JAKARTA – Penderita infeksi virus corona (Covid-19) di Indonesia kembali bertambah pada Rabu (25/3/2020).
Jumlahnya kini bertambah 105 orang, sehingga total pasien corona menjadi 790 orang.
“Jumlah kasus bertambah 105 dari data kemarin bahwa realnya 685 sehingga total kasus hari ini menjadi 790 orang,” kata juru bicara pemerintah Achmad Yurianto saat konferensi pers di Jakarta yang disiarkan langsung, Rabu (25/3/2020).
Sedangkan jumlah korban meninggal dunia dan sembuh juga ikut bertambah. Korban meninggal bertambah 3 orang dan total mencapai 58 orang. Jumlah pasien yang dinyatakan sembuh juga bertambah 1 orang menjadi 31 orang.
Sebelumnya pada Selasa 24 Maret kemarin pemerintah menyebut ada 686 kasus positif corona. Namun data itu diralat menjadi 685 lantaran terdapat dua nama yang sama. Dari jumlah tersebut 55 pasien meninggal dunia dan 30 lainnya dapat disembuhkan. (*/Tub)
JAKARTA – Korban virus Corona atau COVID-19 terus bertambah hingga hari ini, Sabtu (21/3). Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (COVID-19), Achmad Yurianto mengungkapkan total kasus positif virus Corona bertambah menjadi 450 orang.
“Kasus konfirmasi positif COVID-19, ada penambahan kasus baru sebanyak 81 orang sehingga total kasus adalah 450 orang,” ujar Yuri pada Konferensi Press di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta, Sabtu (21/3/2020).
Lalu, lanjut Yuri, ada penambahan jumlah kasus yang sudah dua kali dinyatakan pemeriksaannya negatif klinisnya sudah membaik dan sudah dinyatakan sembuh sebanyak 4 orang.
“Sehingga total yang sudah bisa sembuh dan boleh pulang adalah 20 orang,” jelasnya.
Selain bertambahnya korban positif, penambahan juga terjadi pada korban meninggal. Dari data yang tercatat, korban meninggal bertambah sehingga total menjadi 38.
“Kemudian ada penambahan kasus kematian sebanyak 6 orang sehingga totalnya adalah 38 orang seluruh data ini sudah kami berikan kepada semua kepala dinas provinsi dan kepala dinas provinsi sudah memberikan juga kepada rumah sakit dimana pasien ini dirawat,” ungkapnya.
“Kemudian juga diserahkan kepada dinas kesehatan kabupaten kota untuk digunakan sebagai bahan tracing di dalam kaitan melacak penularan-penularan yang mungkin terjadi dari kasus-kasus yang kita rawat,” tandasnya.(*/Ag)
JAKARTA – Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dirjen PPMD) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Taufik Madjid, mengatakan dana desa bisa digunakan dalam mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) di desa.
Taufik menekankan, terkait penanganan dan pencegahan meluasnya Covid-19, Kemendes PDTT mengeluarkan Permendesa Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020.
Secara eksplisit, lanjut dia, dana desa bisa dipakai untuk langkah pencegahan di bidang pelayanan sosial, khususnya kesehatan masyarakat, seperti mengampanyekan pola hidup sehat dan bersih di desa.
“Artinya Permendesa memberikan peluang kepada desa agar dapat memberikan dana desa, menjaga, mencegah berbagai macam aspek.
Khususnya saat ini meluasnya virus corona (Covid-19),” ujar Taufik di kantor BNPB, Sabtu (21/3/2020).
Meski begitu, pemerintah desa harus mengikuti instruksi Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di daerah tersebut.
“Artinya, dana desa bisa, kalau pertanyaan demikian bisa dipakai untuk pencegahan dan setiap penanganan Covid-19 di desa,” kata Taufik.
Karena itu, dia mengimbau, jajaran pemerintah desa mulai dari kepala desa, badan permusyawaratan desa, tokoh desa, dan masyarakat untuk segera melakukan langkah persiapan dan antisipasi. Dengan tetap memedomani instruksi dari gugus tugas yang ada di daerahnya.
“Sehingga penggunaan dana desa bisa disesuaikan dengan kebutuhan kebutuhan masyarakat yang ada di desa sesuai dengan eskalasi yang dialami masysrakat desa,” tandasnya.(*/Ag)
BOGOR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menyatakan akan berkoordinasi dengan Dinkes Provinsi Lampung usai diumumkannya satu pasien dalam pengawasan (PDP) positif mengidap virus Corona (Covid-19). Jika menang pasien tersebut mengikuti acara seminar gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Hotel Aston Kota Bogor pada 25-28 Februari 2020, maka akan ada Klaster Aston.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengaku masih belum melakukan kontak dengan Dinkes Provinsi Lampung. Retno mengaku, belum mendapat konfirmasi terkait adanya pasien positif corona yang mengikuti seminar di Hotel Aston.
“Saya belum telusuri, belum kontak dengan Dinkes Lampung baru baca berita ya. Ada positif riwayat di GPIB saya belum telusur ke sana. Karena saya belum dapat konfirmasi,” kata Retno saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (19/3/2020).
Jika benar di Aston, sambung Retno, pihaknya akan melakukan proses contact trashing dan melakukan penelusuran. Retno menjelaskan, pihaknya telah mencoba berkomunikasi dengan panitia dan pengelola Hotel Aston.
“Saya hubungi panitia di Aston, itu kan di tanggal 26-28 Februari. Logikanya kan sudah lewat masa inkubasi. Tapi, kan musti tahu yang ikut di seminar itu katanya memang ratusan, saya baru sampai menghubungi Hotel Aston,” kata dia.
Retno menjelaskan, belum mendapat data lengkap para peserta yang hadir dalam seminar tersebut. Karena itu, pihaknya mengaku masih kesulitan untuk melakukan langkah penelusuran.
“Nah, itu belum saya dapatkan, tapi kami sudah hubungi Hotel Aston. Minta data dan panitianya, pesertanya siapa saja. Ada dapat nama tapi alamat gak ada,” kata dia.
Berdasarkan data yang diperoleh, Retno menjelaskan, terdapat sekitar 500 orang yang terlibat dalam acara tersebut. Apalagi, kata dia, peserta bukan hanya berasal dari Bogor melainkan sejumlah daerah di Indonesia.
“Ini dapat PR (pekerjaan rumah) lagi. Karena memang betul pada tanggal itu ada GPIB. Saya sedang melusur. Kota Bogor itu siapa saja,” katanya.
Dia menambahkan, kasus di Solo bukanlah masuk dalam seminar Aston. Retno menyebut, pasien Solo mengikuti acara di Babakan Madang, Kabupaten Bogor.
“Intinya yang di Solo beda kasus. Itu di Babakan Madang, itu sudah berkoordinasi dengan Dinkes Kabupaten itupun saya belum mendapat data (peserta) dari kota Bogor,” ucapnya.
Retno menyatakan, pihaknya akan bekerja keras untuk menagani virus Corona apalagi usai adanya mahasiswa IPB asal Jakarta yang tinggal di Kelurahan Sempur positif corona. Sehingga, tak ada pasien positif dari Kota Bogor.
“Jangan sampai di Kota Bogor ada yang positif. Jadi kalo ada info tolong disampaikan,” pintanya.
Sebelumnya, satu dari empat orang pasien dalam pengawasan (PDP) di rumah sakit wilayah Lampung telah positif mengidap virus Corona (Covid-19). Pasien lelaki berusia 62 tahun tersebut, masuk rumah sakit setelah kontak dengan orang terkonfirmasi positif Covid-19 di sebuah gereja acara seminar.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Lampung dr Reihana membenarkan, seorang pasien lelaki sudah tua tersebut di rawat di ruang isolasi RSUD Abdul Moeloek dengan gejala suspect Covid-19. “Benar, positif. Pasien pernah kontak orang terkonfirmasi positif Covid-19 di gereja Bogor,” kata dr Reihana dalam keterangan persnya, Kamis (19/3).
Menurut dia, kronologis pasien tersebut mengikuti seminar gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Hotel Aston Kota Bogor pada 25-28 Februari 2020.
Sekedar diketahui, Persidangan Sinode Tahunan (PST) 2020 GPIB se-Indonesia, dilaksanakan Aston Bogor Hotel and Resort yang berlangsung 26-29 Februari 2020, diikuti 685 peserta sebagai utusan seluruh GPIB yang ada di 26 provinsi se-Indonesia. Acara tersebut di buka oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo dan juga Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.(*/Iw)
Bogor – Penyebaran virus corona perlu penanganan dari semua pihak khususnya Pemerintahan agar bisa menekan penyebarannya .
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto positif terinfeksi virus Corona (COVID-19). Selain Bima Arya, seorang pejabat pemkot lainya juga positif Corona.
“Selain Walikota Bogor, hasil tes juga menyatakan salah satu pejabat pemkot lain juga positif COVID-19,”ujar plt Kadinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno dalam keteranganya, Jumat (20/3/2020).
Belum diketahui siapa pejabat Pemkot Bogor tersebut. Belum diketahui pula di mana dan kapan Bima Arya dan pejabat Pemkot itu terpapar virus Corona.
Namun, Bima Arya bersama 4 jajarannya, termasuk istri Bima Arya, Yane Ardian baru saja melakukan kunjungan dinas ke Turki dan Azerbaijan selama 8 hari. Sri memastikan 3 rombongan dinyatakan negatif.
“Tiga anggota rombongan yang lain dinyatakan negatif,” kata Sri.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto positif terinfeksi virus Corona (COVID-19). Bima Arya dinyatakan positif Corona usai menerima hasil tes swab kemarin (19/3) sore.
“Pada hari Kamis sore, kemarin tanggal 19 Maret 2020, Walikota Bogor Bima Arya, telah menerima hasil tes swab yang menunjukkan positif COVID-19,” terangnya.(*/Iw)
JAKARTA – Kasus orang teridentifikasi positif virus Corona COVID-19 di wilayah Indonesia terus bertambah. Kini ada 96 kasus positif Corona.
“Jumlah kasus positif total ada 96 per hari ini. Dari terakhir kemarin kami laporkan 69, sekarang jadi jadi 96,” kata jubir pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto, di kantor BNPB, Jakarta, Sabtu (14/3/2020).
Yuri mengatakan ada penambahan 27 kasus baru positif Corona yang didapat dari hasil tracing. Yuri tidak mengumumkan adanya penambahan pasien yang meninggal dunia.
Sebelumnya, Yuri mengatakan, ada 69 kasus positif Corona. Dari 69 kasus ini, total ada 4 orang yang telah meninggal dunia.(*/Tub)
JAKARTA – Pemerintah menyampaikan lokasi mana saja yang saat ini menjadi pusat penyebaran virus korona (Covid-19) di Indonesia.
Juru Bicara Pemerintah Khusus Penanganan Virus Korona, Achmad Yurianto menyebut, ada delapan provinsi yang sudah diketahui menjadi lokasi penyebaran virus korona.
“Sekarang penyebarannya sudah melebar ke Jakarta, Jawa Barat, Tangerang, Jawa Tengah sudah kita dapatkan di Solo dan Yogyakarta,” ujar Yuri di Kantor Presiden, Jakarta, Sabtu (14/3/2020).
Yuri melanjutkan, lokasi lainnya sudah diketahui adanya penyebaran Covid-19 di Pulau Bali, Manado, dan Pontianak.
Ia menegaskan, pemerintah akan terus melakukan tracing atau pelacakan kepada siapa saja yang melakukan kontak langsung kepada pasien positif korona.
“Awalnya informasi tracing, dengan dua pertanyaaan sederhana. Penularan dari siapa dan menularkan siapa,” ujarnya.
Ia menambahkan, bila pasien tidak mengetahui penyebab terinfeksi virus korona maka yang dicari apakah orang tersebut pernah keluar negeri atau ke lokasi yang ada penyebaran korona.
“Nah ini akan kita kejar sehingga orang yang tertular bisa diamankan,” paparnya.(*/Di)
JAKARTA – Jurubicara pemerintah untuk penanganan virus corona baru (Covid-19), Achmad Yurianto, telah menyampaikan sore ini terkait data update tambahan pasien positif terjangkit sebanyak 7 orang.
Dalam pemaparannya dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (11/3/2020) sore ini, Achmad Yurianto memaparkan secara rinci data ketujuh pasien ini.
Mereka rata-rata masuk dalam kategori Lansia (lanjut Usia). Berikut data yang dihimpun berdasarkan pernyataan Achmad Yurianto:
1. Pasien dengan nomor kasus 28, laki-laki berumur 37 tahun. Kondisinya sakit ringan sedang. Kasus penularan karena imported case.
2. Pasien dengan nomor kasus 29, laki-laki berumur 51 tahun. Kondisinya sakit sedang, tidak sesak. Kasus penularan karena imported case.
3. Pasien dengan nomor kasus 30, laki-laki berumur 84 tahun. Kondisinya sakit sedang. Kasus penularan karena imported case.
4. Pasien dengan nomor kasus 31, perempuan berumur 48 tahun. Kondisinya sakit ringan sedang. Kasus penularan karena imported case.
5. Pasien dengan nomor kasus 32, laki-laki berumur 45 tahun. Kondisinya sakit ringan sedang. Kasus penularan karena imported case.
6. Pasien dengan nomor kasus 33, laki-laki berumur 29 tahun. Kondisinya sakit ringan sedang. Kasus penularan karena imported case.
7. Pasien dengan nomor kasus 34, laki-laki berumur 42 tahun. Kondisinya sakit ringan sedang. Kasus penularan karena imported case.
Dengan demikian, jumlah kasus positif corona di Indonesia menjadi 34.
“Ada penambahan 7 pasien dengan kondisi tampak sakit ringan-sedang,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa ketujuh pasien positif ini tidak pernah close contact (kontak langsung) dengan pasien terjangkit positif sebelumnya.
“Semuanya adalah imported case (pernah berpergian ke luar negeri atau negara terjangkit corona),”ungkapnya.(*/Tub)
JAKARTA – Pasien Virus Korona (Covid-19) terus bertambah, hingga Selasa (10/3/2020) sore pasien bertambah 8 orang. Dengan demikian, pasien yang kini dirawat di RSPI Sulianti Saroso menjadi 27 orang.
Juru Bicara Penanganan Korona (Covid-19), Achmad Yurianto, mengumumkan delapan orang tambahan yakni :
Pegawai dan Pengunjung RSPI Sulianti Saroso Kenakan Masker
1. Pasien dengan kode 20, perempuan berusia 70 tahun, WNI ini bagian dari tracing sub cluster Jakarta;
2. Pasien kode 21, perempuan berusia 47 tahun, WNI bagian dari tracing sub cluster Jakarta;
3. Pasien kode 22, perempuan berusia 36 tahun, WNI imported base;
4. Pasien kode 23, perempuan berusia 73 tahun, WNI imported base;
“Untuk kondisi pasien kode 23 sedang menggunakan ventilator karena faktor hemoglobin cukup banyak, kondisi stabil,” kata Yuri.
5. Pasien kode 24, laki-laki berusia 46 tahun, WNI imported base;
6. Pasien kode 25, perempuan berusia 53 tahun, WNA imported base kondisi stabil;
7. Pasien kode 26, laki-laki berusia 46 tahun, WNA imported base kondisi stabil;
8. Pasien kode 27, laki-laki berusia 33 tahun, WNI kondisi stabil.
“Kami menduga lokal transmission yang sedang kami tracing di luar cluster yang disebutkan. Fasilitas Litbankes tidak ada masalah kemarin kami. Jadi bukan menjadi masalah bagi kami dalam pemeriksaan laboratorium,” ungkapnya. (*/Tub)
JAKARTA – Mahkamah Agung (MA) membatalkan kenaikan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Keputusan itu merupakan hasil uji materiel atas Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 75 Tahun 2019 tentang Jaminan Kesehatan.
Pihak yang menjadi pemohon dalam uji materiel itu adalah Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI). “Mengabulkan sebagian, menolak sebagian,” kata Juru Bicara MA Andi Samsan Nganro , Senin (9/3/2020).
Andi menjelaskan, ketentuan dalam PP Nomor 75 Tahun 2019 yang dibatalkan adalah Pasal 34 ayat 1 dan 2. Menurutnya, ketentuan itu bertentangan dengan Pasal 23 A, Pasal 28H dan Pasal 34 UUD 1945.
Selain itu, ketentuan tersebut juga bertentangan dengan Pasal 2, Pasal 4, Pasal 17 ayat 3 UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Dalam Pasal 34 PP Nomor 75 Tahun 2019 memuat kriteria kenaikkan iuran BPJS Kesehatan yang berlaku mulai 1 Januari 2020. Besaran iurannya berbeda-beda, tergantung pada pelayanan ruang perawatan yang kemudian.
“Pasal 34 itu (permohonan KPCDI) yang dikabulkan. Kemudian yang selebihnya ditolak,” urai Andi.
Permohonan KPCDI yang teregister dengan nomor perkara 7P/HUM/2020 itu diputus pada 27 Februari 2020. Majelis hakim agung yang menyidangkan permohonan itu adalah Agung Supandi selaku ketua, serta Yosran dan Yodi Martono masing-masing sebagai anggota.
Pasal yang dinyatakan batal dan tidak berlaku berbunyi:
Pasal 34
(1) Iuran bagi Peserta PBPU dan Peserta BP yaitu sebesar:
a. Rp 42.OOO,00 (empat puluh dua ribu rupiah) per orang per bulan dengan Manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III.
b. Rp 110.000,00 (seratus sepuluh ribu rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II; atau
c. Rp 160.000,00 (seratus enam puluh ribu rupiah) per orang per bulan dengan Manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.
(2) Besaran Iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2O2O.
Dengan dibatalkannya pasal di atas, maka iuran BPJS kembali ke iuran semula, yaitu:
a. Sebesar Rp 25.500 untuk kelas 3
b. Sebesar Rp 51 ribu untuk kelas 2
c. Sebesar Rp 80 ribu untuk kelas 1 (*/Ag)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro