SUBANG – Pedagang Pasar Kasomalang, Subang, Jawa Barat yang positif Covid-19 kini terus bertambah menjadi empat orang. Meskipun banyak yang positif corona, aktivitas di pasar Kasomalang masih tetap beroperasi.
Hasil swab test untuk 14 pedagang pasar Kasomalang yang reaktif Covid-19 saat Rapid Test telah keluar. Hasilnya, dua pedagang positif Covid-19. Jadi jumlah pedagang pasar Kasomalang di Kecamatan Kasomalang, Subang ini menjadi empat orang.
Meskipun empat orang telah positif terinfeksi virus corona. Aktivitas di Pasar Kasomalang ini masih berjalan normal. Petugas hanya memperketat akses masuk pasar sesuai dengan Protokoler Covid-19.
Pedagang atau pembeli yang tidak menggunakan masker dilarang untuk masuk pasar. Pasar pun hanya beroperasi hingga pukul 12.00.
Menurut Jubir Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Subang, Dokter Maxi, pihak tidak menutup pasar karena tidak ingin mematikan perekonomian para pedagang. Apalagi pihaknya guga telah melacak dan menyisir pada pedagang lainnya dan hasilnya negatif.
Jumlah Positif Covid-19 di Kabupaten Subang sendiri terus bertambah. Kini totalnya mencapai 48 orang. 14 orang sembuh, 3 orang meninggal dan sisanya masih dalam perawatan.(*/Dang)
SUKABUMI – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi mempersilahkan bagi seluruh masjid di Kota Sukabumi untuk melaksanakan salat berjamaah.
Namun begitu, protokol kesehatan tetap harus dijalankan oleh para jamaah.
Sekretaris MUI Kota Sukabumi, M Kusoy menjelaskan pasca ditetapkannya Kota Sukabumi sebagai zona biru level dua Covid-19, pihaknya mengimbau agar semua masjid dapat melakukan ibadah berjamaah.
“Karena Kota Sukabumi sudah tidak lagi PSBB, maka kami himbau agar setiap masjid kembali melakukan salat berjamaah. Mulai dari salat lima waktu, salat jumat dan lainnya,” jelas Kusoy , Rabu (03/06/2020)..
Dijelaskan pula bahwa jumlah masjid di Kota Sukabumi terdiri dari tujuh masjid jami tingkat kecamatan, 33 masjid jami kelurahan dan 400 masjid yang tersebar di wilayah RT dan RW.
“Imbauan secara resmi dari MUI sedang dipersiapkan, tapi pada prinsipnya peribadahan di masjid sudah boleh dengan menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Untuk Masjid Agung Kota Sukabumi, kata Kusoy lagi, masih dalam tahap perbaikan. Sehingga untuk pelaksanaan salat jumat melihat progres perbaikan.
“Masjid Agung kan sedang diperbaiki hingga saat ini, kita akan liat apakah perbaikannya selesai atau belum hingga Jumat ini, kalau sudah tentunya salat jumat akan dilaksanakan,” paparnya.
MUI Kota Sukabumi juga mengimbau, agar para jamaah dapat membawa sejadah serta tidak melakukan salaman seperti yang sudah menjadi kebiasaan selama ini.
“Bagi semua masjid agar dihimbau dapat melakukan protokol kesehatan, bawa sejadah sendiri, tidak salaman dan tetap jaga jarak,” tukasnya.(*/Yan)
SERANG – Tim Gugus Tugas COVID-19 Provinsi Banten melakukan rapid test kepada para pengendara roda empat dan dua di halaman Stadion Maulana Yusuf, Serang, Rabu, (3/6/2020). Hasil sementara diketahui satu orang terkonfirmasi reaktif.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten Mahmud mengatakan, rapid test drive thru ini dilakukan sebagai upaya untuk memetakan virus di Kota Serang. Sehingga, ketika ada yang reaktif, akan lebih mudah melakukan pemutusan mata rantai COVID-19.
Terlebih, kasus warga yang terinfeksi virus Corona di Kota Serang mengalami tren kenaikan. Sebab saat ini wilayah Kota Serang dikategorikan sebagai zona orange atas COVID-19. “Tadi dari pantauan sampai jam 10:15 WIB ada satu orang yang reaktif. Setelah semua hasilnya kami akan lakukan edukasi bagi yang reaktif, lalu akan dilakukan PCR swab kemudian harinya,” katanya saat ditemui di lokasi.
Dia menjelaskan, pada dasarnya hasil rapid test akan diketahui dengan waktu 15 menit. Namun berdasarkan konsep drive thru, warga yang telah di test akan diinformasikan melalui pesan singkat apabila negatif. Tetapi, untuk yang reaktif akan ditelepon langsung oleh tim gugus tugas guna dilakukan PCR swab.
“Sebenarnya untuk rapid test sendiri 15 menit sudah ketahuan, tapi inikan drive thru. Jadi nanti kami infokan secara whatsapp blas ketika non reaktif, tapi kalau reaktif akan kami telpon langsung dan ditetapkan keesokan harinya untuk tes PCR,” terangnya.
Menurutnya, antusias warga untuk mengetahui kesehatan diri sangat antusias. Hal itu diketahui ada 1000 orang perhari yang mendaftar online untuk mengikuti rapid test.
Di Kota Serang kegiatan rapid test drive thru akan dilakukan selama 3 hari. Perharinya, tim Gugus Tugas COVID-19 menyediakan 1.000 sampai 1.250 alat rapid test secara gratis untuk masyarakat. “Untuk di Kota Serang kami akan laksanakan pada 3-5 Mei 2020. Masing-masing targetnya 1.000 orang,” ujarnya.
Sementara, salah satu pengendara roda empat Budi Heryanto mengaku baru pertama kali mengikuti rapid test. Dia mengapresiasi pemerintah yang menyediakan tes kesehatan untuk masyarakat secara gratis. Terlebih, dirinya mengetahui hasil rapid test dinyatakan non-reaktif. “Bagus sekali, ini membantu untuk mengetahui kondisi kesehatan kami. Saya dukung protokol pemerintah. Saya pertama kali (di rapid test), jadinya sudah keluar, negatif,” tuturnya.
Pantauan di lokasi, petugas tenaga kesehatan mengambil darah di jari warga untuk melakukan test. Kemudian darah itu dites dengan alat. Tidak hanya itu, para petugas juga menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap serta mengedukasi warga dengan ramah.
Untuk area rapid test, tim gugus tugas Covid 19 menyediakan tiga jalur kendaraan. Diantarany, Satu jalur khusus untuk pengendara roda dua dan dua jalur untuk kendaraan roda empat. Sementara, tempat rapid test disediakan 6 meja.(*/Dul)
CIANJUR – Puluhan kepala keluarga (KK) warga Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terpaksa mengungsi ke madrasah yang dinilai aman akibat longsor. Longsor tersebut menyebabkan lima rumah warga rusak dan belasan rumah lainnya terancam rusak.
Kapolsek Campaka AKP Tio saat dihubungi Rabu (3/6/2020), di Cianjur mengatakan hujan lebat dengan intensitas tinggi membuat tebing yang terletak di belakang perkampungan warga longsor dan menimbun bagian belakang rumah warga di Kampung Tegal Jambu, Desa Susukan.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut karena sebagian besar warga sudah mengungsi karena sempat melihat tanda akan terjadi longsor.
“Warga yang sempat melihat tanda akan terjadi longsormemberitahukan pada warga lainnya untuk waspada dan segera mengungsi karena pergerakan tanah tebing sempat terjadi, sebelum longsor menghantam perkampungan,” katanya.
Warga yang mendapat imbauan dari aparat dan warga setempat langsung mengungsi untuk menghindari hal yang tidak diinginkan ke sanak saudaranya dan sebagian besar ke bangunan madrasah yang dinilai aman dari longsor.
Menjelang sore tebing setinggi 20 meter ambruk dan menghantam lima rumah warga yang sebagian besar rusak berat di bagian belakang dan 16 rumah lainnya terancam, sehingga pemilik dan anggota keluarganya mengungsi.
Aparat setempat langsung melaporkan hal tersebut ke Mapolsek Campaka dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur.
Petugas gabungan yang datang ke lokasi, langsung mengevakuasi warga ke tempat aman guna menghindari hal yang tidak diinginkan, terlebih longsoran tanah terus meluas dan ditakutkan longsor susulan kembali terjadi.
“Warga yang terdampak dan terancam longsor, langsung kami ungsikan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Hingga saat ini, kami masih melakukan pendataan rumah yang rusak dan belasan lainnya yang terancam longsor. Jumlah warga yang mengungsi hingga sore ini tercatat 22 KK dengan 68 jiwa,” kata Tio.
Sementara itu, Soleh saksi mata warga sekitarmengatakan longsor yang terjadi setelah hujan deras turun selama dua jam, sehingga menyebabkan tebing setinggi 20 meter di belakang perkampungan longsor, menimbun bagian belakang lima rumah warga.
“Saya sempat melintas di bawah tebing sebelum longsor bersama warga lainnyausai bekerja di ladang. Saat itu, kami merasakan pergerakan tanah yang cukup keras, sehingga kami imbau warga untuk waspada dan segera mengungsi. Selang beberapa puluh menit longsor terjadi, beruntung warga sudah berada di tempat aman,” katanya.
Hingga saat ini, kata dia, puluhan KK memilih bertahan di pengungsian karena takut longsor susulan setiap saat dapat terjadi, ditambah intensitas hujan sejak beberapa hari terakhir masih tinggi.
“Saat ini warga berharap ada bantuan dari pemerintah khususnya untuk perbaikan rumah yang rusak. Kalau kebutuhan pokok, masing-masing warga masih cukup, termasuk pakaian. Namun untuk beberapa hari ke depan mungkin akan kekurangan,”tukasnya.(*/Yan)
CIREBON – Tiga Pasar Tradisional di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, kembali ditutup sementara setelah terdapat seorang pedagang terkonfirmasi positif Covid-19 pasca-swab massal beberapa waktu lalu.
“Setelah ada pedagang yang terkonfirmasi positif Covid-19, maka pengurus menyepakati menutup tiga pasar tradisional,” kata Kabag Humas Pemkab Cirebon Nanan Abdul Manan, Selasa (2/6/2020)
Nanan mengatakan tiga pasar tradisional tersebut yaitu Pasar Pabuaran Kidul, Pabuaran Lor, dan Pabuaran Wetan. Penutupan tersebut, kata dia, akan dilakukan selama tiga hari mulai Rabu (3/6) sampai dengan Jumat (5/6) dan nantinya selama penutupan akan disemprot disinfektan serta bersih-bersih lingkungan sekitar.
Penutupan tiga pasar tersebut, lanjut Nanan, merupakan hasil musyawarah desa yang dihadiri langsung oleh masing-masing kepala desa, pengelola pasar, puskesmas, dan Muspika Pabuaran.
“Semua keputusan tersebut merupakan hasil musyawarah yang melibatkan setiap perwakilan desa dan pengelola pasar,” ungkapnya.
Selain itu untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Cirebon akan melakukan pemeriksaan para pedagang, pengunjung tetap, pengurus, dan pengelola pasar tradisional.
Pemeriksaan, lanjut Nanan, juga akan dilakukan terhadap para petugas kesehatan yang bertugas melaksanakan skrining di pasar tradisional pada tanggal 29 Mei 2020 lalu.
“Kami juga kembali mengadakan tes swab kepada para pedagang,”terangnya.(*/Dang)
SERANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Serang mulai mensosialisasikan penerapan new normal atau kenormalan baru bagi para pelaku usaha dan masyarakat di wilayahnya. Hal ini terlihat dari rapat gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kota Serang dengan seluruh stakeholder, pengusaha dan tokoh ulama Kota Serang, Selasa (2/6).
Wali Kota Serang Syafrudin mengatakan dirinya optimis tatanan new normal akan berlangsung dengan baik kedepannya dengan sosialisasi yang berkesinambungan dari berbagai pihak. Namun Pemkot Serang hingga kini masih menyelesaikan aturan dan surat edaran untuk teknis penerapan new normal di masyarakat.
“Aturan new normal ini kan untuk masyarakat juga, jadi jika tidak patuh maka resikonya akan berdampak bagi masyarakat sendiri. Untuk itu kita akan lakukan sosialisasi terus, menyebar surat edaran sampai ke tingkat RT/RW atau kampung-kampung,” jelas Syafrudin usai rapat gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 Kota Serang, Selasa (2/6/2020).
Menurutnya, penerapan new normal ditargetkan mulai berlaku pada Juni ini yang sosialisasinya baru akan dimulai setelah surat edaran teknis pelaksanaan new normal ini selesai dibuat. “Surat edaran masih belum selesai, terkait bagaimana teknisnya untuk masyarakat jelasnya baru bisa diketahui setelah surat edaran selesai,” ujarnya.
Sebelum penerapan new normal, Syafrudin menyebut pihaknya akan melakukan rapid test massal bagi masyarakat di wilayahnya. Proses tracking bagi para pasien terkonfirmasi Covid-19 juga daat ini masih terus berlangsung untuk menekan penyebaran virus.
“Rapir test massal akan kita adakan Rabu besok yang kita mulai bagi para pegawai PNS (pegawai negeri sipil) dan Nakes (tenaga kesehatan). Tracking juga masih terus kita lakukan, jadi penanganan kesehatannya masih terus berlanjut,” katanya.
Untuk menyukseskan penerapan new normal, setiap elemen masyarakat hingga aparat akan melakukan sosialisasi aturan ini. “Semuanya akan sosialisasi dampai ke tingkat gugus tugas pencegahan Covid-19 di tingkat RT/RW, berdama TNI/Polri,” ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang, M Iqbal menyebut adanya aturan tatanan kenormalan baru tidak menutup kemungkinan terjadinya gelombang pandemi Covid-19 kembali. Namun, dengan aturan dan teknis pelaksanaan new normal yang akan dirumuskan dan ketaatan masyarakat, kemungkinan terburuk tersebut bisa dihindari.
“Ini (new normal) kan agar masyarakat tidak semakin terpuruk salah satunya dalam sektor ekonomi, jadi bagaimana keberlangsungan hidup tetap berjalan tapi protokol kesehatan tetap dijalankan. Tapi selama protokol kesehatan ini tidak dilakukan atau tidak diterapkan secara mutlak oleh masyarakat bukan tidak mungkin ada gelombang pandemi berikutnya,” kata M. Iqbal.
Menurutnya, aturan new normal merujuk dari pendapat organisasi kesehatan dunia (WHO) yang menyebut kenormalan baru ini bisa dilakukan. Namun jika merujuk pada pendapat para ahli epidemiologi aturan ini seharusnya masih belum bisa dilaksanakan.
“Kalau mengikuti pendapat ahli epidemiologi sevenarnya new normal ini belum bisa diterapkan, tapi kalau WHO bisa. Kalau WHO kan yang penting ada pengendalian yang dilakukan oleh pemerintah untuk menekan pandemi,” ungkapnya.(*/Dul)
SURABAYA – Sebanyak 127 anak di Kota Surabaya, Jatim terpapar covid-19 atau virus corona. Sebagian besar anak-anak yang terkena virus corona ini karena tertular dari orang tuanya.
Di mana para orang tua yang terpapar virus corona, lalu menular ke anaknya. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan. Sehingga pemkot Surabaya mewanti-wanti pada warga supaya tetap berada di rumah.
Jika terpaksa keluar rumah, maka harus memakai masker. Hal itu adalah salah satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 yang saat ini menjadi pandemi.
Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, dari data sementara, total jumlah anak yang terkonfirmasi sebanyak 127 anak. Dari angka tersebut, 36 anak diantaranya berusia 0-4 tahun.
“Lalu, 91 kasus lainnya adalah anak dengan usia 5-14 tahun,” terang Feny sapaan akrrab Febria Rachmanita di Balai Kota Surabaya, Senin (1/6/2020).
Menurut Feny, untuk anak yang terpapar Covid-19 dan dirawat di rumah sakit, mereka akan diarahkan ke ruang anak dan mendapat penanganan khusus dari dokter spesialis anak.
Sebagian anak-anak itu tertular karena orang tuanya maupun anggota keluarga lainnya. “Mereka bisa tertular dari orang tua atau pun keluarganya,” ucap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya ini.
Feny menambahkan, untuk anak yang masih dirawat di rumah masing-masing, maka hal ini tidak bisa lepas dari peran orang tuanya untuk ikut merawat. Pihak puskesmas juga terus memantau pasien berdasarkan konsulan antara dokter spesialis anak.
“Jadi tetap terus kami pantau. Kami pun juga berkonsultasi dengan dokter spesialis anak,” tukasnya.(*/Gio)
CIREBON – Lima kepala daerah di Ciayumajakuning (Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan ) bersepakat memperketat pengamanan di wilayah perbatasan masing-masing.
Hal ini sehubungan dengan rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat yang akan menerapkan new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB) awal Juni 2020.
Kesepakatan itu diambil setelah mereka mengadakan pertemuan di Balai Kota Cirebon, Jawa Barat, pada Jumat 29 Mei 2020. Dalam pertemuan itu mereka membahas evaluasi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi.
Ada empat daerah yang bisa menerapkan AKB karena termasuk dalam kategori zona biru virus corona (Covid-19). Yakni Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Majalengka dan Kuningan. Sedangkan Kabupaten Indramayu tidak dapat menerapkannya karena masuk kategori zona kuning.
Menurut Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis, meski sepakat untuk memperketat penjagaan di perbatasan, lima kepala daerah di Ciayumajakuning juga berkomitmen untuk memberikan kelonggaran terhadap aktivitas ekonomi. Sehingga selama masa pandemi virus corona atau Covid-19 kondisi ekonomi masyarakat di lima daerah ini tidak terganggu.
“Komitemen memperketat wilayah perbatasan masing-masing, akan tetapi untuk sektor perekonomian tetap diberikan kelonggaran,” kata Azis dalam keterangan resminya, Minggu (31/5/2020).
Azis melanjutkan, terkait adanya perpanjangan PSBB Jawa Barat, hal itu akan dikembalikan ke daerah masing-masing. Apakah ingin melanjutkan PSBB atau menerapkan PSBB pola baru yaitu dengan tambahan AKB.
“Pada evaluasi pimpinan daerah kali ini intinya sepakat untuk menerapkan AKB, untuk mendorong perekonomian dan menjaga masyarakat agar tidak terpapar Covid-19,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Bupati Cirebon Imron Rosyadi. Ia mendukung penuh langkah Pemprov Jawa Barat untuk menerapkan ‘new normal’ atau AKB di tengah pandemi Covid-19.
Imron menilai tidak boleh lengah dan harus tetap waspada di tengah pandemi virus ini, supaya tidak masuk zona kuning. Oleh sebab itu, Imron sendiri sudah berkoordinasi dengan polisi dan TNI agar memantau pelaksanaan new normal di Kabupaten Cirebon.
“Kita akan mengubah pola PSBB menyesuaikan dengan AKB. Kita tidak boleh lengah agar tidak naik ke zona kuning, “tukasnya.(*/Dang)
SURABAYA – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menanggapi dengan tenang amarah Walikota Surabaya Tri Rismaharini lantaran dua unit mobil Polymerase Chain Reaktion (PCR) bantuan Badan Nasional Penanggulangan Becana (BNPB) untuk Surabaya, dialihkan ke Tulungagung dan Lamongan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Khofifah mengaku sudah berkordinasi dengan BPBD Jawa Timur terkait bantuan mobil tes PCR penanganan Covid-19. Apalagi, Tulungagung dan Lamongan juga masuk wilayah dengan kasus terbanyak di Jawa Timur.
“Setelah Surabaya lalu Lamongan. Nah ketika kemarin dikonfirmasi ya sudah silahkan hari ini dua-duanya di Surabaya,” ujar Khofifah, Sabtu (30/5/2020). Apalagi, ia mendapat informasi bahwa khususnnya di Surabaya sudah aman.
Dalam hal ini, Khofifah bersyukur karena banyak mendapatkan support dari BNPB khususnya dalam menangani kasus pandemi covid-19 ini.
Bahkan, kata Khofifah terkait mobil lab PCR, pihak Pemprov Jatim juga sudah berkomunikasi baik dengan pihak BNPB. Mulai dari informasi siapa sopir hingga Nopol pun diketahuinya.
“Saya juga sudah berkoordinasi dengan BPBD Jatim, bahwa mobil siap jalan, ini Nopol-nya ini nomer driver-nya, serah terima juga dengan BNPB Jatim juga dengan koordinator Jatim,” ungkapnya.
Sementara, Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PDI Perjuangan, Deni Wicaksono menanggapi kemarahan Riswa atas insiden tersebut adalah wajar. Dia menilai, tipikal kepemimpinan Risma adalah berkorban untuk masyarakat yang dipimpinnya. Jadi apapun yang bersentuhan dengan rakyat yang dirugikan pasti Risma akan turun langsung,” belanya.(*/Gio)
LEBAK – Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten membatalkan pelaksanaan tradisi “Seba Badui” yang digelar masyarakat Badui yang tinggal di kawasan gunung Kendeng. Pebatalan guna mencegah penularan virus Corona baru atau COVID-19.
“Pembatalan itu ditandatangani Bupati Iti Octavia dengan menindaklanjuti usulan tetua adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar perihal pelaksanaa Seba Badui 2020,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak Imam Riswahayadin di Lebak, Sabtu (30/5/2020).
Pemerintah daerah membatalkan pelaksanaan “Seba Badui” berdasarkan surat bupati dengan mempertimbangkan surat keputusan Presiden RI nomor 12 tahun 2020 tentang penetapan bencana non alam tentang penyehatan COVID-19 sebagai bencana nasional.
Selain itu, juga mempertimbangkan keputusan maklumat Kepolisian RI Nomor Mak/02/III/2020 tentang kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan penyehatan virus Corona, serta keputusan Bupati Lebak nomor 366/Kep 202-BPBD/2020 tentang penetapan status keadaan tertentu darurat bencana wabah akibat COVID-19.
Pemerintah daerah juga berkoordinasi dengan pihak pihak terkait sebagai upaya pencegahan dan penanganan penyebaran COVID-19 juga untuk melindungi warga Badui dari paparan virus Corona.
Karena itu, pemerintah daerah tidak melaksanakan kegiatan perayaan Seba Badui yang digelar Sabtu (30/5) malam. “Kami membatalkan Seba Badui juga pertimbangan adanya dua warga Lebak positif COVID-19 dan kini menjalani perawatan medis di RSUD Banten,” katanya.
Ia mengatakan, pelaksanaan Seba Badui itu rencananya dilaksanakan sederhana sehubungan pandemi COVID-19 dan dihadiri Bupati Lebak. Pelaksanaannya digelar 30 Mei 2020, namun adanya warga Lebak positif terpapar COVID-19 akhirnya direkomendasikan tidak dilaksanakan Seba Baduy.
Begitu juga objek wisata pun ditutup sambil waktu tidak tertentu guna mencegah penyebaran COVID-19. “Kami belum mengetahui kapan berakhir pandemi COVID-19 itu sehingga objek wisata kembali dibuka,”tukasnya.(*/Dul)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro