CIANJUR - Luapan kegembiraan tak mampu disembunyikan masyarakat Cianjur, atas berita penangkapan bupati mereka Irvan Rivano Muchtar. Berbagai cara dilakukan sebagai bentuk rasa syukur, setelah berakhirnya kezaliman yang dianggap dilakukan Bupati Cianjur selama masa kepemimpinannya.
Mulai dari penggratisan angkot, ngeliwet bersama, hingga mencukur habis rambut atau gundul massal. Cara unik ini menjadi luapan syukur atas ‘rezeki’ tak terduga di akhir 2018.
“Nah, aksi gundul massal ini adalah saah satu bentuk nazar dan tasyakur kami. Setelah OTT bupati dilakukan, inilah cara kami mengekspresikan rasa syukur,” ujar Koordinator Presidium Rakyat, Asep Ashary, ( 13/ 12/2018).
Sambungnya, ekspresi seperti itu bukan tanpa alasan. Sebagian besar masyarakat Cianjur sudah terlalu lelah dengan kepemimpinan Irvan.
Asep yang juga aktif mengkritisi pemerintahan Irvan menjelaskan, sebenarnya sebelum terpilih dan menjabat sebagai bupati, masyarakat sudah mencium gelagat tertentu. Tidak sedikit orang yang merasa Irvan tidak layak memimpin Cianjur.
Masyarakat mampu menilai, seberapa bobroknya dinasti di tengah keluarga Irvan yang tidak lain adalah putra bupati terdahulu, Tjetjep Muchtar Soleh. Bagi masyarakat Cianjur, selama kepemimpinan Tjetjep sudah terlalu banyak kasus menyimpang yang akhirnya menguap begitu saja.
“Makanya, ketika putranya meneruskan dinasti itu, masyarakat sangat gerah. Apalagi setelah dijalani, kepemimpinan Irvan tidak benar-benar menghasilkan suatu pembangunan dengan dampak signifikan,” ujar dia.
Selama jadi Bupati Cianjur, Irvan memang dinilai cukup kontroversial dalam persoalan pemerintahan. Terutama, dalam aspek pembangunan daerah yang tak jarang dinilai terlalu mengada-ada.
Sebut saja, pembangunan ratusan tugu yang menurut banyak pihak tak begitu mendesak atau dibutuhkan. Kemudian, penanaman pohon kelapa di tengah jalan, saat ini ide tersebut tidak pernah disetujui masyarakat karena urgensi dan dampak yang tak terasa.
Irvan juga menghebohkan massa, setelah memutuskan untuk membangun pusat pemerintahan di selatan Cianjur. Ia diketahui lebih banyak menghabiskan waktu di sana, membangun proyek di Campaka dengan harapan mampu meratakan pelayanan.
Sayangnya, langkah tersebut kembali dianggap ganjil karena Irvan diduga melakukan penyelewengan dalam prosesnya. Terdapat indikasi korupsi terjadi dalam proyek pembangunan di Campaka.
“Bukan hal aneh lagi, baru tiga tahun menjabat memang sudah banyak anggaran yang tidak menjadi prioritas. Dan kepemimpinan Irvan, cenderung korup,” pungkasnya.(*/Yan)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro