BOGOR - Begitu menggebunya setiap wilayah Kabupaten Bogor yang ingin memisahkan diri dari Kabupaten Bogor(Induk) seperti Bogor Barat sampai saat ini belum juga mekar dan sekarang Bogor Timur menyusul ingin memisahkan diri juga tentu saja awalnya akan membebani Kabupaten Bogor (Induk) bila nanti terjadi pemekaran wilayah belum hal yang lain belum dipersiapkan .
Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Bogor Timur, kini termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 Kabupaten Bogor.
Meski begitu, Bupati Bogor Ade Yasin tidak khawatir kehilangan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor industri dan potensi pertanian yang ada di belahan timur Bumi Tegar Beriman.
“Masing-masing punya kelebihan. Kita ada pemekaran, pelayanan yang bisa dilakukan Pemkab Bogor juga akan lebih maksimal, karena pembaginya sedikit,” kata Ade Yasin,(13/01/2019).
Menurutnya, masih banyak potensi yang bisa dikembangkan baik di wilayah tengah, selatan dan utara.
“Di selatan misalnya ada potensi wisata. Itu kita garap, dimaksimalkan. Jadi tidak perlu khawatir,” tutur politisi PPP itu. Menurutnya, semangat dari pemekaran daerah tidak lain untuk pemerataan pembangunan agar masyarakat menjadi sejahtera.
Pemkab pun mendorong dan ikut mengawal terbentuknya DOB Kabupaten Bogor Timur.
“Kan pengajuan sudah ada sekitar tiga tahun lalu, sejak saya masih pimpinan DPRD. Yang jelas pemda dan DPRD mendorong untuk mengawal Bogor Timur menjadi DOB,” ungkapnya.
Dari calon DOB yang terdiri dari tujuh kecamatan yakni Gunungputri, Cileungsi, Jonggol, Klapanunggal, Cariu, Sukamakmur dan Tanjungsari, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor, mencatat, Gunungputri menduduki ranking teratas dalam hal IPM dengan rasio 80,35. Meninggalkan Cibinong dengan rasio 78,51 di posisi kedua, yang notebene akan menjadi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kabupaten Bogor.
Indeks Daya Beli di Gunungputri pun tertinggi diantara 40 kecamatan di Kabupaten Bogor dengan rasio 85,15. Dengan dasar itulah, masyarakat dari 75 desa di 7 kecamatan itu percaya diri mampu hidup lebih baik jika memisahkan diri.
Namun, kecamatan lainnya, seperti Sukamakmur jadi juru kunci alias paling buncit dari 40 kecamatan dilihat dari IPM dengan rasio 51,51. Parahnya, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di kecamatan itu paling buruk diantara yang kecamatan lain di Bumi Tegar Beriman. Hanya menyentuh 4,12 tahun atau tidak lulus Sekolah Dasar (SD).
“Kabupaten Bogor ini terlalu luas. Kami ingin memisahkan diri karena pemerintah daerah tidak mampu memberikan aksesibilitas dan infrastruktur yang memadai kepada kami warga di 7 kecamatan ini,” kata Ketua Presidium Bogor Timur Alhafiz Rana.(*/DP Alam)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro