JAKARTA – Aksi teror bom molotov yang terjadi di rumah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif, Rabu (9/1/2019), tak lantas menciutkan nyali lembaga antirasuah dalam memerangi korupsi.
“Bahwa teror-teror kepada pimpinan KPK dan pegawai KPK tidak akan pernah menciutkan nyali kami dalam memberantas korupsi di negeri ini malah justru makin memperteguh semangat kami bahwa korupsi harus dibasmi apapun risikonya, tentu dengan dukungan rakyat Indonesia,” kata Yudi Purnomo Harahap, Ketua Wadah Pegawai (WP) KPK, melalui pernyataan pers, Rabu (9/1/2019).
Yudi mengatakan, saat ini KPK sedang giat-giatnya memberantas korupsi. Sepanjang 2018 kemarin KPK mencetak sejarah 30 operasi tangkap tangan (OTT), dan tahun ini menargetkan 200 perkara.
Namun, ia menambahkan, aksi teror bom molotov di kediaman dua pimpinannya menunjukkan bahwa upaya pemberantasan korupsi kembali diuji. Padahal kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan yang terjadi 11 April 2017 lalu pun sampai saat ini belum terungkap.
Atas itu, Yudi menegaskan, WP KPK mengecam dan mengutuk upaya teror terhadap Pimpinan KPK. Menurutnya, upaya pelemahan KPK melalui intimidasi terhadap pegawai maupun pimpinan KPK terus terjadi tanpa bisa dicegah sebab pelaku berpikiran bahwa tindakan yang dilakukan tidak akan bisa terungkap.
(Baca: Teror Molotov di Rumah Pimpinan KPK, Sandi: Jangan Sampai Kita Mundur)
“Presiden Joko Widodo harus dapat membongkar berbagai upaya pelemahan KPK melalui teror kepada pimpinan KPK Agus Rahardjo dan Laode M Syarif saat ini maupun pegawai termasuk kasus penyerangan terhadap penyidik senior Novel Baswedan,” tegasnya.
“Dan aparat kepolisian yang saat ini sedang melakukan olah TKP dapat segera melacak dan menemukan pelakunya,” tuntasnya. (*/Ag)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro