PEKALONGAN – Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menetapkan status tanggap darurat rob selama 14 hari ke depan. Status tanggap darurat diberlakukan mulai 4 sampai 17 Juni 2020.
“Rob terjadi hampir merata di Kecamatan Pekalongan Utara sejak awal Juni 2020 dan hingga kini rob belum surut,” kata Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz di Pekalongan, Kamis (5/6/2020).
Saelany mengatakan, rob telah menyebabkan 7.700 warga terdampak, bahkan 250 orang terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Beberapa hal yang menyebabkan rob semakin tinggi, antara lain jebolnya tanggul di Sungai Meduri, gelombang tinggi yang menyebabkan air laut melimpas ke jalan dan permukiman, serta Sungai Gabus dan Kalibanger yang airnya meluber ke perumahan warga.
Saelany mengatakan penetapan status tanggap darurat rob untuk memudahkan penghitungan anggaran penanganan serta menyiapkan sarana dan prasarananya. Langkah pemkot saat ini, kata dia, berkoordinasi dengan Gubernur Jateng agar penanganan pembangunan tanggul secara permanen serta membantu mengintervensi pemerintah pusat untuk pembangunan di Kota Pekalongan.
“Pemkot telah meminta Pemprov Jateng dan pemerintah pusat mengkaji kembali. Penanganan ke depannya, kami ingin pembangunannya permanen atau tetap,” katanya.
Pemkot mengapresiasi seluruh instansi yang telah berkoordinasi dan bekerja sama dengan berbagai komunitas, seperti BPBD bersama Pekalongan Tanggap, Pekalongan Peduli, dan Pekalongan Rescue yang telah membantu mengevakuasi warga terdampak rob, Polri, dan TNI.(*/D Tom)
GARUT – Tim Operasi Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengamankan seorang warga Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, RGK (40 tahun). Warga Desa Padaasih, Pasirwangi, Garut memiliki tiga pipa rokok dari bahan gading Gajah Sumatera (Elephas maximus).
“Perdagangan satwa dilindungi adalah kejahatan luar biasa, melibatkan banyak aktor dan bahkan aktor antarnegara, bernilai ekonomi tinggi yang serupa dengan kejahatan narkoba dengan sel jejaring yang terputus-putus,” kata Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Direktorat Jenderal Penegakkan Hukum KLHK, Sustyo Iriyono melalui siaran pers kepada wartawan, Jumat (5/6/2020).
Sustyo mengatakan, penangkapan RGK merupakan hasil pengembangan kasus pemilik gading gajah inisial PE di Pekanbaru oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau akhir Februari 2020. RGK ditangkap pada Kamis di kediamannya.
“Melalui penyidikan diketahui kalau PE akan mengirim gading gajah kepada RGK,” katanya.
Tim yang menangani kasus itu sudah memastikan melalui uji forensik bahwa pipa rokok tersebut terbuat dari bahan gading Gajah Sumatera. Karena itu, kasus RGK dilanjutkan ke penyidikan.
Rencananya, pipa gading itu akan menjual dengan harga Rp 500 ribu sampai Rp 4,5 juta. Ketiga pipa rokok itu berukuran 18 sentimeter, 12 sentimeter, dan 10 sentimeter.
Sustyo menegaskan, KLHK berkomitmen untuk menindak tegas mereka yang merusak sumber daya alam. Apalagi melakukan praktik perdagangan satwa yang dilindungi.
“KLHK berkomitmen selalu melindungi dan melestarikan sumber daya alam,” tukasnya.(*/Dang)
BATURAJA – Lima Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, menolak kehadiran Tenaga Kerja Asing (TKA) asal negara China di wilayahnya, khususnya di PT Semen Baturaja, PLTU dan Tambang Batubara.
“Kami para ulama yang tergabung dalam Ormas Islam di OKU meliputi GNPF Ulama, PA 212, FUI, Bang Japar dan Mujahidah menolak keras kehadiran TKA asal China di Bumi Sebimbing Sekundang ini,” kata Ketua GNPF Ulama Ogan Komering Ulu (OKU), Alikhan Ibrahim di Baturaja, Rabu (3/6/2020).
Dia menegaskan menolak dan menentang kebangkitan kembali PKI di Indonesia termasuk kehadiran tenaga kerja asing dari negeri China yang berada di wilayah OKU.”Seperti yang ada di Perusahaan Tambang Batubara, PLTU, PT Semen Baturaja dan sebagainya,” katanya.
Menurut dia, para TKA asal China tersebut berpaham komunisme dan disinyalir sebagai anggota Tentara Merah atau Tentara Pembebasan Rakyat China untuk menjajah Indonesia.
Komandan Ormas Bang Japar OKU, Rahmatullah menambahkan, bangsa Indonesia harus belajar dari pengalaman negeri Tibet yang berhasil diinvasi dan dikuasai RRC di tahun 50-an.”Pada waktu itu para pekerja asal China yang mengerjakan proyek infrastruktur utama di Tibet merupakan Tentara Merah yang menyamar guna menyerang negeri tersebut dari dalam,” ungkap dia.
Oleh sebab itu, kata dia, para ulama menolak kehadiran TKA asal China di Kabupaten OKU karena dinilai lebih banyak mendatangkan permasalahan dari pada manfaat.Dia menegaskan, jika TKA asal China dibiarkan berdatangan ke OKU seperti yang terjadi dalam pengerjaan proyek Pabrik Dua PT Semen Baturaja tahun lalu, maka persoalan baru yang akan banyak bermunculan.
“Otomatis gesekan dengan pekerja lokal akan terjadi seperti yang terjadi di Sulawesi. Lagi pula masih banyak tenaga kerja kita yang membutuhkan pekerjaan apalagi di tengah krisis total ekonomi akibat musibah wabah COVID-19 seperti sekarang ini,” katanya.(*/Gint)
PEKALONGAN – Banjir rob masih tinggi dengan ketinggian sekitar satu meter, aparat kepolisian Kabupaten Pekalongan terjun melakukan evakuasi dan menyalurkan bantuan makanan ke warga. Warga dijemput menggunakan mobil dan diantar sampai ke lokasi yang aman.
Petugas kemudian menyalurkan bantuan makanan untuk korban banjir yang kelaparan dan kesulitan untuk aktivitas. Banjir air pasang masih tinggi menerjang daerah kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Tinggi genangan air berkisar setengah hingga satu meter, akibatnya warga banyak yang tidak bisa menempati rumah lagi dan sebagian kelaparan karena sulit keluar rumah.
Guna membantu warga, aparat sat lantas polres Pekalongan turut terjun menolong warga yang terendam sangat parah kali ini. Petugas membantu evakuasi warga di lokasi banjir yang parah. Mereka diangkut menggunakan mobil lalu diantar ke tempat aman.
Petugas juga menyusuri lokasi banjir dan mendatangi rumah-rumah warga yang tetap bertahan di rumah. Mereka tidak mengungsi karena tak ada saudara atau kerabat lain dan pemerintah juga belum menyediakan lokasi pengungsian massal. Hal ini mengingat kondisi pandemi Covid-19, sehingga pengumpulan massa dalam satu tempat bisa menjadi klaster penyebaran corona.
Rumah-rumah warga yang terendam cukup dalam ini sebagian besar penghuninya kesulitan makanan. Mereka banyak yang kelaparan, karena persediaan habis dan kesulitan keluar rumah.
Kedatangan petugas kepolisian membawa makanan siap santap ini, disambut gembira. Warga mengaku banjir rob kali ini sangat parah dan sangat menyulitkan sehingga praktis aktivitas lumpuh total.
Bagi yang punya anak kecil dan bayi, saat ini sangat membutuhkan bantuan susu, popok juga pakaian.
Warga berharap agar pemerintah kabupaten Pekalongan bisa membantu kebutuhan sehari- hari agar kondisi warga tidak semakin terpuruk.
Iptu Quratul Aini, Kanit Dikyasa Satlantas Polres Pekalongan menyebutkan, pihaknya terjun ke lokasi banjir ini karena melihat kondisi warga sangat butuh bantuan. Warga yang banjir sudah sangat parah, dievakuasi ke tempat aman.
Pihaknya menyalurkan bantuan makanan untuk warga yang bertahan di rumah dengan kondisi kesulitan memenuhi kebutuhan pokok. Diharapkan bantuan makan untuk mereka ini bisa sedikit menolong dan hal ini akan terus dilakukan dengan mengajak para dermawan juga berbagai pihak.
Banjir kali ini terjadi di kabupaten Pekalongan terutama di desa Jeruksari, Mulyorejo, Tegaldowo, Karangjompo, semua di kecamatan Tirto. Selain itu juga di kecamatan Wonokerto di desa Tratebang, Wononerto Kulon, Wonokerto wetan, Jambean, Semut, Bebel.
Genangan air bah juga menenggelamkan ribuan rumah di seluruh kecamatan Pekalongan utara di kelurahan Degayu, Krapyak, Panjang wetan, Panjang baru, Kandang panjang, Bandengan, Padukuhan kraton. Rob juga merendam rumah di kelurahan pasir kraton kramat, Tirto, Bendan di Pekalongan Barat.
Data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, BMKG, Jawa Tengah, gelombang tinggi yang berpotensi menimbulkan banjir rob masih akan terjadi hingga beberapa hari ke depan.(*/D Tom)
SUBANG – Pedagang Pasar Kasomalang, Subang, Jawa Barat yang positif Covid-19 kini terus bertambah menjadi empat orang. Meskipun banyak yang positif corona, aktivitas di pasar Kasomalang masih tetap beroperasi.
Hasil swab test untuk 14 pedagang pasar Kasomalang yang reaktif Covid-19 saat Rapid Test telah keluar. Hasilnya, dua pedagang positif Covid-19. Jadi jumlah pedagang pasar Kasomalang di Kecamatan Kasomalang, Subang ini menjadi empat orang.
Meskipun empat orang telah positif terinfeksi virus corona. Aktivitas di Pasar Kasomalang ini masih berjalan normal. Petugas hanya memperketat akses masuk pasar sesuai dengan Protokoler Covid-19.
Pedagang atau pembeli yang tidak menggunakan masker dilarang untuk masuk pasar. Pasar pun hanya beroperasi hingga pukul 12.00.
Menurut Jubir Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Subang, Dokter Maxi, pihak tidak menutup pasar karena tidak ingin mematikan perekonomian para pedagang. Apalagi pihaknya guga telah melacak dan menyisir pada pedagang lainnya dan hasilnya negatif.
Jumlah Positif Covid-19 di Kabupaten Subang sendiri terus bertambah. Kini totalnya mencapai 48 orang. 14 orang sembuh, 3 orang meninggal dan sisanya masih dalam perawatan.(*/Dang)
SUKABUMI – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi mempersilahkan bagi seluruh masjid di Kota Sukabumi untuk melaksanakan salat berjamaah.
Namun begitu, protokol kesehatan tetap harus dijalankan oleh para jamaah.
Sekretaris MUI Kota Sukabumi, M Kusoy menjelaskan pasca ditetapkannya Kota Sukabumi sebagai zona biru level dua Covid-19, pihaknya mengimbau agar semua masjid dapat melakukan ibadah berjamaah.
“Karena Kota Sukabumi sudah tidak lagi PSBB, maka kami himbau agar setiap masjid kembali melakukan salat berjamaah. Mulai dari salat lima waktu, salat jumat dan lainnya,” jelas Kusoy , Rabu (03/06/2020)..
Dijelaskan pula bahwa jumlah masjid di Kota Sukabumi terdiri dari tujuh masjid jami tingkat kecamatan, 33 masjid jami kelurahan dan 400 masjid yang tersebar di wilayah RT dan RW.
“Imbauan secara resmi dari MUI sedang dipersiapkan, tapi pada prinsipnya peribadahan di masjid sudah boleh dengan menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Untuk Masjid Agung Kota Sukabumi, kata Kusoy lagi, masih dalam tahap perbaikan. Sehingga untuk pelaksanaan salat jumat melihat progres perbaikan.
“Masjid Agung kan sedang diperbaiki hingga saat ini, kita akan liat apakah perbaikannya selesai atau belum hingga Jumat ini, kalau sudah tentunya salat jumat akan dilaksanakan,” paparnya.
MUI Kota Sukabumi juga mengimbau, agar para jamaah dapat membawa sejadah serta tidak melakukan salaman seperti yang sudah menjadi kebiasaan selama ini.
“Bagi semua masjid agar dihimbau dapat melakukan protokol kesehatan, bawa sejadah sendiri, tidak salaman dan tetap jaga jarak,” tukasnya.(*/Yan)
CIANJUR – Puluhan kepala keluarga (KK) warga Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terpaksa mengungsi ke madrasah yang dinilai aman akibat longsor. Longsor tersebut menyebabkan lima rumah warga rusak dan belasan rumah lainnya terancam rusak.
Kapolsek Campaka AKP Tio saat dihubungi Rabu (3/6/2020), di Cianjur mengatakan hujan lebat dengan intensitas tinggi membuat tebing yang terletak di belakang perkampungan warga longsor dan menimbun bagian belakang rumah warga di Kampung Tegal Jambu, Desa Susukan.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut karena sebagian besar warga sudah mengungsi karena sempat melihat tanda akan terjadi longsor.
“Warga yang sempat melihat tanda akan terjadi longsormemberitahukan pada warga lainnya untuk waspada dan segera mengungsi karena pergerakan tanah tebing sempat terjadi, sebelum longsor menghantam perkampungan,” katanya.
Warga yang mendapat imbauan dari aparat dan warga setempat langsung mengungsi untuk menghindari hal yang tidak diinginkan ke sanak saudaranya dan sebagian besar ke bangunan madrasah yang dinilai aman dari longsor.
Menjelang sore tebing setinggi 20 meter ambruk dan menghantam lima rumah warga yang sebagian besar rusak berat di bagian belakang dan 16 rumah lainnya terancam, sehingga pemilik dan anggota keluarganya mengungsi.
Aparat setempat langsung melaporkan hal tersebut ke Mapolsek Campaka dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur.
Petugas gabungan yang datang ke lokasi, langsung mengevakuasi warga ke tempat aman guna menghindari hal yang tidak diinginkan, terlebih longsoran tanah terus meluas dan ditakutkan longsor susulan kembali terjadi.
“Warga yang terdampak dan terancam longsor, langsung kami ungsikan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Hingga saat ini, kami masih melakukan pendataan rumah yang rusak dan belasan lainnya yang terancam longsor. Jumlah warga yang mengungsi hingga sore ini tercatat 22 KK dengan 68 jiwa,” kata Tio.
Sementara itu, Soleh saksi mata warga sekitarmengatakan longsor yang terjadi setelah hujan deras turun selama dua jam, sehingga menyebabkan tebing setinggi 20 meter di belakang perkampungan longsor, menimbun bagian belakang lima rumah warga.
“Saya sempat melintas di bawah tebing sebelum longsor bersama warga lainnyausai bekerja di ladang. Saat itu, kami merasakan pergerakan tanah yang cukup keras, sehingga kami imbau warga untuk waspada dan segera mengungsi. Selang beberapa puluh menit longsor terjadi, beruntung warga sudah berada di tempat aman,” katanya.
Hingga saat ini, kata dia, puluhan KK memilih bertahan di pengungsian karena takut longsor susulan setiap saat dapat terjadi, ditambah intensitas hujan sejak beberapa hari terakhir masih tinggi.
“Saat ini warga berharap ada bantuan dari pemerintah khususnya untuk perbaikan rumah yang rusak. Kalau kebutuhan pokok, masing-masing warga masih cukup, termasuk pakaian. Namun untuk beberapa hari ke depan mungkin akan kekurangan,”tukasnya.(*/Yan)
CIREBON – Tiga Pasar Tradisional di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, kembali ditutup sementara setelah terdapat seorang pedagang terkonfirmasi positif Covid-19 pasca-swab massal beberapa waktu lalu.
“Setelah ada pedagang yang terkonfirmasi positif Covid-19, maka pengurus menyepakati menutup tiga pasar tradisional,” kata Kabag Humas Pemkab Cirebon Nanan Abdul Manan, Selasa (2/6/2020)
Nanan mengatakan tiga pasar tradisional tersebut yaitu Pasar Pabuaran Kidul, Pabuaran Lor, dan Pabuaran Wetan. Penutupan tersebut, kata dia, akan dilakukan selama tiga hari mulai Rabu (3/6) sampai dengan Jumat (5/6) dan nantinya selama penutupan akan disemprot disinfektan serta bersih-bersih lingkungan sekitar.
Penutupan tiga pasar tersebut, lanjut Nanan, merupakan hasil musyawarah desa yang dihadiri langsung oleh masing-masing kepala desa, pengelola pasar, puskesmas, dan Muspika Pabuaran.
“Semua keputusan tersebut merupakan hasil musyawarah yang melibatkan setiap perwakilan desa dan pengelola pasar,” ungkapnya.
Selain itu untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Cirebon akan melakukan pemeriksaan para pedagang, pengunjung tetap, pengurus, dan pengelola pasar tradisional.
Pemeriksaan, lanjut Nanan, juga akan dilakukan terhadap para petugas kesehatan yang bertugas melaksanakan skrining di pasar tradisional pada tanggal 29 Mei 2020 lalu.
“Kami juga kembali mengadakan tes swab kepada para pedagang,”terangnya.(*/Dang)
SURABAYA – Sebanyak 127 anak di Kota Surabaya, Jatim terpapar covid-19 atau virus corona. Sebagian besar anak-anak yang terkena virus corona ini karena tertular dari orang tuanya.
Di mana para orang tua yang terpapar virus corona, lalu menular ke anaknya. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan. Sehingga pemkot Surabaya mewanti-wanti pada warga supaya tetap berada di rumah.
Jika terpaksa keluar rumah, maka harus memakai masker. Hal itu adalah salah satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 yang saat ini menjadi pandemi.
Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, dari data sementara, total jumlah anak yang terkonfirmasi sebanyak 127 anak. Dari angka tersebut, 36 anak diantaranya berusia 0-4 tahun.
“Lalu, 91 kasus lainnya adalah anak dengan usia 5-14 tahun,” terang Feny sapaan akrrab Febria Rachmanita di Balai Kota Surabaya, Senin (1/6/2020).
Menurut Feny, untuk anak yang terpapar Covid-19 dan dirawat di rumah sakit, mereka akan diarahkan ke ruang anak dan mendapat penanganan khusus dari dokter spesialis anak.
Sebagian anak-anak itu tertular karena orang tuanya maupun anggota keluarga lainnya. “Mereka bisa tertular dari orang tua atau pun keluarganya,” ucap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya ini.
Feny menambahkan, untuk anak yang masih dirawat di rumah masing-masing, maka hal ini tidak bisa lepas dari peran orang tuanya untuk ikut merawat. Pihak puskesmas juga terus memantau pasien berdasarkan konsulan antara dokter spesialis anak.
“Jadi tetap terus kami pantau. Kami pun juga berkonsultasi dengan dokter spesialis anak,” tukasnya.(*/Gio)
CIREBON – Lima kepala daerah di Ciayumajakuning (Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan ) bersepakat memperketat pengamanan di wilayah perbatasan masing-masing.
Hal ini sehubungan dengan rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat yang akan menerapkan new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB) awal Juni 2020.
Kesepakatan itu diambil setelah mereka mengadakan pertemuan di Balai Kota Cirebon, Jawa Barat, pada Jumat 29 Mei 2020. Dalam pertemuan itu mereka membahas evaluasi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi.
Ada empat daerah yang bisa menerapkan AKB karena termasuk dalam kategori zona biru virus corona (Covid-19). Yakni Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Majalengka dan Kuningan. Sedangkan Kabupaten Indramayu tidak dapat menerapkannya karena masuk kategori zona kuning.
Menurut Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis, meski sepakat untuk memperketat penjagaan di perbatasan, lima kepala daerah di Ciayumajakuning juga berkomitmen untuk memberikan kelonggaran terhadap aktivitas ekonomi. Sehingga selama masa pandemi virus corona atau Covid-19 kondisi ekonomi masyarakat di lima daerah ini tidak terganggu.
“Komitemen memperketat wilayah perbatasan masing-masing, akan tetapi untuk sektor perekonomian tetap diberikan kelonggaran,” kata Azis dalam keterangan resminya, Minggu (31/5/2020).
Azis melanjutkan, terkait adanya perpanjangan PSBB Jawa Barat, hal itu akan dikembalikan ke daerah masing-masing. Apakah ingin melanjutkan PSBB atau menerapkan PSBB pola baru yaitu dengan tambahan AKB.
“Pada evaluasi pimpinan daerah kali ini intinya sepakat untuk menerapkan AKB, untuk mendorong perekonomian dan menjaga masyarakat agar tidak terpapar Covid-19,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Bupati Cirebon Imron Rosyadi. Ia mendukung penuh langkah Pemprov Jawa Barat untuk menerapkan ‘new normal’ atau AKB di tengah pandemi Covid-19.
Imron menilai tidak boleh lengah dan harus tetap waspada di tengah pandemi virus ini, supaya tidak masuk zona kuning. Oleh sebab itu, Imron sendiri sudah berkoordinasi dengan polisi dan TNI agar memantau pelaksanaan new normal di Kabupaten Cirebon.
“Kita akan mengubah pola PSBB menyesuaikan dengan AKB. Kita tidak boleh lengah agar tidak naik ke zona kuning, “tukasnya.(*/Dang)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro