SOLO - Merebaknya virus covid-19 berdampak luas pada perekonomian Soloraya. Bukan hanya melambat bahkan tidak sedikit yang harus berhenti beroperasi. Akibatnya, ribuan karyawan dirumahkan hingga terkena pemutusan hubungan kerja atau PHK.
Hasil pemetaan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo, belasan sektor bisnis terpukul telak lantaran pandemi corona tersebut.
Perusahaan-perusahaan hingga usaha menengah kecil mikro (UMKM) mengalami kerugian miliaran rupiah akibat anjloknya penjualan. Wakil Organisas dan Kerja Sama Kadin Solo, Farid Sunarto, mengatakan Kadin memetakan dampak Covid-19 itu.
Pemetaan ini dilakukan melalui rapat virtual via Skype dengan asosiasi bisnis di Kota Solo, Senin lalu. Hasil pemetaan ini menjadi rekomendasi Kadin Solo kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Pemerintah Kota Solo, perbankan, dan lainnya.
“Kadin ini sebagai rumahnya dunia usaha. Kami memetakan dampak Covid-19 di berbagai dunia usaha. Kami pun berkoordinasi dengan pemangku kepentingan agar ada jalan tengah untuk mencari solusi terbaik,” ujarnya .
Farid menjelaskan wabah corona membuat kemampuan pengusaha dalam membayarkan kewajiban mereka terancam. Hal ini dipengaruhi merosotnya bisnis lantaran banyak pesanan yang dibatalkan atau pun ditunda, ketiadaan pembeli, sehingga menganggu keuangan.
Alhasil, kondisi ini berdampak besar pada karyawan perusahaan di Soloraya yang sebagian sudah dirumahkan dan kena PHK. Pelaku usaha membutuhkan relaksasi dan restrukturisasi bunga pinjaman dan kredit, penundaan pembayaaan PLN, BPJS Ketenagakerjaan, dan pajak.
“Pengusaha dalam keadaan bingung. Misalnya, kepada PLN kami minta penggunaan energi minimal lewat adanya penundaan pembayaran, tapi belum ada jawaban. Persoalan yang mengangkut kemampuan pengusaha dan dampaknya tenaga kerja masih menjadi pekerjaan rumah yang harus dicari jalan keluarnya,” paparnya.
Lebih lanjut Farid mencontohkan Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) memiliki 23 anggota aktif. Jika masing-masing memiliki 50 karyawan, maka akan ada sekitar 1.150 karyawan yang terdampak. Saat ini banyak anggota asosiasi ambruk, lelang pengadaan barang dan jasa ditunda, dan karyawan sementara dirumahkan.
Selain itu, dari Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) mengaku kena pukul dua kali. Pertama, pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) berdampak pada harga barang-barang impor dan kedua penurunan penjualan hingga 45%.
Sedangkan dari Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak Gas Bumi Indonesia (Hiswana Migas), penjualan elpiji, BBM, turun 70%. Penjualan elpiji 3 kilogram paling terdampak karena banyak warung yang tutup.
Di sisi lain, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat karyawan yang bekerja untuk 10 anggota atau perusahaan di Soloraya yang dirumahkan (bukan PHK ). Apindo berharap ada kebijakan pemerintah yang lebih mendukung mengingat banyak restoran, hotel, dan tempat hiburan di Solo menutup tempat operasional mereka.
Apindo pun telah mengajukan permohonan ke PLN, tapi belum ada keputusan. khususnya untuk pengusaha skala. Apindo juga bakal mendesak Kementerian Ketenagakerjaan agar menerbitkan peraturan khusus mengatasi krisis ini.(*/D Tom)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro