BEKASI - Masyarakat yang terdampak Pandemi Covid-19 telah meruntuhkan sendi-sendi ekonomi dari yang semula masuk kategori ekonomi kelas menengah tiba-tiba jatuh miskin menimbulkan trauma yang begitu pelik dikehidupan bersama keluarga .
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)atau dirumahkan tanpa digaji menjadi alasan meningkatnya kemiskinan di wilayah Bekasi, Jawa Barat.
Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono mengungkapkan tingkat kemiskinan di wilayah Bekasi melonjak cukup tajam. Adapun angka tingkat kemiskinan di wilayah Bekasi meningkat tajam dari 3,8% melonjak jadi 50%.
“Kita memiliki 720.000 kartu keluarga (KK) dari sekitar 2,9 juta penduduk hampir 350.000 KK atau sekitar 50% ekonominya terpuruk akibat krisis yang diakibatkan,” kata dia saat kunjungan kerja di Pasar Kranggan, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (19/6/2020).
Menurut dia untuk mengatasi dampak ekonomi akibat Covid-19 pemerintah daerah telah meberikan bantuan berupa uang tunai, sembako dan alat penunjang protokol kesehatan berupa masker dan handsanitizer.
Di samping itu, pemerintah daerah bersama pemerintah pusat terus berkoordinasi untuk memperkuat koperasi agar pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mendapatkan relaksasi pembayaran cicilan.
Pihaknya berharap, transisi menuju tananan normal baru (new normal) ekonomi bisa segera pulih sehingga tingkat kemiskinan di wilayah Bekasi, Jawa Barat, tidak semakin terpuruk.
Di sisi lain, penambahan jumlah pasien Covid-19 di Bekasi relatif sudah semakin menurun.“Rata-rata sehari 10-11 orang teridentifikasi Covid-19 sehinga harus dirawat atau isolasi mandiri,”ungkapnya.(*/Tya)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro