SURABAYA – Selain upaya peningkatan angka kesembuhan, Gubernur Khofifah juga meminta masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan khususnya pada kasus OTG (Orang Tanpa Gejala) yang terus meningkat di masyarakat.
Per Jum’at (5/6), total kasus OTG di Jatim mencapau 19.857 orang.
“Perhatian kita harus sangat waspada pada OTG yang terus meningkat. Mereka tidak memiliki gejala, namun berpotensi menularkan,” tutur orang nomor satu Jatim ini.
Dirinya kembali mengingatkan masyarakat untuk terus patuh pada protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dimanapun berada.
Sementara itu, perkembangan tentang Covid-19 di Jawa Timur per Jum’at (5/6), masih mengalami peningkatan sebanyak 134 orang. Sehingga total kasus positif Covid-19 di Jawa Timur telah mencapai angka 5.547 orang dengan 3.689 diantaranya masih dalam perawatan.
Sedangkan angka kesembuhan di Jatim terus menunjukkan tren positif tiap harinya. Per hari Jum’at (5/6), tercatat 154 orang pasien dinyatakan sembuh dari Covid-19. Sehingga, jumlah pasien sembuh total mencapai 1.361 orang atau setara dengan 24,54%.
Sementara pasien meninggal bertambah 16 orang, sehingga total kasus kematian terjadi di Jawa Timur akibat Covid-19 menjadi 462 orang atau setara dengan 8,3%.
Sedangkan untuk jumlah PDP (Pasien Dalam Pengawasan) sebanyak 7.111 orang. Dan ODP (Orang Dalam Pemantauan) sebanyak 25.294 orang.(*/Gio)
SURABAYA – Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (Dirut PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya, Mujiaman, menjalani isolasi mandiri sejak 29 Mei 2020.
Ia menjalani isolasi setelah diduga terpapar virus corona penyebab Covid-19. Keterangan itu diungkapkan Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya M. Fikser.
Kepada Antara, Fikser menjelaskan bahwa Mujiaman menjalani isolasi mandiri setelah sopir pribadinya yang bernama Edy Waluyo meninggal dunia di Rumah Sakit Angkatan Laut dr Ramelan Surabaya pada 28 Mei akibat radang paru-paru. Menurut rencana, Mujiaman pada Sabtu akan menjalani pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui secara pasti apakah dia tertular Covid-19.
“Jadi statusnya Pak Mujiaman saat ini masih OTG (orang tanpa gejala),” ujarnya, Sabtu.
Ia menjelaskan pula bahwa ada karyawan PDAM yang sedang menjalani perawatan di satu rumah sakit di Surabaya sejak 28 Mei 2020. Karyawan itu masih menunggu hasil pemeriksaan untuk mendeteksi penularan Covid-19.
Pemerintah Kota Surabaya, kata Fikser, akan menggelar pemeriksaan massal menggunakan alat tes diagnostik cepat bagi seluruh karyawan PDAM yang jumlahnya sekitar 1.800 orang. Menurutnya dugaan penularan Covid-19 di lingkungan PDAM Surya Sembada Surabaya tidak terlalu mengganggu kegiatan operasional perusahaan daerah penyedia air minum itu.
PDAM dalam kegiatan operasionalnya sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.(*/Gio)
PEKALONGAN – Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menetapkan status tanggap darurat rob selama 14 hari ke depan. Status tanggap darurat diberlakukan mulai 4 sampai 17 Juni 2020.
“Rob terjadi hampir merata di Kecamatan Pekalongan Utara sejak awal Juni 2020 dan hingga kini rob belum surut,” kata Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz di Pekalongan, Kamis (5/6/2020).
Saelany mengatakan, rob telah menyebabkan 7.700 warga terdampak, bahkan 250 orang terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Beberapa hal yang menyebabkan rob semakin tinggi, antara lain jebolnya tanggul di Sungai Meduri, gelombang tinggi yang menyebabkan air laut melimpas ke jalan dan permukiman, serta Sungai Gabus dan Kalibanger yang airnya meluber ke perumahan warga.
Saelany mengatakan penetapan status tanggap darurat rob untuk memudahkan penghitungan anggaran penanganan serta menyiapkan sarana dan prasarananya. Langkah pemkot saat ini, kata dia, berkoordinasi dengan Gubernur Jateng agar penanganan pembangunan tanggul secara permanen serta membantu mengintervensi pemerintah pusat untuk pembangunan di Kota Pekalongan.
“Pemkot telah meminta Pemprov Jateng dan pemerintah pusat mengkaji kembali. Penanganan ke depannya, kami ingin pembangunannya permanen atau tetap,” katanya.
Pemkot mengapresiasi seluruh instansi yang telah berkoordinasi dan bekerja sama dengan berbagai komunitas, seperti BPBD bersama Pekalongan Tanggap, Pekalongan Peduli, dan Pekalongan Rescue yang telah membantu mengevakuasi warga terdampak rob, Polri, dan TNI.(*/D Tom)
GARUT – Tim Operasi Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengamankan seorang warga Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, RGK (40 tahun). Warga Desa Padaasih, Pasirwangi, Garut memiliki tiga pipa rokok dari bahan gading Gajah Sumatera (Elephas maximus).
“Perdagangan satwa dilindungi adalah kejahatan luar biasa, melibatkan banyak aktor dan bahkan aktor antarnegara, bernilai ekonomi tinggi yang serupa dengan kejahatan narkoba dengan sel jejaring yang terputus-putus,” kata Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Direktorat Jenderal Penegakkan Hukum KLHK, Sustyo Iriyono melalui siaran pers kepada wartawan, Jumat (5/6/2020).
Sustyo mengatakan, penangkapan RGK merupakan hasil pengembangan kasus pemilik gading gajah inisial PE di Pekanbaru oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau akhir Februari 2020. RGK ditangkap pada Kamis di kediamannya.
“Melalui penyidikan diketahui kalau PE akan mengirim gading gajah kepada RGK,” katanya.
Tim yang menangani kasus itu sudah memastikan melalui uji forensik bahwa pipa rokok tersebut terbuat dari bahan gading Gajah Sumatera. Karena itu, kasus RGK dilanjutkan ke penyidikan.
Rencananya, pipa gading itu akan menjual dengan harga Rp 500 ribu sampai Rp 4,5 juta. Ketiga pipa rokok itu berukuran 18 sentimeter, 12 sentimeter, dan 10 sentimeter.
Sustyo menegaskan, KLHK berkomitmen untuk menindak tegas mereka yang merusak sumber daya alam. Apalagi melakukan praktik perdagangan satwa yang dilindungi.
“KLHK berkomitmen selalu melindungi dan melestarikan sumber daya alam,” tukasnya.(*/Dang)
BATURAJA – Lima Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, menolak kehadiran Tenaga Kerja Asing (TKA) asal negara China di wilayahnya, khususnya di PT Semen Baturaja, PLTU dan Tambang Batubara.
“Kami para ulama yang tergabung dalam Ormas Islam di OKU meliputi GNPF Ulama, PA 212, FUI, Bang Japar dan Mujahidah menolak keras kehadiran TKA asal China di Bumi Sebimbing Sekundang ini,” kata Ketua GNPF Ulama Ogan Komering Ulu (OKU), Alikhan Ibrahim di Baturaja, Rabu (3/6/2020).
Dia menegaskan menolak dan menentang kebangkitan kembali PKI di Indonesia termasuk kehadiran tenaga kerja asing dari negeri China yang berada di wilayah OKU.”Seperti yang ada di Perusahaan Tambang Batubara, PLTU, PT Semen Baturaja dan sebagainya,” katanya.
Menurut dia, para TKA asal China tersebut berpaham komunisme dan disinyalir sebagai anggota Tentara Merah atau Tentara Pembebasan Rakyat China untuk menjajah Indonesia.
Komandan Ormas Bang Japar OKU, Rahmatullah menambahkan, bangsa Indonesia harus belajar dari pengalaman negeri Tibet yang berhasil diinvasi dan dikuasai RRC di tahun 50-an.”Pada waktu itu para pekerja asal China yang mengerjakan proyek infrastruktur utama di Tibet merupakan Tentara Merah yang menyamar guna menyerang negeri tersebut dari dalam,” ungkap dia.
Oleh sebab itu, kata dia, para ulama menolak kehadiran TKA asal China di Kabupaten OKU karena dinilai lebih banyak mendatangkan permasalahan dari pada manfaat.Dia menegaskan, jika TKA asal China dibiarkan berdatangan ke OKU seperti yang terjadi dalam pengerjaan proyek Pabrik Dua PT Semen Baturaja tahun lalu, maka persoalan baru yang akan banyak bermunculan.
“Otomatis gesekan dengan pekerja lokal akan terjadi seperti yang terjadi di Sulawesi. Lagi pula masih banyak tenaga kerja kita yang membutuhkan pekerjaan apalagi di tengah krisis total ekonomi akibat musibah wabah COVID-19 seperti sekarang ini,” katanya.(*/Gint)
PEKALONGAN – Banjir rob masih tinggi dengan ketinggian sekitar satu meter, aparat kepolisian Kabupaten Pekalongan terjun melakukan evakuasi dan menyalurkan bantuan makanan ke warga. Warga dijemput menggunakan mobil dan diantar sampai ke lokasi yang aman.
Petugas kemudian menyalurkan bantuan makanan untuk korban banjir yang kelaparan dan kesulitan untuk aktivitas. Banjir air pasang masih tinggi menerjang daerah kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Tinggi genangan air berkisar setengah hingga satu meter, akibatnya warga banyak yang tidak bisa menempati rumah lagi dan sebagian kelaparan karena sulit keluar rumah.
Guna membantu warga, aparat sat lantas polres Pekalongan turut terjun menolong warga yang terendam sangat parah kali ini. Petugas membantu evakuasi warga di lokasi banjir yang parah. Mereka diangkut menggunakan mobil lalu diantar ke tempat aman.
Petugas juga menyusuri lokasi banjir dan mendatangi rumah-rumah warga yang tetap bertahan di rumah. Mereka tidak mengungsi karena tak ada saudara atau kerabat lain dan pemerintah juga belum menyediakan lokasi pengungsian massal. Hal ini mengingat kondisi pandemi Covid-19, sehingga pengumpulan massa dalam satu tempat bisa menjadi klaster penyebaran corona.
Rumah-rumah warga yang terendam cukup dalam ini sebagian besar penghuninya kesulitan makanan. Mereka banyak yang kelaparan, karena persediaan habis dan kesulitan keluar rumah.
Kedatangan petugas kepolisian membawa makanan siap santap ini, disambut gembira. Warga mengaku banjir rob kali ini sangat parah dan sangat menyulitkan sehingga praktis aktivitas lumpuh total.
Bagi yang punya anak kecil dan bayi, saat ini sangat membutuhkan bantuan susu, popok juga pakaian.
Warga berharap agar pemerintah kabupaten Pekalongan bisa membantu kebutuhan sehari- hari agar kondisi warga tidak semakin terpuruk.
Iptu Quratul Aini, Kanit Dikyasa Satlantas Polres Pekalongan menyebutkan, pihaknya terjun ke lokasi banjir ini karena melihat kondisi warga sangat butuh bantuan. Warga yang banjir sudah sangat parah, dievakuasi ke tempat aman.
Pihaknya menyalurkan bantuan makanan untuk warga yang bertahan di rumah dengan kondisi kesulitan memenuhi kebutuhan pokok. Diharapkan bantuan makan untuk mereka ini bisa sedikit menolong dan hal ini akan terus dilakukan dengan mengajak para dermawan juga berbagai pihak.
Banjir kali ini terjadi di kabupaten Pekalongan terutama di desa Jeruksari, Mulyorejo, Tegaldowo, Karangjompo, semua di kecamatan Tirto. Selain itu juga di kecamatan Wonokerto di desa Tratebang, Wononerto Kulon, Wonokerto wetan, Jambean, Semut, Bebel.
Genangan air bah juga menenggelamkan ribuan rumah di seluruh kecamatan Pekalongan utara di kelurahan Degayu, Krapyak, Panjang wetan, Panjang baru, Kandang panjang, Bandengan, Padukuhan kraton. Rob juga merendam rumah di kelurahan pasir kraton kramat, Tirto, Bendan di Pekalongan Barat.
Data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, BMKG, Jawa Tengah, gelombang tinggi yang berpotensi menimbulkan banjir rob masih akan terjadi hingga beberapa hari ke depan.(*/D Tom)
SUBANG – Pedagang Pasar Kasomalang, Subang, Jawa Barat yang positif Covid-19 kini terus bertambah menjadi empat orang. Meskipun banyak yang positif corona, aktivitas di pasar Kasomalang masih tetap beroperasi.
Hasil swab test untuk 14 pedagang pasar Kasomalang yang reaktif Covid-19 saat Rapid Test telah keluar. Hasilnya, dua pedagang positif Covid-19. Jadi jumlah pedagang pasar Kasomalang di Kecamatan Kasomalang, Subang ini menjadi empat orang.
Meskipun empat orang telah positif terinfeksi virus corona. Aktivitas di Pasar Kasomalang ini masih berjalan normal. Petugas hanya memperketat akses masuk pasar sesuai dengan Protokoler Covid-19.
Pedagang atau pembeli yang tidak menggunakan masker dilarang untuk masuk pasar. Pasar pun hanya beroperasi hingga pukul 12.00.
Menurut Jubir Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Subang, Dokter Maxi, pihak tidak menutup pasar karena tidak ingin mematikan perekonomian para pedagang. Apalagi pihaknya guga telah melacak dan menyisir pada pedagang lainnya dan hasilnya negatif.
Jumlah Positif Covid-19 di Kabupaten Subang sendiri terus bertambah. Kini totalnya mencapai 48 orang. 14 orang sembuh, 3 orang meninggal dan sisanya masih dalam perawatan.(*/Dang)
SUKABUMI – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi mempersilahkan bagi seluruh masjid di Kota Sukabumi untuk melaksanakan salat berjamaah.
Namun begitu, protokol kesehatan tetap harus dijalankan oleh para jamaah.
Sekretaris MUI Kota Sukabumi, M Kusoy menjelaskan pasca ditetapkannya Kota Sukabumi sebagai zona biru level dua Covid-19, pihaknya mengimbau agar semua masjid dapat melakukan ibadah berjamaah.
“Karena Kota Sukabumi sudah tidak lagi PSBB, maka kami himbau agar setiap masjid kembali melakukan salat berjamaah. Mulai dari salat lima waktu, salat jumat dan lainnya,” jelas Kusoy , Rabu (03/06/2020)..
Dijelaskan pula bahwa jumlah masjid di Kota Sukabumi terdiri dari tujuh masjid jami tingkat kecamatan, 33 masjid jami kelurahan dan 400 masjid yang tersebar di wilayah RT dan RW.
“Imbauan secara resmi dari MUI sedang dipersiapkan, tapi pada prinsipnya peribadahan di masjid sudah boleh dengan menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Untuk Masjid Agung Kota Sukabumi, kata Kusoy lagi, masih dalam tahap perbaikan. Sehingga untuk pelaksanaan salat jumat melihat progres perbaikan.
“Masjid Agung kan sedang diperbaiki hingga saat ini, kita akan liat apakah perbaikannya selesai atau belum hingga Jumat ini, kalau sudah tentunya salat jumat akan dilaksanakan,” paparnya.
MUI Kota Sukabumi juga mengimbau, agar para jamaah dapat membawa sejadah serta tidak melakukan salaman seperti yang sudah menjadi kebiasaan selama ini.
“Bagi semua masjid agar dihimbau dapat melakukan protokol kesehatan, bawa sejadah sendiri, tidak salaman dan tetap jaga jarak,” tukasnya.(*/Yan)
SERANG – Tim Gugus Tugas COVID-19 Provinsi Banten melakukan rapid test kepada para pengendara roda empat dan dua di halaman Stadion Maulana Yusuf, Serang, Rabu, (3/6/2020). Hasil sementara diketahui satu orang terkonfirmasi reaktif.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten Mahmud mengatakan, rapid test drive thru ini dilakukan sebagai upaya untuk memetakan virus di Kota Serang. Sehingga, ketika ada yang reaktif, akan lebih mudah melakukan pemutusan mata rantai COVID-19.
Terlebih, kasus warga yang terinfeksi virus Corona di Kota Serang mengalami tren kenaikan. Sebab saat ini wilayah Kota Serang dikategorikan sebagai zona orange atas COVID-19. “Tadi dari pantauan sampai jam 10:15 WIB ada satu orang yang reaktif. Setelah semua hasilnya kami akan lakukan edukasi bagi yang reaktif, lalu akan dilakukan PCR swab kemudian harinya,” katanya saat ditemui di lokasi.
Dia menjelaskan, pada dasarnya hasil rapid test akan diketahui dengan waktu 15 menit. Namun berdasarkan konsep drive thru, warga yang telah di test akan diinformasikan melalui pesan singkat apabila negatif. Tetapi, untuk yang reaktif akan ditelepon langsung oleh tim gugus tugas guna dilakukan PCR swab.
“Sebenarnya untuk rapid test sendiri 15 menit sudah ketahuan, tapi inikan drive thru. Jadi nanti kami infokan secara whatsapp blas ketika non reaktif, tapi kalau reaktif akan kami telpon langsung dan ditetapkan keesokan harinya untuk tes PCR,” terangnya.
Menurutnya, antusias warga untuk mengetahui kesehatan diri sangat antusias. Hal itu diketahui ada 1000 orang perhari yang mendaftar online untuk mengikuti rapid test.
Di Kota Serang kegiatan rapid test drive thru akan dilakukan selama 3 hari. Perharinya, tim Gugus Tugas COVID-19 menyediakan 1.000 sampai 1.250 alat rapid test secara gratis untuk masyarakat. “Untuk di Kota Serang kami akan laksanakan pada 3-5 Mei 2020. Masing-masing targetnya 1.000 orang,” ujarnya.
Sementara, salah satu pengendara roda empat Budi Heryanto mengaku baru pertama kali mengikuti rapid test. Dia mengapresiasi pemerintah yang menyediakan tes kesehatan untuk masyarakat secara gratis. Terlebih, dirinya mengetahui hasil rapid test dinyatakan non-reaktif. “Bagus sekali, ini membantu untuk mengetahui kondisi kesehatan kami. Saya dukung protokol pemerintah. Saya pertama kali (di rapid test), jadinya sudah keluar, negatif,” tuturnya.
Pantauan di lokasi, petugas tenaga kesehatan mengambil darah di jari warga untuk melakukan test. Kemudian darah itu dites dengan alat. Tidak hanya itu, para petugas juga menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap serta mengedukasi warga dengan ramah.
Untuk area rapid test, tim gugus tugas Covid 19 menyediakan tiga jalur kendaraan. Diantarany, Satu jalur khusus untuk pengendara roda dua dan dua jalur untuk kendaraan roda empat. Sementara, tempat rapid test disediakan 6 meja.(*/Dul)
CIANJUR – Puluhan kepala keluarga (KK) warga Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terpaksa mengungsi ke madrasah yang dinilai aman akibat longsor. Longsor tersebut menyebabkan lima rumah warga rusak dan belasan rumah lainnya terancam rusak.
Kapolsek Campaka AKP Tio saat dihubungi Rabu (3/6/2020), di Cianjur mengatakan hujan lebat dengan intensitas tinggi membuat tebing yang terletak di belakang perkampungan warga longsor dan menimbun bagian belakang rumah warga di Kampung Tegal Jambu, Desa Susukan.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut karena sebagian besar warga sudah mengungsi karena sempat melihat tanda akan terjadi longsor.
“Warga yang sempat melihat tanda akan terjadi longsormemberitahukan pada warga lainnya untuk waspada dan segera mengungsi karena pergerakan tanah tebing sempat terjadi, sebelum longsor menghantam perkampungan,” katanya.
Warga yang mendapat imbauan dari aparat dan warga setempat langsung mengungsi untuk menghindari hal yang tidak diinginkan ke sanak saudaranya dan sebagian besar ke bangunan madrasah yang dinilai aman dari longsor.
Menjelang sore tebing setinggi 20 meter ambruk dan menghantam lima rumah warga yang sebagian besar rusak berat di bagian belakang dan 16 rumah lainnya terancam, sehingga pemilik dan anggota keluarganya mengungsi.
Aparat setempat langsung melaporkan hal tersebut ke Mapolsek Campaka dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur.
Petugas gabungan yang datang ke lokasi, langsung mengevakuasi warga ke tempat aman guna menghindari hal yang tidak diinginkan, terlebih longsoran tanah terus meluas dan ditakutkan longsor susulan kembali terjadi.
“Warga yang terdampak dan terancam longsor, langsung kami ungsikan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Hingga saat ini, kami masih melakukan pendataan rumah yang rusak dan belasan lainnya yang terancam longsor. Jumlah warga yang mengungsi hingga sore ini tercatat 22 KK dengan 68 jiwa,” kata Tio.
Sementara itu, Soleh saksi mata warga sekitarmengatakan longsor yang terjadi setelah hujan deras turun selama dua jam, sehingga menyebabkan tebing setinggi 20 meter di belakang perkampungan longsor, menimbun bagian belakang lima rumah warga.
“Saya sempat melintas di bawah tebing sebelum longsor bersama warga lainnyausai bekerja di ladang. Saat itu, kami merasakan pergerakan tanah yang cukup keras, sehingga kami imbau warga untuk waspada dan segera mengungsi. Selang beberapa puluh menit longsor terjadi, beruntung warga sudah berada di tempat aman,” katanya.
Hingga saat ini, kata dia, puluhan KK memilih bertahan di pengungsian karena takut longsor susulan setiap saat dapat terjadi, ditambah intensitas hujan sejak beberapa hari terakhir masih tinggi.
“Saat ini warga berharap ada bantuan dari pemerintah khususnya untuk perbaikan rumah yang rusak. Kalau kebutuhan pokok, masing-masing warga masih cukup, termasuk pakaian. Namun untuk beberapa hari ke depan mungkin akan kekurangan,”tukasnya.(*/Yan)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro