JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dampak pandemi virus Corona (Covid-19) akan masih menekan perekonomian Indonesia. Kementerian Keuangan bahkan menskenariokan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 2,3% hingga negatif 0,4%.
Hal ini mengacu pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 yang jatuh ke level 2,7%. "Berkaca pada capaian di kuartal I 2020, pastinya posisi di kuartal II akan lebih berat. Kita lihat kemungkinan pertumbuhan ekonomi akan masuk dalam seknario berat.
Artinya lebih rendah dari 2,3%," kata Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (3/6/2020).
Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II akan lebih lemah ke kisaran 2,3% hingga negatif 0,4%, akibat meluasnya pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Meski tantangannya berat, Sri Mulyani berharap, dengan adanya berbagai program stimulus dari pemerintah, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa dijaga tetap di posisi positif. Baca: Bos BI dan Sri Mulyani Bikin Kesepakatan Khusus untuk Pendanaan APBN
"Untuk mencapai (pertumbuhan ekonomi) di 2,3% menjadi lebih berat karena kuartal kedua akan sangat turun karena PSBB yang meluas," katanya.
Karena itu, menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, revisi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diperlukan, dimana terdapat beberapa penyesuaian dari sisi penerimaan dan belanja negara akibat pandemi Covid. Begitu pula dengan Revisi Perpres No 54 Tahun 2020 yang juga telah melewati konsultasi dengan DPR.(*/Tya)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro