SERANG – Empat warga Provinsi Banten sudah dinyatakan positif terjangkit virus korona atau Covid 19. Guna menekan penyebarannya, Gubernur Banten Wahidin Halim tengah mengkaji penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
“Saya kaji dulu masuk KLB atau enggak,” kata Wahidin Halim kepada wartawan, Sabtu (14/3/2020).
Sejauh ini, berbagai kegiatan besar di Provinsi Banten yang rencana digelar dengan melibatkan banyak masyarakat terpaksa harus disederhanakan. Seperti pelaksanaan MTQ tingkat Provinsi Banten di Kota Tangsel yang dipastikan tanpa penonton.
“Saya imbau masyarakat hindari keramaian, bahwa penularan (virus corona) bisa terjadi via kerumunan massa. Yang sakit harus pakai masker. Ya, paling tidak ketemu orang banyak sangat dimungkinkan (tertular),” ujarnya.
Baca juga: Dipulangkan dari Sebaru, ABK World Dream Dipastikan Negatif Korona
Selain itu, WH juga meminta kepada warganya untuk menunda terlebih dahulu rencana berpergian ke negara-negara terjangkit.
Sejauh ini, Pemprov Banten sudah juga mengumpulkan 113 Rumah Sakit untuk membahas penanganan virus korona yang sudah menjadi pandemik tersebut.
“Setiap rumah sakit memiliki tim mana yang diobservasi dan mana yang dipantau. Kita memberikan kepercayaan kepada masyarakat. Jangan sampai menjadi isu liar yang meresahkan masyarakat,” jelasnya.
WH meminta agar masyarakat tidak panik dan tetap waspada, serta selalu menjaga kesehatan, mencuci tangan dengan sabun, konsumsi gizi seimbang, istirahat yang cukup dan selalu berolahraga.
“Saya percaya masyarakat Banten merupakan masyarakat yang agamis dan taat beribadah. Tidak akan mudah panik, tidak terjadi panic buying,” paparnya.(*/Dul)
CIREBON – Puluhan wisatawan mancanegara (wisman) yang berasal dari berbagai negara membatalkan untuk menginap di beberapa hotel di Cirebon, Jawa Barat, diakibatkan adanya wabah virus corona.
“Dari sejak adanya wabah virus corona terutama awal Januari sampai Maret ini ada 32 wisatawan mancanegara yang membatalkan menginap,” kata Assistant Public Relations Manager Aston Cirebon Hotel Litania Utami di Cirebon, Jumat.
Utami mengatakan wisatawan mancanegara yang batal menginap itu berasal dari sejumlah negara di Amerika, Eropa dan Asia.
Meskipun ada pembatalan dari wisatawan mancanegara, namun selama ini masih ada sejumlah tamu yang menginap di Aston Cirebon Hotel.
Selain itu wabah virus corona juga tidak terlalu memengaruhi tingkat okupansi hotel, karena masih sama seperti hari-hari biasanya.
“Meskipun ada pembatalan namun, tidak begitu mempengaruhi okupansi, karena setiap akhir pekan pasti semua kamar penuh,” ujarnya.
Sementara Public Relations Hotel Santika Cirebon Chicko Handoyo mengatakan, ditempat ia bekerja ada empat wisatawan mancanegara asal Belanda yang telah membatalkan pemesanan kamar.
Menurut dia, mereka rencananya menginap di Hotel Santika Cirebon selama satu minggu terhitung mulai Sabtu (14/3/2020). “Tapi karena wabah virus corona ini sehingga mereka membatalkannya,” katanya. (*/As)
SERANG – Gubernur Banten Wahidin Halim menjelaskan, pengumuman empat warganya positif virus korona dilakukan agar masyarakat bisa mengetahui informasi dan tidak panik.
Diketahui, Wahidin sebelumnya mengumumkan bahwa empat warganya positif terjangkit virus korona setelah melakukan perjalanan ke negara terjangkit Malaysia. Ia mengumumkan melalui video yang diunggah melalui akun facebook dan instagram pribadinya.
“Dalam hal mengumumkan saja, saya kepentingannya masyarakat butuh informasi dan saya sebagai gubernur dan kepala daerah sesuai UU dan dari protokol dimungkinkan kepala daerah untuk aktif,” kata WH kepada wartawan di rumah dinasnya, Jumat (13/3/2020).
“Aktif saya maksudkan kita harus sampaikan ke masyarakat. Apalagi masyarakat saya imbau untuk tidak panik, masyarakat harus waspada,” imbuhnya.
Usai mengumumkan empat warganya yang positif korona, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Korona, Achmad Yurianto pun mempertanyakan data tersebut diperoleh dari mana.
Soal itu, Wahidin memastikan bahwa datanya valid dari tim Dinas Kesehatan Provinsi Banten berdasarkan laporan dari rumah sakit yang sebelumnya menangani.
“Kita memperoleh informasi itu yang cukup valid, paling tidak Gubernur punya informasi yang bisa dipercaya. Tapi, tidak perlu dipertanyakan saya dapat informasi dari mana, saya yakini informasi yang itu sudah benar adanya,”paparnya.(*/Dul)
GARUT – Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, anggaran dana desa sebesar Rp165 miliar siap dikucurkan ke 421 desa tersebar di 42 kecamatan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, untuk menunjang kegiatan pembangunan infrastruktur dan menumbuhkan perekonomian desa.
“Minggu depan atau akhir bulan ini (Maret) sekitar Rp165 miliar atau 40 persen dana desa sudah bisa masuk ke kas desa,” kata Rudy Gunawan kepada wartawan di Garut, Jumat(13/3/2020).
Ia menuturkan, Peraturan Bupati untuk mengucurkan dana desa ke seluruh pemerintahan desa di Garut tahun 2020 sudah ditandatangani agar bisa ditransfer langsung ke masing-masing rekening kas desa.
“Perbup Dana Desa tahun 2020 sudah keluar, sebagai dasar hukum penggunaan dana desa bagi kepala desa tahun 2020 di Kabupaten Garut,” katanya.
Bupati menyampaikan, dana desa tersebut harus digunakan untuk program pembangunan dan perekonomian sesuai dengan hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes).
Ia berharap, jajaran aparatur pemerintah desa dapat menggunakannya dengan benar dan tidak melanggar hukum karena akan merugikan diri sendiri dan juga masyarakat.
“Pergunakan dana desa ini sesuai dengan peruntukannya jangan sampai tersandung proses hukum di kemudian hari,” katanya.
Ia menambahkan, proses pengiriman dana desa untuk Garut akan dikirim langsung dari rekening kas negara ke masing-masing rekening kas desa sehingga tidak lagi melalui kas pemerintah daerah.
“Setelah perbup keluar akan ditransfer dari rekening kas negara atau KPPN ke kas desa secara langsung, bukan lagi melalui kas daerah,” tandasnya.(*/Dang)
SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencatat hingga Maret 2020 sudah 15 orang meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD). Masyarakat Jatim pun diimbau untuk tak hanya waspada pada isu virus corona covid 19, tetapi juga ancaman DBD.
“Jangan sampai masyarakat hanya terfokus pada isu corona. Sementara DBD yang juga sangat berbahaya malahan dianggap sepele,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (12/3/2020).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jatim, 15 orang yang meninggal itu bagian dari 1.766 kasus DBD di Jatim selama dua bulan terakhir. Sementara pada 2019 lalu, tercatat ada 18.393 kasus DBD di Jatim dengan 185 kasus di antaranya berujung pada kematian.
Dalam skala nasional, kata Khofifah, hingga saat ini sudah ada lebih dari 16.000 kasus DBD, dengan 100 lebih diantaranya meninggal dunia.
Khofifah pun meminta Dinkes melakukan sejumlah upaya pencegahan agar kasus DBD tak bertambah. Di antaranya melakukan sosialisasi gerakan masyarakat hidup bersih dan sehat (PHBS), optimalisasi Juru Pemantau JentIk (Jumantik), pembagian bubuk abate, dan lain sebagainya.
“DBD adalah bahaya laten yang mengancam setiap musim pancaroba hingga musim penghujan,” kata Khofifah.
Khofifah mengatakan, potensi DBD masih sangat besar mengingat curah hujan saat ini masih cukup tinggi. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat menjaga kebersihan dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serentak dengan cara menguras, menutup dan menyingkirkan atau mendaur ulang barang bekas (3M).
“Butuh kepedulian bersama. Selain rumah, tempat lain yang juga harus dijaga kebersihannya adalah sekolah, tempat kerja, tempat ibadah dan tempat-tempat umum,” katanya.
Masyarakat kata Khofifah juga diminta tak terlalu bergantung pada pengasapan atau fogging. Sebab, fogging menurutnya hanya membunuh nyamuk-nyamuk dewasa, tapi tidak jentik-jentik nyamuknya.
Yang terpenting, kata dia, adalah menjaga kebersihan lingkungan, serta penyuluhan di puskesmas, rumah sakit, dan fasilitas pelayanan rumah sakit lainnya.(*/Gio)
BANTEN – Seekor kerbau albino atau kerbau bule berusia 6,5 tahun di Kampung Kadudahu, Desa Banyuresmi, Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang, Banten dipercaya warga memiliki air liur yang dapat mengobati berbagai macam penyakit kulit.
Kerbau ini pernah ingin dibeli pengusaha asal Padang, Sumatera Barat seharga Rp2 miliar. Namun, Jamari, sang pemiliknya belum mau menjual ternak kesayangannya tersebut.
Kerbau bule diberi nama Galuh ini diyakini warga sekitar dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit seperti gatal jamur, kudis, panu, dan kulit tumit pecah-pecah.
Pengobatan biasanya menggunakan air liur sang kerbau yang dioleskan ke bagian yang mengalami ganggunan kulit.
“Sudah ada yang nawar Rp2 miliar,” kata Jamari , Kamis (12/3/2020).
Namun, Jamari enggan menjual karena kerbau albino yang memiliki tanduk mengarah ke bawah seperti dia punya tergolong langka.
Untuk perawatan kerbau ini, sang pemilik membuatkan kandang berukuran 4 x 6 meter. Tiga orang pekerja untuk merawat Galuh dan pakan pilihan seharga Rp100 ribu per harinya.
Dalam sehari Galuh dimandikan sebanyak tiga kali, sehingga tubuh kerbau albino tidak berbau layaknya kerbau lainnya. Galuh dirawat saat dirinya berusia 1,5 tahun.
Jamari sangat sayang terhadap kerbau albino yang sudah dirawat sejak kecil tersebut, sehingga dia rela tak menjual meski ditawarkan hingga Rp2 miliar.
Akibat terlalu dimanjakan, tubuh kerbau itu terlihat sangat gemuk dan kesulitan berjalan. Galuh juga sangat dekat dengan siapa saja yang ingin berfoto bersamanya.(*/Dul)
PACITAN – Gempa berkekuatan Magnitudo (M) 5,0 mengguncang Pacitan, Jawa Timur, Kamis (12/3/2020), sekira pukul 15.03 WIB.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menganalisis bahwa gempa tektonik yang berpusat di Samudera Hindia, tepatnya di Selatan Laut Jawa itu tidak berpotensi tsunami.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter awal dengan magnitudo M=5,0 yang selanjutnya dimutakhirkan menjadi M=5,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9.06 LS dan 110.56 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 113 km arah barat daya Kota Pacitan, Jawa Timur pada kedalaman 53 km,” ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono .
Rahmat memaparkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terasa hingga ke Pacitan itu merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki mekanisme sesar turun (normal fault),” jelasnya.
Adapun guncangan gempa bumi ini dirasakan di Pacitan, Ponorogo, Tulungagung, Bantul, Klaten, Wonosari, hingga Yogyakarta. “Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu,” imbuhnya.
Sedangkan, di wilayah Cilacap, Trenggalek, hingga Purworejo kekuatan getaran gempa dirasakan oleh beberapa orang, dengan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidal berpotensi tsunami,” kata Rahmat.
Hasil monitoring BMKG juga menyatakan belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
“Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa,” lanjut Rahmat.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” tandasnya.(*/Gio)
LEBAK – Awal pekan ini mungkin adalah momen bahagia sekaligus sulit bagi Sari (28 tahun), warga Desa Cibarani, Kecamatan Cirinten, Kabupaten Lebak. Bahagia karena ternyata anak keduanya lahir dengan selamat, namun juga menjadi momen sulit baginya karena melahirkan bayi dari kandungannya di tempat terbuka.
Sari terpaksa harus melalui proses persalinan tepat di atas jalan berbatu di salah satu jalan poros Desa Cinangka-Cibarani. Ia bahkan memberi nama anaknya sendiri dengan nama Borojol karena kelahiran anaknya berlangsung secara ngaborojol (lahir) di jalan.
Kepala Desa Cibarani Dulhani mengisahkan peristiwa yang cukup menyedihkan tersebut terjadi pada Senin (9/3) sekitar pukul 13.00 WIB. Kejadian warganya yang terpaksa harus melahirkan di tengah jalan karena jauhnya jarak puskesmas yang mencapai 20 kilometer, sementara kondisi jalan masih buruk.
“Akses ke puskesmas memang jauh, sampai 20 kilometer, sementara jalannya rusak sudah dari dulu belum ada perbaikan. Dari 20 kilometer itu cuma baru dua kilometer saja yang diperbaiki,” kata Dulhani, Rabu (11/3/2020).
Sari diantar oleh saudaranya menggunakan sepeda motor dari rumahnya di Kampung Pasir Sempur, Cibarani. Namun, karena akses jalan menuju puskesmas yang buruk, ban motor Sari kempes dalam perjalanan sehingga ibu hamil tersebut terpaksa melahirkan di jalan.
Kejadian ibu hamil melahirkan bukan di fasilitas kesehatan, disebut Dulhani bahkan bukan lagi hal baru di daerahnya. “Sudah sering kejadian, ada yang melahirkan di rawa hingga lumbung padi. Kalau ada yang sakit seperti malaria juga biasanya hanya pakai air dari dukun,” ungkapnya.
Dulhani mengaku sudah seringkali meminta bantuan pemerintah Kabupaten Lebak untuk dibuatkan puskesmas pembantu di desanya agar warganya tidak terlalu jauh untuk mendapatkan layanan kesehatan. Masalah angkutan hingga perbaikan akses jalan juga sudah berkali-kali diminta, namun belum juga ada respon yang memuaskan.
“Sepertinya memang namanya orang kecil ya, kalau minta bantuan kabupaten atau provinsi sulit. Akses jalan dan fasilitas kesehatan ini sifatnya dibutuhkan segera untuk sekitar 2000 lebih warga dan 700 kepala keluarga (kk), karena sehat itu mahal,” katanya.
Sementara Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya justru meminta tiap kelurahan untuk menegakkan Peraturan Bupati Nomor 26 Tahun 2016 yang mengharuskan setiap rumah memasang bendera khusus untuk menandakan kalau di dalamnya ada ibu hamil. Hal ini dilakukan agar warga lain siaga dan membantu keluarga tersebut.
“Kita akan evaluasi karena sebenarnya dari puskesmas kita sudah ada gerakan masyarakat melalui Perbup Nomor 26 Tahun 2016 terkait pemasangan bendera untuk rumah ibu hamil. Ternyata tidak dijalankan oleh seluruh desa, maka akan kita adakan revisi supaya tidak hanya ditegur saja yang tidak melakukan, tapi juga disanksi,” ungkap Iti.
Iti juga mengaku akan menegakkan aturan ibu hamil untuk melakukan persalinan di fasilitas dan petugas kesehatan yang resmi. Hal ini penting lantaran masih banyak warganya yang masih menggunakan jasa paraji (dukun beranak).
“Ada satu kasus di satu kecamatan yang meninggal sampai tujuh orang yang dilakukan oleh paraji yang sama. Akan kita evaluasi supaya perbub diintergrasikan dengan UU pidana, ketika paraji menghilangkan satu nyawa seseorang bisa dikenakan sanksi pidana,” ungkapnya.
Kasus ibu hamil kesulitan mendapatkan akses kesehatan di Kabupaten Lebak sebenarnya bukan kali pertama terjadi. Pada September 2019 lalu juga ramai kasus seorang Ibu hamil, Kenti (41) di Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, yang terpaksa ditandu ke puskesmas lantaran akses jalan yang tidak bisa dilalui kendaraan. Kejadian ini bahkan menyebabkan bayi dalam kandungan ibu hamil tersebut meninggal sebelum mendapat pelayanan medis.(*/Dul)
CIANJUR – Sebanyak 17 penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Jayagiri, Sindangbarang, Cianjur, Jawa Barat, tidak pernah menerima haknya sejak 2017 yang diduga dicairkan oknum pendamping PKH.
“Sejak 2017, mereka sudah terdata sebagai penerima PKH. Namun, tidak menerima bantuan tersebut sama sekali yang sudah dicairkan oknum pendamping bernama Feri,” kata Kasi Kesra Desa Jayagiri Ahmad Sutisna saat dihubungi di Cianjur, Rabu (11/3/2020).
Mereka tidak menerima penuh bantuan yang diberikan pemerintah pusat tersebut, kata dia, karena sudah dipotong oknum pendamping.
Hal tersebut terungkap setelah pihak desa mendapat data tambahan dari petugas TKSK terkait dengan penerima bantuan pangan nontunai beberapa waktu lalu. Dalam data tersebut tercantum data 17 nama penerima PKH yang tidak pernah menerima haknya.
“Setelah ditelusuri sampai ke BRI Unit Sindangbarang, saya terkejut karena hak untuk 17 warga selalu dicairkan oknum pendamping bersamaan dengan 100 orang penerima lainnya,” kata Sutisna.
Atas dasar tersebut, pihaknya telah melaporkan penggelapan oleh oknum pendamping PKH tersebut ke Mapolsek Sindangbarang.
Sementara itu, ibu rumah tangga penerima PKH Lisnawati (25) baru mendapatkan satu kali pencairan yang diketahuinya setelah mendapat panggilan dari desa.
Sejak terdata pada tahun 2017 hingga Januari 2020, dia dan suaminya baru mengatahui kalau selama 3 tahun uang bantuan dari pemerintah pusat untuk menyejahterakan warga tersebut dicairkan dan dinikmati oknum pendamping.
“Sejak 2017, baru sekali mendapat PKH, tepatnya 2 bulan yang lalu, sisanya dimakan sama pendamping. Saya sudah laporkan hal tersebut ke polisi. Kalau tidak salah masih banyak yang mengalami nasib yang sama,” ungkapnya.(*/Yan)
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil, akan menjadi keynote speaker dalam seminar nasional bertajuk “Peran Pers di Era Disrupsi Media, Mendorong Media Daring Tumbuh Sehat dan Berkembang,” yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Barar (Jabar), di Gedung Sate Bandung, Kamis (12/3/20).
Selain itu, hadir sejumlah pembicara Hendry CH Bangun (Anggota Dewan Pers), Ilona Juwita (CEO Google Chanel Partner), Atmadji Sapto Anggoro (Pemimpin Redaksi Tirto), Alfito Deannova (Pemimpin Redaksi Detik.com), Januar Primadi Ruswita (Direktur Bisnis Pikiran Rakyat) dan Mellysa Widyastuti (Ayo Media Network).
Ketua PWI Jabar Hilman Hidayat mengatakan, seminar ini merupakan rangkaian dari Hari Pers Nasional (HPN) tingkat Jawa Barat. Selain seminar, kata dia, PWI juga telah menyelenggarakan bakti sosial donor darah pada 22 Pebruari 2020 lalu.
“Mengenai para pembicara sudah oke semua. Para peserta seminar ini selain wartawan dan Humas, sejumlah kalangan masyarakat pun sudah menyatakan kesiapan untuk hadir, karena seminar ini sangat penting bagi media, khususnya bagi media online,” ujarnya.
Menurut Hilman, PWI mencoba memfasilitasi dan mendorong untuk tumbuhnya industri media online ke depan. Untuk itu, pihaknya mengundang tokoh-tokoh yang telah berhasil mengembangkan media online.
“Tak hanya para pengelola media online profesional, seminar juga menghadirkan anggota Dewan Pers. Hal ini untuk memberi pencerahan terkait verifikasi media atau uji kompetensi wartawan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Hilman mengatakan, dua isu mengenai verifikasi media dan uji kompetensi wartawan yang dilakukan oleh Dewan Pers tidak kalah penting bagi dunia media massa karena menjadi keharusan bagi media itu sendiri.
“Verifikasi mungkin menjadi hal yang tak mudah bagi pengelola media. Untuk bisa menjadi media yang sehat, apa yang harus dilakukan oleh media dalam mendapatkan verifikasi dewan pers. Ini pentingnya dalam seminar ini,”tandasnya. (*/Hend)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro