CIBINONG - Setelah Partai Golkar membuka peluang koalisi terhadap pemerintahan Ade Yasin dan Iwan Setiawan (Hadist), Partai Demokrat (PD) juga melakukan pertemuan dengan Partai Gerindra.
Diawali dengan bermain tenis di lapangan perkantoran Bupati Bogor, Ketua DPC Partai Gerindra Iwan Setiawan dan Ketua DPC PD Anton Sukartono Suratto melangsungkan komunikasi politik, Cibinong, Senin (10/8/2020).
Ketua PD, Anton mengatakan, pihaknya telah membuka karpet biru untuk partai pemenang Pileg tahun 2019 di Kabupaten Bogor.
"Ini politik tenis. Tapi tanya saja ke Gerindra, mau gabung atau tidak dengan kami?," ujar Anto kepada Jurnal METRO.com, kemarin.
Sementara itu, Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Bogor, Iwan Setiawan mengungkapkan, pihaknya masih belum dapat memastikan sikap atas tawaran dari partai pemenang Pilpres tahun 2009 lalu itu.
"Saya masing bingung terhadap tawaran Kang Anton. Intinya sih tadi kami niatnya hanya main tenis, tapi ketika ada obrolan politik, saya kaget," kata Iwan.
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati (Wabup) Bogor ini menerangkan, pihaknya bukan hanya membangun komunikasi poltik dengan satu partai saja.
"Gerindra itu membangun komunikasi dengan semua partai politik. Hal itu dilakukan demi lancarnya pemerintahan di Kabupaten Bogor ini. Saya dengan Bu Ade masih nyaman," terangnya.
Terpisah, Pengamat Politik, Aditya Perdana mengungkapkan, perubahaan nuansa dalam dunia politik bukan menjadi hal yang baru di Republik Indonesia.
"Politik di Indonesia seperti itu wajar, yang dipikirkan sampai hal soal pragmatisme.
Jadi hanya jangka pendek saja," ungkap Aditya.
Dosen Polik Universitas Indonesia (UI) ini menjelaskan, fenomena bahwa kepentingan menjadi hal utama dalam perpolitikan itu sudah kerap terjadi di republik tercinta ini.
"Kalau memang kemarin kebutuhan pas pencalonan di Pilkada itu selesai pas pencalonan lalu tidak ada keuntungan apa pun diperoleh oleh politisi atau partai, maka kemudian akan mudah berpindah koalisi atau pun kumpulan yang lain," jelanya.
Lebih lanjut ia memaparkan, tidak ada sikap permanen yang diterapkan dalam politik.
"Tidak ada seorang politisi atau partai politik itu harus konsisten dijalur koalisi atau opisisi. Tidak ada ikatan idelogis atau emosional yang mengharuskan politisi atau partai politik itu berada di jalur yang sama,"ungkapnya.(Angg)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro