YOGYAKARTA – GMC Cirebon berhasil mengalahkan Tenaga Baru Pontianak dalam pertandingan pertama babak playoff Pool B Srikandi Cup yang berlangsung di GOR Ki Bagoes Hadikoesumo, Senin (22/4/2019), dengan skor 81-56.
Kemenangan GMC Cirebon hari ini tidak terlepas hadirnya dua amunisi anyar mereka yang baru bermain di seri playoffs ini, yakni Faizzatus Shoimah dan Adelaide Callista.
Adelaide Callista di pertandingan perdananya berhasil mencetak 22 poin, delapan rebound, tujuh assist dan dua assist.
Sedangkan Faizzatus Shoimah mengemas 10 angka, empat rebound dan tiga assist, dua steal, satu steal.
Dari kubu Tenaga Baru Pontianak Anjelin Rosmika Simanjuntak berhasil menjadi topskor untuk timnya, ia mencetak 16 poin, tiga rebound, dua assist, dua steal.
GMC Cirebon berbalik menguasai jalannya pertandingann. Faizzatus Shoimah dan Adelaide Callista bahu membahu mengangkat permainan timnya dani menghasilkan 14 poin (Adelaide delapan angka, Faizzatus enam angka) dan membawa GMC unggul di kuarter pertama 21-10.
Kuarter kedua pelatih Tenaga Baru Pontianak Irma Amelya mencoba meningkatkan tensi permainan anak asuhnya. Mereka sempat memangkas margin angka menjadi 22-26. Tapi kembali GMC Cirebon memperlebar jarak poin menjadi selisih tujuh poin (29-22).
Terus tertinggal membuat Tenaga Baru berupaya keras untuk menipiskan ketertinggalannya. Fanny Kalumata dkk akhirnya hanya bisa menambah lima poin lagi, sedangkan GMC Cirebon dengan meyakinkan mampu mencetak empat angka lagi sekaligus menutup babak pertama ini dengan skor sementara 33-27.
Kinerja GMC yang di arsiteki oleh pelatih asal Korea Selatan Tae Hi Han, terus membaik di kuarter ketiga. Deniece Gunarto kembali sukses mencetak tiga kali tembakan tiga angka beruntun (58-37).
Kemenangan GMC pun di pertegas oleh Adelaide Callista, yang menutup kuarter ketiga dengan tembakan tiga angka (skor 60-42). Unggul jauh, GMC bermain lebih lepas di kuarter pamungkas dan menyudahi perlawanan Tenaga Baru dengan selisish 25 angka.
“Sebelum laga di mulai, pelatih mengingatkan kami untuk fokus bertahan dulu, baru setelah itu memikirkan penyerangan. Strategi yang di jabarkan oleh coach Tae Hi Han juga berjalan dengan baik di tambah lagi kami bermain di lapangan dengan enjoy,” ujar Adelaide Callista, yang menjadi aktor kemenangan tim GMC Cirebon.(*/D Tom)
JAKARTA – Jadwal padat kembali bakal dilakoni Persija ‘Macan Kemayoran’ Jakarta setelah harus melakoni lima laga ke depan dalam waktu dua pekan. Menanggapi hal itu, bek sekaligus kapten Persija, Ismed Sofyan tetap siap menjaga fokus di setiap pertandingan.
Seperti diketahui, Persija bakal kedatangan Ceres Negros dalam lanjutan fase Grup G Piala AFC pada 23 April 2019. Selanjutnya, Ismed dan kolega sudah ditunggu Bali United untuk melakoni leg pertama babak perempatfinal Piala Indonesia di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, tiga hari berselang. Pada 1 Mei, Persija akan menghadapi Becamex Binh Duong di Vietnam dan menjamu Bali United di Stadion Patriot, tiga hari berselang.
Selain itu, jadwal tersebut juga sangat mepet dengan laga perdana Liga 1 2019, melawan Semen Padang yang dihelat 9 Mei mendatang. Ismed pun mengaku sudah memiliki cara untuk menyiasati jadwal padat tersebut.
“Benar, ini jadwal yang cukup padat untuk kita, Jika melihat jadwal yang seperti ini kita harus pandai menyiasatinya baik dari recovery, supaya pemain tidak kelelahan bahkan sampai cedera,” kata Ismed, Jumat (18/4/2019).
Pemain bernomor punggung 14 itu juga mengingatkan kepada rekan setimnya untuk selalu siap jika sewaktu-waktu dibutuhkan oleh pelatih Ivan Kolev dan tetap fokus di setiap pertandingan. Menurutnya, semua laga yang akan dilakoni Persija dalam dua pekan ke depan, sangat penting.
“Semua pemain Persija sebenarnya harus siap dengan kondisi ini. Para pemain Persija harus siap untuk diturunkan di pertandingan mana saja,” ujarnya.
“Kita harus fokus dari satu pertandingan ke pertandingan lainnya. Kami bermain di kandang (melawan Ceres) dan pasti akan didukung ribuan The Jak Mania. Jadi kami optimistis bisa mengalahkan Ceres. Saya pikir tidak baik kami memikirkan semua pertandingan karena akhirnya nanti tidak fokus di setiap pertandingan. Jadi saya pikir ke depan kami harus mikir lawan tim dari Filipina dulu setelah itu baru Piala Indonesia,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan Kolev. Pelatih asal Bulgaria itu menganggap semua laga sangat penting bagi Persija, meski ia menyadari hal itu tidak mudah intuk membuat para pemain tetap menjaga fokus di semua pertandingan.
“Memang bukan mudah tapi kami harus menjalaninya dan akan coba untuk memberikan yang terbaik untuk tim. Untuk hasilnya kita lihat nanti,” tuntas Kolev. (*/Joh)
JAKARTA – Ketua Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN) Suhendra Hadikuntono menyambut baik kehadiran delegasi Federation of International Football Association (FIFA) dan Asian Football Confederation (AFC) ke Jakarta dalam rangka bertemu dengan pihak Kementerian Pemuda dan Olah Raga RI serta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Rabu dan Kamis (10-11/4/2019) ini. Konon, agenda pertemuan ialah dalam rangka FIFA / AFC membantu mengatasi persoalan yang terjadi di tubuh PSSI.
“Namun, dari sisi timing, sebenarnya waktunya kurang tepat karena semua komponen bangsa ini saat ini sedang fokus dan konsentrasi menghadapi agenda konstitusional lima tahunan, yakni Pemilu/Pilpres 2019 yang akan digelar pada 17 April 2019,” ujar Suhendra, Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan seyogianyalah Kemenpora RI dan PSSI juga ikut menciptakan situasi yang kondusif, jangan justru mengambil langkah-langkah kontraproduktif bagi pelaksanaan Pemilu/Pilpres 2019. Sedikit atau banyak, langkah Kemenpora RI dan PSSI tersebut bisa mempengaruhi fokus dan konsentrasi kita terkait pelaksanaan Pemilu/Pilpres 2019 yang diharapkan bisa berlangsung aman, lancar, tertib dan demokratis. Mengapa pertemuan penting PSSI dengan pihak FIFA dan AFC tidak menunggu setelah pelaksanaan Pemilu/Pilpres selesai?
“Kalau kita berpegang pada keputusan rapat Komite Eksekutif PSSI pada 19 Maret 2019, sesungguhnya solusi bagi kemelut yang terjadi di tubuh PSSI pasca-penetapan sejumlah Pengurus PSSI sebagai tersangka macth fixing adalah sederhana saja, yakni Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang harus dilaksanakan sesegera mungkin,” katanya.
Ketika FIFA / AFC sudah terlanjur hadir di Jakarta, mestinya itu dimanfaatkan PSSI untuk meminta rekomendasi bagi pelaksanaan KLB, bukan justru mengusung agenda lain. Bahkan dalam pandangan Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN), rekomendasi dari FIFA untuk PSSI menyelenggarakan KLB itu tidak perlu.
“Ada atau tidak ada rekomendasi FIFA, sudah seharusnya KLB PSSI digelar. Sebab, pasca-penetapan sejumlah Pengurus PSSI sebagai tersangka match fixng bahkan kemudian ditahan, PSSI sudah dalam kondisi bagai lame duck (bebek lumpuh) alias force majeur atau darurat,” ujarnya.
Dia menegaskan KLB sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. KLB harus dilaksanakan segera, tetapi dengan tetap menjaga situasi kondusif bagi Pemilu/Pilpres 2019, karena ini KLB sepak bola (olah raga), bukan KLB politik.
Kehadiran delegasi FIFA / AFC ke PSSI ini sudah hampir dapat dipastikan sia-sia belaka, karena tidak akan menyelesaikan persoalan utama PSSI yang hanya bisa diatasi dengan KLB. Mari kita fokus membantu pemerintah dengan menciptakan suasana kondusif bagi pelaksanaan Pemilu/Pilpres 2019. (*/Jun)
JAKARTA – Timnas Indonesia U-23 harus terhenti langkahnya di babak Kualifikasi Piala Asia U-23 2020. Ini kali empat Indonesia secara berturut-turut gagal menembus putaran final Piala Asia U-23.
Timnas Indonesia U-23 menghadapi babak Kualifikasi Piala Asia U-23 2020 berbekal status juara Piala AFF U-22 2019. Skuad Garuda Muda diprediksi bisa melangkah jauh, apalagi lawan-lawan di Grup K pernah mereka kalahkan di Piala AFF U-22 seperti Thailand dan Vietnam (tuan rumah), sedangkan Brunei Darussalam diatas kertas kualitasnya masih di bawah Indonesia.
Faktanya, tim asuhan Indra Sjafri babak belur di pertandingan pertama. Bermaterikan mayoritas pemain di Piala AFF U-22 plus dua pemain yang berkarier di luar negeri, Egy Maulana Vikri dan Saddil Ramdani, Indonesia dihajar Thailand dengan skor telak 0-4.
Indonesia menghadapi laga hidup-mati saat jumpa tuan rumah Vietnam di My Dinh Stadium, Minggu (24/3/2019). Indonesia wajib menang untuk membuka peluang lolos sebagai runner-up terbaik, namun Vietnam yang di pertandingan pertama mencukur Brunei 6-0 juga tak mau kalah di depan publik sendiri.
Hasilnya, Indonesia lagi-lagi menelan kekalahan. Gol semata wayang Vietnam dicetak Trieu Viet Hung di masa injury. Dengan hasil tersebut Indonesia dipastikan gagal melaju ke putaran final Piala Asia U-23 2020 di Thailand Januari mendatang.
Ini keempat kalinya Indonesia secara beruntun gagal tampil di Piala Asia U-23. Pada 2013, Indonesia gagal bersaing dengan negara kuat seperti Jepang dan Australia di babak kualifikasi Piala Asia U-23 2014.
Dari lima pertandingan, Indonesia meraih tiga kemenangan dari tim yang relatif lemah yaitu Timor Leste (2-0), Makau (2-1) dan Singapura (2-0). Dua laga lainnya, Garuda Muda dibekuk Australia (0-1) serta dihajar Jepang (1-5).
Dua tahun berselang, Indonesia sebenarnya punya peluang bagus untuk melaju ke Piala Asia U-23 2016. Sempat meraih dua kemenangan atas Timor Leste (5-0) dan Brunei (2-0), Indonesia harus tersingkir setelah di laga terakhir dihajar Korsel 0-4.
Meskipun jadi runner-up, Indonesia gagal terpilih jadi runner-up terbaik karena kalah bersaing dengan runner-up di grup lainnya.
Di tahun 2017, Indonesia memulai babak kualifikasi dengan hasil mengecewakan usai dihajar Malaysia 0-3. Indonesia membuka asa usai menang telak 7-0 atas Brunei di laga kedua. Sayang, di pertandingan terakhir ditahan imbang Thailand 0-0.
Dengan mengemas nilai empat, Indonesia berada di peringkat ketiga di bawah Malaysia dan Thailand yang berhak tampil di putaran final Piala Asia U-23 2018.
Fakta tersebut membuktikan Indonesia masih sulit menembus kancah Asia, kalah dari Thailand dan Vietnam yang kerap tampil di ajang Piala Asia kelompok umur bahkan level senior. Bahkan, Vietnam mampu jadi finalis di Piala Asia U-23 2018.(*/He)
JAKARTA – Timnas Indonesia U-23 telah menjalani pemusatan latihan pertama, di Stadion Madya Senayan, Senin (4/3/2019) sore WIB, menjelang babak kualifikasi Piala AFC U-23 2019.
Latihan pertama ini sudah dihadiri oleh empat pemain yang baru dipanggil, mereka adalah Teuku Ichsan (Bhyangkara FC), Mahir Radja Djamoeddin (Bhayangkara FC), Kadek Raditya (Madura FC), dan Feby Eka Putra (Bali United).
Menurut pelatih kepala timnas U-23, Indra Sjafri, belum melihat performa terbaik dari keempat pemain baru tersebut namun ia mengatakan bahwa sudah mengetahui kemampuan mereka.
“Belum lihat, ini kan baru hari pertama tapi semuanya sudah saya pantau. Seperti Febi sudah pernah main dengan tim saya, kemudia Ichsan juga sudah lihat. Mahir juga pernah berlatih di Spanyol dan Kadek juga pernah bergabung dengan tim saya,” ujar Indra Sjafri kepada wartawan.
Meski skuad timnas U-23 kali ini dihuni oleh pemain yang juara di Piala AFF U-22 kemarin, Indra Sjarfi mengatakan bahwa hasil tersebut bukan jaminan untuk mereka di timnas U-23.
“Timnas U-22 tidak menjamin seluruhnya masuk (ke dalam skuat U-23), yang jamin kualitas mereka sendiri,” tukasnya.
Selain keempat pemain di atas, Indra Sjafri juga memanggil tiga pemain yang berkompetisi di luar negeri, yaitu Saddil Ramdani, Ezra Walian, dan Egy Maulana. Total 30 pemain yang dipanggil untuk TC menjelang kualifikasi Piala AFC U-23.(*/Wid)
JAKARTA – Timnas Indonesia menyabert gelar juara Piala AFF U-22 2019. Hal ini didapat setelah mengalahkan timnas Thailand.
Bermain di Olympic Stadium, Phnom Penh, pada Selasa (26/2) malam WIB, Indonesia menang dengan skor 2-1.Di babak pertama, kedua tim bermain sama kuat hingga pertandingan berakhir imbang 0-0.
Memasuki babak kedua, Thailand sempat mengejutkan dengan gol yang dicetak Saringkan Promsupa di menit ke-57.Tak lama, Indonesia berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Gol penyama kedudukan dicetak oleh Sani Riski lewat tendangan jarak jauh yang ia lepaskan membentur pemain bek lawan dan masuk ke gawang.Garuda Muda akhirnya membalikkan keadaan. Mereka memimpin dengan skor 2-1 berkat gol Osvaldo Haay di menit ke-63.
Jelang akhir pertandingan, Indonesia harus kehilangan satu pemain, yakni Bagas Adi harus keluar lapangan karena kartu merah.Meski dengan bermain 10 pemain, Garuda Muda mampu bertahan dari serangan pemain Thailand.
Hingga akhir pertandingan, gol tak bertambah, kedudukan tetap 2-1. Indonesia pun menjuarai Piala AFF U-22.Dengan hasil ini, pelatih Indra Sjafri berhasil mewujudkan harapannya untuk mempersembahkan gelar keduanya buat Indonesia.
Enam tahun lalu Indra Sjafri berhasil mengantarkan Indonesia meraih gelar di ajang Piala AFF U-19. Kini, ia mempersembahkan Piala AFF U-22 2019.(*/Joh)
JAKARTA – Tampil timpang di lini belakang tidak lantas mematahkan semangat Timnas ‘Garuda Muda’ Indonesia U-22 untuk mengatasi berbagai kemungkinan dalam skema latihan. Asa untuk membidik kemenangan kian melambung tinggi jelang menghadapi Vietnam pada babak semifinal Piala AFF U-22 2019 di Stadion National Phnom Penh, Minggu (24/2/2019) pukul 15:30 WIB.
Dengan status runner-up Grup B, Garuda Muda dipastikan tanpa bek, sekaligus kapten, Andy Setyo Nugroho. Sejak melawan Malaysia 2-2 pada laga kedua fase penyisihan grup, nama bek PS Tira Persikabo itu bahkan tidak tercatat dalam starting line-up saat menghadapi Kamboja, Jumat (22/2/2019) kemarin.
“Hari ini semua ikut latihan kecuali Andy yang mengalami cedera. Sepertinya bisa absen sampai final,” jelas Indra, Sabtu (23/2/2019).
Namun Indra tidak terlalu gusar dengan absennya Andy di lini belakang. Garuda Muda bahkan bisa membuktikan ketahanan di lini belakang dengan mengalahkan tuan rumah Kamboja dua gol, tanpa kebobolan di laga terakhir.
Pun, hal itu jelas bukan jaminan bagi tim Merah-Putih untuk tidak kebobolan di babak semifinal. Apalagi Vietnam dikenal sebagai salah satu tim yang kerap menampilkan permainan serangan balik kilat.
Pengalaman Indra yang sudah terbiasa bertemu Vietnam saat menukangi Timnas Indonesia U-19, jadi pelajaran untuk menerapkan skema permainan untuk meladeni tim dari negeri satu partai tersebut. Oleh karena itu, Indra tidak terlalu memporsir para pemain dalam sesi latihan.
“Kami tidak terlalu berlatih dengan high intensity, tapi yang penting memastikan kesiapan jelang laga besok (melawan Vietnam),” jelas mantan pelatih Bali United itu.
Selain latihan ringan, skema latihan adu penalti juga dijalani demi mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi.
“Ya kami mempersiapkan segala kemungkinan, termasuk penalti. Karena kami besok sudah main dengan sistem tersebut kalau seri. Makanya kami memberikan menu tersebut pada latihan kali ini,” jelas Indra yang kemungkinan juga akan kembali menurunkan Muhammad Luthfi Kamal Baharsyah untuk memberi keseimbangan di lini tengah.
Lutfhi yang sebelumnya tampil penuh selama 90 menit melawan Kamboja, yakin timnya bisa mengatasi Vietnam kali ini. Namun ia juga tidak meremehkan Vietnam yang berstatus juara Grup A.
“Soal penampilan tim, saya merasa permainan kami bisa terus meningkat. Dan itu saya rasakan. Kami semakin klop dan semakin enak main. Meski begitu kami harus waspada mereka tim yang bagus. Status juara grup di Grup A membuktikan kualitas mereka,” tandasnya. (*/Wid)
JAKARTA – Penegakan hukum terhadap kasus mafia bola menjadi momentum membenahi persepakbolaan tanah air. Karenanya, Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola diminta untuk menelusuri dan mengungkap aliran dana kasus mafia bola hingga ke akar-akarnya.
“Ini momentum baik untuk memberangus mafia-mafia itu. Puluhan tahun persepakbolaan kita jalan di tempat karena keserakahan sekelompok orang,” kata anggota Komisi Hukum DPR Ahmad Sahroni,(22/2).
Sahroni mengapresiasi kinerja Satgas Antimafia Bola. Dua bulan sejak dibentuk Satgas yang dipimpin Brigjen Hendro Pandowo itu menerima 500 laporan dan menetapkan 15 tersangka pengaturan skor, termasuk Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono.
Sahroni menengarai jejaring mafia bola yang selama ini bermain di tanah air bekerja secara sistemik dengan dukungan oknum-oknum di lingkungan PSSI.
“Logikanya mafia-mafia bola itu tidak bisa beraksi tanpa ada ‘restu’ dari oknum-oknum PSSI, entah di level daerah maupun pusat,” tuturnya.
Oleh karenanya Sahroni mendesak Satgas Anti Mafia Bola menjangkau semua pihak yang terlibat. Penegakan hukum menurut dia juga harus mempertimbangkan rasa keadilan dari ratusan juta pencinta sepakbola tanah air, mengingat olahraga kulit bundar paling digandrungi masyarakat Indonesia.
Hal itu tergambar dari fanatisme rakyat Indonesia terhadap tim nasionalnya yang tak pernah pupus mendukung dan berharap menghadirkan prestasi.
“Bayangkan doa dan harapan ratusan juta penduduk itu selalu dipupus oleh mafia-mafia yang tidak bertanggungjawab. Rasa keadilan masyarakat itu harus menjadi pelecut penegak hukum menuntaskan kasus ini,” ucap politisi NasDem yang kembali menjadi Caleg dari Dapil Jakarta III ini.(*/Wel)
JAKARTA – Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Joko Driyono sudah ditetapkan tersangka pada Kamis (14/02/2019) malam.
“Kamis kemarin penetapan tersangka pak Joko Driyono, setelah dilakukan mekanisme penetapan tersangka dengan gelar perkara,” katanya di Jakarta, Jumat (15/02/2019).
Jokdri ditetapkan tersangka usai tim gabungan dari Satgas Antimafia Bola Polri, penyidik Polda Metro Jaya, dan Inafis Polda Metro Jaya melakukan penggeledahan di apartemen milik Joko Driyono di Taman Rasuna, Tower 9, Unit 18C, pada Kamis (14/02/2019) malam.
Selanjutnya, Polda Metro Jaya juga melakukan pencekalan Jodri ke luar negeri. Dalam hal ini, penyidik sudah membuat surat pencegahan untuk Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Joko Driyono ke luar negeri.
Surat itu juga telah dikirim penyidik ke Imigrasi untuk 20 hari ke depan.(*/Wel)
JAKARTA – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), melalui Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto, meminta PSSI untuk tidak melaporkan tindakan Satgas Anti Mafia Bola, kepada FIFA.
Menurut Gatot, aksi tim bentukan Mabes Polri tersebut bukan bentuk intervensi dari pemerintah terhadap badan induk sepakbola nasional, melainkankan sebagai bentuk penegakan hukum positif.
“Saya ingatkan sekali lagi kepada PSSI jangan coba-coba lapor ke FIFA ini sebagai intervensi. Yang dilakukan satgas ini bentuk dari law enforcement (penegakan hukum) yang melibatkan match fixing dan match manipulation. Jangan sampai pergerakan kepolisian sudah intensif, tapi malah dilaporkan ke FIFA,” kata Gatot kepada para awak media di kantor Kemenpora, kemarin.
Ia juga menjelaskan bahwa tindakan yang diambil Satgas Anti Mafia Bola sesuai dengan koridor hukum yang berlaku di Tanah Air.
Ia pun merasa tim tersebut bukan mau menghancurkan PSSI.
Sejauh ini, Satgas Anti Mafia Bola terus bergerak mencari bukti-bukti terkait pengaturan skor yang terjadi di kompetisi sepakbola nasional. Sejumlah nama sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
Gatot juga optimis usaha yang dilakukan Satgas Anti Mafia Bola tidak terganggu dengan adanya komite adhoc integritas PSSI.
“Kami semua tahu, pernyataan sekjen (Ratu Tisha) dan Plt ketua umum PSSI (Joko Driyono) itu sepenuhnya mendukung satgas, bahkan ada perjanjian antara PSSI dan Polri. Buktinya, satgas tetap bekerja menyidik beberapa kasus yang saat ini ditangani,’ jelasnya.
Terkait komite adhoc integritas PSSI, Gatot mendukung penuh tim tersebut untuk membongkar aksi kejahatan yang ada di sepakbola nasional.
“FIFA sudah mengharamkan pengaturan pertandingan dan PSSI sendiri menjunjung statuta FIFA, maka mereka harus konsisten,” ujar Gatot yang telah memenuhi panggilan Satgas Anti Mafia Bola pada Rabu (6/2) lalu.
Saat itu, Gatot memenuhi panggilan untuk dimintai keterangan sebagai saksi terkait dugaan pidana dalam laga PSS Sleman saat bertanding melawan Madura FC. Pemanggilan yang berlangsung selama empat jam itu, merupakan kali kedua sejak Desember 2018. Ia ditanyai sekitar 40 pertanyaan. Kebanyakan pertanyaan terkait alur birokrasi antara Kemenpora dan PSSI. (*/Nia)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro