JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, secara umum peningkatan posisi utang Pemerintah Pusat disebabkan oleh peningkatan kebutuhan pembiayaan akibat pandemi Covid-19 yang melonjak drastis.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat utang pemerintah pada akhir Mei 2020 mencapai Rp5.258,57 triliun.
Posisi utang mengalami kenaikan sebesar Rp86,09 triliun dibandingkan dengan posisi pada akhir April sebesar Rp5.172,48 triliun.
Dilansir dari data APBN KiTa, rasio utang pemerintah meningkat jadi 32,09% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Ini masih jauh dari batas aman yang diperbolehkan dalam Undang-Undang (UU) Keuangan Negara, yaitu maksimal 60% dari PDB.
“Masalah kesehatan, penyediaan jaring pengaman sosial dan pemulihan ekonomi nasional menjadi prioritas negara, sehingga untuk mendukung kebijakan penanganan pandemi, Pemerintah menutupi kekurangan penerimaan negara melalui pembiayaan,” kata Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (18/6/2020).
Sebagai informasi komposisi utang pada Mei 2020 terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp4.442,90 triliun atau 84,49% dari total utang. Selain itu ada pinjaman sebesar Rp815,66 triliun atau 15,51% dari keseluruhan utang pemerintah sampai dengan akhir Mei 2020.
Pinjaman pemerintah terdiri dari pinjaman dalam negeri sebesar Rp9,94 triliun. Sementara itu pinjaman luar negeri tercatat sebesar Rp805,72 triliun yang terdiri dari pinjaman bilateral sebesar Rp316,68 triliun, multilateral Rp449,69 triliun, serta commercial bank Rp42,35 triliun.
Adapun untuk SBN terdiri dari dominasi valuta asing Rp1.194,67 triliun yang terdiri Surat Utang Negara (SUN) Rp970,73 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Rp223,94 triliun. Untuk dominasi rupiah sebesar Rp3.248,23 triliun terdiri SUN Rp2.650,69 triliun dan SBSN Rp597,54 triliun.(*/Ta)
BOGOR – Bupati Bogor, Ade Yasin bersama jajaran Muspida langsung meninjau lokasi rapid test.
Rabu, 17 Juni 2020 di pelataran parkir depan Pasar Cibinong digelar rapid test diprakarsai oleh Badan Intelijen Negara Republik Indonesia (BIN) sebanyak 1000 alat rapid test disiapkan tidak hanya untuk pedagang yang berada di dalam pasar milik PD Pasar Tohaga, tapi juga kepada siapa saja warga Kecamatan Cibinong, termasuk pertokoan swasta yang berada di radius pasar
.
Bupati Bogor menghaturkan terimakasih kepada BIN karena sudah ikut memperhatikan masyarakat Kabupaten Bogor untuk memerangi Covid19 terlebih sudah ada contoh kasus klaster corona di pasar Cileungsi, tentu menjadi pelajaran berharga betapa pentingnya dilakukan rapid test di pasar tradisional “Pasar binaan PD Pasar Tohaga ada 30 pasar, harus kita tracking bersama satu per satu,” tegas Bupati Ade Yasin.
Animo pedagang dan pengunjung akan kegiatan test yang tergolong cepat tersebut sangat baik, bisa terlihat dari jumlah total peserta rapid yang tercatat di pukul 14.00 WIB sudah mencapai 482 orang dan antrian terlihat padat berjarak hingga sampai ke badan jalan utama pasar.
Sementara itu,Direktur Utama PD Pasar Tohaga Haris Setiawan merespon perintah Bupati Bogor untuk tracking seluruh pasar mengaku sudah mempunyai list jadwal rapid test yang akan dilakukan di pasar lain dibawah kelolaannya “sudah kami ranking berdasarkan keramaian pasar, kami terus membangun komunikasi, baik dengan BIN maupun dengan Gugus Covid-19 untuk jadwal selanjutnya,”papar Haris
Lebih lanjut Haris mengatakan bahwa saat ini pasar masih kondusif dengan terus menerapkan protokol kesehatan dan sosialisasi persiapan rapid/swab di pasar lain.
“jangan takut rapid/swab test. Ini bentuk perhatian pemerintah kepada kita, gratis tanpa biaya apapun,” katanya
.
Dirinya berharap kegiatan rapid/swab yang akan terlaksana di pasar lainnya akan berjalan kondusif seperti Pasar Cibinong,”tandasnya.(*/Angg)
JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berharap tidak terjadi gelombang kedua Covid-19. Jika hal yang tidak diinginkan tersebut terjadi, pemerintah akan menyiapkan langkah-langkah terbaik dari yang terburuk.
Pasalnya, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilonggarkan untuk membangkitkan perekonomian, seiring dengan adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19 di era New Normal. Banyak pihak yang khawatir akan terjadinya gelombang kedua, meskipun dibuka secara terbatas.
“Saya berdoa tidak terjadi second wave. Saya berdoa dan berupaya dalam hal ini. Tapi kalau second wave terjadi, berarti tadi yang sudah direlaksasikan diturunkan lagi. Dengan catatan, bantalan sosial sudah masuk,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Selasa (16/6/2020).
Dia belum menjabarkan secara rinci terkait persiapan pemerintah menghadapi gelombang kedua Covid-19. Sebab, pihaknya belum dapat mengukur dampak sosial dan ekonomi setelah New Normal diterapkan.
policy maker adalah selalu berharap yang terbaik dan mempersiapkan yang terburuk. Itu saja, hope for the best, prepare for the worst,” ucapnya.
Sri Mulyani pun tidak dapat mengutarakan secara pasti terkait keyakinannya terhadap segala kemungkinan yang akan diakibatkan oleh penyebaran virus pandemi Corona.
“Yang diyakini adalah upaya itu. Kalau kita bicara tentang yakin, kita mendahului Tuhan. Enggak ada yang tahu karena di dunia ini enggak ada yang tahu,” imbuhnya.
Menurutnya, jika membahas seberapa besar kemungkinan terjadinya gelombang kedua sama halnya dengan waktu pasti vaksin Covid-19 ditemukan. Sebab, keduanya tidak dapat dipastikan.
“Kalau Anda menanyakan kemungkinan second wave atau kemungkinan vaksin ditemukan, kan dua-duanya itu posibilitas. Probabilitasnya enggak ada yang tahu,” tukasnya.(*/Tya)
BOGOR – Pemandangan yang baru menyambut “new normal” sudah tampak di Pasar Cisarua yang beralamatkan di Desa Citeko Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor.
Beberapa tempat berdagang terlihat sudah memakai tirai/hijab pelindung yang membatasi pedagang dan pembeli.
Direktur Operasional PD Pasar Tohaga, Doni Djatnika dalam monitoring dan evaluasinya ke Pasar Cisarua, Selasa 15 Juni kemarin menjelaskan bahwa sudah saatnya Pasar Tradisional ikut bebenah menyambut era baru untuk mecegah penularan Covid-19.
Tidak hanya menyediakan bilik cuci tangan, dan penerapan social distancing serta wajib bermasker, kini beberapa Pasar Tradisional akan disiapkan untuk berhijab “betul kami sedang menghimbau kepada para pedagang di pasar Tohaga untuk memaksimalkan ikhtiar pencegahan Covid-19,”terangnya
Dalam Monevnya tampak Dirop didampingi Kepala Pasar Cisarua, Mira Fatriana berkeliling area pasar guna mengecek ketersediaan alat penunjang protokol Covid lainnya
”
Didoakan saja semoga secepatnya seluruh Pasar Tohaga berhijab, agar pengunjung lebih merasa aman dan tetap setia berbelanja di Pasar Rakyat,” Pungkas Doni.(*/Angg)
BOGOR – Direktur Utama PD Pasar Tohaga Haris Setiawan menjalani test rapid/swab guna mendeteksi ada tidaknya Virus Corona bersemayam dalam tubuhnya, Rabu, (16/6/2020) di area Pasar Cileungsi.
Intensitas dan aktifitas yang tinggi, serta jangkauan tempat yang mayoritas berzona merah menjadi salah satu alasan untuk Haris Setiawan melakukan rangkaian test.
Alasan lainnya adalah untuk menjadi contoh bagi para pasukannya, pegawai, keamanan,petugas kebersihkan, para pedagang dan bahkan para pengunjung agar mereka mengikuti jejaknya.
“Ini bentuk dedikasi kami, bahwa rangkaian test ini tidak seseram yang dibayangkan kebanyakan orang. Bentuk deteksi dini serta proteksi diri terhadap orang-orang sekitar dan orang terkasih juga,” ujarnya santai.
Menurut Haris, rangkaian test yang dijalaninya juga akan diterapkan kepada para pegawai melalui jadwal yang ditetapkan Gugus Tugas Covid-19 Tingkat Kabupaten Bogor.
Setelah Cileungsi, Rabu, 17 Juni 2020 Pasar Cibinong juga akan dilaksanakan test rapid/swab, bahkan itu bentuk kerjasama dengan BIN (Badan Intelejen Negara).
“Terima kasih dihaturkan kepada semua pihak yang turut concern terhadap pergerakan di Pasar Rakyat, kami sambut baik,” kata Haris.
Setelahnya dipastikan Pasar Citeureup 1 dan 2, Pasar Parung, Pasar Ciawi, Pasar Cisarua, Pasar LeuwiLiang, Pasar Citayam, Pasar Parung Panjang, Pasar Cigudeg dan Pasar Jonggol sudah tersusun list untuk di rapid/swab.
“Kesemuanya sudah tersusun dalam list rencana test virus di jadwal Gugus Covid, tinggal menunggu jadwal fixed saja,”terangnya.
Dirut Pasar itu berharap dengan dilakukannya rangkaian test rapid/swab di pasar pasar akan mengembalikan citra pasar yang bebas Corona sehingga keramaian pasar bisa terjaga, tentunya dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang terus dijalankan.(*/Angg)
BOGOR – Penetapan Pasar Cileungsi menjadi klaster Covid 19 menjadi perhatian banyak pihak, penyediaan fasilitas pendukung protokol kesehatan di setiap pasar rakyat dirasa belum cukup untuk menangani 32 kasus positif corona di klaster ini.
Menjadi keharusan Perusahaan Daerah Pasar Tohaga sebagai pengelola pasar rakyat di Kabupaten Bogor untuk mengambil langkah cepat dan tepat untuk menghadapi pandemi ini, bekerja sama dengan Gugus Tugas Covid Kabupaten Bogor, Pemprov Jabar, serta Muspika setempat.
Terlebih adanya kasus penolakan pedagang Pasar Cileungsi 10 Juni lalu menjadi pelajaran berharga agar tak terulang kejadian serupa.
Direktur Utama PD Pasar Tohaga, Haris Setiawan mengakui bahwa kejadian penolakan rapid/swab test 10 Juni 2020 lalu dikarenakan misskomunikasi antara pedagang, pihak PD Pasar Tohaga, dan Petugas Gugus Covid.
Ketakutan pedagang akan ditutupnya kembali pasar dan kecemburuan tidak diberlakukannya aturan serupa ke pedagang luar pasar menjadi dasar kejadian tersebut.
Intinya kurangnya sosialisasi dan edukasi kepada pedagang. Haris menjelaskan jika rangkaian test jika dilakukan mandiri oleh masyarakat umum biaya nya mencapai Rp 450.000,- untuk Rapid Test dan mencapai Rp 2.500.000,- per orang untuk Swab Test.
Dan ini digratiskan bagi pedagang. “Rapid/swab merupakan wujud kasih sayang pemerintah kepada warga pasar, gratis bagi pedagang pasar. Jadi proses rapid/swab ini akan diberlakukan juga di pasar lainnya” jelasnya.
Lebih lanjut Dirut Pasar itu menjelaskan bahwa pihaknya berkewenangan menerapkan sanksi tegas untuk pedagang yang “bandel” atau bagi siapa saja yang terbukti memprovokatori aksi penolakan test.
Sebisa mungkin pihaknya menjelaskan bahwa tujuan rangkaian ikhtiar untuk memutus mata rantai virus ini agar tidak ada klaster baru Corona Virus Disease 19. Menutup tempat berdagang sementara hanyalah untuk proses sterilisasi, bukan penghakiman. “Kita pun rugi jika pasar ditutup.
maksud Pemerintah melalui Gugus Tugas Covid-19 TK Kabupaten Bogor sangat baik, untuk memutus mata rantai, tidak elok rasanya jika kita tidak dukung” pungkas Haris.
Dengan ini PD Pasar Tohaga siap untuk melakukan rapid/swab di pasar pasar rakyat dibawah pengelolaannya. “Semoga ikhtiar kita bersama ini bisa membawa hasil, dan Covid segera hilang di bumi tegar beriman dan di seluruh Indonesia” pungkasnya.(*/Angg)
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir April 2020 sebesar USD400,2 miliar. Utang itu terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar USD192,4 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar USS207,8 miliar.
“ULN Indonesia tersebut tumbuh 2,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2020 sebesar 0,6% (yoy). Hal itu disebabkan oleh peningkatan ULN publik di tengah perlambatan pertumbuhan ULN swasta,” kata Onny Widjanarko, Direktur Eksekutif Komunikasi BI, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (15/6/2020).
Kata dia, ULN pemerintah meningkat, setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi. Posisi ULN pemerintah pada akhir April 2020 tercatat sebesar USD189,7 miliar dolar atau tumbuh 1,6% (yoy), berbalik dari kondisi bulan sebelumnya yang terkontraksi 3,6% (yoy).
“Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh arus modal masuk pada surat berharga negara (SBN), dan penerbitan
global bonds pemerintah sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan pembiayaan, termasuk dalam rangka penanganan wabah COVID-19,” bebernya.
Sementara itu, pengelolaan ULN pemerintah dilakukan secara hati-hati dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas yang saat ini dititikberatkan pada upaya penanganan wabah COVID-19 dan stimulus ekonomi.
Sektor prioritas tersebut mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,3% dari total ULN pemerintah), sektor konstruksi (16,4%), sektor jasa pendidikan (16,2%), sektor jasa keuangan dan asuransi (12,8%), dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,6%).
Meski utang pemerintah mengalami kenaikan, BI menyatakan bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Rasio ULN Indonesia terhadap PD masih terbilang aman, sebesar 36,5%. Di samping itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 88,9% dari total ULN.(*/Tya)
JAKARTA – Pandemi virus corona (Covid-19) melanda dunia. Hampir-hampir tidak ada negara yang bebas dari Covid-19.
Sejumlah negara pun mengambil berbagai keputusan untuk memerangi virus ini. Ada yang memberlakukan lockdown, ada yang membatasi dan memperketat aktivitas warganya. Alhasil kondisi ini berdampak pada roda ekonomi.
Perekonomian dunia terpukul. Dari sejumlah sektor, beberapa di antaranya yang paling merasakan dampak dari virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China ini. Berikut daftarnya:
1. Hotel dan Pariwisata
Hotel dan pariwisata tidak dapat dimungkiri menjadi sektor pertama yang merasakan keterpurukan kala Covid-19 menyerang. Sinergi antara hotel dan pariwisata membuat keduanya tidak dapat dipisahkan. Akibatnya keduanya harus menelan kerugian saat salah satunya merugi.
2. Penerbangan
Adanya pembatasan wilayah hingga lockdown beberapa negara di dunia, membuat industri penerbangan sangat terpukul. Data dari McKinsey April 2020 menyatakan penurunan nilai pasar di industri commercial aerospace sebesar 46% dan menjadi yang tertinggi di antara industri lain. Mulai dari pembatalan penerbangan hingga proses refund menjadi pukulan krisis keuangan bagi setiap perusahaan penerbangan di dunia.
3. Meeting, Incentives, Conferences, Exhibitions (MICE)
Tiga tahun terakhir adalah era kejayaan leisure economy yang tumbuh begitu cepat. Namun, Covid-19 membuat pertumbuhan tersebut berantakan. Industri ini praktis mati suri ‘dibunuh’ Covid-19. Padahal tahun lalu masih banyak acara konferensi tingkat nasional, regional global masif berlangsung tiap minggu.
4. Bar dan Resto
Survei mengatakan bahwa 46-48% orang akan lebih sedikit melakukan eating out dan hangout in cafe karena adanya wabah. Dan dengan pemberlakuan PSBB yang kian ketat, resto diminta hanya melayani take away.
5. Bioskop dan Konser
Nonton di bioskop mungkin bukan pilihan tepat mencari hiburan di kala wabah corona saat ini. Data Maret 2020 menunjukkan, sekitar 50% orang akan lebih sedikit melakukan entertainment activities, salah satunya bioskop. Hal ini membuat pelaku bisnis sinema, salah satunya XXI melakukan inovasi dengan menciptakan layanan pesan-antar makanan di XXI Cafe mereka.
6. Olahraga
Dengan merebaknya covid 19, hampir semua event olahraga dunia maupun lokal dibatalkan. Mulai dari Olimpiade, liga sepak bola, Formula 1 hingga UFC ditiadakan ataupun ditunda tanpa batas waktu. Bencana Covid-19 betul-betul momentum kematian industri olahraga.(*/Ta)
JAKARTA – Restorasi sawah di lahan kurang subur (suboptimal) yang selama ini menghasilkan padi gogo dan padi rawa dianggap menjadi solusi atau jalan keluar yang baik bagi persoalan krisis pangan di tanah air.
Ketua Umum Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi), Prof Dr Ir Andi Muhammad Syakir, MS mengatakan sawah irigasi di Pulau Jawa yang menjadi andalan utama pemasok beras Indonesia luasannya semakin terbatas sehingga Indonesia terpaksa harus memanfaatkan sawah di lahan kering dan di lahan rawa yang tergolong lahan suboptimal untuk menopang tambahan produksi dari sawah irigasi.
“Tidak ada jalan lain kecuali melakukan intensifikasi dengan merestorasi sawah di lahan suboptimal yang selama ini menghasilkan padi gogo dan padi rawa,” katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/6).
Menurut Syakir, problem utama lahan suboptimal adalah produktivitas yang sulit didongkrak karena adanya faktor pembatas. “Berapapun pupuk anorganik dan organik dibenamkan, hasil panen tetap sama seperti garis mendatar. Indonesia harus merestorasi lahan suboptimal itu dengan mengatasi faktor pembatasnya,” kata Syakir.
Faktor pembatas itu salah satunya adalah pH tanah yang rendah alias tanah masam. Pada kondisi masam banyak hara dalam tanah pada bentuk tidak dapat diserap tanaman. Kunci untuk mengatasi pembatas itu berupa pengapuran.
“Itu teknologi lama, tetapi jangan dilupakan dengan sedikit modifikasi,” kata Syakir.
Mantan Kepala Badan Litbang Pertanian itu mengatakan pengapuran lahan kering yang di masa lalu menggunakan kalsit dapat diganti dengan dolomit yang mengandung unsur hara magnesium (Mg). “Unsur magnesium itu inti klorofil sehingga dapat meningkatkan proses fotosintesis,” kata Syakir.
Sementara di lahan rawa pengapuran dapat dikombinasikan dengan varietas toleran lahan masam.
Menurut Syakir, bila produktivitas padi gogo di lahan kering dan padi rawa mampu ditingkatkan 1-2 ton per ha maka problem stok pangan dapat diatasi. “Selama ini rata-rata produktivitas padi gogo di tingkat petani hanya 2,9 ton perhektare Sementara padi rawa 2-3 ton perhektare. Bila meningkat menjadi 4-5 ton perhektare saja, tambahannya sudah berdampak besar. Sementara pada sawah irigasi rata-rata 5,2 ton perhektare,” kata Syakir.
Di tanah air, menurut Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, luas lahan kering eksisting mencapai 17 juta hektare. Masih terdapat lahan kering potensial seluas 24.7-juta ha yang terdiri dari 5,7 juta hektare di Kawasan budidaya pertanian (APL), hutan produksi (HP) (14,6 juta hektare) dan 4,4 juta hektare di Kawasan hutan produksi (HPK) sebagai lahan cadangan.
Di luar itu terdapat lahan bekas tambang terlantar dan lahan perkebunan 23 juta hektare, sekitar 6,9 juta hektare yang 30 perseh di antaranya dapat dimanfaatkan untuk tanaman sela.
Sementara luas total lahan rawa mencapai 32,6-juta hektare. Dari luasan itu 20 juta hektare potensi untuk pertanian.(*/Ta)
JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menghadirkan terobosan baru untuk meningkatkan kesejahteraan Aparatur Sipil Negara (ASN) di hari tua.
Terobosan ini bernama Kios Warga, sebuah program kewirausahaan yang disiapkan BRI bersama Taspen untuk para ASN aktif yang akan pensiun dan pensiunan ASN dengan tujuan independen secara finansial di masa pensiun.
Dalam pelaksanaannya, Bank BRI bersama Taspen dan PT Jaringan Sistema Semesta (JSS). Taspen berperan mengedukasi para ASN, calon pensiunan dan pensiunan ASN untuk dapat berwirausaha.
Sementara itu, Bank BRI berperan memfasilitasi pembiayaan usaha Kios Warga melalui produk BRIGuna Kios Warga dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI dengan persyaratan yang mudah dan ringan serta penyediaan sistem pembayarannya.
JSS berperan sebagai distributor penyedia barang, mempersiapkan kiosnya itu sendiri, baik secara fisik maupun mengisi produk-produk yang akan dipasarkan di Kios Warga.
“Bank BRI mendukung penuh program Kios Warga sebagai upaya pemberdayaan serta membantu mengembalikan daya tahan finansial para ASN, baik yang masih aktif maupun yang sudah pensiun di masa pandemi ini,” ujar Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (11/6/2020).
Dia mengatakan Bank BRI juga memberikan kesempatan bagi peserta Kios Warga untuk menjadi Agen BRILink dengan konsep bagi hasil yang lebih menguntungkan. Sehingga menambah pendapatan. Selain itu, beberapa produk yang dijual di Kios Warga didukung oleh produk-produk unggulan UMKM binaan Bank BRI.
“Melalui produk dan layanan yang optimal dan berkualitas, Bank BRI berkomitmen untuk menjadi one stop financial services bagi Taspen dan ASN di seluruh Indonesia,” pungkas Catur.
Sementara itu, Dirut Taspen A.N.S Kosasih menyampaikan bahwa antusiasme ASN sangat tinggi dengan adanya program ini. “Besarnya minat pegawai ASN yang akan memasuki pensiun untuk berwirausaha. Kami akan terus melakukan pendampingan terhadap pemilik Kios Warga yang telah dan ada dan membuka calon wirausaha baru dari berbagai daerah di seluruh Indonesia,” imbuhnya.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi terobosan ini. Karena selaras dengan program pemberdayaan UMKM di Indonesia. “Saat ini, pemerintah gencar mendorong produk-produk Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) melalui gerakan Bangga Buatan Indonesia, kios atau warung diharapkan menjadi bagian dari gerakan program tersebut dengan menyediakan ruang bagi penjualan produk-produk KUMKM,” tutupnya.
Saat ini, terdapat 50 titik Kios Warga yang tersebar di seluruh Indonesia, dan akan terus bertambah seiring semakin bertambahnya peminat program Kios Warga.(*/Tya)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro