JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin, menilai wajar apabila nantinya Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) keluar dari koalisi pendukung capres Prabowo Subianto dan mendukung capres petahana Joko Widodo (Jokowi).
"Nah inilah secara psikologis arah politik atau arah koalisi itu bertumpu pada presiden yang menang itu. Oleh karena itu sangat wajar, sangat rasional ketika Demokrat dan PAN itu langsung berbalik badan katakanlah mendekat ke kubu 01," kata Ujang (8/6/2019).
Menurut Ujang, sepertinya tak ada keuntungan politik yang signifikan saat Pileg 2019 didapat dari Partai Demokrat dan PAN mendukung Prabowo-Sandi.
Bahkan putra SBY yang juga Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak dipilih sebagai cawapres pendamping Prabowo juga sebagai salah satu hal yang merugikan Demokrat.
"Karena begini, PAN dan Demokrat dalam konteks koalisi dengan 02 kan tidak ada untungnya. Misalkan Demokrat, suaranya disalip oleh PKS, NasDem, apalagi oleh PKB, dimana kita tau mereka itu kan dulu partai-partai koalisi SBY, dulu di bawahnya SBY. Nah hari ini Demokrat suaranya di bawah mereka.
Itu menurut saya tamparan keras bagi Demokrat, artinya ketika berada di 02 pileg kemarin tidak menguntungkan," pungkasnya.(*/Ag)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro