JAKARTA – Demi dakwah, Astri Ivo (54) meluangkan waktu untuk ikut syuting film kembali setelah tiga tahun absen, yaitu selepas main film “Surga Menanti”.
Kini, mantan penyanyi dan mantan bintang aktris cilik yang sejak lama menjalani profesi sebagai ustadzah ini, mencoba balik lagi berakting lewat film bertajuk “Iqro: My Universe”, sebuah film bernafas religi atau dakwah Islam.
“Dakwah itu bisa juga lewat film ya. Kebetulan aku diajak dan filmnya juga sesuai dengan misi aku di dunia dakwah,” ujar Astri yang pernah meraih gelar sebagai Pemain Anak-Anak Terbaik Asian Film Festival 1971 lewat perannya sebagai Nancy di film Samiun dan Dasima.
Bagi Astri, film-film yang mengambil tema nafas tarbiyah (pendidikan) dan dakwah memang seharusnya dibantu.
“Apalagi ini tergolong film anak-anak, ada edukasi buat mereka, makanya aku mau main di film ini,” imbuhnya. “Film adalah termasuk media paling efektif untuk sarana penyampaian pesan dakwah dan edukasi,” imbuh Astri.
Meski masih mau main film, ibu tiga anak buah pernikahannya dengan Dariola Yusharyahya ini mengaku tetap akan selektif dalam memilih peran.
“Tentunya adalah film-film bernilai dakwah dan edukasi. “Saya usahakan bisa ya,” tandasnya. Film terbarunya itu akan dirilis pada pertengahan bulan Juli mendatang.(*/Indri)
JAKARTA – Pesinetron Adinda Thomas (25) sampai kini mengaku tetap menjalani hobinya mendaki gunung. Jadi, jika ada waktu rehat atau libur, pemain film “Maju Kena Mundur Kena Return” ini memastikan diri untuk memanggung ransel besarnya menuju puncak gunung.
Belum lama, Adinda mendaki gunung Salak di Bogor, Jabar. Meski oleh sesuatu hal tidak sampai mencapai puncak gunung yang berketinggian 2.211 meter dari permukaan laut (mdpl) tersebut.
Tapi Adinda bertekad untuk menaklukkannya dalam kesempatan lain.
“Aku memang penggila gunung bareng sama temen-temen. Tantangannya sangat luar biasa dan pastinya dibutuhkan stamina serta hobi berat. Kalo nggak, ya pasti mundur menghadapi medan yang ekstrim,” ujar artis kelahiran Bandung, 8 Agustus 1993 ini.
Banyak gubung yang telah ditaklukkan Adinda, mulai gunung Gede, Merbabu, Kerinci, Semeru, Mahameru, Rinjani, Papandayan dan lainnya. “Tentu saja ini termasuk kebanggaan juga ya, selain hobi. Kan tidak semua orang bisa dan berani mendaki gunung,” tandasnya.
Saat hiking, Adinda selalu membawa tas carrier (tas khusus untuk hiking) tipe 50 liter, sepatu gunung untuk bisa lewati medan selama trekking, membawa 2 buff untuk melindungi dari debu serta baju salinan secukupnya, termasuk kostum khusus trekking.
“Jaket, topi, obat-obatan, rain coat, sleeping bag, matras dan tenda. Speaker kecil, powerbank, kamera, handphone, pisau kecil, head lamp, serta batre cadangan, itu selalu aku bawa,” paparnya. (*/Indr)
JAKARTA – Akhirnya presenter olahraga cantik dan seksi Kartika Berliana, main film juga. Sebelumnya, dia banyak mendapat tawaran dari para produser dan sutradara film, tapi Kartika terpaksa menolak gara-gara padatnya jadwal syuting berbagai program olahraga di televisi.
Lewat film “The Lawyers” yang tengah tayang, Kartika memulai debutnya di industri film. “Sebetulnya tahun ini target aku bukan main film, tapi justru mau fokus di olahraga, khususnya sepak bola dalam dan luar negeri. Tapi gitu ngeliat perannya bagus banget ya, menantang sebagai Nina, seorang istri yang teraniaya akibat sadomadokis atau kelainan seks suaminya, yaitu suka memukul dan menganiaya dirinya sebelum berhubungan seks,” ujarnya.
“Ini sangat menantang banget, apalagi ada aktor Roy Marten, Dicky Chandra, Rina Hassim, aktor-aktris favorit aku. Kali ini aku ngga bisa nolak hehe,” ungkap presenter yang memiliki nama lengkap Kartika Berliana Tjakradiraja.
Finalis Puteri Indonesia 2013 mewakili DKI Jakarta dan Miss IIMS 2013 serta Miss Earth Charming 2015 ini, mengaku ngeri melihat adegan dirinya saat dianiaya oleh Johan yang diperankan Jerio Jeffry, sebelum berhubungan intim.
“Amit-amit ya, hehe,” tandasnya tertawa.
Yang jelas, sukses melakoni perannya sebagai perempuan korban kelainan seks, Kartika kini mengaku siap berlakon lagi. “Kayaknya aku harus pintar bagi waktu buat syuting film dan presenter olahraga ke depan. Aku makin tertarik,” tandasnya.(*/Indr)
JAKARTA – Sukses yang diraupnya dari industri film Hollywood tak membuat Cinta Laura melupakan panggung musik Tanah Air. Hal itu ditandai dengan akan dirilisnya single terbaru Cinta Laura pada Juni mendatang.
Bahkan gadis berdarah Indo Jerman itu sudah melakukan syuting untuk video klip lagu tersebut. Kepada awak media yang menemuinya Cinta Laura bertutur dengan antusias.
“Hari Jumat lalu aku juga syuting videoklip pertama aku setelah tujuh tahun break dari dunia musik, dan rencananya single pertama aku bakal rilis akhir Juni,” kata Cinta Laura.
Untuk musiknya kali ini, Cinta Laura ingin membawa perubahan. Musiknya saat ini tidak seperti yang dulu. Banyak nuansa-nuansa baru yang dihadirkan Cinta Laura.
“Beda banget sama yang dulu-dulu. Karena memang genre-nya beda, ada influence dari ‘reggae tone’. Jadi genre musik aku itu hiphop reggae tone, ada influence dari Amerika latin yang pasti dance-nya jauh lebih kuat daripada lagu-lagu aku yang dulu,” lanjut Cinta Laura.
Perbedaan tersebut terjadi karena saat ini Cinta Laura ikut terlibat dalam semua prosesnya. Termasuk menentukan genre musik yang akan diusungnya.
“Dulu ‘kan kalau nyanyi masih kecil. Lagunya bukan aku yang milih, dan pokoknya semua dulu terserah label. Sekarang aku jauh lebih banyak ikut partisispasi selain lirik, tipe musik, konser, videoklip. Semuanya aku benar-benar ikut di dalamnya, “ ungkapnya.(*/Indr)
JAKARTA – Ramadhan tahun ini menjadi sangat spesial bagi Donita. Pasalnya, istri dari Adi Nugrogo ini telah memantapkan hatinya untuk mengenakan hijab.
Lewat channel YouTube miliknya, Donita mengungkapkan perjalanan hijrahnya. “Aku tahu di Alquran juga disebut perempuan itu wajib menutup aurat. Terus teman aku bilang, ada hadist yang mengibaratkan jika satu helai rambut itu kelihatan maka satu cambuk pula untuk keturunan laki-laki. Kebayang nggak tuh berapa puluh ribu cambukan yang diterima untuk orang-orang yang disayangi?” ujar Donita.
Ia mengatakan, sempat lebih dulu berkonsultasi dengan sang suami mengenai hal menutup aurat. Menurutnya, sang suami tak memaksa dirinya agar untuk mengubah penampilan. hanya saja, Adi mengingatkan bahwa menutup aurat adalah kewajiban seorang muslimah.
“Suamiku bilang, aku tidak memaksa kamu untuk berhijab, tapi aku sudah mewajibkan kamu. Karena disaat aku tidak mewajibkan, aku yang dosa. Nanti disaat aku ditanya sama Allah, aku bisa bilang aku sudah mewajibkan,” papar Donita.
Dengan tampilan barunya, Donita mengaku tak takut bahwa pekerjaannya akan berkurang. Ia yakin, Allah sebagai pemberi rezeki.
“Aku percaya Allah itu kasih rezeki nggak akan tertukar, walaupun di balik rezeki memang ada usaha. Tapi aku yakin banget, kalau memang orang ini rezekinya segitu atas usahanya, nggak mungkin berubah gara-gara dia berhijab,” pungkas Donita. (*/Indr)
JAKARTA – Artis Prilly Latuconsina merasa bahagia bisa menjalankan ibadah puasa bersama keuarga di awal ramadan tahun ini.
“Alhamdulilah tahun ini bisa menjalankan ibadah puasa bareng sama keluarga, kalau awal ramadhan saya usahakan sahur dan buka puasa sama keluarga,” tutur Prilly Latuconsina, Selasa (7/5/2019).
Bintang sinetron ‘Ganteng-Ganteng Srigala’ ini mengatakan saat bulan puasa ia mengenakan busana tertutup dan memakai kerudung di setiap aktivitasnya.
“Bulan puasa lumayan kerjaannya banyak, saya tetap pakai kerudung, saat ini saya terlibat diacara web series milik telkomsel dengan judul ‘Negeri Lima Menara’,”tambah Prilly.
Artis kelahiran Tangerang, Banten, 15 Oktober 1996 ini mengatakan jika penampilannya berhijab didukung oleh kekasihnya, Maxime Bouttier.
Menurutnya, kekasihnya sudah kerap melihatnya mengenakan kerudung saat mengikuti kajian agama. Begitu juga saat Lebaran, Prilly selalu tampil mengenakan hijab.
“Maxime sih nggak ada tanggapan apa-apa ya. Mungkin kayak udah sering juga melihat aku berhijab,”ucap bintang film ‘Danur’.
Prilly juga mengatakan bahwa kekasihnya itu tidak pernah melarang dirinya mengenakan hijab.
“Saat pekerjaan serial religi kan aku setiap hari pakai hijab. Maxime nggak masalah sih, dia nggak kaget,”ucapnya.
Terkait penampilannya, dia hanya meminta doa kepada semua penggemarnya untuk mendoakan dirinya agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
“Saya sih suka pakai hijab, apalagi kalau tujuannya bukan hanya untuk fesyen aja, tetapi juga untuk ibadah,”tandas Prilly Latuconsina. (*/Indr)
JAKARTA – Untuk pertama kalinya film komersial yang berlatar suku Baduy diangkat oleh Rumah produksi Skyn’ee Pictures dengan judul ‘Ambu’.
Farid Dermawan mengatakan butuh 32 hari syuting untuk mengambil latar belakang suku Baduy.
Film ‘Ambu’ dibuat dengan menawarkan sudut pengambilan gambar yang istimewa dan memanjakan mata. Terlebih lagi dengan eksplorasi keindahan alam Baduy, wilayah yang jarang terjamah dengan penuh kesederhanaan.
“Baduy memang kami pilih karena kecantikan dan kesederhanaan alamnya, seperti yang tercitra dalam ketiga karakter dalam film Ambu, Misna, Fatma, dan Nona. Kami berharap film ‘Ambu’ dapat diterima oleh masyarakat luas, terutama para wanita Indonesia sebagai fokus dari karakter di film ini,”tutur Farid Dermawan .
Ambu dalam bahasa Sunda adalah panggilan untuk ibu dengan bahasa yang halus dan santun. Film ini menceritakan tentang Ambu Misnah (Widyawati) yang ditinggalkan anak perempuan satu-satunya, Fatma (Laudya Cynthia Bella).
Fatma pergi dari rumah mereka di Baduy, demi cintanya pada pemuda di Jakarta. Masalah terjadi saat Fatma ingin pulang ke Baduy.
Artis Laudya Cynthia Bella mengatakan ia sangat menikmati syuting di perkampungan Baduy, Banten yang memang dikenal tidak mengenal listrik.
“Sudah tahu dari banyak cerita. Meski tahu di sana (Baduy Luar) tidak ada listrik dan sinyal, tapi aku menikmati banget,”ucap Laudya Cynthia Bella.
Sejumlah aktris dan aktor kenamaan terlibat dalam film ‘Ambu’ antara lain, Widyawati dan Laudya Cynthia Bella, Baim Wong, Luthesa, Andri Mashadi, dan Endltha Wibisono. (*/Indr)
JAKARTA – Untuk kali pertama aktris jelita Jessica Mila (26) menjajal drama broadcast atau sandiwara radio lewat Serial podcast ‘Bridezilla’ yang bakal hadir 30 episode di JOOX.
Program drama radio tersebut bakal diperdengarkan selama bulan Ramadan 1440 H ini.
Berperan sebagai Dara, Jessica mengaku sangat tertarik untuk ambil bagian sejak ditawarkan ikut terlibat. “Pas ditawari nggak nolak, dari awal ditawarin excited banget karena ini sesuatu yang baru, dan aku selalu seneng dikasih sesuatu yang bisa nambah pengalaman aku,” ujar pemain film ‘Koala Kumal’ tersebut.
Meski sudah membintangi sejumlah film dan banyak sinetron, tapi cewek yang akrab disapa Mila ini tetap menganggap mengeksplor vokal atau medium audio tanpa ekspresi dan gestur tubuh adalah hal yang penuh tantangan dan spesial.
“Aku bisa belajar sesuatu yang baru lagi dan ternyata ngga mudah lho. Mungkin bilangnya, oh iya gampang karena nggak ada kamera, nggak usah ribet atur angle. Prosesnya iya nggak sulit dan ribet. Cuma adegan sendiri lebih sulit karena kita nggak ketemu langsung lawan main,” beber mantan kekasih Mischa chandrawinata ini.
Kapok? ya nggak lah, Mila malah mengaku tak akan menolak jika ada yang menawarkan pekerjaan serupa. “Kalo ada yang nawarin lagi, aku siap,” pungkasnya.(Indr)
JAKARTA – Presenter Jessica Iskandar menuai kecaman di dunia maya akibat berlaku tidak sopan pada artis salah satu grup idol K-Pop populer Red Velvet, yang baru saja menyambangi Indonesia pada Sabtu (27/4/2019) lalu.
Mereka mengisi Korean Wave 2019, dengan Jessica Iskandar sebagai salah satu MC yang memandu acara.
ReVeluv, julukan fans Joy dkk ramai memenuhi BSD City Tangerang untuk menatap langsung sosok idola mereka. Selain membawakan lagu-lagu hitsnya, Red Velvet juga sempat diwawancara oleh Jessica Iskandar di atas panggung.
Hanya saja, penampilan Jessica Iskandar saat berinteraksi dengan Red Velvet dan memandu acara, menuai banyak kecaman.
Dalam membawa acara, lewat video yang beredar, wanita yang akrab disapa Jedar ini memang terlihat berbicara dalam bahasa Inggris dengan volume yang cukup keras.
Bahkan, Lee Jeong Hoon yang juga mendampingi Jedar saat menjadi MC ikut menengahi dan mengatakan bahasa Inggris Jedar kurang bagus. “Eh, kamu Inggris-nya nggak lancar. Mending nggak usah pakai bahasa Inggris, kan ada translator Korea-nya,” kritik Lee Jeong Hoon.
Selain berbicara keras, Jedar juga dianggap tidak menghargai bintang tamu ketika beberapa kali memotong pembicaraan Lee Jeong Hoon. Akibatnya, personel Red Velvet pun terlihat kebingungan di atas panggung.
Jedar juga sempat mencuri-curi, mengambil selfie bareng Red Velvet di atas panggung. Padahal menurut para fans, hal itu bisa dilakukan usai acara di belakang panggung.
Sadar akan kesalahannya, Jessica Iskandar buru-buru menuliskan permohonan maaf di Instagram.
“Maafin aku ya mas, maafin aku ya mba, teruntuk ReVeluv dan penggemar K-pop dimanapun anda berada, aku hanyalah manusia biasa yang kadang tak luput dari kesalahan dan cela. Semoga selalu bisa lebih baik di kemudian hari,” tulis Jessica Iskandar, seperti dilansir dari akun Instagram-nya, Minggu (28/04/2019). (*/Ind)
….. KABARNYA akan ada aksi massa besar-besaran. Di mana? Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya. Benarkah? Perlu klarifikasi dan investigasi. Jika benar, ini harus jadi perhatian serius.
Lalu, apa yang dituntut? Mendiskualifikasi Paslon 01. Kenapa? Karena telah melakukan Kecurangan. Ada yang mengatakan itu bukan sekadar kecurangan, tapi extra ordinary crime. Kejahatan pemilu yang luar biasa.
Pasca reformasi, baru kali ini pemilu masif dengan kecurangan. Demokrasi yang menjadi hasil perjuangan reformasi mendadak mati. Tepatnya dimatikan. Oleh siapa? Hanya penguasa yang bisa melakukan itu.
Ulama dikejar-kejar, pers dibungkam, mahasiswa dibuat diam dan tak berkutik, semua aparat, birokrasi dan institusi negara dikendalikan untuk memperpanjang kekuasaan. Seolah tak tersisa!
Rakyat marah, bahkan teramat marah. Hanya dua hal yang bisa mendorong kemarahan itu untuk meledak: pertama, komando. Jika Prabowo, atau para ulama dan tokoh pendukung Prabowo memberi komando, people power ini bergerak. Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia akan dipenuhi massa yang membludak.
Kedua, jatuhnya korban. Jika jatuhnya Orde Baru menelan 7 nyawa jadi korban, maka gerakan people power, jika benar-benar terjadi saat ini diprediksi lebih mengerikan.
Dari mana tahu? Pola berpolitik penguasa selama ini yang menghalalkan segala cara dan mengintimidasi semua yang tak “satu langkah” dan tunduk padanya. Di sisi lain, rakyat sudah kehilangan batas kesabarannya. Urat takut rakyat sudah putus untuk menghadapi pressure kekuasaan.
Jika Jokowi itu arif, dan memiliki sensitivitas kerakyatan dan kebangsaan yang tinggi, lebih baik mengalah. Serahkan negara ini kepada Prabowo, maka Jokowi akan jadi bapak bangsa yang terhormat.
Dikenang sebagai pemimpin yang lebih mendahulukan bangsa dan rakyatnya. Kenapa bukan Prabowo yang mengalah? Prabowo bisa mengalah, tapi rakyat yang di bawah tak bisa terima Jokowi jadi presiden lagi. Kepercayaan mereka terhadap Jokowi sudah punah.
Anda nonton video saat Jokowi diteriakin rakyat, “curang, curang”? Sungguh tak lagi ada rasa hormat kepada Jokowi sebagai presiden. Hukuman sosial ini akan terus berlanjut sebelum Jokowi lengser dari kursi presiden. Jika dipaksakan, tak akan kondusif untuk menjalankan pemerintahan yang akan datang. Sebab, pemerintah tanpa kepercayaan rakyat akan rapuh.
Lebih baik Jokowi mengalah daripada harus berhadapan dengan people power yang jika salah respon dan reaksi aparat, bisa berakibat jatuhnya banyak korban dari anak bangsa. Korban yang semestinya tak perlu ada.
Siapapun yang ganggu pemilu, tembak di tempat, kata polisi. Rakyat sepertinya sudah tak lagi takut pada peluru. Kemarahan rakyat tak lagi bisa dibendung oleh nasehat dan ancaman peluru. Mereka siap mati syahid.
Upaya Jusuf Kalla (JK) dan sejumlah tokoh, termasuk para jenderal dari kubu 01 untuk memanggil, membujuk, dan merayu para ulama dari kubu 02 agar menahan adanya people power, sepertinya tak berhasil.
Bahkan sebagian besar menolak untuk bertemu. Coba anda bayangkan, wapres saja ingin bertemu, ditolak sama mereka. Ini menunjukkan adanya satu tekad mereka; mendeligitimasi dan mendiskualifikasi Jokowi.
Intel bisa cek di semua wilayah dimana pendukung Prabowo mayoritas. Para aktivis masjid, pesantren, majlis talim dan para ulamanya dari berbagai daerah menyatakan tak akan mundur menghadapi kekuasaan yang dianggap curang ini. Kabarnya sudah ada komando berantai di kelompok ulama ini. Satu ditangkap atau dibunuh, satu lagi pegang kendali. Ditangkap dan dibunuh lagi, yang lainnya pegang kendali. Dan seterusnya. Ini warning buat bangsa. Ngeri kali? Begitulah situasinya sekarang.
Ini semua karena rakyat sudah muak dengan tingkah polah kekuasaan. Dan klimaksnya adalah pemilu yang masif kecurangan. Telanjang di depan mata, dan telah melampui batas dinding pertahanan psikologi rakyat.
Jokowi tak lagi legitimed di mata rakyat setelah kecurangan demi Kecurangan yang terakumulasi jadi perlawanan rakyat. Perlawanan ini diperkirakan akan sangat masif. Ancaman rakyat untuk meninggalkan Prabowo jika ia mau bertemu dengan orang dari kubu Jokowi, itu tanda nyata dari kemarahan itu. Jika Prabowo paksakan, ia pun akan mendapatkan kutukan yang sama.
People power seperti harga mati. Rakyat siap menghadapi kekuatan Jokowi dengan semua risiko, termasuk kematian. Narasi “mati Sahid” para ulama di Solo Raya seolah mewakili suara umat. Jika sudah seperti ini, siapa yang mau mengalah untuk keberlangsungan masa depan bangsa dan negara? *****
Tony Rosyid
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro