SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan adanya penambahan delapan pasien positif Corona (Covid-19) baru di Jatim.
Saat ini, total pasien positif Corona di wilayah tersebut menjadi 59 orang.
Delapan pasien baru yang positif Covid-19 tersebut rinciannya dua di Surabaya, tiga di Sidoarjo, dua di Kabupaten Kediri, dan satu di Gresik.
“Dengan demikian kalau kita melihat peta, Kabupaten Kediri sudah menjadi merah, Gresik juga sudah menjadi merah,” ujar Khofifah saat menggelar konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (26/3/2020).
Khofifah melanjutkan, dari 59 pasien positif Covid-19, tiga di antaranya meninggal. Rinciannya, satu di Surabaya, satu di Sidoarjo, dan satu di Malang. Sementara itu, pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh menjadi tujuh orang. Empat dari RSUD dr. Soetomo, dua dari RS Universitas Airlangga, dan satu dari RSUD Syaiful Anwar, Malang.
Warga melintas di depan mural Lawan Corona di Jalan Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (26/3/2020). Mural karya Serikat Mural Surabaya tersebut merupakan media edukasi kepada warga agar mencegah potensi penyebaran virus corona.
“Per hari ini yang sudah dinyatakan konversi negatif atau sudah sembuh ada tujuh orang. Empat dari RSUD dr. Soetomo, dua dari RSUA, dan satu dari RSUD Syaiful Anwar Malang,” ujar Khofifah.
Sementara itu, jumlah pasien yang terkonfirmasi masuk pada kategori pasien dalam pengawasan (PDP) di Jawa Timur ada 221 orang. Jumlah itu meningkat dari sebelumnya hanya 190 orang. Pun jumlah orang dalam pemantauan naik dari 2.542 orang menjadi 3.055 orang.
Khofifah menyampaikan terima kasih kepada seluruh tim medis dan paramedis dan seluruh relawan, yang telah memberikan layanan terbaiknya bagi pasien Covid-19.
Menurutnya, berbagai ikhtiar yang dilakukan, harus disebarluaskan kepada masyarakat supaya sama-sama melakukan berbagai upaya pencegahan penularan Covid-19.(*/Gio)
SLEMAN – Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata menutup beberapa destinasi wisata untuk sementara waktu. Pemkab akan melakukan pembersihan dan penyemprotan disinfektan di lokasi objek wisata.
“Beberapa objek wisata yang dikelola Pemkab Sleman yang ditutup sementara meliputi Kaliurang, Kaliadem, dan juga Klangon di kawasan wisata lereng Merapi,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih di Sleman, Kamis (26/3/2020).
Menurut dia, hal ini dianggap perlu mengingat pada destinasi tersebut juga akan disiapkan fasilitas tempat cuci tangan yang memadahi untuk memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk menjaga higenitasnya.
“Selain itu juga mematuhi maklumat Kapolri Nomer Mak/2/III/2020,” katanya.
Ia mengatakan, jangka waktu penutupnya masih menyesuaikan dengan proses pembersihan dan juga pembuatan fasilitas cuci tangan beserta sistem jaringan air bersih yang tentunya juga harus memadahi.
“Peningkatan fasilitas tersebut untuk minggu ini akan difokuskan pada objek wisata yang dikelola Pemkab yaitu Gardu Pandang Boyong dan Tlogo Putri di Kaliurang terlebih dahulu,” katanya.
Sudarningsih mengatakan, dimaksudkan agar nantinya pengunjung maupun pelaku pariwisata di Kaliurang lebih merasa aman dalam berwisata di tiga lokasi destinasi tersebut.
“Semisal sudah selesai prosesnya dan dibuka kembali tentu akan kami informasikan kepada masyarakat,” katanya.
Ia mengatakan, selain itu Dinas Pariwisata Sleman juga akan mengarahkan kepada pengusaha penginapan, villa, dan pemondokan untuk membuat kesepakatan bersama dalam prosedur sebelum menerima tamu.
“Misalnya dilakukan sterilisasi kamar dan ruang dengan disinfektan dan juga menyediakan sabun dan tempat cuci tangan yang memadahi atau hand sanitizer. Sehingga pada saat kawasan wisata dibuka kembali akan memberikan rasa aman kepada wisatawan,” katanya.
Imbauan untuk penutupan sementara juga diberikan untuk objek wisata Taman Tebing Breksi di Prambanan dan juga Lava Bantal di Berbah guna pembenahan dan penambahan fasilitas cuci tangan bagi pengunjung.(*/D Tom)
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat atau Jabar Ridwan Kamil mengatakan mendapat masukan dari DPRD Jabar, untuk melakukan lockdown beberapa wilayah di Jabar.
Usulan itu, dilatarbelakangi masih banyaknya pergerakan manusia, yang seharusnya dibatasi, secara maksimal.
“Kita masih diskusikan dengan pemerintah pusat apakah masukan-masukan dari Pemprov Jabar bisa dipertimbangkan terkait beberapa masukan dari dewan situasi di daerah banyak orang mudik,” kata Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (26/3/2020).
Emil, begitu sapaan akbranya mengatakan, saat ini banyak orang yang memanfaatkan bekerja di rumah, untuk kembali ke daerahnya masing-masing. Hal itu menjadi permasalahan saat ini.
“Problem hari ini ODP melonjak karena orang-orang yang harusnya tinggal di Jakarta mempergunakan (kebijakan) tidak kerja (kerja di rumah) ini malah pulang ke daerahnya seperti mudik, nah ini yang menjadi kendala besar sehingga kita akan lakukan sebuah tindakan yang lebih preventif,” kata dia.
Sementara itu, Emil mengatakan, di Jabar ada 73 orang yang positif Covid-19. Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar), dari jumlah itu, 10 orang meninggal dunia, lima orang dinyatakan sembuh.
Kemudian, total orang dalam pemantauan (ODP) di Jawa Barat berjumlah 3.669 orang. Dari jumlah itu, 2.405 orang berstatus proses pemantauan, 1.264 orang selesai pemantauan.
Sedangkan total pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 572 orang. 460 orang di antaranya berstatus proses pengawasan, sedangkan 112 orang sudah selesai pengawasan.(*/Hend)
SEMARANG – Ribuan pemudik dari berbagai kota termasuk Jabodetabek telah memasuki wilayah Jawa Tengah. Semua pihak termasuk pengurus RT/RW diminta turut terlibat untuk memantau setiap pendatang lantaran covid-19 atau virus corona tengah mewabah.
“Saya mencermati pergerakan saudara-saudara kita yang mempercepat mudik ke kampung halaman. Kemarin kita tahu ada 80 bus membawa 1.776 penumpang dari Jakarta ke Jepara,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Rabu (25/3/2020).
Bukan hanya ke Jepara, pemudik juga berdatangan ke sejumlah daerah di Jawa Tengah. Mereka memilih pulang ke kampung halaman karena kantor atau perusahaan tempat bekerja telah tutup sesuai anjuran pemerintah.
“Juga terjadi peningkatan penumpang dari Jabodetabek yang turun di terminal-terminal di Jateng.
Misalnya pada 22 Maret di terminal Bulupitu Purwokerto ada 2.323 penumpang turun dan di Terminal Giri Adipura Wonogiri ada 2.625 penumpang. Situasi yang sama juga terjadi di terminal Cepu, Pemalang, Kebumen, Wonosobo, Cilacap, dan lainnya,” katany detail.
Politikus PDIP itu pun berharap seluruh kepala daerah di Jawa Tengah semakin meningkatkan kewaspadaan untuk menanggulangi pandemic corona. Terlebih, jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Jateng kini mencapai 38 orang.
“Saya meminta kepada kepala daerah, para bupati dan wali kota untuk mencermati situasi ini. Mohon lebih tegas dan ketat dalam menerapkan protokol kesehatan. Data setiap perantau yang pulang, cek kesehatannya, dan pantau terus,” tandasnya.
“Protokol yang sama juga harus diterapkan di level desa, bahkan RT dan RW. Dengan demikian jika ditemukan pasien positif baru, kita akan bisa menelusuri riwayat kontak dan pergerakan pasien tersebut,” tandasnya.(*/ D Tom)
BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus bergerak guna memastikan keamanan dan kenyaman di pasar tradisional dari wabah virus corona atau covid-19. Karena itu, 37 pasar yang berada di bawah pengelolaan PD Pasar Bermartabat saat ini sudah dilengkapi dengan tempat pencuci tangan dan penyemprotan.
Direktur Utama PD. Pasar Bermartabat, Herry Hermawan menuturkan, penyemprotan disinfektan bisa meminimalisir penyebaran virus corona atau Covid-19. Hal ini agar para pedagang dan pembeli nyaman berada di pasar tradisional.
“Demi menjaga kebersihan, PD Pasar Bermartabat juga menyediakan tempaat cuci tangan di setiap pasar. Selain itu, di beberapa titik pasar juga disediakan hand sanitizer,” kata Herry, Rabu (25/3/2020).
Selain pemasangan tenda disinfektan dibeberapa pasar untuk sementara, tahap pertama akan dipasang tempat pencuci tangan di 20 pasar tradisional. Selain fasilitas yang disediakan mandiri oleh PD. Pasar Bermartabat ini, tempat cuci tangan di pasar juga mendapatkan bantuan dari Dinas Kesehatan Kota Bandung sebanyak 12 buah dan 9 buah bantuan dari Pertamina yang saat ini masih dalam proses.
“Mohon manfaatkan seoptimal mungkin. Kami juga mengimbau kepada setiap pedagang bisa menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dan juga menutup saluran pernafasan menggunakan masker,” imbaunya.
Herry juga mengimbau kepada para pedagang untuk lebih peka memerhatikn kondisi tubuhnya. Apabila kurang sehat, para pedagang lebih baik tidak memaksakan berjualan untuk sementara waktu.
“Kemudian kami juga mengimbau kepada pedagang yang sudah batuk-batuk, sesak nafas atau demam tinggi sebaiknya tidak datang ke pasar untuk berdagang. Sebaiknya tetap beristirahat di rumah dan juga menjaga kesehatan untuk keluarga,” ujarnya.
Lebih lanjut Herry juga menyerukan kepada para pedagangan untuk tetap menjaga stabilitas harga di pasaran. Terlebih di tengah situasi pendemi virus corona ini jangan sampai persoalan masyarakat justru bertambah dengan gejolak harga kebutuhan di pasar.
“Para pedagang juga ikut membatasi pembelian terhadap sejumlah komoditi yang disinyalir terjadi penimbunan. Pedagang dan kepala pasar harus terus berkomunikasi melaporkan setiap perkembangan,”paparnya.(*/Hend)
SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengungkap kisah dokter yang merawat pasien terduga kasus virus corona atau Covid-19.
Mereka kini semakin jarang pulang demi merawat pasien yang menjalani isolasi di rumah sakit.
“Saya tidak menduga, saya hanya kasih kirim bunga ke rumah sakit hanya mengucapkan selamat saja (Selamat Berjuang Kesatria Medis), mereka bahagianya luar biasa, bahagianya luar biasa,” kata Ganjar, Selasa (24/3/2020).
Sebelumnya, Ganjar mengirim karangan bunga ke sejumlah rumah sakit untuk memberi dukungan moral kepada dokter maupun petugas medis lainnya. Mereka berada di garda terdepan merawat pasien, sehingga menjadi pihak yang paling rentan tertular.
“Mereka hari ini semakin tidak bisa bertemu dengan sanak keluarganya,” ujar dia.
“Maka sekarang saya lagi minta perhatian yang dibutuhkan khusus untuk mereka berkaitan dengan aspek kesehatan, alat pelindung diri dan sebagainya termasuk aspek psikologis dan spiritual yang mesti kita berikan dukungan agar mereka semua semangat,” ungkapnya.
Dia menyampaikan, baru saja menerima 10 ribu alat pelindung diri (APD) coverall. Bantuan APD itu didistribusikan kepada 61 rumah sakit di seluruh Jawa Tengah yang menjadi rujukan perawatan pasien Covid-19.
“Langsung tadi malem (Senin 23 Maret) begitu dateng, rumah sakit kurang lebih sudah ada 19 sudah ngambil, dan saya minta ditelefoni semua. Karena APD ada itu bagian dari keayeman perawat, keayeman tenaga medis,” tandasnya.(*/D Tom)
BANDUNG – Sudah tiga Kepala Derah yang terkena virus corona . Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dinyatakan positif terinfeksi virus corona atau Covid-19. Cellica menambah deretan kepala daerah di Jawa Barat yang terinfeksi korona setelah Wali Kota Bogor Bima Arya dan Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana.
“Ada satu lagi kepala daerah di Jawa Barat yang tes dan hasilnya positif, yaitu Bupati Karawang, ibu Cellica,” jelas Gubernur Ridwan Kamil di Bandung, Jawa Barat, Selasa (24/3/2020).
Ridwan Kamil mengatakan, dari peta persebaran dan setelah melakukan tes secara mandiri, ada beberapa orang yang terpapar setelah menghadiri Musda Hipmi Jawa Barat di Karawang. Bupati Karawang merupakan salah satu yang menghadiri kegiatan Musda Hipmi .
Pria yang akrab disapa Emil itu pun mengimbau kepada pihak-pihak yang sempat menghadiri kegiatan Musda Hipmi di Karawang untuk segera melapor atau memeriksakan diri guna memastikan tak terjangkit virus corona.
Sebelum dinyatakan positif, Bupati Karawang sempat merasakan kondisi tubuh yang kurang sehat dan mengalami gejala batuk. Ia pun berinisiatif melakukan tes swab dan melakukan isolasi mandiri.(*/Hend)
PADANG – Meski Sumatera Barat sampai hari ini belum ada yang positif virus corona namun kondisi sampai ini jumlah pasien yang di rujuk ke RSUP. M. Djamil Padang semakin meningkat.
Melihat kondisi itu Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno meminta para perantau asal Sumbar untuk tidak pulang kampung sementara waktu, tujuannya untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.
“Ini bisa jadi mereka dari daerah yang sudah terjangkit virus corona tanpa mereka sadari mereka membawanya pulang. Kita akan buat surat imbau bagi perantau agar tidak pulang ke kampung halaman, kita khawatir mereka akan membawa virus dan itu dapat menyerang keluarganya sendiri,” ujar Irwan, Senin (23/3/2020).
Menurutnya, virus corona itu bisa saja terpapar keluarga para perantau sendiri jika ia membawa virus. Ia meminta tetap di tempat masing-masing seperti di Jakarta yang memiliki penanganan lebih baik.
“Tetap di Jakarta, di sana juga lebih baik pelayannya, kita saja masih kurang APD,” terangnya.
Ini dilontarkan Gubernur Sumbar ini lantaran beberapa hari beberapa hari lalu juga terjadi lonjakan penumpang di Bandara Internasional Minangkabau. Sementara Gubernur juga tidak bisa menutup bandara.
“Itu haknya Kemenhub, jadi perantau lebih baik berdiam aja dulu sampai kondisinya sudah membaik baru boleh pulang pulang,” ucapnya.
Sementara Direktur Utama RSUP M. Djamil Padang mengungkapkan sampai hari ini sudah orang 20 orang dirawat di rumah pusat tersebut, satu orang diantaranya dinyatakan meninggal dunia dan enam orang sudah diperbolehkan pulang.
“Sekarang ini memang belum ada yang dinyatakan positif Covid-19 di Sumbar. Tapi melihat situasi perkembangan terakhir orang yang datang ke rumah sakit semakin meningkat dan sangat mengkhawatirkan,” terangnya.
Jika semakin banyak yang datang ke rumah sakit, bisa rumah sakit tidak akan mampu menampung dan kondisi akan semakin tidak terkendali. “Apalagi, katanya, juga ada sejumlah TKI yang datang dari Malaysia ke Indonesia, dikhawatirkan diantara mereka ada yang terpapar Covid-19,” tandasnya.(*/Wid)
BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) melakukan penyesuaian sistem kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Setiawan Wangsaatmaja mengatakan bagi pejabat pimpiman tinggi tertentu, pejabat administator, pejabat pengawas, pejabat fungsional dan pelaksana dimungkinkan untuk melaksanakan tugas di rumah masing-masing Flexibel Working Arrangement (FWA), dengan tetap melaporkan hasil pekerjaannya melalui Tunjangan Remunerasi Kinerja (TRK).
“Pejabat pimpinan tinggi yang tidak mempunyai fungsi pelayanan, pejabat pimpinan tinggi yang masuk dalam katagori orang dalam pemantauan (ODP), Pejabat Pimpinan Tinggi yang mengalami sakit,” ujar Setiawan.
Dia mengatakan bagi Dinas/Badan/Biro di lingkungan Pemprov Jabar yang mempunyai fungsi pelayanan langsung kepada aparatur maupun masyarakat dimungkinkan untuk menjalankan tugas dan fungsi di rumah (FWA), selama pelayanannya bisa dilakukan secara online, tetapi apabila tetap harus dilakukan di Kantor, maka untuk petugas dilakukan dengan sistem shift sesuai dengan kebutuhan, dengan memperhatikan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
“Setiap Pejabat Pimpinan Tinggi mengatur pembagian tugas dan jadwal pelaksanaan FWA, termasuk untuk pelayanan yang harus dilakukan di kantor masing-masing secara bergiliran dengan mekanisme,” katanya.
Dia menambahkan, mekanisme dan pengaturan teknis tentang pelaksanaan FWA diserahkan kepada Kepala Dinas/Badan/Biro di lingkungan Pemprov Jabar.
“Bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Tertentu, Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, Pejabat Fungsional Non Pelayanan dan Pejabat Pelaksana yang melaksanakan FWA, harus berada di tempat tinggalnya masing-masing saat ini dan siap dipanggil setiap saat diperlukan,” imbuhnya.
Kata Setiawan, setiap ASN yang melaksanakan FWA diwajibkan untuk membantu mensosialisasikan kebijakan pemerintah dalam mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan sekitar dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan COVID-19 dan Kepala Perangkat Daerah/Biro bertanggung jawab dalam pengawasan pelaksanaan FWA sesuai dengan surat edaran ini
“Pelaksanaan FWA berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2020 dan akan dilakukan evaluasi kembali berdasarkan kebutuhan serta arahan pimpinan,” tandasnya. (*/Hend).
BANDUNG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat membagikan bantuan alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga medis yang tengah berjuang melawan pandemi virus Corona (Covid-19) di Provinsi Jabar.
Sebanyak 1.000 APD yang merupakan bantuan dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jasa Sarana Grup tersebut dibagikan kepada para tenaga medis di 34 rumah sakit (RS) rujukan pasien Corona di Jabar.
Secara simbolis, bantuan APD tersebut diserahkan Gubernur Jabar Ridwan Kamil kepada direktur utama lima RS rujukan utama atau ring satu pasien Corona, yakni RS Hasan Sadikin Bandung, RS Paru Dr HA Rotinsulu Bandung, RS Dustira Cimahi, RS Sartika Asih Bandung, dan RSAU Dr M Salamun Bandung.
Bantuan APD dari Jasa Sarana Grup antara lain PT Jasa Medivest dan PT Jabar Laju Transindo tersebut terdiri dari 900 coverall disposable, 396 nurse cap, 390 boks sarung tangan rumah sakit, 397 pasang covershoes, 300 lusin sarung tangan kain, 390 safety glass, dan 108 unit cooler box 16 liter.
“Kami mengirimkan APD ke 34 rumah sakit secara merata, tapi simbolis ke lima rumah sakit rujukan utama. Untuk tahap pertama 1000-an APD,” kata Ridwan Kamil seusai penyerahan bantuan APD di Rumah Dinas Gubernur Jabar, Gedung Negara Pakuan, Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Sabtu (21/3/2020).
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu memastikan, pihaknya akan terus berupaya menambah jumlah APD yang kini dalam proses pembelian untuk RS lainnya, termasuk membeli peralatan proactive test untuk pengambilan swab sampling polymerase chain reaction (PCR) berupa lendir di hidung dan tenggorokan.
Kang Emil mengemukakan, setelah RS ring satu yang fokus menangani pasien positif Corona, bantuan APD akan dibagikan juga kepada RS ring dua yang menangani pasien dalam pengawasan (PDP) atau belum menangani pasien positif Corona. “Jadi dibagi secara proporsional,” ujar Kang Emil.
Dalam kesempatan tersebut, Kang Emil juga mengingatkan para direktur RS di Jabar untuk terus memberikan perhatian ekstra kepada tenaga medis sebagai garda terdepan penanganan pasien Corona.
Penyerahan bantuan APD ini, tutur Kang Emil, juga merupakan bentuk tindak lanjut dari rapat terbatas yang dipimpin Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) terkait pelaksanaan rapid test dan penyediaan APD untuk tenaga medis.
Salah satu arahan penting dari pemerintah pusat, kata Kang Emil, yakni pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan penguatan fasilitas kesehatan di daerahnya. “Terima kasih kepada PT Jasa Sarana. Di situasi yang sulit ini, teruslah bekerja sama bergerak melawan virus Corona,” tutur Gubernur.
Direktur Utama PT Jasa Sarana Hanif Mantiq mengatakan, program corporate social responsibility (CSR) ini merupakan bentuk komitmen dalam mendukung pemenuhan kebutuhan Pemprov Jabar dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jabar. “CSR berupa penyediaan sejumlah alat pelindung diri dan kebutuhan prioritas lainnya,” kata Hanif.
Sementara itu, Direktur Utama RS Paru Dr HA Rotinsulu Edi Sampurno mewakili empat direktur utama RS penerima APD lainnya, sangat mengapresiasi bantuan dari Pemprov Jabar.
Menurut Edi, APD adalah alat sangat penting dan dibutuhkan oleh tenaga medis saat ini. “Kami perwakilan dari para dirut mengucapkan terima kasih atas bantuan ini yang akan menjadi semangat kami dalam menangani pasien COVID-19,” kata Edi.(*/Hend)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro