BOGOR - Adanya tiga penumpang yang terjangkit positif corona di KRL Commuter Line harus di Eavaluasi karena menjadi tempat penyebaran yang dominan.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto yang mendapat kabar ada tiga penumpang KRL Commuter Line dinyatakan positif Covid-19 langsung meninjau aktivitas di Stasiun Bogor, Senin (4/5/2020).
Berdasarkan pantauannya masih terjadi kepadatan penumpang pada pagi hari.
“Memang sudah berkurang 60 persen. Dari keadaan biasa sampai PSBB itu berkurang 60 persen. Tapi, 40 persen ini adalah orang-orang yang bekerja di sektor yang dikecualikan seperti perbankan, cleaning service, apotek, minimarket, logistik,” ujarnya, Senin (4/5).
Menurut dia, harus ada evaluasi kebijakan agar PSBB yang sedang berlangsung tidak menjadi hal yang sia-sia. “Jadi opsi pertama paling ideal adalah stop (operasional KRL) total. Kedua, memperketat di sini (stasiun). Ketiga mungkin dievaluasi layanan gerbong dan jadwalnya semaksimal mungkin,” ungkapnya.
“Opsi lain yang bisa diambil mungkin memaksimalkan layanan antarjemput dari perusahaan yang dikecualikan boleh beroperasi selama PSBB di Jakarta. Jadi ada perusahaan, pabrik atau unit ekonomi apapun silakan menyediakan layanan bagi karyawannya. Jadi lebih terawasi,” tambahnya.
Berdasarkan kajian epidemiologi, yang terpapar Covid-19 itu mayoritas dari kerumunan seperti stasiun dan pasar. “Kerja keras kita di PSBB ini adalah stasiun dan pasar. Terbaru, hasil tes swab 3 orang dinyatakan positif kemarin itu kan dari stasiun. Dan ini Orang Tanpa Gejala (OTG), dia berkeliaran tapi bisa mematikan orang,” ujar Bima.
Rekomendasi-rekomendasi tersebut akan disampaikan kepada pemerintah pusat untuk menjadi dasar perubahan kebijakan. “Tidak bisa tidak, harus ada evaluasi kebijakan. Kemarin kita koordinasi di WhatsApp Group 5 kepala daerah.
Kita akan bersurat lagi lebih detail memberikan opsi-opsi tadi untuk dibahas oleh kementerian,”jelasnya.(*/Iw)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro