INDRAMAYU – Untuk mengantisipasi kekeringan ketua KTNA Waryono meminta dibentuk satgas pengamanan air agar nanti bisa mengatsi kekeringan yang terjadi .
Kekeringan yang mengancam ribuan hektare areal persawahan di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, semakin parah. Petani yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) setempat mendesak agar segera dibentuk Satgas Pengamanan Air guna mengatasi kondisi tersebut.
“Untuk mengatasi kekeringan, harus segera dibentuk Satgas Pengamanan Air,” ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono, kepada wartawan, Kamis (2/7).
Waryono menyebutkan, Satgas Pengamanan Air itu diharapkan bisa melibatkan berbagai pihak. Selain pemerintah daerah, juga melibatkan TNI, Polri, Satpol PP, Dinas PUPR, Dinas Pertanian, BBWS dan KTNA.
Menurut Waryono, Satgas Pengamanan Air itu nantinya berperan untuk melakukan monitoring, pengawasan dan menggiring penggelontoran/gilir air. Jika nantinya menemukan ada oknum yang tidak taat aturun gilir air, dia berharap Satgas bisa mengambil tindakan tegas.
“Selama ini, meski ada jadwal gilir air, tapi air tidak pernah sampai ke areal persawahan di Kecamatan Kandanghaur,” ujar Waryono.
Waryono menyebutkan, saat ini ada sekitar 1.300 hektare tanaman padi di Kecamatan Kandanghaur yang terancam mati akibat kekeringan. Kondisi yang paling parah tersebar di empat desa, yakni Desa Karangmulya, Karanganyar, Wirakanan dan Wirapanjunan.
Berdasarkan pantauan di Desa Karangmulya, Kecamatan Kandanghaur, Kamis (2/7/2020), retakan tanah di areal persawahan yang semula masih sempit, kini semakin melebar. Tanahnya pun semakin mengeras dan mengering.
Sedangkan tanaman padi yang tumbuh diatasnya, menunjukkan sudah ada bagian daunnya yang kering dan berwarna kuning. Hal itu akibat tanaman cukup lama tidak mendapat pasokan air.
“Sekarang kondisi tanaman ibaratnya sudah stadium tiga. Kalau sepuluh hari tidak dapat air, maka akan mati,” tukas Waryono.
Waryono mengatakan, setiap lima hari, air memang datang dari Bendung Rentang, Kabupaten Majalengka. Namun, air yang ada itu harus dibagi untuk empat kecamatan, yakni Kecamatan Terisi, Gabuswetan, Losarang dan Kandanghaur.
“Air jadi tidak maksimal, tidak sampai ke sawah (di Kecamatan Kandanghaur),” ungkap Waryono.
Waryono menduga, air tidak sampai ke wilayahnya itu dikarenakan air banyak yang disedot selama dalam perjalanan. Dia menyebutkan, mulai dari saluran irigasi BT17 – BT21, terdapat sekitar 200 mesin pompa yang menyedot air.
Sementara itu, saat dikonfirmasi mengenai permintaan petani untuk pembentukan Satgas Pengamanan Air, Dandim 0616 Indramayu, Letkol Czi Aji Sujiwo, menyatakan, satgas dari unsur Kodim dan Polres Indramayu akan segera dibentuk
“Sedangkan untuk satgas gabungan, saya laporkan ke Pak Bupati dulu,” kata Aji, melalui pesan singkatnya.
Terpisah, Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang, menjelaskan, ancaman kekeringan tidak hanya terjadi di Kecamatan Kandanghaur. Namun, juga di beberapa kecamatan lainnya, di antaranya Kecamatan Terisi, Gabuswetan dan Losarang.
“Yang terparah memang di Kecamatan Kandanghaur,” ujar Sutatang.
Sutatang menyebutkan, umur tanaman padi di Kecamatan Kandanghaur juga masih muda, yakni kurang dari sebulan. Pasalnya, wilayah itu sebelumnya pernah mengalami banjir sehingga harus melakukan tanam ulang.
Sutatang menilai, penyebab kekeringan itu dikarenakan daerah-daerah tersebut berada di ujung irigasi. Akibatnya, selalu paling akhir menerima pasokan air baik dari Waduk Jatigede maupun dari Waduk Jatiluhur.
Tak hanya itu, air juga tak kunjung masuk ke wilayah mereka karena dalam perjalanannya seringkali disedot oleh petani lainnya menggunakan pompa air. Akibatnya, air sudah habis sebelum sampai ke daerah tersebut.(*/As)
MALANG – Daerah wisata benetar lagi bakal segera di buka namun akan disesuaikan dengan aturan dan protokol kesehatan .
Wisata Gunung Bromo akan segera dibuka kembali dalam waktu dekat. Sejumlah aturan telah disiapkan termasuk batasan pengunjung per harinya.
Berdasarkan daya dukung, Gunung Bromo hanya diperkenankan menerima 20 persen pengunjung dari total kapasitas. Jika kondisi membaik, maka kapasitasnya akan dinaikkan menjadi 40 sampai 50 persen.
“Tapi kalau begitu dibuka saat ini dan ada kejadian, dengan sangat terpaksa akan kita tutup,” kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru (BB TNBTS), John Kennedie di Kantor BB TNBTS Kota Malang, Rabu (1/7/2020).
Saat ini pemesanan tiket Gunung Bromo hanya bisa menggunakan sistem daring. Berdasarkan kesepakatan, pengelola hanya mau menerima 739 pengunjung per harinya. Total kunjungan ini hanya diperuntukkan Gunung Bromo, bukan pendakian Semeru.
“Sementara ini masih wisata ke Bromo. Bromo ini yang boleh (karena) masih zona kuning. Hijau mudah-mudahan ada secepatnya. Kalaupun nanti ada zona oranye, kalau mau (nanti) dimintakan. Kami masih menunggu rekomendasi dari bupati, dan gugus tugas,” jelas John.
Menurut John, 739 pengunjung tidak diperkenankan sama sekali menaiki tangga Gunung Bromo. Pasalnya, saat ini sarana tersebut mengalami kerusakan berat. Oleh sebab itu, larangan itu diterapkan demi keselamatan bersama.
BB TNBTS akan menerapkan sistem tiket berbeda di setiap titik tempat wisata Gunung Bromo. Contohnya, lokasi Penanjakan akan dibatasi 167 pengunjung per harinya dengan warna tiket tertentu. Pembatasan ini dilakukan agar tidak terjadi kepadatan sehingga protokol kesehatan dapat berjalan baik.
Para pengelola telah membuat protokol kesehatan seperti penerapan jaga jarak 1,5 meter. Kemudian menyiapkan tempat cuci tangan dan imbauan menggunakan masker. “Nanti akan dibantu TNI Polri untuk membantu dengan petugas Pemkab, dan kita sendiri,” ucap John.
Sementara itu, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq mengatakan, empat pimpinan daerah yang membawahi Gunung Bromo telah menyepakati pengoperasian kembali tempat wisata tersebut.
Hanya saja, pengelola wajib menerapkan protokol kesehatan Covid-19. “Semua mengikuti aturan, mekanisme yang (telah) ditentukan,” ucap Thoriq.
Untuk informasi, TNBTS mulai ditutup akibat pandemi COVID-19 sejak 19 Maret 2020. Penutupan ini dilakukan sebagai langkah mengantisipasi penyebaran Covid-19 di tempat wisata.(*/Gio)
PANGANDARAN – Menuju New normal Pemerintah Kabupaten Pangandaran sudah memberikan kelonggaran bagi wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di sana.
Kelonggaran yang diberikan bukan hanya menghilangkan syarat rapid test untuk wisatawan asal Jawa Barat, tapi juga membolehkan wisatawan rombongan ke sana.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran, Untung Saeful Rachman mengatakan, wisatawan yang bersifat rombongan besar juga telah diperkenankan berkunjung.
Namun, rombongan wisatawan masih dibatasi maksimal 70 persen dari kapasitas bus pariwisata yang tersedia.
Sebelumnya, pada periode awal pembukaan destinasi wisata di Pangandaran hanya dikhususkan untuk yang bersifat individual atau rombongan keluarga.
Kendati demikian, calon wisatawan dari luar Jabar, baik individu, keluarga, maupun rombongan, yang berasal dari luar Jabar harus tetap melengkapi surat keterangan rapid test yang hasilnya nonreaktif. Syarat keterangan rapid test untuk wisatawan dari luar Jabar itu bersifat wajib per individu.
Artinya, ketika ada rombongan wisatawan dari luar Jabar, setiap individunya harus menunjukkan keterangan hasil rapid test.
Untung mengatakan, Disparbud Kabupaten Pangandaran tetap akan menyediakan tempat rapid test untuk wisawatan dari luar Jabar. Jika ada yang hasilnya reaktif, mereka tidak bisa masuk ke destinasi wisata. Menurut dia, kebijakan itu akan berlaku selama dua pekan ke depan.
“Dua minggu ke depan kita evaluasi kembali,” kata Untung.
Berdasarkan data yang diterima Republika, sejak 5-29 Juni 2020 terdata 12.123 orang berkunjung ke destinasi wisata di Kabupaten Pangandaran. Objek wisata yang paling diminati wisatawan adalah Pantai Pangandaran, dengan 6.862 pengunjung. Kemudian Pantai Karapyak dengan 2.619 pengunjung, Pantai Batukaras 1.863 pengunjung, Green Canyon 415 pengunjung, dan Batu Hiu 364 pengunjung.
Sementara jumlah pendapatan yang diperoleh dari kunjungan itu total sekira Rp 42 juta. Pendapatan itu diperoleh dari obyek wisata Pantai Pangandaran Rp 25,7 juta, Pantai Karapyak Rp 7 juta, Pantai Batukaras Rp 6,9 juta, Green Canyon Rp 1,5 juta, dan Batu Hiu Rp 1,3 juta.
Pada masa awal pembukaan destinasi wisata di Kabupaten Pangandaran, pemerintah setempat memang mewajibkan setiap wisatawan dapat menunjukkan bukti rapid test yang menunjukkan hasil nonreaktif.
Jika tak bisa menunjukkannya, wisatawan yang hendak berkujung diberi pilihan, melakukan rapid test di pos yang telah disediakan dengan membayar Rp 200 ribu per orang atau pulang ke daerah asalnya.
Namun, mulai 1 Juli 2020, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran memberi kelonggaran bagi wisatawan yang ingin berkunjung. Wisatawan tak perlu lagi membawa surat keterangan rapid test.(*/Dang)
BANTUL – Pandemi corona belum juga reda dan perlunya menerapkan protokol kesehatan . Pasien positif terpapar virus corona jenis baru atau Covid-19 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dalam 24 jam terakhir bertambah enam orang.
Padahal, Bantul sempat empat hari berturut-turut sejak 26 Juni sampai 29 Juni nol kasus pasien baru Covid-19.
“Informasi perkembangan kasus Covid-19, hari ini ada penambahan pasien positif enam orang,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bantul Sri Wahyu Joko Santosa melalui aplikasi pesan di Bantul, Selasa (30/6) sore.
Gugus Tugas Covid-19 Bantul dalam empat hari terakhir tidak melaporkan penambahan kasus positif baru atau bertahan pada angka 71 kasus positif. Sehingga, dengan penambahan enam kasus ini, maka jumlah kasus positif Covid-19 di Bantul per 30 Juni menjadi 77 orang.
Sri Wahyu mengatakan, enam pasien positif baru itu, lima orang berasal domisili dari Kecamatan Banguntapan, yaitu Kasus 72 (laki-laki berusia 37 tahun), Kasus 73 (perempuan 68 tahun), Kasus 74 (laki-laki satu tahun), Kasus 76 (perempuan 39 tahun), Kasus 77 (laki-laki berusia lima tahun).
“Nomor satu sampai lima riwayat transmisi lokal dari kasus positif sebelumnya. Untuk kasus 75 adalah laki-laki berusia 58 tahun (domisili) Srandakan, riwayat perjalanan masih dilacak,” kata Sri Wahyu yang juga Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Bantul.
Selain menginformasikan kasus baru, Gugus Tugas Covid-19 Bantul juga melaporkan adanya pasien sembuh dari corona satu orang, dinyatakan negatif setelah dirawat beberapa hari di rumah sakit lapangan usai terkonfirmasi positif setelah melakukan perjalanan dari luar daerah.
“Pasien sembuh adalah laki-laki berusia 43 tahun, dengan riwayat perjalanan. Pasien dirawat di RSLKC (Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19) Bantul,” kata dokter Oky sapaan akrab Juru Bicara Gugus Tugas Bantul itu.
Berdasarkan data pada laman media sosial Gugus Tugas Covid-19 Bantul yang di-update pada 30 Juni, total kasus positif di Bantul berjumlah 77 orang, dinyatakan sembuh 61 orang, kemudian meninggal dunia dua orang, sehingga pasien positif yang masih rawat inap berjumlah 14 orang.
Ke-14 pasien positif Covid-19 tersebut dilihat berdasarkan domisili terdapat di Kecamatan Banguntapan 13 orang dan Kecamatan Srandakan satu orang.(*/D Tom)
PURWAKARTA -Begitu penting sektor kesehatan selama ini menjadi salah satu program prioritas yang digulirkan Pemkab Purwakarta. Di masa pandemi Covid-19 ini misalnya, bukan hanya terkait penanganan wabah virus itu saja yang digaungkan. Tapi, kasus stunting pun masih jadi perhatian pemerintahan daerah tersebut.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menuturkan, merujuk pada data Kementerian Kesehatan 2017 yang diperbaharui Dinas Kesehatan setempat, tercatat ada sekitar 8.000 orang dari jumlah penduduk yang ada di wilayah ini mengalami masalah dengan tumbuh kembang tubuhnya.
Ke depan, pihaknya menargetkan jumlah warga yang mengalami stunting atau gagal tumbuh ini bisa menurun 20 persen.
“Jajaran Pemkab Purwakarta, tadi pagi sudah menyatakan komitmennya untuk bersama-sama melakukan penanganan stunting,” jelas Anne usai kegiatan Rembuk Stunting, Selasa (30/6/2020).
Menurutnya, penanganan stunting bukan hanya jadi tanggung jawab satu dinas saja. Melainkan, harus harus juga melibatkan beberapa dinas terkait. Atas dasar itu, saat ini pihaknya tengah melakukan serangkaian program untuk penanganan tersebut.
Salah satu upaya pemerintah, yakni dengan melakukan survei gizi, monitoring dan sosialisasi ke masyarakat. Kemudian, bersinergi dengan seluruh stakeholder pemangku kepentingan, untuk berkontribusi dalam mencegah dan menurunkan prevalensi stunting tersebut.
“Jadi soal stunting itu, tidak hanya tugas Dinas Kesehatan saja. Melainkan ada leading sektor harus turut menanganinya. Apalagi, stunting terjadi saat bayi masih dalam kandungan dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Misalnya dari mulai asupan makanan, kebersihan lingkungan dan lainnya.
Anne optimistis, dengan bahu-membahu kasus stunting di Kabupaten Purwakarta bisa ditekan. Caranya, dengan terus memberikan sosialisasi atau pemahaman kepada masyarakat, terutama kepada ibu hamil.
“Sesuai arahan dari Kemenkes, kami targetkan kasus stunting bisa ditekan hingga di bawah 20% hingga 2023 mendatang. Artinya, ada waktu tiga tahun lagi untuk kami berjuang,” kata dia.
Terkait upaya penanganannya sendiri, kata dia, yakni dengan cara survey gizi. Jika anak tersebut teridikasi kekurangan asupan gizi, pemerintah akan memberikan bantuan terkait asupan gizi mereka. Kemudian, nanti perkembangan si anak tersebut terus dimonitor.
Selain itu, sambung dia, upaya pencegahan lainnya yakni melalui pemberian vitamin gratis bagi calon ibu, supaya kasus stunting bisa diminimalisasi. Sehingga, bayi yang nantinya terlahir dari rahim si ibu tersebut bisa tumbuh sehat dan berkembang secara normal. (*/As)
TUBAN – Menuju new normal harus menerapkan protokol kesehatan agar bisa memutuskan mata rantai covid-19 dimanapun berada baik di pasar di tempat pariwisata dan tempat umum.
Wisata religi Makam Sunan Bonang di Kabupaten Tuban, Jawa Timur (Jatim) kembali dibuka secara bertahap.
Sejumlah peziarah diperbolehkan masuk, tetapi dengan tetap menjalankan protokol kesehatan ketat.
Sesuai peraturan, para peziarah hanya diperbolahkan berada di kompleks makam selama 25 menit. Jumlah peziarah juga dibatasi hanya 60 orang, dan diharuskan mengenakan masker, cuci tangan serta menjaga jarak 1 meter.
Pengurus Yayasan Sunan Bobang, Tuban, Ihwan Hadi mengatakan, sesuai rencana pemerintah, makam Sunan Bonang baru akan dibuka pada Agustus mendatang.
Namun, untuk kesiapan, hari ini pihaknya membuka secara bertahap.
“Semua anjuran pemerintah sudah kami ikuti, terurama kelengkapan protokol kesehatan. Maka sambil menunggu bulan Agustus, ini kita buka bertahap,” katanya, Minggu (28/6/2020).
Pantauan , sejumlah peziarah juga mulai berdatangan, meski tak seramai biasanya. Mereka datang dari wilayah sekitar Tuban serta beberapa daerah lain di Jatim, di antaranya rombongan dari Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro.
“Alhamdulillah, sudah boleh masuk, tetapi ya memang dibatasi,” kata salah seorang peziarah, Sriyati.
Diketahui, sejak pandemi Covid-19, wisata religi Sunan Bonang ditutup total. Kebijakan ini dilakukan sesuai arahan Pemerintah Kabupaten Tuban. Tak hanya wisata religi Sunan Bonang, seluruh objek wisata di Tuban lainnya juga ditutup untuk mencegah penyebaran Covid-19.(*/Gio)
SUKABUMI – Salah satu keberhasilan untuk memutuskan mata rantai penyebaran covid-19 selalu menerapkan protokol kesehatan .
Kota Sukabumi menjadi satu-satunya daerah di Jawa Barat yang masuk level 1 zona hijau dalam penilaian gugus tugas Penanganan Covid-19 Provinsi.
Kondisi ini dikarenakan turunnya kasus orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), pasien konfirmasi positif turun, dan laju kesembuhan naik serta laju tranmisi di bawah rata-rata.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi saat memantau jalannya pelaksanaan rapid test Covid-19 di Lapangan Merdeka Kota Sukabumi, Minggu (28/6) pagi.
Kegiatan yang digelar di tempat sarana umum itu untuk mencegah penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat.
“Alhamdulillah Kota Sukabumi saat ini masuk daerah pertama di Jawa Barat masuk zona hijau, akan tetapi harus tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan,” ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi.
Rapid tes ini misalnya sebagai salah satu bentuk kewaspadaan dan cara memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Pemantauan rapid test juga didampingi Sekda Kota Sukabumi Dida Sembada dan Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi Rita Fitrianingsih. Selepas meninjau rapid tes, wali kota berkeliling Lapang Merdeka untuk memastikan warga tetap menerapkan protokol kesehatan terutama memakai masker.
Meskipun sudah masuk zona hijau lanjut Fahmi, warga diminta tetap menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan menjaga jarak. Khususnya bagi warga yang berolahraga di Lapang Merdeka dan tempat umum lainnya.
Fahmi meminta masyarakat jangan menganggap dengan masuknya ke level satu zona hijau merasa telah bebas. Sebab ingat vaksin dan obat spesifik Covid-19 ini belum ada.
Sehingga warga tetap harus sangat waspada dan menjaga protokol kesehatan terutama memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun. Upaya ini ditekankan agar Kota Sukabumi tetap berada di zona hijau.
Kewaspadaan juga diperlukan kata Fahmi, karena daerah tetangga sekitar Kota Sukabumi belum masuk zona hijau. Kondisi ini menunjukkan bagaimana Kota Sukabumi tetap wajib meningkatkan kewaspadaan.
Di antaranya dengan tetap melakukan pembatasan dan mendoakan agar daerah tetangga sekitar juga masuk ke zona yang sama dengan Kota Sukabumi.(*/Yan)
BANDUNG – Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) menggelar rapid test massal di Stasiun Bogor dan Bojong Gede. Dari 857 orang pelaku perjalanan yang menjalani rapid test sebanyak 15 orang hasilnya reaktif Covid-19.
“Mereka yang reaktif langsung melaksanakan swab test. Pemeriksaan sampel ada yang dilakukan di Labkesda Jabar, ada juga yang diperiksa di mobil PCR,” kata Koordinator Sub Divisi Pengawasan Massa dan Penegakan Aturan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Dedi Taufik Kurrohman,dikutip dari republika, Sabtu (27/6/2020).
Hasil tersebut diperoleh seusai Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) menggelar tes masif bagi pelaku perjalanan di Stasiun Bogor dan Bojong Gede dan Gugus tugas provinsi menyediakan sekitar 1.000 hingga 1.500 rapid test dan swab test.
Dedi menyatakan, tes masif efektif menyaring pelaku perjalanan yang masuk Jabar, untuk cegah munculnya kasus impor (imported case).
Namun, kata ia, menumbuhkan kedisiplinan pelaku perjalanan menerapkan protokol kesehatan amat krusial dalam penanganan Covid-19 di Jabar. “Kedisiplinan dan kewaspadaan harus tetap kami tingkatkan.
Produktivitas kami tingkatkan, tetapi tingkat kewaspadaan dan kedisiplinan perlu melalui protokol kesehatan,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Koordinator Sub Divisi Sterilisasi Fasilitas Publik Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Hery Antasari.
Menurut, Hery tes masif dan operasi gabungan dapat memicu kedisiplinan masyarakat, seperti memeriksa kondisi sendiri dan mempersiapkan masker maupun hand sanitizer sebelum bepergian.
“Masyarakat yang akan melakukan perjalanan siap-siap dengan protokol kesehatan dan mengantisipasi agar tidak diputar balik. Mereka tidak akan nekat melakukan perjalanan dalam kondisi tidak sehat. Itu yang terpenting,” kata Hery.
Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian, dan Manajemen Laboratorium Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Siska Gerfianti menyatakan, tes masif digelar sebagai pendeteksian dini, mengingat mobilitas warga Jabar yang keluar-masuk DKI Jakarta di kedua stasiun itu tinggi.
“Kami akan mengecek selalu pintu-pintu masuk ke Jabar. Seperti pekan lalu, kami mengadakan operasi gabungan dan tes masif di kawasan puncak,”tukasnya.(*/Hend)
BANDUNG – Bersepeda menjadi tren baru warga perkotaan dan ini perlu dukungan semua pihak agar bisa lebih tertib dan teratur .
Kota Bandung siap membangun jalur sepeda baru. Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan Pemkot bersama komunitas siap membangun jalur sepeda di tengah anggaran yang terbatas.
“Kami bersama instansi terkait seperti dinas PU dan perhubungan bersama beberapa komunitas sepeda di Bandung untuk mulai mengreaktivasi kembali jalur sepeda yang ada,” ucapnya dalam acara diskusi MTI Wilayah Jawa Barat yang diadakan Sabtu(27/6/2020).
Selain mengaktifkan kembali jalur yang sudah ada, pemerintah kota Bandung juga memiliki rencana untuk membangun jalur baru yang direkomendasikan oleh komunitas pesepeda. Dia berharap dengan aktivasi jalur sepeda ini masyarakat bisa bersepeda dengan aman dan nyaman.
Bandung saat ini memiliki lima jalur sepeda. Pertama pada lajur sepada Asia Afrika, lajur sepeda Balai Kota sampai Saparua, lajur sepeda Dago, lajur sepeda Dipatiukur dan terakhir lajur sepada Buah Batu.
Ia berharap euforia bersepeda masyarakat bandung bisa menjadi sebuah kebiasaan kedepannya. Selain kesehatan, Yana menyebut banyak manfaat yang terjadi ketika masyarkat beralih ke sepeda.
Ia menyebut pemerintah kota Bandung akan terus mendorong fasilitas agar masyarakat saat ini bisa menjadikan sepeda bukan hanya olahraga namun menjadi kebiasaan.
Kasatlantas Polrestabes Bandung, Kompol Bayu Catur Prabowo mengatakan tren bersepeda di Bandung sudah dimulai sejak mulainya bekerja dan sekolah dari rumah. Keadaan jalanan yang sepi turut menjadi alasan masyarakat nyaman untuk menggunakan sepeda.
“Ketika mulainya kegiatan dari rumah sebenarnya sudah muncul komunitas pesepeda yang melaksanakan kegiatan bersepeda. Tetapi yang kita harus liat sendiri di kota Bandung, 3 bulan sebelum PSBB berakhir situasi jalanan sudah sepi dan sepertinya menjadikan kenyamanan untuk bersepeda,” tukasnya.(*/Hend)
MAGELANG – Taman Wisata Candi Borobudur telah resmi dibuka kembali. Meski pembukaan destinasi yang masuk dalam program super prioritas ini masih dalam tahap uji coba, para wisatawan dikabarkan sangat antusias.
Bahkan wisatawan asing juga sudah diperbolehkan main ke Borobudur.
“Wisatawan mancanegara sudah boleh datang kok. Untuk untuk sekarang memang belum ada, karena penerbangan dari luar negeri juga belum optimal.
Namun untuk ke depannya, kami sudah menyiapkan jalur khusus untuk mereka,” ungkap Direktur Utama PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, & Ratu Boko, Edy Setijono, saat dihubungi belum lama ini.
“Kenapa kami berani menerima mereka? Karena asumsinya wisman yang ada di Indonesia itu sudah melalui prosesur protokol kesehatan di imigrasi, dan kami pun telah melakukan berbagai persiapan”, timpalnya.
Sebagai informasi, dalam masa uji coba pembukaan ini, jam operasional Candi Borobudur memang sedikit berubah. Wisatawan diperkenankan masuk mulai pukul 08.00 WIB – 16.00 WIB.
Selain itu, proses reservasi atau pembelian tiket pun harus dilakukan secara online. Namun mengingat masih banyak wisatawan yang belum mengetahui peraturan tersebut, pihak TWC menyediakan kuota pembelian tiket on the spot sebanyak 70% dan online 30%.
“Peraturan ini kan diberlakukan untuk memastikan wisatawan menjaga jarak antara satu sama lain dan tidak memicu kerumunan. Jadi memang ada pembatasan jumlah pengunjung yakni, 1.500 per hari,” ujarnya.
Padahal, sebelum pandemi, rata-rata pengunjung di Candi Borobudur itu 11 ribu per hari. Intinya untuk saat ini fokus bukan di banyak atau sedikitnya wisatawan, yang terpenting protokol kesehatannya bisa dijalankan atau tidak.(*/D Tom)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro