SUKABUMI – Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi mencatat luas lahan pertanian di wilayahnya yang mengalami gagal panen sekitar 41,85 hektare.
Gagal panen yang terjadi di Sukabbumi ditenggarai lantaran musim kemarau panjang yang melanda seluruh kawasan di Indonesia termasuk di Sukabumi.
“Dari luas lahan pertanian yang mengalami gagal panen akibat kemarau berkepanjangan ini mayoritas berada di Kelurahan Sindangpalay, Kecamatan Cibeureum,” kata Kepala DKP3 Kota Sukabumi Adrian Hariadi di Sukabumi, Jabar, Kamis.
Menurut Adrian, dampak kemarau yang terjadi sejak awal Juni 2023 membuat mayoritas lahan pertanian di Kota Sukabumi terdampak kekeringan, kondisi paling parah terjadi di Kecamatan Lembursitu dan Cibeureum.
Petani yang sebelumnya sudah menanam padi dan ditargetkan bisa panen pada September atau Oktober, terpaksa harus merugi karena lahannya tidak bisa mendapatkan pasokan air karena kekeringan dan mengalami krisis air.
Jika setiap satu hektare menghasilkan gabah kering giling (GKG) sebanyak tujuh ton, maka produksi GKG yang hilang akibat gagal panen mencapai 292,95 ton.
Namun demikian, untuk mengurangi kerugian petani dan penderitaan akibat gagal panen Pemerintah Kota Sukabumi menyalurkan bantuan cadangan beras pemerintah (CBP). Bantuan CBP ini sudah disalurkan ke para petani yang mengalami gagal panen.
“Meskipun akibat kemarau berkepanjangan ini puluhan hektare lahan pertanian di Kota Sukabumi mengalami gagal panen, tetapi untuk persediaan beras untuk masyarakat masih mencukupi,” tambahnya.
Di sisi lain, Adrian mengatakan untuk jumlah kepala keluarga atau penerima manfaat bantuan CBP mencapai 248 KK. Jumlah penerima manfaat itu tidak hanya petani yang mengalami gagal panen tetapi warga korban bencana dan lainnya.
Pada November 2023, pihaknya pun akan kembali melakukan pengadaan untuk persediaan CBP sebanyak 16 ton. Beras ini diperuntukkan untuk membantu warga yang menjadi korban bencana salah satunya gagal panen dampak dari bencana kekeringan. (ANTARA/Yan)
YOGYAKARTA – Perilaku masyarakat yang suka membuang sampah di sungai masih terjadi di Kota Yogyakarta. Hal ini terlihat dari masih banyaknya tumpukan sampah yang ada di sungai-sungai.
Bahkan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta menyebut bahwa Sungai Code menjadi salah satu sungai dengan kondisi tumpukan sampah terparah. Sungai-sungai lainnya yang turut menjadi lahan buangan sampah terparah oleh warga, yakni Sungai Code, Sungai Winongo, dan Sungai Gajah Wong, serta sungai kecil, yakni Sungai Manunggal.
Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup, DLH Kota Yogyakarta, Very Tri Jatmiko menyebut bahwa tumpukan sampah di sungai-sungai ini menjadi keprihatinan. Perilaku masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai ini juga perlu dihentikan.
“Banyaknya sampah ini (di sungai) memang menjadi perhatian,” kata Very, (25/10/2023).
Untuk itu, Very meminta masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah ke sungai. Pihaknya juga melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengubah perilaku untuk tidak membuang sampah sembarangan.
“Edukasi dan sosialisasi kita gencarkan,” katanya.
Meski begitu, Very juga berharap agar masyarakat turut berpartisipasi dalam menangani permasalahan sampah di Kota Yogyakarta, termasuk sampah-sampah yang menumpuk di sungai. Ia berharap masyarakat peduli dengan lingkungan sungai, dan tertib membuang sampah ke tempatnya seperti di depo-depo atau TPS agar tidak mencemari sungai.
Very menyebut, pihaknya akan memasang jaring di sungai untuk mengantisipasi warga yang membuang sampahnya ke sungai. Selain itu, secara swadaya, masyarakat juga sudah memasangkan CCTV untuk mencegah warga lain membuang sampah ke sungai.
“Saya berharap masyarakat lebih peduli lagi untuk tidak membuang sampah di sungai,”harapnya.(*/D To)
BANYUMAS – Jembatan kaca di Kawasan Wisata Hutan Pinus, Limpakuwus Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas ini pecah. Kejadian itu mengakibatkan satu orang tewas dan lainnya luka-luka.
Kapolresta Banyumas, Kombespol Edy Suranta Sitepu mengatakan, diduga kaca jembatan ini tidak kuat menahan beban pengunjung, sehingga kaca yang menjadi pijakan tiba-tiba pecah. Sontak, 4 korban yang saat itu sedang berada di atas jembatan kaca jadi korban.
“Satu korban yang terjatuh ke dasar jurang inisial FA, warga Banjarnegara meninggal dunia. Sedangkan satu korban lagi yang tersangkut besi jembatan kaca mengalami luka dan dibawa ke rumah sakit. Sedangkan 2 korban lainnya berhasil diselamatkan sehingga tidak terjatuh,” ucap Edy, Rabu (25/10/2023).
Video amatir merekam saat seorang korban sudah terjatuh di jurang sedalam kurang lebih 15 meter. Sementara di atas jembatan proses evakuasi korban lainnya masih berlangsung.
Jembatan kaca yang berada di kawasan hutan pinus ini sendiri berketinggian kurang lebih 15 meter dengan lebar kurang lebih 1 setengah meter. Diduga jembatan kaca dengan kaca setebal 1 sentimeter ini tidak kuat menahan beban 4 orang wisatawan dari luar Kabupaten Banyumas ini.
Polisi yang berada di lokasi kejadian langsung melakukan olah TKP. Polisi juga memeriksa pengelola wisata jembatan kaca ini. Kasus ini sendiri kini masih didalami pihak Kepolisian Resort Kota Banyumas untuk pemeriksaan sejumlah saksi.(*/D To)
BANDUNG – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mendesak agar polisi segera menangkap pria dan wanita sanggama di pinggir jalan di Kota Bandung. Peristiwa yang tidak senonoh tersebut sangat memprihatinkan.
“Pertama polisi harus segera menangkap (pelaku) kalau itu ODGJ itu masih bisa dimaklumi. Kalau bukan ODGJ ini sesuatu sangat memprihatinkan memalukan masyarakat Kota Bandung,” ucap Sekretaris MUI Jabar Rafani Akhyar saat dihubungi, Rabu (25/10/2023).
Namun, meski para pelaku diduga ODGJ, ia mengatakan polisi tetap harus segera menangkap dan hal tersebut tidak diperbolehkan. Peristiwa itu akan memberikan kesan bahwa Kota Bandung amoral.
“Nanti bisa-bisa ada kesan Bandung amoral harus dijaga marwah kita. Saya kira polisi segera menangkap meski tetap ODGJ tetap gak boleh,” kata dia.
Ia menegaskan bahwa pemerintah harus hadir mengurus ODGJ dan gelandangan. Namun, dengan muncul kasus tersebut pemerintah dinilai tidak hadir mengurus mereka.
“Pemerintah harus hadir mengurus ODGJ dan gelandangan, sepertinya gak hadir pemerintah ini,” kata dia.
Sebelumnya, aksi tak senonoh seorang pria dan wanita bersanggama di halaman sebuah ruko di pinggir jalan Kota Bandung viral di media sosial. Peristiwa itu diketahui terjadi Senin (23/10/2023) malam di Jalan Moch Toha, Kota Bandung.
Pada rekaman video yang beredar di media sosial, pria dan wanita tersebut tanpa rasa malu melakukan persetubuhan di pinggir jalan. Sejumlah warga yang melintas melihat persis aksi tak senonoh itu.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Regol AKP Aji Riznaldi Nugroho mengatakan petugas menduga bahwa kedua orang yang melakukan aksi tak senonoh merupakan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ). Petugas pun kini telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Satpol PP Kota Bandung.
“Kemungkinan ODGJ, orang sehat kayaknya tidak mungkin berbuat seperti itu,” jelasnya, Selasa (24/10/2023).(*/He)
CIANJUR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Jawa Barat mencatat satu rumah mengalami rusak berat dan belasan lainnya terancam longsor. Tidak ada korban jiwa dari peristiwa tersebut, hanya satu keluarga mengungsi akibat tebing longsor di Desa Hegarmanah, Kecamatan Sukaluyu Cianjur, Senin (23/10/2023).
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Sukma Wijaya mengatakan, hujan deras dengan intensitas cukup tinggi selama lebih dari dua jam melanda sejumlah wilayah di Cianjur, termasuk di Kecamatan Sukaluyu yang menyebabkan tebing setinggi lima meter longsor menimpa rumah warga.
“Satu rumah rumah yang dihuni empat jiwa terpaksa diungsikan ke rumah sanak saudaranya, karena bangunan nyaris rata dengan tanah setelah dihantam longsor dari tebing yang terletak di belakang rumah, sedangkan belasan rumah lainnya terancam,” katanya.
Seiring mulai tingginya curah hujan yang turun dengan intensitas lebih dari dua jam di sebagian besar wilayah Cianjur, pihaknya mengimbau warga untuk tetap siaga dan waspada dengan segera mengungsi ketika melihat tanda alam akan terjadinya bencana.
“Sejak beberapa hari terakhir curah hujan sudah mulai tinggi, sehingga kami minta warga untuk meningkatkan kesiagaan dan kewaspadaan terutama yang tinggal di daerah rawan bencana banjir dan longsor,” katanya.
Sementara informasi dari warga Kampung Bedeng Desa Hegarmanah Kecamatan Sukaluyu menyebutkan, longsor yang terjadi Senin malam itu berawal setelah hujan turun deras lebih dari dua jam, menyebabkan tebing setinggi lima meter yang terletak di belakang perkampungan ambruk. Material longsor berupa batu dan lumpur menghantam rumah seorang warga yang berhasil selamat saat mendengar suara gemuruh dari belakang rumah. Longsor menyebabkan dinding rumah bagian belakang ambruk dan merembet ke dinding ruangan lainnya hingga nyaris rata dengan tanah.
“Satu rumah rusak berat dan sekitar 13 rumah lainnya terancam karena letaknya membelakangi tebing yang longsor, kami sudah meminta pemilik rumah untuk waspada dan segera mengungsi jika hujan kembali turun karena dapat memicu longsor susulan,” kata Ketua RT setempat Nalendra.
Pada Selasa pagi, katanya, petugas, relawan, dan warga bergotong-royong membersihkan material longsor yang merusak rumah warga serta melakukan upaya antisipasi longsor susulan dengan memasang pagar bambu di bawah tebing agar belasan rumah warga lainnya aman dari longsor.
“Upaya perbaikan bersama akan dilakukan, agar warga yang rumahnya rusak dapat dibangun dan dihuni kembali,” ujarnya.(*/Yan)
BANDUNG – Viral sejoli berhubungan intim di pinggir Jalan Mochamad Toha, Kota Bandung. Aksi mereka direkam pengguna jalan dan menghebohkan sosial media.
Sebagaimana diunggah akun Instagram @isrocuey.official, disebutkan peristiwa itu berlangsung pada Senin (23/10/2023) malam. Ia merekam saat akan pulang ke rumahnya.
Pasangan itu berbuat mesum di depan rumah warga tanpa sehelai benang pun.
“Kejadian tidak terduga di Jalan Moch. Toha. Semalam Senin, sekitar jam 24.00 lagi arah pulang ke rumah, tiba-tiba enggak sengaja ngeliat sepasang manusia sedang berhubungan badan dengan kondisi laki-lakinya tidak menggunakan pakaian sehelai pun dan si cewek setengah bugil di pinggir jalan,” tulis pengunggah video.
Perekam sempat memutar balik kendaraannya, namun sepasang kekasih itu tetap cuek dan terus melanjutkan aksinya.
“Saya sengaja memutar balik kendaraan saya beberapa menit kemudian dan orang tersebut masih dengan cueknya melakukan hal yang sama, padahal itu jalan raya dan rame banyak orang dan kendaraan lalulalang. Saya kira itu bukan ODGJ, karena dua duanya keliatan rapih,” tulis keterangan yang sama.
Adapun, Kapolsek Regol, AKP Aji Riznaldi menyatakan bahwa ia telah menerima laporan tersebut dan segera berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) serta Tim Ketertiban Umum (Timub) Satpol PP Kota Bandung.
Ia menduga pelaku adalah pasangan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). “Informasinya itu kemungkinan ODGJ, kalau ODGJ kita koordinasikan dengan Dinas Sosial dan Ketertiban Umum (Satpol PP),” ujar Aji kepada wartawan, Selasa (24/10/2023).
Ia pun akan berkoordinasi dengan Camat, Babinsa, dan Satpol PP untuk melakukan pengawasan guna menjaga keamanan dan ketertiban di wilayahnya.(*/He)
GARUT – Kebakaran dilaporkan terjadi di kawasan Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, sejak Ahad (22/10/2023). Api dilaporkan masih menyala hingga Senin (23/10/2023).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Aah Anwar mengatakan, kebakaran itu pertama diketahui pada Ahad sekitar pukul 19.00 WIB. Berdasarkan pendataan sementara, kebakaran itu terjadi di area Blok Tegal Alun, Blok Masigit, dan Blok Puncak, kawasan Gunung Papandayan.
“Tebakarnya lahan di area Blok Tegal Alun didominasi dengan pohon dan semak- semak. Pada Senin dini hari pukul 03.00 WIB, diperkirakan luas lahan terbakar 50 hektare,” kata Aah melalui keterangan tertulis, Senin malam.
Menurut dia, hingga Senin siang, kebakaran itu terus meluas. Belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran tersebut.
Aah mengatakan, BPBD melakukan asesmen lokasi kejadian dan berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat. Petugas di lapangan juga telah melakukan upaya pemadaman menggunakan jet suter dan secara manual.
“Lokasi tidak dapat dijangkau oleh kendaraan pemadaman karena berada di area Puncak Gunung Papandayan,” ujar dia.
Ia menambahkan, petugas di lapangan juga berupaya membuat jalur pemadaman api secara manual. Selain itu, petugas juga pemantauan lokasi dari bawah, karena dikhawatirkan luasan area terbakar makin meluas.(*/Dang)
PURWOKERTO – Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memastikan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet tidak memengaruhi kunjungan wisatawan ke Kawasan Wisata Baturraden. Hal itu terlihat dari tingkat kunjungan wisatawan khususnya ke Lokawisata Baturraden pada akhir pekan kemarin.
“Kunjungan wisatawan akhir pekan kemarin terpantau tetap tinggi seperti sebelum ada peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet,” kata Kepala Bidang Pariwisata Dinporabudpar Kabupaten Banyumas Wardoyo di Purwokerto, Banyumas, Jateng, Senin (23/10/2023).
Menurut dia, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Lokawisata Baturraden pada Sabtu (21/10/2023) tercatat 939 orang dan Minggu (22/10/2023) mencapai 1.566 orang. Menurut dia, jumlah tersebut tidak jauh berbeda dengan kunjungan wisatawan ke Baturraden sebelum Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan tingkat aktivitas vulkanik Gunung Slamet dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) sejak Kamis (19/10/2023).
“Misalnya, jumlah wisatawan yang datang pada Sabtu (16/9/2023) tercatat 938 orang dan Minggu (17/9/2023) mencapai 1.526 orang,” jelasnya.
Ia pun mengaku optimistis Kawasan Wisata Baturraden khususnya Lokawisata Baturraden yang berada di kaki Gunung Slamet tetap ramai dikunjungi wisatawan. Menurut dia, hal itu disebabkan Lokawisata Baturraden berjarak sekitar 12 kilometer dari puncak Gunung Slamet, sehingga tetap aman untuk dikunjungi wisatawan.
“Sesuai rekomendasi PVMBG, masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak boleh beraktivitas dalam radius dua kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet, sedangkan Lokawisata Baturraden jaraknya sekitar 12 kilometer,” katanya.
Terkait dengan realisasi kunjungan wisatawan ke berbagai objek wisata di Banyumas, Wardoyo mengatakan berdasarkan data, target kunjungan wisatawan yang sebanyak 1,75 juta orang pada 2023 telah terlampaui. Menurut dia, target tersebut telah terlampaui pada Agustus dengan pencapaian 1,898 juta wisatawan.
“Lokawisata Baturraden tetap menjadi primadona dengan jumlah pengunjungnya paling banyak, yakni mencapai 266.197 wisatawan,” katanya.
PVMBG Badan Geologi dalam surat bernomor 458.Lap/GL.03/BGV/2023 yang ditandatangani Kepala PVMBG Hendara Gunawan menaikkan tingkat aktivitas vulkanik Gunung Api Slamet menjadi Level II terhitung mulai 19 Oktober 2023, pukul 08.00 WIB. Berdasarkan laporan pengamatan yang dilakukan Pos PGA Slamet pada Ahad (22/10/2023), pukul 00.00-24.00 WIB, secara visual gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-I.
Selain itu, teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal tinggi sekitar 50-100 meter dari puncak, sedangkan cuaca cerah hingga hujan dan angin lemah ke arah barat. Sementara, dari sisi kegempaan tercatat satu kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,5-6 milimeter, dominan 2 milimeter.(*/D To)
MAJALENGKA – PT Angkasa Pura (AP) II yang merupakan anggota dari PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney memastikan akan mendukung mengembangkan perekonomian dan pariwisata di Kabupaten Majalengka. Sebab, lokasi pariwisata di wilayah tersebut juga akan menunjang operasional Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat.
“Pada tahap awal dari upaya mengembangkan perekonomian dan pariwisata di Majalengka, AP II mendukung tumbuhnya perekonomian masyarakat melalui skema Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) dengan program Miracle of Situ Cipanten,” kata Direktur AP II Muhammad Awaluddin dalam pernyataan tertulisnya,(20/10/2023).
Dia menjelaskan, program tersebut untuk mengembangkan destinasi wisata Situ Cipanten yang terletak di Desa Gunung Kuning, Majalengka. Situ Cipanten menjadi daya tarik wisata dengan memiliki air yang sangat jernih dan dikelilingi hutan asri yang menambah keindahan dan kesegaran udara di kawasan ini.
“AP II dan InJourney mencanangkan program Miracle of Situ Cipanten untuk membangun pariwisata Situ Cipanten, baik promosi maupun pembangunan infrastruktur secara berkelanjutan untuk menunjang fasilitas pendukung bagi wisatawan yang berlibur ke destinasi wisata tersebut,” ujar Awaluddin.
Selain memperkuat konektivitas penerbangan di Indonesia, Awaluddin memastikan AP II memiliki komitmen untuk mendukung masyarakat. Khususnya melalui program TJSL yang berfokus pada pendidikan, lingkungan, dan pendampingan UMKM.
Sementara itu, Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria mengatakan program Miracle of Situ Cipanten akan mengakselerasi pengembangan Situ Cipanten sebagai destinasi wisata. “Kami berharap melalui sinergi dan kolaborasi oleh BUMN, pemerintah, dan swasta serta keterlibatan masyarakat sekitar pada situs tersebut akan memberikan akselerasi pengembangan pariwisata di Indonesia,” kata Dony.
Situ Cipanten memiliki potensi cukup potensial, sebagai destinasi wisata yang dekat dengan Bandara Kertajati. Pengembangan situs pariwisata diharapkan mampu untuk memberikan lapangan pekerjaan ataupun peluang usaha untuk masyarakat luas.
Mulai 29 Oktober 2023, Bandara Kertajati mulai melayani penerbangan berjadwal dengan pesawat jet yang sebelumnya dioperasikan di Bandara Husein Sastranegara (Bandung). Peningkatan lalu lintas penerbangan di Bandara Kertajati akan semakin mendorong pertumbuhan perekonomian dan pariwisata setempat.(*/He)
SUKABUMI – Cuaca yang tak menentu melanda disetiap daerah tak luput juga Daerah Sukabumi , Puluhan rumah di Wilayah Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi rusak akibat diterjang hujan dan angin kencang, Sabtu sore (21/10/2023).
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Jujun Juaeni melaporkan bahwa kerusakan pada atap permukiman warga terjadi di tiga desa berbeda, yaitu Desa Cireunghas, Desa Cipurut, dan Desa Tegalpanjang.
“Kerusakan ini ada di Desa Cireunghas, Desa Cipurut, dan Desa Tegalpanjang,” kata Jujun Juaeni, Minggu (22/10/2023).
Jujun Juaeni menyebut, total kerusakan yang didata mencapai 72 rumah, namun kemungkinan masih ada penambahan kerusakan yang akan teridentifikasi lebih lanjut.
“Kami mendata ada Desa Cipurut 56 rumah rusak ringan dan 2 rusak sedang. Sedangkan Desa Cireunghas 12 rumah rusak ringan dan 1 rusak sedang. Kemudian Desa Tegalpanjang 1 rusak ringan,” terangnya.
Sementara kerugian akibat bencana ini masih dalam perhitungan, BPBD Kabupaten Sukabumi mengingatkan masyarakat agar tetap waspada mengingat musim penghujan akan segera tiba.
“Kami menghimbau agar berhati-hati mengingat Sukabumi akan memasuki musim penghujan dalam waktu dekat,” tutupnya.(*/Yan)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro