BANDUNG – Untuk menjaga siswa agar jauh dari penularan covid-19 sangat perlu pencegahan sebab itu perlu belajar daring .
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung masih memberlakukan pembelajaran daring pada tahun ajaran baru yang dimulai 13 Juli 2020 mendatang di masa pandemi covid-19.
Pembelajaran tatap muka belum diperbolehkan sebab bukan menjadi sektor yang diberi kelonggaran di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Sekretaris Disdik Kota Bandung, Cucu Saputra mengatakan pihaknya masih menerapkan pembelajaran jarak jauh melanjutkan yang sudah berjalan tiga bulan terakhir.
Namun, pihaknya juga menyiapkan skenario tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan jika diizinkan oleh Wali Kota Bandung.
“Kebijakan pendidikan itu diakhirkan relaksasi karena terlalu berisiko,” ujarnya, Senin (6/7/2020).
Menurutnya, pihaknya masih menunggu izin dari tim Gugus Tugas Kota Bandung dan jika diizinkan tidak akan langsung melakukan tatap muka untuk seluruh sekolah. Ia mengatakan, lantaran beberapa lokasi masih dikategorikan zona merah.
“Tunggu (instruksi), karena anak-anak masih belum matang. Misal anak-anak SD kelas 1, dijamin gitu jaga jaraknya? terlalu beresiko,” katanya.
Cucu menambahkan, kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) pada tahun ajaran baru akan dilakukan secara virtual. Pihaknya mengaku masih menyiapkan formulasi yang tepat agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar untuk siswa.
Ia mengimbau pada tahun ajaran baru para orang tua siswa tidak berbondong-bondong mengantar siswa ke sekolah dan menunggu intruksi pemerintah.(*.Ind)
JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta menyampaikan perkembangan terkini per 6 Juli 2020.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat penambahan 231 kasus positif Covid-19 pada Senin (5/7/2020).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia memaparkan, terdapat penambahan jumlah kasus positif sebanyak 231 kasus.
Sehingga, jumlah kumulatif kasus positif di wilayah DKI Jakarta sebanyak 12.526 kasus. Dari jumlah tersebut, 8.036 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 659 orang meninggal dunia.
“Sampai dengan hari ini kami laporkan, 493 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 3.340 orang melakukan isolasi mandiri di rumah. Sedangkan, untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 511 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 731 orang,” paparnya, Senin (6/7).
Secara kumulatif, pemeriksaan PCR sampai dengan 5 Juli 2020 sebanyak 344.439 sampel. Pada 5 Juli 2020, dilakukan tes PCR pada 3.234 orang, 2.748 di antaranya dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru, dengan hasil 231 positif dan 2.517 negatif.
Sementara untuk testing rate pada pemeriksaan PCR di Jakarta yang dilakukan sejak 1 Maret 2020, adalah 15.946 tes per 1 juta penduduk.
Dalam periode 1 minggu terakhir yaitu 29 Juni-5 Juli 2020, telah dilakukan 2.397 tes per 1 juta penduduk per minggu. Jumlah ini telah melebihi target WHO 1.000 tes per 1 juta penduduk per minggu, dengan positivity rate testing PCR seminggu terakhir yaitu 5,66 persen.
Terdapat sebanyak 251.264 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase positif Covid-19 sebesar 3,5 persen, dengan rincian 8.700 orang dinyatakan reaktif Covid-19 dan 242.564 orang dinyatakan non-reaktif. Untuk kasus positif ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab secara PCR dan apabila hasilnya positif dilakukan rujukan ke Wisma Atlet atau RS atau dilakukan isolasi secara mandiri di rumah.(*/Tya)
JAKARTA – Kasus covid-19 yang melanda Dunia menjadi pandemi internasional dan Indonesia tak luput dari wabah tersebut .
Pemerintah mengakui angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia masih berada di atas rata-rata dunia. Saat ini jumlah warga yang meninggal mencapai 3.241 orang.
“Hari ini kasus meninggal 70 orang sehingga total 3.241. Kalau kita bandingkan dengan angka kematian global memang kita berasa di atas rata-rata,” ucap Juru Bicara Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, Senin (6/7/2020).
Persentase kematian di Tanah Air mencapai 5,0 persen, sedangkan angka rata-rata dunia hanya sebesar 4,47 persen. Yuri menyebut angka ini akan terus bergerak dinamis.
Namun ia optimis tingkat kematian di Indonesia akan turun.
“Angka ini akan terus dinamis. Kita temukan kasus, kita rawat, maka sudah tentu angka ini akan turun jumlahnya,” imbuh dia.
Sebagaimana diketahui, pemerintah, Senin (6/7/2020) mencatat ada penambahan kasus positif corona sebanyak 1.209 orang. Dengan demikian, jumlah total pasien yang terinfeksi virus ini 64.958 orang.
Untuk jumlah pasien sembuh juga terjadi penambahan sebanyak 814 orang, sehingga totalnya menjadi 29.919 orang. Pasien meninggal totalnya menjadi 3.241 orang setelah mengalami penambahan sebanyak 70 orang.(*/Tya)
JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta menyampaikan perkembangan terkini per Ahad (5/7).
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat penambahan 256 kasus positif Covid-19.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati memaparkan, terdapat penambahan jumlah kasus positif sebanyak 256 kasus.
Sehingga, jumlah kumulatif kasus positif di wilayah DKI Jakarta sebanyak 12.295 orang. Dari jumlah tersebut, 7.663 dinyatakan telah sembuh, sedangkan 658 lainnya meninggal dunia.
“Sampai dengan hari ini kami laporkan, 584 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 3.390 orang melakukan self isolation di rumah. Sedangkan, untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 27.604 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 18.234 orang,” paparnya,Minggu(5/7).
Ia menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah meningkatkan kapasitas pemeriksaan metode RT-PCR, dengan membangun Laboratorium Satelit Covid-19, berlokasi di sebagian lahan RSUD Pasar Minggu dan RSKD Duren Sawit sejak 9 April 2020.
Pemprov jug membangun jejaring dengan 45 laboratorium pemeriksa Covid-19.
Secara kumulatif, pemeriksaan PCR sampai dengan 4 Juli 2020 sebanyak 338.306 sampel. Pada 4 Juli 2020, dilakukan tes PCR pada 5.022 orang, 4.251 di antaranya dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru, dengan hasil 256 positif dan 3.995 negatif.
Total sebanyak 248.724 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase positif Covid-19 sebesar 3,5 persen. Rinciannya 8.598 orang dinyatakan reaktif Covid-19 dan 240.126 orang dinyatakan non-reaktif. Untuk kasus positif ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab secara PCR dan apabila hasilnya positif dilakukan rujukan ke Wisma Atlet atau RS atau dilakukan isolasi secara mandiri di rumah.
Pemprov DKI Jakarta masih membuka kesempatan untuk masyarakat berbagi dengan sesama yang membutuhkan bantuan karena terdampak pandemi Covid-19 dalam program Kolaborasi Sosial Berskala Besar atau KSBB. Masyarakat dapat memberikan bantuan berupa bahan pangan pokok, makanan siap saji, hingga uang tunai.
Informasi lengkap seputar KSBB dapat melalui situs https://corona.jakarta.go.id/kolaborasi.(*/Tya)
JAKARTA – Saat ini protokol kesehatan harus diterapkan dimana pun sebab untum mencegah penyebaran covid-19.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta menyampaikan perkembangan terkini per 1 Juli 2020.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat penambahan 204 kasus positif Covid-19 pada Rabu (1/7/2020).
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Weningtyas Purnomorini memaparkan, terdapat penambahan jumlah kasus positif sebanyak 204 kasus.
Sehingga, jumlah kumulatif kasus positif di wilayah DKI Jakarta sebanyak 11.482 kasus. Dari jumlah tersebut, 6.680 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 644 orang meninggal dunia.
“Sampai dengan hari ini kami laporkan, 889 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 3.269 orang melakukan self isolation di rumah.
Sedangkan, untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 27.037 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 17.843 orang,” jelasnya.
Weningtyas menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah meningkatkan kapasitas pemeriksaan metode RT-PCR, dengan membangun Laboratorium Satelit Covid-19, berlokasi di sebagian lahan RSUD Pasar Minggu dan RSKD Duren Sawit sejak 9 April 2020 dan membangun jejaring dengan 45 laboratorium pemeriksa Covid-19.
Secara kumulatif, pemeriksaan PCR sampai dengan 30 Juni 2020 sebanyak 313.450 sampel. Pada 30 Juni 2020, dilakukan tes PCR pada 4.616 orang, 3.277 di antaranya dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru, dengan hasil 204 positif dan 3.073 negatif.
Total sebanyak 238.796 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase positif Covid-19 sebesar 3,5 persen, dengan rincian 8.326 orang dinyatakan reaktif Covid-19 dan 230.470 orang dinyatakan non-reaktif.
Untuk kasus positif ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab secara PCR dan apabila hasilnya positif dilakukan rujukan ke Wisma Atlet atau RS atau dilakukan isolasi secara mandiri di rumah.(*/Tya)
BANDUNG – Ketua TP PKK Jawa Barat (Jabar) Atalia Praratya Ridwan Kamil Atalia menilai, tingkat kehamilan di Jabar selama pandemi COVID-19 meningkat.
Hal itu, disebabkan karena akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan terbatas.
“Khususnya selama masa pandemi COVID-19 yang begitu dahsyat sekitar tiga bulan ini kita melakukan berbagai kegiatan di rumah, memang akses terkait dengan fasilitas kesehatan menjadi sangat terbatas. Itulah kenapa ada lonjakan peningkatan dari kehamilan di wilayah di Jawa Barat,” ujar Atalia, Selasa (30/6/2020).
Menurut Atalia, dengan keaktifan semua pihak seluruh jejaring di seluruh Jawa Barat, maka bisa kembali lagi menormalkan program-program yang sudah dilakukan sebelumnya. Selain itu, Atalia menekankan pentingnya peran keluarga dalam membatasi angka kelahiran agar Jabar memiliki keluarga dan generasi yang berkualitas.
“Yang paling penting adalah fungsi dari keluarga ini harus betul-betul terasa,” katanya. Menurutnya, upaya dari pemerintah bagaimana untuk membatasi kelahiran itu adalah untuk kebaikan masyarakat juga agar menjadi keluarga yang berkualitas.
Atalia pun, mengapresiasi program Satu Juta Akseptor yang dicanangkan oleh BKKBN. Ia optimistis target 454.226 ribu akseptor di Jabar tercapai, karena didukung tenaga kesehatan dan fasilitas yang memadai.
“Alhamdulillah, saya mengapresiasi BKKBN terkait dengan program Satu Juta Akseptor ini untuk seluruh Indonesia. Dan kita punya target sekitar 454 ribu untuk Jawa Barat,” katanya. Atalia optimis target tersebut akan tercapai. Karena, Jabar punya banyak bidan dan fasilitas kesehatan yang sudah bisa mempersiapkan bagi semua warga Jawa Barat.
Kepala BKKBN Jabar Kusmana mengatakan, pelayanan Sejuta Akseptor digelar untuk menekan jumlah angka kehamilan yang tidak direncanakan, terutama selama masa pandemi. “Kita memberikan pelayanan berkualitas kepada masyarakat soal sejuta akseptor. Karena selama tiga bulan banyak masyarakat yang khawatir, takut, sehingga dikhawatirkan akan terjadi kehamilan yang tidak direncanakan,” kata Kusmana.
Menurut Kusmana, masyarakat perlu menghindari kehamilan yang tidak direncanakan. Sebab, kehamilan terencana penting dilakukan agar keluarga bahagia dan berkualitas.
“Karena kehamilan yang tidak direncanakan adalah suatu peristiwa yang tidak boleh terjadi. Sebab kehamilan itu harus di-planning dengan baik agar ibunya sehat, anaknya sehat, suaminya bahagia, dan keluarganya menjadi berkualitas,” katanya.
Kusmana pun mengapreasiasi pelayanan KB gratis di FKTP Klinik Siliwangi Kesdam III/Siliwangi, Kota Cimahi yang digelar oleh aparat TNI dari Kesdam III/Siliwangi bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kota Cimahi. Dalam program Sejuta Akseptor, kata Kusmana, Jabar menargetkan 454.226 ribu akseptor. Pelayanan KB gratis ini pun dimulai hari ini serentak di seluruh Jabar dengan dukungan 84 ribu tenaga medis.
“Di Jawa Barat ada 454 ribu targetnya. Satu minggu ini kita gerakkan karena kita untuk menghindari jangan sampai terjadi kerumunan sesuai dengan protokol kesehatan,” kata Kusmana seraya mengatakan, secara plan dan online serentak dilaksanakan di seluruh Jawa Barat dengan 84 ribu tenaga medis.(*/Hend)
JAKARTA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta menyampaikan perkembangan terkini per Selasa, 30 Juni 2020. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Fify Mulyani memaparkan, terdapat penambahan jumlah kasus positif sebanyak 198 kasus.
Sehingga, jumlah kumulatif kasus positif di wilayah DKI Jakarta sebanyak 11.278 kasus. Dari jumlah tersebut, 6.512 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 640 orang meninggal dunia.
“Sampai dengan hari ini kami laporkan, 951 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 3.175 orang melakukan self isolation di rumah. Sedangkan, untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 26.821 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 17.690 orang,” paparnya.
Ia menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah meningkatkan kapasitas pemeriksaan metode RT-PCR, dengan membangun Laboratorium Satelit Covid-19, berlokasi di sebagian lahan RSUD Pasar Minggu dan RSUD Duren Sawit sejak 9 April 2020 dan membangun jejaring dengan 41 laboratorium pemeriksa Covid-19.
Secara kumulatif, pemeriksaan PCR sampai dengan 29 Juni 2020 sebanyak 301.760 sampel. Pada 29 Juni 2020, dilakukan tes PCR pada 4.848 orang, 4.266 di antaranya dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru, dengan hasil 198 positif dan 4.068 negatif.
Total sebanyak 224.821 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase positif Covid-19 sebesar 3,6 persen, dengan rincian 8.145 orang dinyatakan reaktif Covid-19 dan 232.966 orang dinyatakan non-reaktif. Untuk kasus positif ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab secara PCR dan apabila hasilnya positif dilakukan rujukan ke Wisma Atlet atau RS atau dilakukan isolasi secara mandiri di rumah.
Jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga tetap melakukan pengawasan ketaatan di berbagai tatanan, seperti mal, objek wisata, pasar, check point SIKM, bersama dengan tim terpadu SKPD. Selain melakukan imbauan, tim juga akan melakukan penindakan berupa denda.
Penindakan dengan penutupan turut dilakukan pada lokasi yang seharusnya belum boleh membuka aktivitas, di antaranya termasuk kategori rumah minum/bar serta griya pijat.
“Untuk itu, bagi seluruh masyarakat untuk selalu memperhatikan protokol kesehatan, yaitu menggunakan masker, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer, dan menjaga jarak antarorang minimal 1,5-2 meter,” imbaunya.
Bagi masyarakat yang ingin memberikan bantuan berupa bahan pangan pokok, makanan siap saji, hingga uang tunai, dapat melalui situs https://corona.jakarta.go.id/kolaborasi.(*/Tya)
JAKARTA – Menuju new normal masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan agar pencegahan penularan covid-19 bisa putus mata rantainya .Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta menyampaikan perkembangan terkini per 27 Juni 2020.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat penambahan 213 kasus positif Covid-19 pada Sabtu (27/6).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia Tatri Lestari Handayani memaparkan, terdapat penambahan jumlah kasus positif sebanyak 213 kasus. Sehingga, jumlah kumulatif kasus positif di wilayah DKI Jakarta sebanyak 10.853 kasus.
“Dari jumlah tersebut, 5.610 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 632 orang meninggal dunia. Sampai dengan hari ini kami laporkan, 1.355 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 3.256 orang melakukan self isolation di rumah,” kata Dwi menjelaskan.
Sedangkan, untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 26.342 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 17.481 orang.
Ia menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah meningkatkan kapasitas pemeriksaan metode RT-PCR, dengan membangun Laboratorium Satelit Covid-19, berlokasi di sebagian lahan RSUD Pasar Minggu dan RSUD Duren Sawit sejak 9 April 2020 dan membangun jejaring dengan 41 laboratorium pemeriksa Covid-19.
Secara kumulatif, pemeriksaan PCR sampai dengan 26 Juni 2020 sebanyak 283.137 sampel. Pada 26 Juni 2020, dilakukan tes PCR pada 3.666 orang, 2.994 di antaranya dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru, dengan hasil 213 positif dan 2.781 negatif.
Total sebanyak 227.323 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase positif Covid-19 sebesar 4 persen, dengan rincian 7.952 orang dinyatakan reaktif Covid-19 dan 219.371 orang dinyatakan nonreaktif. Untuk kasus positif ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab secara PCR dan apabila hasilnya positif dilakukan rujukan ke Wisma Atlet atau RS atau dilakukan isolasi secara mandiri di rumah.
“Kami imbau pula bagi seluruh masyarakat untuk selalu memperhatikan protokol kesehatan, yaitu menggunakan masker, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan handsanitizer, dan menjaga jarak antarorang minimal 1,5 meter hingga 2 meter,” kata Dwi.
Pemprov DKI Jakarta masih membuka kesempatan untuk masyarakat berbagi dengan sesama yang membutuhkan bantuan karena terdampak pandemi Covid-19 dalam program Kolaborasi Sosial Berskala Besar atau KSBB. Masyarakat dapat memberikan bantuan berupa bahan pangan pokok, makanan siap saji, hingga uang tunai.(*/Did)
JAKARTA – Jumlah pasien positif Covid-19 atau virus corona di Indonesia terus meningkat. Hari ini pasien positif bertambah 1.178.
Totalnya, per hari ini, Kamis 25 Juni 2020 hingga pukul 12.00 WIB, orang dinyatakan positif corona menjadi 50.187.
“Kasus positif kita dapatkan penambahan kasus baru berdasarkan konfirm PCR Covid-19 bertambah 1.178 dan total jumlah positif menjadi 50.187,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Dr. Achmad Yurianto dalam konferensi pers live streaming di Gedung Graha BNPB, Jakarta.
Sementara pasien yang dinyatakan sembuh menjadi 20.449 orang, setelah mengalami penambahan sebanyak 791 orang. Untuk pasien yang meninggal dunia juga bertambah sebanyak 47 orang, sehingga totalnya menjadi 2.620 orang.
Pemerintah pun terus mengimbau masyarakat untuk menekan penyebaran kasus Covid-19, dengan tetap berada di rumah, rajin mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain dan memakai masker.
Hingga saat ini, pemerintah terus bekerja untuk memerangi Covid-19. Di antaranya dengan menetapkan pandemi Covid-19 sebagai bencana nasional nonalam.
Sejumlah daerah mulai melonggarkan Pembatasan sosial berskala besar (PSBB), salah satunya DKI Jakarta. Saat ini, Jakarta memasuki babak baru penanganan Covid-19. PSBB yang semula ketat mulai dilonggarkan.
Sejumlah sektor yang semula ditutup mulai dibuka kembali. Sejumlah aktivitas yang semula dilarang juga mulai diperbolehkan. Syaratnya, protokol pencegahan penyebaran Covid-19 tetap harus dijalankan.
PSBB saat ini menjadi masa transisi menuju kenormalan baru (new normal), transisi menuju masyarakat yang sehat, aman, dan produktif.(*/Tya)
JAKARTA – Pemerintah mengumumkan penambahan pasien Covid-19 per Rabu (24/6/2020). Hari ini pasien positif bertambah 1.113 orang.
Totalnya, per hari ini, hingga pukul 12.00 WIB, orang dinyatakan positif corona menjadi 49.009 orang
“Kasus positif kita dapatkan penambahan kasus baru berdasarkan konfirm PCR Covid-19 bertambah 1.113 dan total jumlah positif menjadi 49.009,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Dr. Achmad Yurianto dalam konferensi pers live streaming di Gedung Graha BNPB, Jakarta.
Sementara pasien yang dinyatakan sembuh menjadi 19.658 orang, setelah mengalami penambahan sebanyak 417 orang. Untuk pasien yang meninggal dunia juga bertambah sebanyak 38 orang, sehingga totalnya menjadi 2.573 orang.
Pemerintah pun terus mengimbau masyarakat untuk menekan penyebaran kasus Covid-19, dengan tetap berada di rumah, rajin mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain dan memakai masker.
Hingga saat ini, pemerintah terus bekerja untuk memerangi Covid-19. Di antaranya dengan menetapkan pandemi Covid-19 sebagai bencana nasional nonalam.
Sejumlah daerah mulai melonggarkan Pembatasan sosial berskala besar (PSBB), salah satunya DKI Jakarta. Saat ini, Jakarta memasuki babak baru penanganan Covid-19. PSBB yang semula ketat mulai dilonggarkan.
Sejumlah sektor yang semula ditutup mulai dibuka kembali. Sejumlah aktivitas yang semula dilarang juga mulai diperbolehkan. Syaratnya, protokol pencegahan penyebaran Covid-19 tetap harus dijalankan.
PSBB saat ini menjadi masa transisi menuju kenormalan baru (new normal), transisi menuju masyarakat yang sehat, aman, dan produktif.(*/Tya)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro