JAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), melalui Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto, meminta PSSI untuk tidak melaporkan tindakan Satgas Anti Mafia Bola, kepada FIFA.
Menurut Gatot, aksi tim bentukan Mabes Polri tersebut bukan bentuk intervensi dari pemerintah terhadap badan induk sepakbola nasional, melainkankan sebagai bentuk penegakan hukum positif.
“Saya ingatkan sekali lagi kepada PSSI jangan coba-coba lapor ke FIFA ini sebagai intervensi. Yang dilakukan satgas ini bentuk dari law enforcement (penegakan hukum) yang melibatkan match fixing dan match manipulation. Jangan sampai pergerakan kepolisian sudah intensif, tapi malah dilaporkan ke FIFA,” kata Gatot kepada para awak media di kantor Kemenpora, kemarin.
Ia juga menjelaskan bahwa tindakan yang diambil Satgas Anti Mafia Bola sesuai dengan koridor hukum yang berlaku di Tanah Air.
Ia pun merasa tim tersebut bukan mau menghancurkan PSSI.
Sejauh ini, Satgas Anti Mafia Bola terus bergerak mencari bukti-bukti terkait pengaturan skor yang terjadi di kompetisi sepakbola nasional. Sejumlah nama sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
Gatot juga optimis usaha yang dilakukan Satgas Anti Mafia Bola tidak terganggu dengan adanya komite adhoc integritas PSSI.
“Kami semua tahu, pernyataan sekjen (Ratu Tisha) dan Plt ketua umum PSSI (Joko Driyono) itu sepenuhnya mendukung satgas, bahkan ada perjanjian antara PSSI dan Polri. Buktinya, satgas tetap bekerja menyidik beberapa kasus yang saat ini ditangani,’ jelasnya.
Terkait komite adhoc integritas PSSI, Gatot mendukung penuh tim tersebut untuk membongkar aksi kejahatan yang ada di sepakbola nasional.
“FIFA sudah mengharamkan pengaturan pertandingan dan PSSI sendiri menjunjung statuta FIFA, maka mereka harus konsisten,” ujar Gatot yang telah memenuhi panggilan Satgas Anti Mafia Bola pada Rabu (6/2) lalu.
Saat itu, Gatot memenuhi panggilan untuk dimintai keterangan sebagai saksi terkait dugaan pidana dalam laga PSS Sleman saat bertanding melawan Madura FC. Pemanggilan yang berlangsung selama empat jam itu, merupakan kali kedua sejak Desember 2018. Ia ditanyai sekitar 40 pertanyaan. Kebanyakan pertanyaan terkait alur birokrasi antara Kemenpora dan PSSI. (*/Nia)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro