PURWAKARTA – Proyek pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung kembali menyisakan persoalan bagi sebagian masyarakat di Kabupaten Purwakarta. Khususnya, bagi mereka yang wilayahnya terlintasi megaproyek nasional itu.
Bukan hanya jalan lingkungan menjadi rusak dan kotor, dampak dari pembangunan jalur kereta ini juga mulai mengancam sektor pertanian. Seperti yang baru-baru ini dirasakan sejumlah petani di Desa Depok dan Desa Sirnamanah, Kecamatan Darangdan.
Mak Atini (50), warga sekitar menuturkan lahan sawah yang dia miliki di desa itu sudah tak lagi bisa ditanami akibat tertimbun tanah urugan dari sisa proyek kereta cepat ini. Bahkan, irigasi yang selama ini menyuplai air ke areal sawahnya turut tertimbun. Kondisi ini sudah berlangsung sejak Agustus 2019 lalu.
“Penghidupan kami lenyap. Sawah kami sudah tak bisa lagi digarap,” ujar ibu paruh baya itu sambil berkaca-kaca menyaksikan sawahnya sudah tak lagi produktif, Rabu (19/2/2020).
Dia menjelaskan, areal sawah yang terkena dampak pengurugan ini ditaksir sekitar 6 hektare. Lahan-lahan ini, milik puluhan petani di dua desa itu termasuk sawah miliknya seluas 3.000 meter. Kondisi ini, kata dia, sebenarnya sudah diketahui oleh kontraktor proyek tersebut.
“Sudah tak ada lagi yang bisa diharapkan dari sawah ini. Biasanya, bisa panen 3 kali dalam setahun. Kami mah minta ganti rugi,” kata dia histeris.
Dia mengaku, beberapa waktu lalu sempat ada obrolan dari pihak kontraktor, jika sawah yang terdampak pengurugan ini akan disewa Rp50 ribu per meter. Namun warga menolak, mereka lebih memilih untuk menjualnya.
“Kalau disewa, kami tidak mau. Karena, sawah kami sudah tak bisa lagi produktif. Kami ingin dibeli saja,” tambah dia.
Sementara itu, kegelisahan warga di dua desa ini terdengar Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika. Siang tadi, Anne langsung menuju ke lokasi yang dikeluhkan warganya itu.
Bukan hanya Anne, ternyata Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum juga mendengar kabar tersebut. Keduanya, bertemu di lokasi untuk mendengar langsung keluhan puluhan warga di dua desa itu.
Pada kesempatan itu, Uu menegaskan pihaknya akan mengundang pihak KCIC supaya bisa duduk bersama dengan warga di dua desa ini termasuk dari Pemkab Purwakarta.
“Kami dari pemerintahan, akan memfasilitasi warga supaya bisa duduk bersama dengan pihak KCIC. Yang jelas, keluhan ini akan mai tindak lanjuti,” ujar Uu.
Dengan kata lain, kedatangannya ke lokasi ini bukan untuk mengambil kebijakan. Tapi lebih kepada upaya memfasilitasi supaya keinginan warga bisa direalisasikan oleh pihak KCIC.
“Saya tidak bisa menyampaikan, apakah ini salah prosedur atau masalah komunikasi. Terpenting, kedepan harus ada solusi,” jelas dia.
Dia pun berpesan, supaya masyarakat juga memahami jika pembangunan kereta cepat ini juga termasuk upaya pemerintah untuk masyarakat. Dalam hal ini, menurutnya, warga pun harus merasa memiliki.
Di tempat sama, Anne menambahkan sebenarnya pemkab sudah mencoba memfasilitasi terkait hal ini pada Desember 2019. Dalam pertemuan akhir tahun kemarin itu, juga termasuk membahas fasilitas umum yang rusak, termasuk jalan.
“Untuk jalan ini sudah ada perjanjian untuk perbaikan,” ujar Anne.
Namun, terkait keluhan puluhan warga dua desa ini, PT Wika memang menginginkan secara langsung dengan warga karena lahan yang terdampaknya itu merupakan milik perseorangan.
“Jadi, ya kami biarkan dan kami tak ikat dalam MoU berkas-berkasnya. Ternyata, komitmen tersebut sampai sekarang belum terealisasi. Semoga hari ini segera dapat terealisasi,” harapnya. (*/As)
PURWAKARTA – Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, menargetkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di Purwakarta bisa naik 5, 54 persen di 2021.
Menurutnya, target itu bisa terealisasi jika didorong dengan penyediaan infrastruktur yang layak.
“Titik berat prioritas kami kedepan, diarahkan pada program penguatan ekonomi kerakyatan, peningkatan sumber daya manusia, pemerataan infrastruktur, serta peningkatan produksi pangan dan produk unggulan masyarakat.
Target kami, laju pertumbuhan ekonomi dia 2021 mendatang naik 5, 54 persen,” ujar Anne, Senin (17/2/2020).
Menurutnya, target yang ditetapkannya itu bukan tanpa dasar. Alasannya, di Purwakarta akan dibangun kawasan industri baru yang luasanya mencapai 1.200 hektare. Dengan adanya kawasan industri tersebut, Anne optimis laju perekonomian masyarakat Purwakarta akan meningkat.
“Kawasan industri ini sedang dalam proses pembangunan. Kalau sudah jadi, diperkirakan bisa menampung 150 – 200 perusahaan. Dengan banyaknya perusahaan di kawasan ini, tentunya akan berimplikasi pada pengurangan jumlah pengangguran di wilayah kami secara signifikan,” jelas dia.
Anne menyebutkan, dengan adanya kawasan industri baru, diharapkan Kabupaten Purwakarta bisa menjadi daerah penopang pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat. Atas dasar itu pihaknya mengusulkan ke Pemprov Jabar supaya dibuka akses tol baru untuk kawasan industri tersebut.
“Kalau industri punya akses sendiri kan enak. Tidak perlu lagi menggunakan jalur arteri yang selama ini jadi jalur mobilitas warga. Dengan begitu, masyarakat bisa tetap aman dan nyaman,”tandasnya.(*/As)
CIREBON – Sebanyak empat kecamatan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat terdampak banjir. Banjir tersebut disebabkan oleh luapan Sungai Cijangkelok, dan Sungai Cisanggarung, yang debit airnya meningkat menyusul turunnya hujan deras sejak Minggu 16 Februari 2020.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Dadang Suhendra memaparkan, empat kecamatan yang terdampak banjir tersebut adalah Kecamatan Ciledug, Kecamatan Pabedilan, Kecamatan Losari, dan Kecamatan Pasaleman.
Sedangkan dari empat kecamatan itu, ada delapan desa yang terendam banjir. Yakni Desa Tanjung Anom, Desa Cilengkrang, Desa Tonjong, Desa Cilengkrang Girang, Desa Jatiseeng Kidul, Desa Ciledug Wetan, Desa Babakan Losari Lor, Desa Tawangsari.
“Ada empat kecamatan dan delapan desa yang terendam banjir. Ini karena ada pertemuan aliran Sungai Cijangkelok dan Sungai Cisanggarung. Ditambah ada kiriman air dari hulu, jadi air meluap ke pemukiman warga, ” kata Dadang kepada awak media, Senin (17/2/2020).
Lebih lanjut Dadang menerangkan, ada sekitar tiga ribu rumah dan sepuluh ribu warga terdampak banjir. Menurut Dadang, ketinggian banjir yang merendam empat kecamatan ini mencapai 1,5 meter. Warga yang terdampak banjir pun sempat mengungsi ke posko pengungsian. Namun, mereka sudah kembali ke rumah masing-masing.
Disebutkannya, saat ini ketinggian air mulai turun. Bahkan ketinggian air yang merendam rumah warga hanya mencapai 50 cm hingga 30 cm.
“Mulai turun ketinggiannya. Diperkirakan ada sepuluh ribu jiwa yang terdampak banjir, ” ujar Dadang.
Masih disampaikannya, salah satu faktor yang menyebabkan Sungai Cisanggarung dan Sungai Cijangkelok meluap adalah karena terdapat enam klep atau pintu air di sepanjang sungai tersebut mengalami kerusakan. Akibatnya, air sungai mengalir dan merendam rumah warga.
“Ada enam klep yang rusak. Tadi sempat bilang tanggul. Tapi ternyata bukan tanggulnya yang jebol, ” ucap Dadang.
Berdasarkan pantauan di lokasi, hingga siang ini banjir yang merendam empat kecamatan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, belum surut. Namun, ketinggian air mulai berkurang. Salah satunya di Desa Babakan Losari Lor ketinggian air masih mencapai pinggang orang dewas. Petugas gabungan pun kini tengah bersiaga di posko-posko kesehatan di sekitar lokasi kejadian.(*/Dang)
LEBAK – Gempa bumi berkekuatan 4,9 Magnitudo guncang wilayah Kabupaten Lebak Banten. Gempa yang terasa hingga Pandeglang itu tak berpotensi tsunami, Senin (17/2/2020).
Gempa terjadi sekira pukul 19.11.46 WIB, wilayah Lebak, Banten Episenter terletak pada koordinat 7,36 Lintang Selatan dan 106,03 Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 91 km Barat Daya Lebak, Banten pada kedalaman 10 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktifitas zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyelusup menunjam kebawah Lempeng Eurasia,” kata kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hendro Nugroho.
Dampak gempabumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Cikotok, Cihara Panyauangan, Bayah, Malimping, Rangkasbitung, Ciptagelar, Cilograng, Pandeglang, Banjarsari dan Sukabumi dengan Skala Intensitas III MMI.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” ujar
Hingga pukul 19.40 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan.
“Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” terangnya.(*/Dul)
SERANG – Wakil Presiden Maruf Amin mendukung Provinsi Banten menjadi pusat budaya Islam dunia. Apalagi, Banten sudah dkenal sebagai kerjaan Islam yang ada di Nusantara.
“Kita memang mendorong daerah-daerah untuk berinovasi membangun daerahnya menjadi pusat-pusat budaya, pusat-pusat wisata religi. Saya tentu menyambut baik inistaif dari Gubernur Banten yang ingin menjadikan banten menjadi pusat religi dunia,” ujar Maruf Amin kepada wartawan usai membuka acara Jelajah Nusantara dan Pameran Artefak Rasulallah di Museum Purbakala Banten, Minggu (16/2/2020).
Menurut Maruf Amin, Banten memiliki potensi menjadi pusat budaya islam di dunia melihat sejarah bahwa kerajaan Islam di Banten dipimpin Sultan Maulana Hasanudin dan Sulan Ageng Tirtayasa yang sudah dikenal banyak orang.
Banten juga memiliki tokoh berkaliber internasional seperti Syekh Nawawi Al Bantani dan Syekh Abdul Karim al-Bantani. Selain itu, tokoh yang sudah dikenal lainnya seperti Abuya Dimyathi Al Bantani,
“Jadi tnggal bagaimana berinovasi mengembangkan kreatifitas dari Pemintah daerak. kita berharap inisiatif itu bisa terwujud,” ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan saat ini tengah membangun Islamic Center di Tanara, Kabupaten Serang dan merenovasi kawasan peziarahan Syech Mansyur Cikaduen dan Syech Asnawi Caringin Kabupaten Pandeglang guna mendukung Banten menjadi ikon budaya Islam di Dunia.
“Banten bisa menjadi ikon budaya Islam. Kita kembalikan era kejayaan sebagai pusat budaya, pusat kajian seperti di masa lalu,” kata Wahidin.(*/Dul)
CIANJUR – PSK yang dijual ke turis Timur Tengah di kawasan Puncak, kebanyakan perempuan usia sekitar 20 tahun. Mereka dijual dengan tarif Rp600 ribu hingga Rp1,5 juta.
Total sudah 11 tersangka tindak pidana prostitusi yang ditangkap polisi selama periode Oktober 2019 hingga Februari 2020 di kawasan Puncak, Vila Kota Bunga, Desa Batulawang, Kabupaten Cianjur.
Polisi juga mengamankan 23 orang korban, 19 orang di antaranya merupakan gadis muda yang dijadikan pekerja seks komersial (PSK).
“Tidak ada korban atau perempuan yang masih di bawah umur,” ujar Wakapolres Cianjur Kompol Jaka Mulyana di Mapolres Cianjur, belum lama ini.
Bukan hanya PSK, lingkaran bisnis seks di Cianjur juga melibatkan ladyboy. Bahkan, dari 23 korban tersebut, ada empat orang yang merupakan ladyboy. Mereka disewa untuk sekadar menari.
Pada Oktober 2019, sejumlah ladyboy diperiksa sebagai saksi saat polisi mengungkap kasus prostitusi di Cianjur. Ia mengaku hanya bertugas untuk menari di depan wisatawan Timur Tengah.
“Iya, hanya menari. Kemudian dikasih Rp 400 ribu,” ucapnya .
Kapolres Cianjur AKBP Juang Andi Priyanto membenarkan soal ladyboy yang masuk lingkaran bisnis seks.“Ada juga ladyboy, mereka diberi uang untuk diminta menari. Setelah itu mereka pulang,” kata Juang.
Juang menambahkan pihaknya bakal mendalami dugaan adanya sindikat perdagangan orang untuk prostitusi untuk turis Timur Tengah di kawasan Vila Kota Bunga dan lokasi lainnya di Cianjur.
Polisi juga menelusuri kemungkinan adanya sindikat prostitusi untuk turis Timur Tengah.“Masih kami dalami, karena perempuan ganti, muncikarinya juga ganti-ganti,”tandasnya.(*/Yan)
PURWAKARTA – Tahun ini, Kabupaten Purwakarta diguyur anggaran bersumber dari bantuan Provinsi Jawa Barat. Anggaran tersebut naik hingga 3 kali lipat dari tahun sebelumnya.
“Tahun lalu, banprov ke kita hanya Rp 37,4 miliar. Di 2020 naik menjadi Rp 129 miliar,” ujar Bupati Purwakarta Anne R Mustika, kemarin.(15/2/2020)
Anne menjelaskan, di tahun ini masih banyak pekerjaan rumah yang belum diselesaikan. Seperti pembangunan infrastruktur layak bagi masyarakat.
Menurutnya, untuk menyelesaikan hal itu tidak bisa sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah daerah. “Kalau nilai banprov – nya naik, ya kami senang. Karena, sangat membantu kami dalam proses percepatan pembangunan di wilayah kami,” kata dia.
Ia mengatakan, selama ini alokasi dari banprov tersebut 60 % di antaranya digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Karena, pembangunan infrastruktur selama ini jadi salah satu prioritas pembangunan di wilayahnya.
Selain infrastruktur, peningkatan kebutuhan dasar masyarakat di sektor kesehatan, pendidikan dan sarana prasarana olahraga juga menjadi prioritas program kerjanya. Sehingga, dengan adanya alokasi banprov yang memadai ini bisa berdampak langsung terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakatnya.
Anne menambahkan, target dirinya kedepan tak lain bagaimana supaya perekonomian masyarakatnya terus berkembang. Hal itu, juga harus didorong dengan penyediaan infrastruktur yang handal.
“Titik berat prioritas kami kedepan, diarahkan pada program penguatan ekonomi kerakyatan, peningkatan sumber daya manusia, pemerataan infrastruktur, serta peningkatan produksi pangan dan produk unggulan masyarakat. Target kami, laju pertumbuhan ekonomi di 2021 mendatang naik 5,54 %,”tandasnya.(*/As)
CIREBON – Tak lagi ada rasa menghargai dan sungkan bila bicara untuk kepentingan bisnis apapun akan ditabrak bila itu masih dianggap penghalang . Dan sangat disayangkan, situs bersejarah yang seharusnya dijaga dan dirawat, justru dibongkar dan dijadikan sebagai kawasan perumahan.
Hal tersebut terjadi di Situs Pangeran Matangaji yang terletak di RT 1 RW 09 Kelurahan Karyamulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon.
Situs yang terletak di bantaran sungai ini, sudah rata dengan tanah, dan kini sedang dalam proses pengolahan yang dilakukan oleh alat berat.
Hal tersebut sudah berlangsung sejak 10 bulan yang lalu. Untuk menuju ke situs ini, harus melewati sebuah turunan yang curam menuju ke Sungai Situgangga, dan masih bisa diakses. Kini lokasi bekas situs sudah tidak bisa diakses karena tertutup tanah gundukan proyek.
Menurut salah satu warga yang namanya enggan disebutkan, dirinya melihat langsung proses pembongkaran situs tersebut. Dirinya merasa bersedih, karena situs bersejarah yang seharusnya dijaga dan dirawat, justru dibongkar seenaknya.
Dia menuturkan, situs tersebut kerap dikunjungi oleh orang-orang untuk berziarah. Karena menurut cerita dari sang nenek, di situs tersebut merupakan petilasan Pangeran Matangaji, Sultan ke V dari Kesultanan Kasepuhan Cirebon yang bertahta pada 1753-1773.
Nama aslinya adalah Shafiudin. Dijuluki Matangaji karena beliau merupakan seorang Sultan yang matang dalam mengaji atau pandai dalam ilmu agama, sehingga disebut Matangaji.
Konon katanya, di situs tersebut Pangeran Matangaji menyembunyikan berbagai senjata yang dibuat untuk melawan penjajah Belanda (saat itu masih bernama VOC).
Senjata tersebut awalnya dibuat diam-diam di Gua Sunyaragi. Karena ketahuan Belanda, akhirnya Pangeran Matangaji melarikan diri ke wilayah Sumber.
Sebelum sampai, dia menyembunyikan terlebih dahulu senjata-senjata tersebut di Karyamulya. Sayangnya, situs tersebut kini rata dengan tanah.
“Dulunya di sini banyak yang berziarah, biasanya habis dari makam Sunan Gunung Jati langsung ke sini,” jelasnya saat ditemui di rumahnya yang berdekatan dengan situs, Sabtu (15/2/2020).
Saat situs tersebut dibongkar, dirinya pun tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi, dia tak tahu harus mengadu ke mana. Dia pun menyayangkan pihak developer yang hanya menjanjikan saja kepada warga sekitar.
Sebelumnya, pihak developer berjanji akan membuat akses jalan menuju ke masjid yang ada di Jalan Swasembada yang ada di seberang sungai, karena kampungnya terbelah oleh Sungai Situgangga yang ada di situs.
“Sebelum ada perumahan, anak-anak pada ngaji ke masjid itu. Sekarang ketika mau dibikin perumahan, akses jalannya ditutup. Kami tidak bisa berbuat apa-apa,” tuturnya.
Selain membongkar situs, proyek yang dikerjakan terbit terkesan tidak mempedulikan lingkungan sekitar.
Setelah pembongkaran situs yang mayoritas ditumbuhi pohon bambu, developer membuang bambu yang sudah ditebang ke sungai. Hal ini membuat kampung di RT 1 RW 09 Kelurahan Karyamulya menjadi kebanjiran.
Menurut Litbang RW 09, Casma, hujan besar yang membasahi Kota Cirebon beberapa hari lalu, membuat banjir di wilayahnya. Hal ini dikarenakan bantaran sungai Situgangga di sisi bekas situs, ditinggikan dan ditutupi oleh bekas bambu. Akibatnya, air meluap ke sisi kampung, dan merendam hingga sedada orang dewasa.
“Beberapa rumah yang ada di dekat sungai terendam semua,” jelasnya.
Sayangnya, lanjutnya, belum ada bantuan terkait banjir tersebut dari pihak developer. Bahkan pasca banjir saja, pihak developer sama sekali belum mengulurkan tangannya. Casma pun pernah menegur ke mandor proyek. Namun dia hanya diberi tahu agar melapor saja ke pihak developer.
“Kita berharapnya ada kompensasi dari pihak developer saja, supaya warga kampung sini tidak merasa dirugikan dengan adanya pembongkaran di bantaran sungai ,” ungkapnya.
Dan salah satu tokoh masyarakat yang enggan disebut namannya berharap,” agar budayawan dan tokoh yang lain untuk peduli situs yang sudah porak poranda bisa ada solusinya jangan lupa jas merah ” jangan lupa sejarah” ,” tandasnya.(*/Dang)
PURWOKERTO – Gunung Slamet di Jawa Tengah (Jateng) masih dalam status Waspada (Level II) pada Jumat (14/2/2020). Hal tersebut menyusul laporan suara dentuman dari arah Gunung Slamet oleh warga Desa Bumisari, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan status waspada dimulai saat peningkatan aktivitas seismik. Dimana terdapat aktivitas vulkanik dan perubahan visual di kawah, serta mulai mengalami gangguan magmatik, tektonik, atau hidrotermal. Namun, diperkirakan tidak mengalami erupsi dalam jangka waktu tertentu.
“Kami berdoa saja Gunung Slamet tetap aman, statusnya sampai sekarang masih Waspada,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Sukedi, Jumat (14/2/2020).
Dia mengatakan suara dentuman dari arah Gunung Slamet terdengar warga Desa Bumisari dalam beberapa hari terakhir. Suara tersebut, menurut dia, juga terdengar dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet PVMBG di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang.
“Sebenarnya itu (suara dentuman) juga masih diragukan, apa itu suara geluduk (guruh), apa itu dari gunung. Dari pos pun terdengar, tapi saya cenderung suara geluduk,” katanya.
Dia menjelaskan berdasarkan pengamatan visual pada Jumat (14/2/2020) pukul 06.00 sampai 12.00 WIB, terlihat asap putih bertekanan lemah setinggi 100 sampai 200 meter di atas puncak kawah Gunung Slamet.
“Asap kawah tersebut terlihat tinggi karena gunung masih dalam kondisi aktif itu disiram dengan air hujan. Jadi asap itu sebenarnya juga uap air yang bercampur dengan asap kawah,” katanya.
Selama pengamatan, terekam 91 kali gempa embusan dengan amplitudo 3 sampai 15 milimeter berdurasi 15 sampai 55 detik serta tremor menerus dengan amplitudo 0,5 sampai 5 milimeter.
Dengan kondisi demikian, Gunung Slamet masih berstatus Waspada (Level II). Warga diimbau tidak beraktivitas dalam radius dua kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet.
Sebelumnya, PVMBG pada 9 Agustus 2019 pukul 09.00 WIB menaikkan status Gunung Slamet dari aktif normal menjadi Waspada. Gunung Slamet berada di wilayah Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah.(*/D Tom)
YOGYAKARTA – Hujan badai melanda sejumlah kawasan di Kota Yogyakarta, Jumat (14/2/2020). Hujan deras disertai angin kencang itu menyebabkan mobil Daihatsu Xenia abu-abu yang melintas di Jalan Faridan M Noto, Kotabaru rusak parah tertimpa pohon tumbang.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun dua mahasiswa yang berada di dalam mobil syok sebelum akhirnya dievakuasi warga.
Saksi mata, Rolandinus Gery mengatakan, peristiwa itu terjadi beberapa saat setelah Kota Yogyakarta diterjang hujan deras dan angin kencang. Selain menimpa mobil, sejumlah pohon tumbang akibat angin kencang mengakibatkan dinding tembok di komplek SMAN 3 Yogyakarta roboh.
“Ada suara angin. Nggak lama pohon roboh dan menimpa mobil pelat H (Semarang). Waktu kejadian, mobilnya sedang jalan dari sana ke sana (Jalan Faridan). Tadi, isinya dua orang. Katanya orang Semarang semua kuliah di UGM. Saya keluarin. Saya buka pintunya, saya tarik keluar. Kondisinya sehat gak ada yang luka,” katanya.
Meski tidak menimbulkan korban luka maupun jiwa, peristiwa tersebut membuat arus lalu lintas di sekitar lokasi kejadian terpaksa ditutup dan dialihkan ke jalur lain. Sementara warga dan relawan dan petugas Dinas Kebersihan Kota Yogyakarta langsung menangani dengan memotong dan mengevakuasi pohon yang melintang di jalan.(*/D Tom)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro