapatan menerbangkan balon udara liar.
“Menerbangkan balon udara dapat dipenjara dua tahun, dan denda maksimal Rp500 juta,” kata Arief, Kamis (28/5/2020).(*/Gio)
SURABAYA – Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (GTPPC19) melalui BNPB seperti dilansir bnpb.go.id memberikan dukungan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) dalam penanganan virus SARS-CoV-2.
Satu unit mobile yang dilengkapi mesin uji PCR telah tiba di Kota Surabaya.
Penyerahan bantuan yang berlangsung di RS Lapangan COVID-19 Pemerintah Provinsi Jatim ini dilakukan oleh Kepala Subdirektorat Dukungan Infrastruktur Darurat BNPB Roslin Lamtarida pada Rabu (27/5).
Bantuan berupa Mobile Combat COVID-12 atau mobil mesin PCR merupakan bagian dari total dua unit yang akan ditempatkan di provinsi ini.
“Mobil mesin PCR ini diharapkan mampu mempercepat proses pemeriksaan dan lebih efisien dalam mengidentifikasi sampel swab dengan pendekatan PCR untuk dilakukan oleh Gugus Tugas Jawa Timur kepada masyarakat setempat,” ujar Roslin.
Mobil Mesin PCR tersebut dilengkapi dengan peralatan medis lainnya berupa dua unit mesin PCR, dua unit mesin ekstraksi, 4.992 buah ekstrakit dan 4.992 PCR kit.
Melalui teknologi yang tersedia dalam mobil mesin PCR tersebut, proses identifikasi hasil swab dalam dilakukan dalam waktu 40 menit.
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Kuratif COVID-19 Jawa Timur dr. Joni Wahyudi menyampaikan apresiasi dukungan dari Gugus Tugas Nasional.
“Kami mengapresiasi dukungan Gugus Tugas Nasional dalam memaksimalkan percepatan penanganan Covid-19 di daerah melalui hadirnya mobil mesin PCR lengkap dengan beragam fasilitas yang dibutuhkan,” ungkap Joni.
Sebelum pemberangkatan ke Jawa Timur, Ketua GTPPC19 Doni Monardo menginspeksi kesiapan kendaraan untuk pelayanan penanganan COVID-19.
Gugus Tugas Nasional menargetkan untuk menambah dukungan mobil mesin PCR di wilayah Jatim, yakni di Lumajang, Surabaya dan Surabaya.
Sebagai informasi, Jawa Timur memiliki kasus terbesar kedua setelah DKI Jakarta.(*/Gio)
SURABAYA – Jumlah warga Jawa Timur yang terpapar Virus Corona atau Covid-19 masih tinggi. Setiap hari jumlahnya terus bertambah.
“Hari ini ada tambahan kasus baru yang terkonfirmasi positif Corona di Jatim sebanyak 159 orang,” ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat jumpa pers bersama Tim Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Kamis (28/5/2020) malam.
Tambahan 159 pasien positif baru itu berasal dari Kabupaten Sumenep 4 orang, Kabupaten Mojokerto 1 orang, Kabupaten Magetan 4 orang, Kabupaten Gresik 3 orang, Kabupaten Kediri 1 orang, Kabupaten Jombang 1 orang, Kabupaten Banyuwangi 1 orang, Kabupaten Lamongan 1 orang.
Kabupaten Bangkalan 3 orang, Kabupaten Malang 1 orang, Kabupaten Sampang 6 orang, Kabupaten Jember 5 orang, Kabupaten Situbondo 8 orang, Kabupaten Bojonegoro 1 orang, Kabupaten Sidoarjo 35 orang dan Kota Surabaya 84 orang.
Dengan adanya penambahan 159 pasien, maka sampai hari ini kasus positif Corona di Jatim mencapai 4.271 orang. Dari jumlah tersebut yang masih dirawat sebanyak 3.334 orang atau setara 78,06 persen.
Total kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Jatim hingga hari ini sebanyak 6.203 orang. Dari jumlah tersebut yang masih diawasi sebanyak 2.930 orang atau setara 47,24 persen.
Sedangkan kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Jatim hingga hari ini sebanyak 24.274 orang. Dari jumlah tersebut yang masih dipantau sebanyak 3.985 orang atau setara 16,42 persen.
Hari ini ada tambahan pasien yang terkonversi menjadi negatif atau dinyatakan sembuh pada hari ini sebanyak 23 orang.
Mereka berasal dari Kota Probolinggo 1 orang, Kota Pasuruan 6 orang, Kabupaten Madiun 1 orang, Kabupaten Pasuruan 2 orang, Kabupaten Sidoarjo 3 orang, Kabupaten Malang 1 orang, Kabupaten Probolinggo 3 orang dan Kota Surabaya 5 orang.
Dengan adanya penambahan pasien terkonversi menjadi negatif, maka di Jawa Timur hingga hari ini yang dinyatakan sembuh sebanyak 570 orang atau setara 13,35 persen.(*/Gio)
SUKABUMI – Pemerintah Kota Sukabumi bersiap untuk menerapkan masa new normal di tengah pandemi Covid-19. Kesiapan ini dilakukan agar kondisi Sukabumi lebih baik dan bisa mengakhiri pandemi Covid-19.
Hal ini diawali dengan digelarnya rapat koordinasi menjelang penerapan new normal di Mapolres Sukabumi Kota, Jumat (29/5).
Pada kesempatan itu hadir Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Kapolres Sukabumi Kota AKBP Sumarni, Dandim 0607 Kota Sukabumi Letkol Inf Danang Prasetyo Wibowo, dan aparat terkait lainnya.
“Agenda kali ini yakni konsolidasi dan koordinasi menjelang penerapan normal baru atau new normal,” ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi.
Harus ada komitmen dari para pelaku ekonomi ketika pemerintah pusat menerapkan new normal. Intinya lanjut Fahmi, semua pihak harus siap di tengah kertebatasan yang ada dengan menerapkan protokol kesehatan dan tetap menjaga jarak.
Selain itu, aparat TNI dan Polri menjadu garda terdepan dalam mengawal pelaksanan new normal. Targetnya pelaksanaan new normal nanti dapat berjalan dengan baik ketika nanti diterapkan di sejumlah bidang kehidupan. “Kota Sukabumi siap melaksanakan new normal ketika menjadi kebijakan pemerintah pusat,” cetus dia.
Fahmi menuturkan, meskipun saat ini pemkot masih menunggu juklak juknis terkait teknis pelaksanan new normal, namun apa yang disampaikan gubernur akan dilakukan pendataan. Data ini untuk bisa menentukan new normal seperti apa yang diterapkan di Kota Sukabumi. Termasuk lanjut Fahmi, penerapan di sektor perusahaan atau tempat kerja serta bidang lainnya.(*/Yan)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro