JAKARTA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membentuk posko yang berfungsi sebagai pusat pemantauan, pencegahan dan penanggulangan penyebaran virus corona di ibu kota.
Selain itu, Pemprov juga akan membentuk Tim Tanggap Virus Corona.
“Nanti akan ada poskonya, Senin besok akan diumumkan lengkapnya. Yang jelas ini akan menjadi rujukan untuk semua kegiatan yang terkait dengan COVID-19, sebagai pusat kendali untuk pemantauan, pencegahan dan penanggulangan COVID-19,” kata Anies di Markas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Ahad (1/3).
Selain itu, kata Anies, pihaknya juga akan membentuk Tim Tanggap Virus Corona yang nantinya terdiri atas semua unsur. Anies mengatakan, tim tersebut tidak hanya diisi oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Provinsi DKI Jakarta, tapi juga unsur pemerintah pusat dan seluruh pemangku kepentingan yang ada di Jakarta.
“Pimpinannya adalah Asisten Kesra yang akan menentukan ketua tim. Dan tim ini nanti mempunyai pos khusus dan semua komunikasi terkait dengan COVID-19, ya lewat ini,” ujarnya.
Kolaborasi ini, ujar Anies, dilakukan agar dapat bergerak cepat dalam mengantisipasi penyebaran virus corona di Jakarta yang merupakan pintu gerbang Indonesia. “Mengapa kita bergerak cepat dalam antisipasi, karena Jakarta adalah pintu gerbang Indonesia, kedatangan orang, interaksi dunia internasional porsi terbesarnya ada di Jakarta. Selain ada provinsi lain yang memiliki kunjungan besar. Umumnya wisata. Kemudian Jakarta termasuk bisnis,” kata Anies.
Semua ini dilakukan dengan harapan masyarakat merasa tenang dan pemerintah daerah bergerak responsif. Dia mengajak masyarakat tidak perlu panik dan berlebihan dalam merespons.
“Berkegiatan seperti biasa dan jangan menyebarkan berita yang belum terkonfirmasi kebenarannya, namun tetap dalam kondisi bersiaga. Kemudian sering mengecek sebelum menyebarkan kabar dan rujuk kepada kami bila membutuhkan bantuan,” ungkapnya.
Apabila mencurigai ada kasus yang serupa dengan gejala COVID-19, bisa hubungi 112 dan seluruh sarana kesehatan di Pemprov DKI termasuk personalianya akan siap merespon cepat. “Biasakan juga cuci tangan sebagai pencegahan paling baik dan bila sedang batuk atau flu maka pakai masker,”sarannya.(*/Tub)
BOGOR – Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor mencatat peningkatan signifikan jumlah penderita kanker yang menjalani rawat jalan di tempat itu pada 2020 dibandingkan dengan pada 2019.
Direktur Utama RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir, di Balai Kota Bogor, Jumat (21/2/2020), mengatakan penderita kanker yang menjalani rawat jalan di RSUD Kota Bogor pada 2019 tercatat 1.840 pasien, sedangkan selama awal 2020, atau sampai dengan 6 Februari sudah tercatat 717 pasien.
Penderita kanker yang menjalani kemoterapi di RSUD Kota Bogor juga mengalami peningkatan signifikan. Berdasarkan data di RSUD Kota Bogor, pada 2019 pasien kanker yang menjalani kemoterapi 650 orang, sedangkan selama Januari hingga Februari 2020 mencapai 210 pasien.
“RSUD sekarang sudah bisa melayani kemoterapi. Ke depan, kami akan membantu Pemerintah Kota Bogor untuk membangun pusat kemoterapi,” katanya.
Ilham menambahkan untuk pasien penderita kanker yang menjalani rawat inap di RSUD Kota Bogor pada 2019 tercatat 287 pasien, sedangkan pada Januari 2020 tujuh pasien.
“Para penderita kanker yang berobat ke RSUD Kota Bogor, umumnya adalah penderita kanker payudara,” katanya.
Namun, Ilham tidak merinci pasien penderita kanker yang berobat ke RSUD setempat apakah semua dari Kota Bogor atau ada juga dari Kabupaten Bogor.
Sebelumnya, Ilham mengatakan pasien yang berobat di RSUD Kota Bogor secara umum untuk semua penyakit, 60 persen dari Kota Bogor dan 40 persen Kabupaten Bogor.(*/Iw)
JAKARTA – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyarankan masyarakat agar menjaga kebersihan dan hidup sehat. Hal ini untuk mengantisipasi menyebar berbagai virus terutama virus corona.
Ketua Umum IDI dr Daeng M Faqih memuji umat muslim yang selalu membersihkan tangan minimal lima kali dengan berwudhu. Bahkan dirinya mengaitkan karena sering berwudhu segala jenis virus tidak gampang masuk.
“Mungkin ya mungkin, kalau digabungkan dengan keagamaan enggak gampang menular di kita, karena kita sering mensucikan diri,” kata Daeng dalam diskusi di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (20/2/2020).
Tak hanya itu, kata Daeng, masyarakat juga perlu memperhatikan dan menjaga daya tahan tubuh. Sebab jika daya tahan tubuh melemah, virus apapun bisa menghinggap ditubuh.
“Yang terakhir memang menjaga daya tahan tubuh kita, karena memang kasusnya yang terkena orang-orang yang sudah tua yang memiliki penyakit penyerba yang memungkinkan orang tersebut daya tahan tubuhnya menurun,” ungkapnya.(*/Nia)
PASURUAN – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur melakukan inspeksi mendadak ke lokasi pengobatan alternatif yang dilakukan Ningsih Tinampi di Gang Lambau, Dusun Lebaksari, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan pada Rabu siang (5/2/2020). Hasilnya IDI memberikan catatan khusus yang harus segera diperbaiki oleh Ningsih Tinampi dalam mengobati pasiennya. Diantaranya pasien yang menderita diagnosa penyakit medis sebaiknya diobati di rumah sakit atau puskesmas terdekat.
“Inspeksi mendadak atau sidak terhadap rumah sekaligus tempat pengobatan Ningsih Tinampi di Gang Lambau, Dusun Lebaksari, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan dilakukan IDI Kabupaten Pasuruan untuk menindak lanjuti pengaduan masyarakat,” kata Ketua IDI Kabupaten Pasuruan dr Sujarwo.
Dalam aduannya, kata dia, masyarakat menyebut pengobatan alternatif yang dilakukan oleh Ningsih Tinampi tak lazim dengan tarif yang selangit. Dalam sidak ini juga dilibatkan Dinas Kesehatan, Kepolisian Daerah Jawa Timur dan Forkopimda Kabupaten Pasuruan.
Menurut dia, petugas memantau langsung proses pengobatan alternatif yang dilakukan Ningsih mulai proses pengobatan yang dilakukan mantan pekerja katering itu di ruang utama rumahnya yang telah disulap menjadi ruang praktik pengobatan
“Sedikitnya ada tiga hal yang diminta petugas segera diperbaiki oleh Ningsih, yakni proses antrean pasien yang terlalu lama, kebersihan lingkungan yang kurang terjaga, serta penyajian makanan dan minuman bagi pasien yang dinilai kurang sehat,” timpalnya.
Sedangkan terkait pelayanan metode pengobatan terhadap pasien, lanjut dia, tidak ada hubungan dengan ilmu kedokteran. Untuk itu Dinas Kesehatan Pemkab Pasuruan masih akan berkoordinasi dengan dinas terkait lain.
Sementara Ketua LPK Jatim Said Utomo yang ikut dalam sidak ini memberikan koreksi pada Ningsih Tinampi mulai dari pra pelayanan, pasien dan pasca pelayanan dimana masih menggunakan konvesional.
Hingga saat ini setiap hari rumah Ningsih Tinampi disesaki ratusan orang tak hanya dari Jawa Timur. Pasien dengan berbagai jenis penyakit juga berasal dari luar pulau yang ingin berobat melalui pengobatan alternatif.(*/Gio)
INDRAMAYU – Pemerintah Kabupaten Indramayu waspada akan serangan virus mematikan corona. Setiap fasilitas kesehatan yang ada sudah diinstruksikan untuk mewaspadai pasien dengan ciri-ciri virus corona. Kendati demikian, masyarakat diminta untuk tidak panik dan tetap berhati-hati dalam kehidupan sehari-hari.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Deden Boni Koswara mengatakan, sejauh ini belum ditemukan adanya indikasi virus corona di Indramayu. Namun begitu Deden memastikan langkah antisipasi sudah dilakukan oleh dinas kesehatan.
“Alhamdulillah belum ada (suspect),” kata Deden, Senin 27 Januari 2020.
Dia menambahkan, seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Indramayu diminta untuk memantau gejala-gejala virus corona. Jika menemukan warga yang menderita pneumonia berat disertai demam sangat tinggi diharapkan untuk melapor ke dinas kesehatan. Apalagi jika warga tersebut pernah bepergian ke Tiongkok dan kontak langsung dengan penderita corona.
Deden mengatakan, RSUD Indramayu dijadikan rujukan bagi warga penderita gejala corona. Seluruh petugas kesehatan sudah disiagakan guna mengantisipasi menyebarnya virus mematikan asal negara Tiongkok tersebut.
Petugas kesehatan pun akan dengan cepat menindaklanjuti laporan dari warga. Hal itu penting dilakukan mengingat penyebaran corona sangat cepat sekali.
Sebagai langkah edukasi, Deden menjelaskan ada ciri-ciri gejala virus corona yang harus diketahui oleh masyarakat. Pada umumnya mirip dengan pneumonia disertai dengan demam yang tinggi.”Batuk dan sesak nafas. Gejalanya sama dengan virus Mers dan Sars,” ungkapnya.
Masyarakat pun diminta berhati-hati akan gejala-gejala tersebut. Sebagai langkah antisipasi, masyarakat harus menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Upaya tersebut kemungkinan bisa meminimalisir penyebaran virus-virus mematikan. Imbauan itu diharapkan benar-benar diikuti oleh masyarakat.(*/As)
JAKARTA – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau masyarakat untuk tidak panik dalam menghadapi wabah Virus Corona yang berawal dari Kota Wuhan, China yang kini menyebar ke sejumlah negara. Namun demikian, masyarakat harus tetap waspada terutama bila mengalami gejala demam, batuk disertai kesulitan bernafas agar segera mencari pertolongan ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Selain itu, IDI juga meminta masyarakat melakukan dan meningkatkan gaya hidup sehat seperti, menjaga kebersihan tangan rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata, serta setelah memegang instalasi publik. Caranya dengan mencuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir setidaknya selama 20 detik. ”Cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, dapat menggunakan sanitizer alkohol 70-80%,” kata Ketua Umum IDI Daeng M Faqih dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/1/2020).
Langkah lainnya yaitu menghindari mengusap mata, hidung dan mulut sebelum mencuci tangan, menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika bersin atau batuk, menggunakan masker dan segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan ketika memiliki gejala saluran napas.
Bagi yang sedang sakit juga dianjurkan untuk istirahat cukup, menjaga kesehatan dengan mengonsumsi buah dan sayur minimal 3 kali perhari dan makan makanan bergizi. “Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit infeksi saluran napas, sering mencuci tangan, khususnya setelah kontak dengan pasien dan lingkungannya. Hindari menyentuh hewan atau unggas atau hewan liar (wild animals),” katanya.
Tidak hanya itu, dia juga meminta masyarakat untuk selalu mematuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan. “Jika merasa kesehatan tidak nyaman ketika di daerah outbreak terutama demam atau batuk, gunakan masker dan cari layanan kesehatan,” katanya.
Setelah kembali dari daerah outbreak, kata dia, disarankan untuk konsultasi ke dokter jika terdapat gejala demam atau gejala lain dan beritahu dokter riwayat perjalanan serta gunakan masker untuk mencegah penularan penyakit. ”Pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, jamur, pajanan bahan kimia atau kerusakan fisik paru,” katanya.
Pneumonia dapat menyerang siapa aja, seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usia, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia. Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang.
Dia menyebutkan, pneumonia dibagi menjadi tiga yaitu community acquired pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas, hospital acquired pneumonia (HAP) dan ventilator associated pneumonia (VAP), dibedakan berdasarkan darimana sumber infeksi dari pneumonia. Pneumonia yang sering terjadi dan dapat bersifat serius bahkan kematian yaitu pneumonia komunitas.
Saat ini, sedang terjadi kasus-kasus pneumonia berat yang bermula dari adanya laporan kasus di Kota Wuhan, China. Penyebabnya adalah coronavirus jenis baru yang dikenal sebagai Novel Coronavirus (2019-nCOV). Kasus-kasus ini kemudian meningkat cepat. Hingga 23 Januari 2020 dilaporkan telah mencapai 830 lebih kasus diseluruh dunia dan 25 orang meninggal dunia.
Selain di Wuhan, beberapa negara melaporkan kasus-kasus suspek serupa dengan di Wuhan yaitu di Thailand, Hong Kong, Macau, Jepang, Vietnam, Singapura, Korea Selatan dan AS. Namun, WHO belum merekomendasikan secara spesifik untuk traveler atau restriksi perdagangan dengan China. Saat ini, WHO masih terus melakukan pengamatan.
Gejala yang muncul pada pneumonia ini, kata dia, mirip dengan pneumonia pada umumnya di antaranya, demam, lemas, batuk kering dan sesak atau kesulitan bernapas. “Perlu diwaspadai pada orang dengan usia lanjut dan balita. Pada orang dengan lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta lain, memiliki risiko lebih tinggi untuk memperberat kondisi,” ungkapnya.(*/Ag)
JAKARTA – Di tengah riuh desakan untuk membentuk Pansus DPR terkait kasus Jiwasraya, Fraksi PKS DPRRI mendorong DPR untuk menggunakan hak interpelasi dan membentuk Pansus kenaikan iuran BPJS Kesehatan.
Dalam hal ini, PKS menilai pemerintan telah mendzalimi rakyat, karena melanggar janji dan kesepakatan dengan DPR, untuk tidak menaikkan iuran BPJS Kesehatan, khususnya kelas 3 mandiri.
Demikian ditegaskan Ketua Kelompok Komisi IX Fraksi PKS DPR, Kurniasih Mufidayati, usai Rapat Paripurna pembukaan masa sidang 2020, Senin (13/1/2020). Dalam rapat tersebut, para anggota dewan menghujani pimpinan DPR dengan interupsi, termasuk anggota Fraksi PKS Ansory Siregar yang menyampaikan interupsi terkait kenaikan iuran BPJS Kesehatan.
Ada beberapa point isi dari interupsi tersebut, demikian Mufida memaparkan “Pak Ansory sudah menyampaikan keprihatinan PKS, karena pemerintah telah berbuat zalim kepada rakyat dengan memberlakukan kebijakan kenaikan iuran BPJS Kesehatan Kelas III Mandiri PBPU dan BP per 1 Januari 2020, di tengah memburuknya ekonomi rakyat,” tutur Mufida.
Dijelaskan Mufida, Fraksi PKS mengingatkan kembali amanat yang diemban para wakil rakyat sesuai konstitusi UUD NKRI 1945 yakni memastikan APBN dipertanggungjawabkan untuk sebesar-besar kemakmuran Rakyat, sebagaimana amanat Pasal 23 ayat 1.
Dan, PKS juga mengingatkan amanat Pasal 28 H ayat (1) bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan serta ayat (3) bahwa setiap orang berhak mendapatkan jaminan sosial. “Tak ketinggalan, amanat Pasal 34 ayat 1, yakni bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara,” lanjut Mufida.
Karena itu, jelas Mufida, PKS menilai pemerintah terutama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) telah berbuat zalim kepada rakyat lantaran memberlakukan kebijakan kenaikan iuran BPJS Kesehatan Kelas III Mandiri PBPU dan BP per 1 Januari 2020.
“Kami dari Fraksi PKS sangat kecewa atas tindakan yang telah dilakukan oleh Pemerintah dengan mengingkari dan mengabaikan kesepakatan dari hasil rapat gabungan Komisi VIII, IX dan XI DPR tanggal 2 sept 2019, lalu rapat komisi 9 dengan kemenkes, Dirut BPJS Kesehatan, Dewas BPJS pada tanggal 6-7 November 2019 dan 12 Desember 2019,” tegas Mufida.
Mufida menjelaskan lebih lanjut isi interupsi, pada rapat-rapat tersebut pemerintah menjamin tidak ada kenaikan iuran peserta kelas III mandiri dari PBPU.
Mufida menambahkan, dengan terjadinya pengingkaran terhadap keputusan bersama tersebut, berarti pemerintah tidak lagi menghargai lembaga DPR. “DPR RI telah kehilangan marwah tegas Mufida. Interupsi ditutup dengan desakan kepada DPR agar membentuk Pansus kenaikan iuran BPJS Kesehatan dan menggunakan hak interpelasi. Hak ini disampaikan sesuai UU 2 tahun 2018 tentang perubahan ke -2 UU MD3 terutama pasal 74 ayat (1) dan ayat (3),” tandas Mufida.(*/El)
BEKASI – Kota Bekasi menempati urutan ketiga se-Jawa Barat dalam kasus HIV/AIDS. Hal ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat Kota Bekasi.
“Urutan ketiga setelah Kota Bandung dan Kota Bogor,” jelas Tri Adhianto, Wakil Walikota Bekasi, saat memperingati Hari AIDS sedunia, di Plaza Pemkot Bekasi, Minggu (1/12/2019).
Tri Adhianto menjelaskan, dewasa ini masalah HIV/Aids sudah menjadi kompleks dan serius, kenyataan tersebut berimbas kepada masyarakat yang benar benar harus dijaga.
Menurut data di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, ada 145 orang pengidap human immunodeficiency virus (HIV), “Itu data dari Januari 2019,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kota Bekasi, Dezi Syukrawati, sambil mengatakan penderita mengalami penurunan setiap tahunnya.
“Sebelumnya tahun 2018 ada sebanyak 360 pendeirta HIV/AIDS, tahun 2017 ada 554 penderita,” jelas Dezi, sambil mengatakan ada penurunan hampir mencapai 50 persen tiap tahunnya.
Dezi menerangkan, para penderita HIV belum tentu terjangkit acquired immune deficiency syndrome (AIDS). Jika mereka melakukan pemeriksaan dan pengobatan secara teratur, “Kalau penderita AIDS hingga data Juli 2019 belum ada. Untuk 2018 ada 7 sedangkan 2017 ada 15,” kata Dezi.
Dezi menerangkan, mereka yang terjangkit virus HIV tidak bisa disembuh. Maka dari itu ia meminta agar mereka dapat meminum obat antiretroviral (ARV) seumur hidup sehingga virus itu tak menularkan ke orang lain.
“Karena ini tidak bisa sembuh, tapi kan jangan sampai virus ini menyebar ke lebih banyak orang lagi. Maka harus minum obat seumur hidup sehingga virusnya pasif,” kata Dezi. (*/Aln)
BOGOR – Pengurus Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Cabang Bogor Raya,Kamis (21/11/2019), melakukan hospital tour ke RS Dr Adam Talib, Cibitung dan RS Holistic, Purwakarta.
Rombongan diterima langsung owner kedua rumah sakit. Banyak hal yang dapat dipetik dari hospital tour tersebut, terutama terkait dengan pengelolaan RS.
“Hospital Tour ini sudah lama diprogramkan oleh ARSSI dan PERSI. Tujuannya untuk mendapatkan berbagai hal dalam pelayanan kesehatan di dua rumah sakit tersebut untuk kemudian menjadi pembelajaran bagi anggota ARSSI dan PERSI Bogor Raya yang menjadi wadah bagi semua rumah sakit di Bogor Raya,” kata Dr Lanjar, Ketua PERSI Bogor Raya yang didampingi Ketua ARSSI Bogor Raya, Dr Yudhy Iskandar, kemarin.
Dr Yudhy Iskandar menambahkan, hospital tour itu juga bertujuan untuk mencari terobosan-terobosan baru dan peluang-peluang rumah sakit di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Direktur dan sekaligus owner RS Dr Adam Talib, Dr Adam Talib, dalam sambutannya ketika menerima Pengurus ARSSI dan PERSI Bogor Raya, menyatakan apresiasinya terhadap kunjungan para direktur rumah sakit se Bogor Raya. Dia juga menyampaikan bahwa pihaknya bangga dijadikan sebagai tempat hospital tour. “Kunjungan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami, ” katanya.
Dalam kesempatan itu, Adam Talib juga panjang lebar mempresentasikan sistem manajemen yang diterapkan di RS Adam Talib. Sistem itu sendiri disebutkan sangat mendukung effesiensi dan kinerja manajemen.
“Kami mempersilakan jika rumah sakit di Bogor Raya mau mengadopsi sistem yang kami terapkan, ” terang Adam Talib yang kemudian memandu seluruh tamunya untuk berkeliling melihat langsung operasional rumah sakit.
Di RS Holistic Purwakarta, rombongan ARSSI dan PERSI diterima langsung oleh Husen A Bajry, owner dan founder rumah sakit tersebut. Dia juga memaparkan sejarah berdirinya rumah sakit miliknya yang cukup mewah.
Termasuk sistem pengobatan terhadap pasien yang diterapkan. Setelah itu, rombongan diajak untuk keliling meninjau sarana dan prasarana rumah sakit.
Ketua Divisi Humas ARSSI Bogor Raya, Jani Ginting yang juga ikut dalam hospital tour tersebut, menambahkan, kegiatan seperti ini baru pertama kali diadakan oleh ARSSI Bogor Raya bersama PERSI Bogor Raya.
Sebelumnya, kedua organisasi tersebut sudah cukup sering menggelar event secara bersama, di antaranya dengan menggelar seminar dan pelatihan. (Omen)
BOGOR – Puskesmas di Kecamatan Tanjungsari mendadak ramai. Ratusan kaum ibu berduyun-duyun datang untuk mendapatkan sosialisasi dari tim TNI yang terdiri dari Kodim 0621/Kabupaten Bogor, Korem 061/Sk, Kidam III/Slw, Rabu, kemarin.
Ya, acara ini merupakan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang ke 106. Kali ini, lebih kepada sasaran non fisik dibidang kesehatan di Puskesmas Kecamatan Tanjungsari.
Danramil Cariu Kapten Inf Slamet Royadi, yang juga tugasnya melingkupi Kecamatan Tanjungsari itu mengatakan, sasaran non fisik kali ini bekerjasama dengan Puskesmas Tanjungsari untuk mensosialisasikan pelayanan Implan dan Alat kontrasepsi (IUD) kepada masyarakat sekitar.
“Sasaran TMMD Non fisik yaitu KB Kesehatan dengan pelayanan Implan dan IUD kepada masyarakat,” katanya kepada wartawan, Rabu (23/10/2019).
Ia menjelaskan, pihaknya juga mendampingi Dandim 0621/Kabupaten Bogor Letkol Inf Harry Eko Sutrisno yg tadi meninjau kantor sekretariat Pilkades Desa Tanjungsari, Kecamatan Tanjungsari dan langsung disambut oleh panitia dan BPD Tanjungsari.
Lanjut Kapten Inf Slamet dirinya juga berpesan, agar panitia dan perangkat Desa harus Netral serta menghimbau agar ormas berseragam tidak memihak ke salah satu calon.
“Pilkades harus aman juga, dan meminta kepada ormas jangan berpihak kepada salah satu calon kades,” harapnya.
Ia mengatakan, Dandim 0621 juga tadi memberikan pengarahan kepada anggota TNI yang terlibat pengerjaan TMMD
“Yang intinya memberikan motivasi atau semangat dan arahan kepada prajurit,” imbuhnya.
Ditempat yang sama, Komandan Kodim 0621/Kabupaten Bogor, Letkol Inf Harry Eko, memastikan pembukaan jalan di Desa Buana Jaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, menuju Cianjur dan Purwakarta bisa selesai sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Apabila tidak ada perubahan Rencananya, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) akan meresmikan pada 30 Oktober 2019 mendatang.
“Akses sudah terbuka. Sekarang kita lagi fokus untuk perkerasan tanah sebelum dilakukan pengaspalan, dan sasaran Non fisik seperti sosialisasi dibidang kesehatan juga kita lakukan seperti kegiatan tadi,” kata Lektol Harry.
Harry sapaan akrabnya mengatakan, pembukaan jalan lewat program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-106 itu ditarget rampung pada 30 Oktober 2019. Rencananya, jika pengerasan rampung jalan bila tdk ada perubahan Rencananya akan diresmikan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Andika Perkasa.
Pembukaan jalan ini akan menghubungkan Kampung Babakan Kadu, Desa Buana Jaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, langsung ke Kampung Talaga, Desa Cigunung Herang, Kecamatan Cikalong, Kabupaten Cianjur sepanjang 2.520 Kilo Meter. (*/Fuz).
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro