JAKARTA – Dulu sang ibu, Doris Callebaute sukses mempopulerkan film Inem Pelayan Sexy di tahun 1976.
Kini sang putri, Jelita Callebaute, menggantikan tahtanya sebagai Inem di film Inem Pelayan Sexy New produksi Inem Film dengan format milenial atau kekinian.
Bagi Jelita yang sebelumnya membintangi film horor Gentayangan dan Mata Batin 2, peran Inem yang dilakoninya sedikit menjadi beban.
“Film Inem yang dibintangi mama itu kan legend sekali ya, sampai sekarang orang tahu. Nama Inem itu juga legend. Aku sempat mikir, bisa ngga ya. Tapi untungnya mama juga ikut main disini, jadi aku lebih pede,” ujar Jelita yang juga main sinetron Aisyah dan Janji Suci.
Putri bungsu Doris Callebaute yang juga adik sepupu artis sinetron Rika Callebaute ini mengaku ingin meneruskan jejak sang bunda.
“Sebelumnya aku emang banyak di model, presenter, sinetron dan FTV. Tapi sejak tahun lalu aku putuskan untuk juga main film bioskop,” terang artis yang dipanggil Jeje ini.
Melakoni perannya sebagai Inem atas arahan sutradara Hasto Broto, Jeje mengaku justru awalnya belum pernah menonton film yang dibintangi sang mama itu.
“Pernah nonton, tapi hanya sebagian, ngga utuh. Hanya satu film aja. Kan ada tiga. Aku hanya disuruh mendalami karakter Inem versi sekarang oleh mas Hasto. Tapi sebelumnya, soal akting aku banyak nanya sama mama,” jelasnya.
Meski berat menyandang nama belakang Callebout, Jeje bertekad untuk bisa menyamai kemampuan sang mama.
“Terus terang mama bilang aku masih perlu belajar akting lagi. Makanya aku nempel mama terus, apalagi kami satu rumah. Pokoknya aku nanya terus soal akting,” ungkapnya.
Selain Jelita, film ini juga dibintangi komedian Beddu, Mathias Muchus, Meriam Bellina, Jessica Veranda, Yusuf Mahardika dan lainnya.(*/Ind)
JAKARTA – Perseteruan antara Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly dan Dian Sastrowardoyo di media sosial mendapat perhatian warganet. Hal ini bermula saat Dian Sastro melayangkan sejumlah kritik tentang pasal-pasal yang dinilainya kontroversial.
Beberapa poin dalam RKUHP tersebut dijabarkan antara lain, korban perkosaan akan dipenjara selama 4 tahun jika menggugurkan janin hasil perkosaan. Namun kritik Dian tersebut mendapat tanggapan yang kurang positif dari Menteri Yasonna. Dia bahkan mengatakan Dian Sastro terlihat bodoh karena tak membaca Undang-undang sebelum memberikan komentar.
Tidak hanya warganet saja, perang kata- kata ini pun mendapat juga perhatian dari Lutfi JW, novelis sekaligus pengamat perilaku selebritis.
“Dian Sastro sudah melakukan tindakan yang tepat, Dian sebagai rakyat sekaligus publik figur mengomentari pasal yang tidak sesuai dengan pandangannya. Dan sebagai wanita, dia mengomentari RUU KUHP untuk mewakili kaumnya. Dian mengemukakan pemdapat dengan santun,”tutur Lutfi JW, saat ditemui di kawasan Matraman, Jakarta Timur,kemarin(27/9/2019).
“Justru Yang kurang tepat adalah bapak Menteri. Mengapa? karena beliau sebagai penjabat publik yang dipercaya dan digaji rakyat sebaiknya merespon dengan positif. Sebagai Menkumham, beliau digaji untuk membuat suati peraturan atau kaedah hukum yang mensejahterakan rakyat dan adil untuk rakyat. Untuk kemudian mensosialisasikan. Lah kok malah melontarkan satu kata memvonis Dian.
Kata “bodoh” yang dilontarkan bapak menteri kepada Dian Sastro sebagai publik figur dan wanita itu tidak etis,” tambah Lutfi.
Lutfi juga mengatakan bahwa apa yang dilakukan Dian Sastro itu bagus dan memginspirasi artis lainnya untuk berani menyampaiakan kritik di negara yang demokratis. “Dalam teori perilaku itu ada lima kategori besar yaitu normal, tidak wajar, abnormal, baik dan berbudi pekerti luhur. Yang dilakukan oleh Dian Sastro itu adalah dia berperilaku baik dalam berprndapat. Bahkan bisa dikatakan berbudi luhur karena ingin membela kaumnya,” kata Lutfi.
“Seharusnya sebagai pejabat publik yang digaji oleh rakyat dalam hal ini Dian Sastro juga rakyat maka responlah dengan perilaku yang baik juga,” ucapnya.
Lutfi juga menegaskan bahwa baik Dian Sastro maupun Menteri Yasonna merupakan role model atau panutan. “Artis adalah bagi penggemarnya. Tetapi penjabat negara adalah role model bagi seluruh bangsa harusnya perilakunya lebih luhur jangan kalah sama selebritis dong kenapa agar nilai-nilai Pancasila kembali tumbuh dan menjadi perilaku anak bangsa,” ujarnya. (*/El)
JAKARTA – Sebuah gerakan filantropi bertajuk ‘Jangan Menyerah’ digagas vokalis ‘D’Masiv, Ryan Ekky Pradipta. Gerakan ini bertujuan untuk saling membantu dan berbagi kepada masyarakat yang menbutuhkannya.
“Buat saya sebenarnya gerakan ini adalah pengingat bagi diri sendiri. Tidak ada maksud untuk menggurui dan lain sebagainya, justru itu adalah lagu penyemangat ketika saya sedang down dan banyak masalah. Saya sudah memikirkannya sejak lama, ingin punya wadah bermanfaat untuk orang Iain, untuk lingkungan dan untuk alam semesta,” tutur Ryan ‘D’Masiv, saat ditemui di Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (22/9/2019).
Gerakan ‘Jangan Menyerah’ di bidang kesehatan semisal membantu para pengidap kanker untuk menjalani hidupnya. Sementara dalam bidang kemanusiaan gerakan ‘Jangan Menyerah’ berupaya hadir bagi mereka yang bernasib kurang beruntung, terutama bagi mereka yang berasal dari kalangan musisi, olahragawan serta yang telah berjasa untuk negeri.
“lntinya kita membantu orang-orang yang berkontribusi besar untuk Indonesia. Tapi tidak menutup kemungkinan nanti akan lebih luas lagi. Di kemudian hari mungkin bisa ikut membantu korban bencana alam,” papar Ryan.
Dalam gerakannya untuk menebar kebaikan, Ryan menggandeng PPPA Daarul Qur’an yang diwakili Ust. Hendy Irawan Saleh, untuk bersama-sama melaksanakan visi dan misi kemanusiaan.
“Saya merasa nyaman dan aman bisa satu keluarga dengan Daarul Qur’an, karena mereka sudah punya sistem yang sudah punya izin juga dari Kementerian Agama dan Departemen Sosial untuk bisa melakukan kegiatan penghimpunan donasi. Jadi tidak berpikir panjang lagi, karena kita punya tujuan yang sama,” tambah Ryan.
Sementara itu, founder ‘Jangan Menyerah’, Tarmizi As-Shidiq, mengajak masyarakat luas untuk ikut berpartisipasi dalam gerakan ini.
Dalam acara ini, akan dilaksanakan amal dan penggalangan dana untuk korban terdampak kabut asap di Sumatra. Acara tersebut juga dihadiri para artis, musisi, youtuber dan selegram.(Indri)
JAKARTA – Selepas membintangi film Sunyi dan Bebas di tahun 2019 ini, aktris muda Amanda Rawles (19) lanjut ke webseries berjudul Cinta Abadi yang diangkat dari game online Ragnarok: Forever Love.
Pemain film horor Jelangkung ini mengaku menemukan pengalaman baru lewat webseries besutan sutradara Billy Christian tersebut.
“Ini romancy fanstasy, ada horornya juga karena selain tentang kegemaran game online, juga berhubungan dengan arwah. Aku jadi Renata, lawan aku Brandon Salim dan Shandy William juga Dea yang jadi sahabat aku. Syuting ama mereka enjoi banget ya. Apalagi ternyata kami ini sama-sama penyuka game online Ragnarok. Jadi seru deh,” ujarnya dalam sesi peluncuran webseries Cinta Abadi, kemarin.
Meski syuting di hari pertama katanya sempat diterpa badai pasir, tapi dia tetap bisa fokus saat take.
“Kebetulan syutingnya ada di pantai, jadi romance banget, ada ayunan, angin laut hehe,” imbuh Amanda tertawa.
Berperan sebagai Renata, mahasiswi yang gila game online.
“Jadi dari yang kita satu kuliah, satu lingkungan, tapi sama-sama enggak kenal. Tapi dari sama-sama suka game Ragnarok, kita jadi bertemu, kenalan dan akhirnya akrab,” terang Amanda yang juga banyak membintangi serial sinetron ini, diantaranya Duyung, Rahasia Suara Hati dan lainnya.
“Inilah hebatnya game online (Ragnarok). Kita bisa dipertemukan dengan banyak orang di dunia ini,” sambungnya.(*/Ind)
JAKARTA – Mantan Puteri Indonesia 2014, Elvira Devinamira (26) mengaku tengah mendapat sorotan peminat film nasional, sekaligus mulai banyak yang mengajaknya main film selepas filmnya bertajuk Dilarang Menyanyi Di Kamar Mandi yang tengah tayang di bioskip sejak tiga hari lalu.
“Biasalah, pada nanya kok saya mau adegan mandi? Padahal itu ngga vulgar karena masih pake basahan berwarna kulit,” ujar Elvira.
Namun di sisi lain, perannya sebagai Sophie di film besutan sutradara John deRantau itu, membawa berkah tersendiri.
“Banyak yang ngajak ikut agar aku main di film lain. Tapi belum ada yang nawarin aku sebagai atlet berkuda, kalo ada pasti aku mau, soalnya aku sampe sekarang masih eksis latihan berkuda, bahkan terkadang bisa sampai lima kali seminggu,” terangnya.
Ya, dulu Elvira pernah bercita-cita ingin menjadi atlet berkuda seperti Nabila Syakieb dan Larasati Gading.
“Tapi ortu ngga setuju, mereka khawatir aku cidera. Akhirnya aku ikut berkuda hanya sebatas hobi aja. Sampai sekarang aku tetap menunggang kuda meskipun bukan atlet. Lebih sebulan ngga berkuda karena sibuk syuting, kangen banget,” terangnya.(*/Ind)
JAKARTA – Si cantik Elvira Devinamira, dituntut berlakon seksi saat menjalani perannya di film “Dilarang Menyanyi Di Kamar Mandi”. Putri Indonesia 2014, mengaku tak masalah karena yang dilakoninya masih dalam batas kewajaran.
“Ini kan komedi ya, lagi pula masih sangat wajar, ngga vulgar kok,” ujar model asal Surabaya yang pernah masuk 15 besar Miss Universe 2014 tersebut.
Berbekal pengalaman pernah main film “Single” dan beberapa judul sinetron, Elvira pede saja melakoni perannya hingga tuntas sebagai tokoh bernama Sophia gadis seksi yang ramah.
“Ceritanya Sophia itu suka musik asli Indonesia seperti dangdut dan melayu juga suka nyanyi di kamar mandi. Cuma adegan mandi lho, shower scene gitu. Bukan adegan seksi atau vulgar ya,” jelas Elvira.(*/Ind)
PENDAFTARAN Peserta Didik Baru ( PPDB) tahun ajaran 2019/2020 dengan sistem zonasi masih menuai kritik. Bukan saja dari orangtua murid yang merasa kesulitan ketika mendafarkan anaknya, juga dari beberapa kepala daerah. Setidaknya Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dan Gubernur Banten, Wahidin Halim menilai, sistem zonasi dalam penerimaan murid baru, pada satu sisi kurang efektif.
Jatah 5 persen untuk siswa berprestasi terlalu sedikit akibatnya banyak siswa berprestasi yang tidak tertampung di sekolah berkualitas – sering disebut favorit.
Belum lagi tingkat kepadatan penduduk di satu daerah belum didukung dengan jumlah sekolah yang tersedia.Akibatnya tidak semua sekolah dapat menampung semua peserta didik dalam jangkauan zonasinya.
Menyadari kondisi tersebut, membuat orangtua murid ( siswa) berlomba adu cepat mendapatkan formulir pendaftaran. Ini dapat dipahami karena seleksi tidak lagi menggunakan standar nilai Ujian Nasional (UN), tetapi berdasarkan jarak terdekat rumah calon siswa dengan sokolah sebagaimana ketentuan Permendikbud No.51 Tahun 2018 tentang penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2019/2020.
Nilai UN hanya digunakan untuk siswa yang menempuh jalur prestasi dengan kuota 5 persen, perpindahan orangtua wali sebesar 5 persen. Sedangkan zonasi sekolah sebesar 90 persen. Maknanya, siswa yang lebih dekat dengan sekolah favorit berpeluang diterima, ketimbang yang lebih jauh, apalagi di luar zonasi yang ditetapkan.
Jalur prestasi bisa digunakan untuk menyeberang, tetapi peluangnya kecil karena kuota hanya 5 persen.
Sistem zonasi diterapkan dengan maksud mengedepankan prinsip objektif, transparan, akuntabel, dan berkeadilan dalam layanan pendidikan. Sistem zonasi juga dimaksudkan menghapus label ‘sekolah favorit’ yang kerap dibanjiri pendaftar, sementara sekolah ‘tidak favorit’ kurang peminat.
Jika targetnya pemerataan kualitas pendidikan melaui pemerataan siswa berprestasi, sistem zonasi efektif diterapkan. Yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai siswa berprestasi tidak tertampung hanya karena tersekat zonasi. Juga, jangan sampai siswa berpretasi menjadi tidak berprestasi karena bersekolah di sekolah yang tidak berprestasi.
Karena itu yang perlu dikembangkan adalah mencetak “sekolah berprestasi” sebagai upaya pemerataan kualitas pendidikan.*****
JAKARTA – Setelah membintangi film horor Sebelum Iblis Menjemput tahun lalu, kini aktris Pevita Pearce (26) mendapat tantangan baru lagi sebagai perempuan daerah Belu.
Ia harus tampil dengan kulit agak gelap dan rambut keriting berwarna pirang seperti ciri khas wanita NTT. Pevita berperan sebagai Maria Lopez di film berjudul Rumah Merah Putih.
“Ini yang aku cari, setiap peran yang terus baru, berkarakter dan menantang. Aku harus menggelapkan warna kulit, berbaur dengan masyarakat setempat. Aku suka banget, aku terlihat beda dan banyak mama-mama di sana panggil aku kakak Maria. Aku seneng banget, justru ini menjadi challenge tersendiri untuk bisa mengubah fisik dan mudah-mudahan bisa menghasilkan akting maksimal sekaligus bisa bikin bangga perempuan-perempuan Belu,” ujar pemeran Kiona dalam film Buffalo Boys ini.
Berjemur di pantai, luluran agar kulitnya terlihat rada gelap, berendam di air laut Atambua, Belu NTT dan membaur dengan masyarakat Atambua dan terlihat lebih tua justru membikin dirinya sangat bahagia.
“Sangat mengesankan, mereka panggil aku kakak Maria, hati mereka sangat tulus bikin aku nangis saat berpisah dengan mereka karena syutingnya kelar,” ungkap Pevita tentang kesan syuting selama satu bulan di film besutan Ari Sihasale itu.(*/ind)
JAKARTA – Banyak pecinta serial Tukang Ojek Pengkolan (TOP) yang merasa kehilangan sosok perempuan centil, judes sekaligus lucu yang diperankan artis dan komedian Ayya Renita (25) sebagai tokoh Sekar.
Pasalnya, lakon Sekar diputus setelah bermain lebih seratus episode. Hengkangnya Ayya ini sekaligus meneruskan peran beberapa pemain sebelumnya yang juga dihilangkan dalam cerita TOP.
Ayya mengaku enjoi saja saat mengetahui perannya diputus.
“Terima kasih banyak aku sudah pernah diizinkan menjadi keluarga besar Rawa Bebek. Seneng dan bangga juga karena serial ini sangat fenomenal sampe dibikin ribuan episode. Sekar pamit ya gaes jadi warga Rawa Bebek. Terima kasih semuanya, semoga tambah sukses ” ungkap artis yang pernah ikut seleksi ajang audisi Indonesian Idol 2012 lalu tapi gagal mendapat golden ticket.
Namun saat itu Ayya mampu mencuri perhatian penonton televisi dan para juri berkat penampilannya yang unik dan jenaka. Dia mengenakan baju mbak jamu dan menyanyikan lagu berbahasa Jawa.
Dari situ Ayya mulai banyak mendapat tawaran main sinetron dan pembawa acara teve.
“Mudah-mudahan selepas ini juga banyak tawaran lagi dan aku siap jajal main film komedi,” imbuh pemain sinetron Rohaya & Anwar Kecil-Kecil Jadi Manten, Tiba-Tiba Cinta, Pesantren & Rock n’Roll Season 3 dan beberapa FTV ini.
“Tapi kalo nanti disambung atau dilanjutkan lagi, aku mau kok, tentu aja asal ngga sedang terikat kontrak dengan sinetron atau film lain,” pungkasnya.(*/Ind)
JAKARTA – Setelah tampil berhijab, model dan presenter sexy Olla Ramlan (39) kini giat belajar dan gaya hidup Islami.
“Insya Allah komitmen ya, gue belajar terus, nggak bisa mendadak dalam sekejap, proses pemahaman, pendidikan dan keyakinan itu terus aku lakukan,” ujar pemain film horor Sakral ini.
Olla mengaku dia memang sudah lama ingin mengenakan hijab. “Dari lima tahun yang lalu, saat umroh pertama. Nunda-nunda terus, justru bikin aku gelisah. Aku rasa semua perempuan ingin sempurnakan iman Islam dengan menutup aurat ya. Ini langkah pertama aku ingin hijrah,” lanjutnya.
Pelan namun pasti, ibu beranak tiga ini pun meninggalkan fesyen busana-busana super ketat dan seksi.
Puluhan koleksi baju-baju seksinya pun berpindah tangan. “Kebetulan aku punya keponakan, sebagian besar aku kasi dan ada sebagian lagi tetap aku simpan buat anak-anak,” terang istri pengusaha Aufar Hutapea itu. Sang suami pun kata Olla sangat senang melihat dia mengenajan hijab.
“Jadi nggak ada alasan lagi bagi aku untuk menunda-nunda,” tuntasnya.(*/Indr)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro