JAKARTA – Pemerintah berharap pandemi virus Corona yang melanda Tanah Air akan berakhir pada Agustus mendatang. Pada
bulan tersebut,Indonesia diharapkan sudah terbebas dari Covid-19 dan kembali kepada kehidupan normal.
Menurut Juru Bicara Pemerintah Bidang Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, kunci pencegahan Corona adalah disipilin
dengan berdiam diri di rumah, jaga jarak fisik dengan orang lain, memakai masker jika harus ke luar rumah dan rajin cuci
tangan.
“Kalau kita menginginkan pada bulan Juni, Juli kasus ini bisa kita kendalikan. Kasus ini sudah mulai bisa dikendalikan
dan kehidupan kita sudah mulai menjadi lebih baik lagi, pembatasan-pembatasan sudah bisa dikurangi,” kata Yuri di Media
Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Selasa
(5/5/2020).
Komitmennya, kata Yuri, ada pada diri masing-masing, peraturan sudah banyak, kebijakan yang dibuat sudah cukup banyak,
jejaring pengaman sosial sudah dilakukan.
“Oleh karena itu, kita berharap bahwa di bulan Agustus kita sudah bisa menjalani kehidupan menjadi lebih baik lagi. Sudah
bisa jadi kondisi normal, dalam artian kita bisa memiliki kehidupan berdisiplin, disiplin mencuci tangan misalnya, atau
perilaku hidup bersih dan sehat.
Dengan cara ini lah kita bisa menyelamatkan diri kita, keluarga, dan orang lain,” tambah Yuri.
Hingga hari ini, jumlah pasien positif Covid-19 yang sembuh mencapai 2.197 orang. Jumlah itu bertambah 243 orang
dibandingkan hari kemarin.
Pasien sembuh terbanyak ada di DKI Jakarta 704 orang, Sulawesi Selatan 228 orang, Jawa Timur 180 orang, Jawa Barat 167
orang, dan Bali 160 orang.
Di samping itu jumlah pasien konfirmasi positif Covid-19 per hari ini bertambah 282 sehingga total 12.071. Pasien
meninggal bertambah delapan orang total 872. Spesimen yang telah diperiksa sebanyak 121.547 spesimen dari 88.924 orang.
Tim Gugus Tugas di seluruh wilayah Indonesia berhasil mendata jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 239.226 orang.
Hampir 200 ribu ODP sudah selesai dipantau dan dinyatakan sehat. Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai
26.408 orang.
“Kita harus betul-betul memperjuangkan jangan sampai kita tertular, jangan sampai orang lain tertular. Karena itu
kuncinya bagaimana jangan ada penularan. Ini bisa dilakukan, kita bisa gotong royong bersatu memutus rantai
penularan,”jelasnya.(*/Ta)
JAKARTA – Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DKI Jakarta menyampaikan perkembangan kasus penularan virus corona, per 4 Mei 2020.
Terdapat penambahan 55 kasus baru virus corona, bila dibandingkan dengan sehari sebelumnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan, sebanyak 650 orang dinyatakan telah sembuh, dari total 4.472 orang kasus positif.
Sedangkan jumlah pasien meninggal sebanyak 412 orang.
“2.080 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit, dan 1.330 orang melakukan isolasi di rumah. Dan sebanyak 1.770 orang menunggu hasil laboratorium,” kata Widyastuti dalam keterangan tertulis, Senin (4/5/2020).
Ia menambahkan, pihaknya juga mencatat ada orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 7.446 orang dan 225 masih dipantau. Sementara, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 6.213 dan 1.015 masih menjalani perawatan.
Pihaknya juga memberikan layanan kesehatan jiwa terhadap masyarakat yang terdampak Covid-19.
“Selain itu, masyarakat juga dapat mengakses layanan konsultasi online melalui aplikasi sahabat jiwa (berbasis website) pada situs https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id,” ungkapnya.(*/Tya)
JAKARTA – Sebanyak 3.044 warga DKI Jakarta dinyatakan positif virus corona (Covid-19), setelah Pemprov DKI Jakarta melakukan pendeteksi dini, atau rapid test Covid-19 di 6 wilayah Kota/Kabupaten Administrasi DKI Jakarta dan Pusat.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Fify Mulyani menyatakan sebanyak 79.680 orang telah menjalani rapid test dan dan 76.636 warga dinyatakan negatif Covid-19.
“Positif Covid-19 sebesar 4 persen, dengan rincian 3.044 orang dinyatakan positif,” kata Fifi dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/5/2020).
Ia menyebut terhadap orang yang dinyatakan positif akan menjalani pemeriksaan sampel lendir dengan metode swab, yang diperiksa menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
“Dan tentu sebagaimana yang saya juga pernah sampaikan berulang kali di kesempatan ini, terhadap mereka yang dinyatakan positif dari hasil rapid test akan dilaksanakan tes dengan menggunakan swab PCR,” katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta menyampaikan perkembangan terkini per 2 Mei 2020.
Tercatat sebanyak 4.355 orang positif virus corona, 562 orang dinyatakan telah sembuh dan 400 orang meninggal dunia.(*/Tub)
JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyayangkan masih sangat tingginya ketergantungan Indonesia terhadap impor alat-alat kesehatan (alkes).
Kepala Negara menyebutkan, 95% alat kesehatan yang ada di Indonesia saat ini merupakan barang impor dan belum bisa diproduksi di dalam negeri.
“Sektor kesehatan, industri farmasi, saat ini masih (tergantung) impor, 95% masih impor. Alat-alat kesehatan yang bisa kita produksi sendiri, dan apa saja yang kita beli dari negara lain sekarang keliatan semua,” kata Jokowi di Jakarta, Kamis (30/4/2020).
Namun demikian, Presiden mengatakan bahwa saat ini fokus pemerintah adalah menyiapkan langkah-langkah mitigasi terhadap pandemi Covid-19, baik mitigasi dampak kesehatan maupun ekonomi.
“Kita sedang siapkan langkah-langkah pemulihan jika penyebaran Covid-19 ini sudah bisa kita kendalikan,” tegasnya.
Terlepas dari itu, Jokowi menegaskan bahwa upaya yang dikerjakan tahun ini akan menjadi fondasi bagi perbaikan di tahun-tahun yang akan datang.
Saat ini, kata dia, tengah dilakukan penyesuaian-penyesuaian target pembangunan, realokasi dan refocusing belanja secara besar-besaran dalam menghadapi pandemi corona. “Karena itu perencana tahun 2021 harus betul-betul aktif dengan perkembangan situasi saat ini,” tukasnya.(*/Tya)
INDRAMAYU – Sebanyak dua orang warga Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dinyatakan positif terpapar virus corona (Covid-19). Hal tersebut diumumkan langsung oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu pada Selasa (28/4/2020).
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara mengatakan, berdasarkan hasil tes swab yang diterima pihaknya dari Labkesda Provinsi Jawa Barat, dua orang warga Kabupaten Indramayu itu telah terkonfirmasi positif Covid-19.
Deden menyebut, salah satu warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 merupakan seorang perawat di RSUD Indramayu berinisial SA. Dia sudah merasakan demam atau meriang sejak seminggu yang lalu. Namun SA tidak menunjukkan gejala-gejala fisik lainnya.
Saat ini, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu tengah melakukan pemeriksaan swab terhadap keluarga, dan orang-orang yang pernah melakukan kontak langsung dengan perawat tersebut.
“Yang bersangkutan adalah perawat di UGD RSUD Indramayu. Mulai malam tadi, dia sudah berada di ruang isolasi RSUD Indramayu dengan kondisi baik,” kata Deden dalam keterangan yang diterima Okezone.
Deden melanjutkan, orang kedua yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 adalah seorang pasien dalam pengawasan (PDP) berinisial T. T sendiri sempat dirawat di RSUD Pantura MA Sentot Patrol sejak tanggal 19 April 2020. Namun, T kemudian meninggal dunia dan dimakamkan sesuai SOP Covid-19.
Diungkapkannya, dari hasil penelusuran didapatkan bahwa T memiliki riwayat kontak langsung dengan anak dan menantunya yang pulang dari Jakarta. Sebelumnya saat pertamakali dirawat, T dalam kondisi penurunan kesadaran (koma) dan sesak berat.
“Pasien T meninggal pada tanggal 20 April 2020 jam 05.30 WIB. Kemudian dilakukan swab untuk pemeriksaan PCR dan telah dilakukan pemakaman dengan SOP Covid-19,” ungkapnya.(*/Dang)
JAKARTA – Perawat pasien COVID-19 di RS Darurat Wisma Atlet Kapten Fitdy Eka menolak label buruk atau stigma masyarakat bahwa tenaga kesehatan/nakes sebagai unsur penular virus corona jenis baru SARS-CoV-2 ke tengah masyarakat.
“Ada stigma, kami ditolak masyarakat. Mohon dengan sangat kami juga manusia yang melaksanakan ini dengan hati. Terimalah kami juga dengan hati,” kata Ketua Tim Perawatan RSD Wisma Atlet Kapt Fitdy Eka, Ahad (26/4).
Komentar Fitdy itu menanggapi fenomena stigma dari sebagian unsur masyarakat terhadap para dokter, perawat, analis dan tenaga kesehatan (nakes) lainnya yang mengurusi COVID-19.
Sejumlah unsur masyarakat menstigma para tenaga kesehatan sebagai orang yang sebaiknya dijauhi. Beberapa waktu lalu, terdapat jenazah perawat COVID-19 yang ditolak pemakamannya yang meninggal karena virus corona jenis baru.
Sementara itu, Fitdy optimistis jika wabah COVID-19 akan segera berakhir jika masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Dengan kedisiplinan itu, lanjut dia, akan memicu keselamatan bagi diri sendiri dan orang lain sehingga rantai penularan virus SARS-CoV-2 segera berakhir.
“Saya percaya Indonesia akan kembali pulih terlepas dari pandemi saat ini. Lakukan semua mitigasi dengan disiplin. Saya yakin dengan disiplin, Anda semua akan menjadi seorang pahlawan bagi diri sendiri dan orang lain,” kata dia.
“Mohon dengan sangat lindungi diri dan orang lain sehingga pesan-pesan pencegahan bisa terlaksana dengan baik. Mari sama-sama memenangkan perang ini. Kita kalau dalam konteks ibadah bukan beban, ibadah untuk diri dan orang lain,”tuturnya.(*/Tya)
JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyebut telah melakukan rapid test virus corona kepada 70.828 warga yang ada di wilayah Jakarta.
Dari pemeriksaan itu 4 persen atau sebanyak 2.842 warga terindikasi positif Covid-19.
“Total sebanyak 70.828 orang telah menjalani rapid test dengan persentase positif Covid-19 sebesar 4 persen. Dengan rincian 2.842 orang dinyatakan positif Covid-19, dan 67.986 dinyatakan negatif,” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta, Dwi Oktavia Tatri Lestari Handayani, dalam siaran langsung, Jumat (24/4/2020).
Adapun rapid test sendiri merupakan teknik untuk mengetes keberadaan antibodi seseorang akibat kuman yang ada dalam tubuh.
Namun hasil positif dalam rapid test tidak bisa langsung mengkonfirmasi keberadaan virus tersebut di dalam tubuh.
Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan test swab dengan metode PCR.
Sebagaimana diketahui berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta dilihat dari laman corona.jakarta.go.id kasus terkonfirmasi positif sebanyak 3.605, dari jumlah itu 327 orang sembuh, dan 331 meninggal dunia.(*/Ta)
JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto menyampaikan, pasien berkategori orang dalam pengawasan (ODP) berjumlah 195.948. Sedangkan, pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 18.283.
“ODP 195.948 lalu PDP 18.283,” kata Yurianto, dalam jumpa pers live streaming di Gedung Graha BNPB Jakarta, Kamis (23/4/2020).
Sementara itu, sampai dengan saat ini sudah ada 48.647 kasus spesimen yang menjalani pemeriksaan Covid-19 atau virus corona. Dari uji tes tersebut 40.872 diantaranya dinyatakan negatif.
“Jumlah kasus yang diperiksa spesimen 48,647 orang,” ujar Yurianto.
Yurianto menuturkan bahwa, pemeriksaan spesimen tersebut dilakukan di 43 laboratorium yang sampai hari ini dinyatakan aktif beroperasi melakukan pemeriksaan.
Sementara itu untuk jumlah spesimen yang telah diperiksa sebanyak 59,935 spesimen. Jumlah spesimen dan kasus spesimen adalah hal yang berbeda.
Mengingat, jumlah spesimen yang diperiksa terhitung sejak 1 April 2020. Satu kasus dapat diambil lebih dari satu kali pengambilan dan lebih dari satu jenis spesimen (naso/oro/sputum).
Adapun kasus positif bertambah 357 orang menjadi 7.775 pasien. “Hasil akumulasi kasus positif sebanyak 7.775,” ujar Yurianto.Sementara pasien sembuh bertambah 47 orang menjadi 960 pasien.
Kemudian pasien meninggal bertambah 11 menjadi 647 orang.(*/Tri)
BLITAR – Sebanyak 120 orang di Kabupaten Blitar menjadi korban gigitan nyamuk aedes aegyptie. Banyaknya penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) tersebut tercatat sepanjang Januari-April 2020.
“Kasus naik cukup drastis pada bulan Maret, “ujar Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Krisna Yekti.
Secara statistik, pada Januari hingga pertengahan Februari ditemukan 16 kasus DBD. Dibanding tahun lalu (2019), kata Krisna Yekti angka kasus tersebut jauh lebih rendah.
“Dibanding tahun lalu (2019) terjadi penurunan. Sebab tahun lalu di waktu yang sama sebanyak dua ratus kasus lebih, “tambah Krisna Yekti. Sepanjang tahun 2019 jumlah kasus DBD di Kabupaten Blitar mencapai 657 kasus dengan 8 diantaranya meninggal dunia.
Jumlah kasus tahun 2019 tersebut lebih banyak 100 kasus dibanding tahun 2018. Sementara kenaikan angka kasus DBD yang berlangsung mulai Maret 2020 itu berlanjut hingga awal bulan April.
Dari sebanyak 120 kasus tersebut, mayoritas berada dalam kelompok usia anak anak, dengan rentang usia 5-14 tahun. Menurut Krisna Yekti, semua pasien dalam penanganan rumah sakit dan puskesmas.
“Alhamdulillah tidak ada penderita yang meninggal dunia, “katanya. Mengingat hujan yang mengguyur diselingi panas dan itu membiakkan nyamuk, Krisna Yekti menghimbau masyarakat untuk terus melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
“Sebab dengan pemberantasan sarang nyamuk jentik aedes aegyptie tidak berkesempatan berkembang biak, “tandasnya.(*/Gio)
PALEMBANG – Menyedihkan nasib yang dialami enam perawat yang bertugas di Rumah Sakit Siloam Palembang diduga mendapat intimidasi dari oknum pihak Kelurahan Sungai Pangeran, Kecamatan Ilir Timur I, dan diusir dari tempat kosnya. Alasanya, satu di antara perawat itu terindikasi COVID-19, Minggu (19/4/2020).
Bahkan, kabar dugaan pengusiran perawat ini pun sempat viral di masyarakat Kota Palembang setelah diunggah oleh sejumlah akun publik di Instagram. Menanggapi hal itu, Direktur Medik dan Pelayanan RS Siloam Palembang, dr Anton Suwindro, membenarkan ada enam perawat yang kini dievakuasi untuk tinggal sementara di rumah sakit.
“Iya laporan yang saya terima, mereka ini tinggal di satu tempat kos yang sama,” katanya
Anton menjelaskan, memang beberapa hari lalu RS Siloam melakukan swab test internal ke semua tenaga medis, dan hasilnya ada beberapa di antaranya yang terindikasi corona. Termasuk satu di antara enam perawat tersebut.
“Memang ada satu perawat yang kos di tempat itu terindikasi positif (corona) dan sudah diminta melakukan isolasi diri. Peristiwa itu sendiri terjadi Sabtu yang lalu(18/4) saat itu pemilik kos mereka ini menyampaikan pesan dari pihak kelurahan,” terangnya.
Ditambahkan Anton, pesan tersebut intinya meminta semua perawat yang kos di tempat itu melakukan isolasi mandiri dan tidak diperkenankan bekerja. Namun, jika ingin tetap bekerja maka sementara agar tidak pulang dulu ke tempat kos mereka.
“Nah, dari sana mungkin terjadi miskomunikasi, sehingga masalah ini kemudian menyebar ke masyarakat sekitar daerah itu dan mereka diusir dari tempat kosnya.” jelasnya.
saat ini, para perawat itu sementara waktu sudah dievakuasi di rumah sakit, dan manajemen rumah sakit juga sudah mempersiapkan hotel untuk tempat tinggal sementara mereka.
“Atas peristiwa ini, kami juga menyampaikan agar masyarakat jangan menaruh stigma negatif terhadap tenaga medis maupun pasien yang terindikasi corona. Ubahlah dengan suatu hal yang positif seperti saling memberikan dukungan dan mendoakan.” harapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Daerah Kota Palembang, Ratu Dewa, mengatakan telah meminta keterangan pihak kelurahan setempat terkait peristiwa tersebut.
Dikatakan Dewa, berdasarkan keterangan lurah, awalnya mendapat informasi tekait pasien terindikasi corona yang berada di daerahnya. Kemudian, lurah terkait menghubungi ketua RT setempat untuk mencari alamat yang dimaksud.
“Nah lurahnya itu meminta ketua RT untuk ke lokasi, kemudian ternyata di lokasi itu tidak hanya satu perawat yang dimaksud, tapi ada lima perawat lain yang kos di tempat itu,” katanya.
Kemudian, ketua RT yang bersangkutan meminta agar para perawat itu untuk melakukan isolasi mandiri agar warga sekitar tidak resah. Tapi perawat yang lain tenyata tidak menjalankan pesan yang dimaksud. Akibatnya terjadi kesalahpahaman dengan warga setempat.
“Jadi tidak benar kalau ada info pihak kelurahan melakukan pengusiran kepada mereka. Masalah ini sebenarnya karena ada kesalahpahaman antara mereka dengan warga disekitar,”tutupnya.(*/Gint)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro