CIREBON – Ada yang menarik saat demo kuwu (kepala desa) se-Kabupaten Cirebon di Gedung DPRD setempat, Senin (8/6/2020). Demo yang meminta pertanggungjawaban komentar Aan Setiawan dari fraksi PDIP, yang dinilai menyakitkan seluruh kuwu, ternyata ada yang diabaikan.
Apalagi kalau bukan social distancing atau jaga jarak aman, yang didengung dengungkan pemerintah saat covid-19 ini.
Pantauan di lapangan menyebutkan, saat ratusan kuwu berkumpul di depan gedung dewan, lalu mereka masuk ke ruang rapat utama, tidak ada satupun yang memperhatikan terkait jaga jarak. Beberapa kuwu yang sempat ditanya masalah tersebut mengaku tidak mau menghiraukan karena persoalan yang sedang dihadapi sangat urgent.
“Kita ingat juga masalah jaga jarak saat corona ini. Hanya saja mau bagaimana lagi, toh semuanya masuk mas. Mau jaga jarak bagaimana,” kata salah seorang kuwu yang enggan disebutkan namanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Cirebon , M. Luthfi usai aksi unjuk rasa para kuwu mengaku, bingung dengan banyaknya masa yang masuk ke ruang rapat utama. Padahal, sekretariatan dewan sudah menyiapkan kursi yang sudah ditandai dan diatur jaraknya.
“Kami selalu terapkan protokol kesehatan covid-19. Tapi mau bagaimana lagi, kuwu memaksa masuk semua. Ya sudahlah, toh sudah terjadi,” kata Luthfi
Sementara, Ketua Forum Komunikasi Kuwu Cirebon (FKKC), Rahmat Hidayat, mengaku memang ada protokol covid yang terabaikan, yaitu jaga jarak. Namun awalnya tidak ada mobilisasi, masa karena hanya audensi saja. Tapi karena hubungan emosional yang sudah terjalin sangat erat, akhirnya kedatangan semua kuwu tidak bisa dicegah.
“Ya mudah mudahan tidak ada apa. Kita konsen dulu ke masyarakat mas,” tandasnya. (*/As)
GARUT – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut, Jawa Barat, secara resmi telah membuka kembali seluruh objek wisata, kecuali wisata air seperti kolam renang di kawasan Cipanas Garut maupun Darajat karena dinilai memiliki potensi tinggi penyebaran wabah Covid-19.
“Kalau secara resmi sesuai dengan surat edaran kami mulai dari hari ini tanggal 8 Juni dibuka, kecuali taman air atau kolam renang,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut Budi Gan Gan di Garut, Senin (8/6/2020).
Ia menuturkan objek wisata yang boleh dikunjungi di antaranya pantai, danau, maupun wisata alam lainnya seperti alam pegunungan yang menjadi ciri khas daerah Garut.
Sedangkan wisata pemandian air panas yang selama ini menjadi unggulan Garut, kata Budi, belum dapat dibuka untuk umum karena khawatir terjadi penularan wabah Covid-19 saat berkerumun di kolam renang.
“Meski ada anggapan di air itu masih aman, tapi kita untuk taman air dan kolam renang belum dulu,” katanya.
Ia menyampaikan pemandian air panas Darajat di Kecamatan Pasirwangi tetap ditutup untuk kegiatan berenang sampai batas waktu yang belum dapat ditentukan.
Sementara di Cipanas Garut, kata dia, hanya kolam renang atau taman air saja yang ditutup, sedangkan kamar rendam air panas yang hanya untuk personal atau dua orang masih bisa dinikmati wisatawan.
“Darajat belum dibuka, kolam renang yang tidak boleh, tapi di Cipanas Garut tempat (kamar) berendamnya boleh,” katanya.
Ia menyampaikan objek wisata alam yang terbuka untuk umum di antaranya sepanjang pantai selatan Garut, kemudian wisata danau seperti Bagendit di Kecamatan Banyuresmi dan Cangkuang di Kecamatan Leles.
Meski sudah dibuka untuk umum, kata dia, pengunjung maupun pengelola wajib mematuhi protokol kesehatan pencegahan wabah Covid-19 seperti selalu menggunakan masker, cuci tangan, menjaga jarak, dan diperiksa suhu tubuhnya sebelum masuk ke tempat wisata.
“Sekarang sudah siap, kemarin (Minggu) kita simulasi seperti di Situ Bagendit, saat masuk diperiksa, jika terjadi insiden ada yang pingsan itu ada satgas,” tandasnya. (*/Dang)
KOTA MALANG – Tim gabungan Satgas Penanganan Covid-19 Kota Malang kembali bergerak dengan menyasar sejumlah tempat keramaian yang berpotensi terjadi kerumunan orang.
Tim gabungan dari Pemkot Malang, TNI, kepolisian, Satpol PP, Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Perhubungan (Dishub), dan BPBD Kota Malang, yang dipimpin oleh Wakil Walikota (Wawali) Sofyan Edi Jarwoko mendatangi beberapa kafe di kawasan Jalan Bondowoso, Kota Malang pada Sabtu malam (6/6/2020).
Tampak beberapa pengunjung kafe juga masih belum menerapkan protokol kesehatan, mulai tak mengenakan masker hingga belum menjaga jarak aman.
Alhasil, para pengunjung kafe yang mayoritas anak muda ini langsung dilakukan rapid test secara massal di lokasi, oleh petugas dari Dinkes Kota Malang.
Satu persatu pengunjung, karyawan, dan beberapa orang di sekitar lokasi dilakukan rapid test. Total ada 116 orang yang dilakukan rapid test gelombang ketiga kali. Dari jumlah tersebut 12 orang dinyatakan reaktif.
Wakil Walikota Malang Sofyan Edi Jarwoko mengatakan, bila 12 orang yang dinyatakan reaktif memang dalam keadaan sehat dan tak menampakkan gejala sakit, namun sebenarnya di tubuhnya terdapat virus.
“Reaktif memang tidak menunjukkan bahwa seseorang terpapar virus covid atau tidak; namun, di dalam tubuhnya sudah jelas ada virus dan hal itu harus kita waspadai,” ujar Sofyan Edi Jarwoko.
Pihaknya meminta kepada 12 orang yang dinyatakan reaktif ini untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing – masing. Nantinya selama di rumah mereka diminta untuk memisahkan diri dari anggota keluarga lainnya, termasuk dalam alat makan. Hal ini untuk menghindari penularan kepada anggota keluarga lain.
“Mereka diwajibkan melakukan karantina mandiri dibawah pengawasan kecamatan dan puskesmas setempat. Dua hari kemudian juga direncanakan akan segera di swab untuk mengetahui apakah mereka terpapar virus covid-19 atau tidak,” terang pria yang akrab disapa Bung Edi ini.
Sementara itu Bung Edi meminta kafe tersebut menutup usahanya selama 14 hari, sambil menunggu hasil pemeriksaan swab test kepada 12 orang tersebut.
Bung Edi meminta masyarakat untuk tetap menataati protokol kesehatan selama masa transisi menuju new normal yang telah dicanangkan dua periode.
“Kami berharap agar masyarakat dapat semakin memperketat penggunaan masker, dan menjaga jarak. Demikian juga untuk pengusaha, diharapkan dapat semakin mempersiapkan berbagai persyaratan seauai Perwali bagi tempat usahanya sebelum kembali buka,” tutupnya.(*/Gio)
CILACAP – Seorang wisatawan yang sedang bermain di pantai Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap, Jateng, dilaporkan hilang terseret gelombang.
Korban bernama Ahmad Wahyudi (20) warga desa Sarwadadi, Kecamatan Kawunganten, Cilacap.
“Kami menerima laporan adanya orang hilang di Pantai Nusakambangan dari warga pada pukul 16.40 WIB, ” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Cilacap, I Nyoman Sidakarya, (6/6/2020).
Basarnas Cilacap yang mendapat laporan langsung memberangkat tim untuk melakukan pencarian. Berdasarkan laporan warga, Kasturi, peristiwa tersebut bermula ketika korban bersama temanya sedang bermain di pantai Pasir Putih, Nusakambangan.
Pada saat itu, mereka sedang mandi di pantai, namun mereka tak sadar ombak tinggi menerjang mereka. Satu orang bisa menyelamatkan diri, sedangkan korban Ahmad Wahyudi, hilang karena terseret ombak dan tak bisa berenang.
“Mereka saat kejadian mandi dipantai, tidak sadar mereka berenang terlalu ketengah dan di tambah ada ombak besar,” tambahnya.
Hingga kini proses pencarian terhadap korban sedang dilakukan oleh tim Basarnas, Polisi Pol air dan relawan. Selain itu, keluarga korban juga ikut membantu proses pencarian di lokasi kejadian. Pencarian sendiri saat ini masih di fokuskan di sekitar lokasi korban tenggelam.(*/D Tom)
SURABAYA – Selain upaya peningkatan angka kesembuhan, Gubernur Khofifah juga meminta masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan khususnya pada kasus OTG (Orang Tanpa Gejala) yang terus meningkat di masyarakat.
Per Jum’at (5/6), total kasus OTG di Jatim mencapau 19.857 orang.
“Perhatian kita harus sangat waspada pada OTG yang terus meningkat. Mereka tidak memiliki gejala, namun berpotensi menularkan,” tutur orang nomor satu Jatim ini.
Dirinya kembali mengingatkan masyarakat untuk terus patuh pada protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dimanapun berada.
Sementara itu, perkembangan tentang Covid-19 di Jawa Timur per Jum’at (5/6), masih mengalami peningkatan sebanyak 134 orang. Sehingga total kasus positif Covid-19 di Jawa Timur telah mencapai angka 5.547 orang dengan 3.689 diantaranya masih dalam perawatan.
Sedangkan angka kesembuhan di Jatim terus menunjukkan tren positif tiap harinya. Per hari Jum’at (5/6), tercatat 154 orang pasien dinyatakan sembuh dari Covid-19. Sehingga, jumlah pasien sembuh total mencapai 1.361 orang atau setara dengan 24,54%.
Sementara pasien meninggal bertambah 16 orang, sehingga total kasus kematian terjadi di Jawa Timur akibat Covid-19 menjadi 462 orang atau setara dengan 8,3%.
Sedangkan untuk jumlah PDP (Pasien Dalam Pengawasan) sebanyak 7.111 orang. Dan ODP (Orang Dalam Pemantauan) sebanyak 25.294 orang.(*/Gio)
SURABAYA – Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (Dirut PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya, Mujiaman, menjalani isolasi mandiri sejak 29 Mei 2020.
Ia menjalani isolasi setelah diduga terpapar virus corona penyebab Covid-19. Keterangan itu diungkapkan Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya M. Fikser.
Kepada Antara, Fikser menjelaskan bahwa Mujiaman menjalani isolasi mandiri setelah sopir pribadinya yang bernama Edy Waluyo meninggal dunia di Rumah Sakit Angkatan Laut dr Ramelan Surabaya pada 28 Mei akibat radang paru-paru. Menurut rencana, Mujiaman pada Sabtu akan menjalani pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui secara pasti apakah dia tertular Covid-19.
“Jadi statusnya Pak Mujiaman saat ini masih OTG (orang tanpa gejala),” ujarnya, Sabtu.
Ia menjelaskan pula bahwa ada karyawan PDAM yang sedang menjalani perawatan di satu rumah sakit di Surabaya sejak 28 Mei 2020. Karyawan itu masih menunggu hasil pemeriksaan untuk mendeteksi penularan Covid-19.
Pemerintah Kota Surabaya, kata Fikser, akan menggelar pemeriksaan massal menggunakan alat tes diagnostik cepat bagi seluruh karyawan PDAM yang jumlahnya sekitar 1.800 orang. Menurutnya dugaan penularan Covid-19 di lingkungan PDAM Surya Sembada Surabaya tidak terlalu mengganggu kegiatan operasional perusahaan daerah penyedia air minum itu.
PDAM dalam kegiatan operasionalnya sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.(*/Gio)
PEKALONGAN – Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menetapkan status tanggap darurat rob selama 14 hari ke depan. Status tanggap darurat diberlakukan mulai 4 sampai 17 Juni 2020.
“Rob terjadi hampir merata di Kecamatan Pekalongan Utara sejak awal Juni 2020 dan hingga kini rob belum surut,” kata Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz di Pekalongan, Kamis (5/6/2020).
Saelany mengatakan, rob telah menyebabkan 7.700 warga terdampak, bahkan 250 orang terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Beberapa hal yang menyebabkan rob semakin tinggi, antara lain jebolnya tanggul di Sungai Meduri, gelombang tinggi yang menyebabkan air laut melimpas ke jalan dan permukiman, serta Sungai Gabus dan Kalibanger yang airnya meluber ke perumahan warga.
Saelany mengatakan penetapan status tanggap darurat rob untuk memudahkan penghitungan anggaran penanganan serta menyiapkan sarana dan prasarananya. Langkah pemkot saat ini, kata dia, berkoordinasi dengan Gubernur Jateng agar penanganan pembangunan tanggul secara permanen serta membantu mengintervensi pemerintah pusat untuk pembangunan di Kota Pekalongan.
“Pemkot telah meminta Pemprov Jateng dan pemerintah pusat mengkaji kembali. Penanganan ke depannya, kami ingin pembangunannya permanen atau tetap,” katanya.
Pemkot mengapresiasi seluruh instansi yang telah berkoordinasi dan bekerja sama dengan berbagai komunitas, seperti BPBD bersama Pekalongan Tanggap, Pekalongan Peduli, dan Pekalongan Rescue yang telah membantu mengevakuasi warga terdampak rob, Polri, dan TNI.(*/D Tom)
GARUT – Tim Operasi Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengamankan seorang warga Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, RGK (40 tahun). Warga Desa Padaasih, Pasirwangi, Garut memiliki tiga pipa rokok dari bahan gading Gajah Sumatera (Elephas maximus).
“Perdagangan satwa dilindungi adalah kejahatan luar biasa, melibatkan banyak aktor dan bahkan aktor antarnegara, bernilai ekonomi tinggi yang serupa dengan kejahatan narkoba dengan sel jejaring yang terputus-putus,” kata Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Direktorat Jenderal Penegakkan Hukum KLHK, Sustyo Iriyono melalui siaran pers kepada wartawan, Jumat (5/6/2020).
Sustyo mengatakan, penangkapan RGK merupakan hasil pengembangan kasus pemilik gading gajah inisial PE di Pekanbaru oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau akhir Februari 2020. RGK ditangkap pada Kamis di kediamannya.
“Melalui penyidikan diketahui kalau PE akan mengirim gading gajah kepada RGK,” katanya.
Tim yang menangani kasus itu sudah memastikan melalui uji forensik bahwa pipa rokok tersebut terbuat dari bahan gading Gajah Sumatera. Karena itu, kasus RGK dilanjutkan ke penyidikan.
Rencananya, pipa gading itu akan menjual dengan harga Rp 500 ribu sampai Rp 4,5 juta. Ketiga pipa rokok itu berukuran 18 sentimeter, 12 sentimeter, dan 10 sentimeter.
Sustyo menegaskan, KLHK berkomitmen untuk menindak tegas mereka yang merusak sumber daya alam. Apalagi melakukan praktik perdagangan satwa yang dilindungi.
“KLHK berkomitmen selalu melindungi dan melestarikan sumber daya alam,” tukasnya.(*/Dang)
BATURAJA – Lima Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, menolak kehadiran Tenaga Kerja Asing (TKA) asal negara China di wilayahnya, khususnya di PT Semen Baturaja, PLTU dan Tambang Batubara.
“Kami para ulama yang tergabung dalam Ormas Islam di OKU meliputi GNPF Ulama, PA 212, FUI, Bang Japar dan Mujahidah menolak keras kehadiran TKA asal China di Bumi Sebimbing Sekundang ini,” kata Ketua GNPF Ulama Ogan Komering Ulu (OKU), Alikhan Ibrahim di Baturaja, Rabu (3/6/2020).
Dia menegaskan menolak dan menentang kebangkitan kembali PKI di Indonesia termasuk kehadiran tenaga kerja asing dari negeri China yang berada di wilayah OKU.”Seperti yang ada di Perusahaan Tambang Batubara, PLTU, PT Semen Baturaja dan sebagainya,” katanya.
Menurut dia, para TKA asal China tersebut berpaham komunisme dan disinyalir sebagai anggota Tentara Merah atau Tentara Pembebasan Rakyat China untuk menjajah Indonesia.
Komandan Ormas Bang Japar OKU, Rahmatullah menambahkan, bangsa Indonesia harus belajar dari pengalaman negeri Tibet yang berhasil diinvasi dan dikuasai RRC di tahun 50-an.”Pada waktu itu para pekerja asal China yang mengerjakan proyek infrastruktur utama di Tibet merupakan Tentara Merah yang menyamar guna menyerang negeri tersebut dari dalam,” ungkap dia.
Oleh sebab itu, kata dia, para ulama menolak kehadiran TKA asal China di Kabupaten OKU karena dinilai lebih banyak mendatangkan permasalahan dari pada manfaat.Dia menegaskan, jika TKA asal China dibiarkan berdatangan ke OKU seperti yang terjadi dalam pengerjaan proyek Pabrik Dua PT Semen Baturaja tahun lalu, maka persoalan baru yang akan banyak bermunculan.
“Otomatis gesekan dengan pekerja lokal akan terjadi seperti yang terjadi di Sulawesi. Lagi pula masih banyak tenaga kerja kita yang membutuhkan pekerjaan apalagi di tengah krisis total ekonomi akibat musibah wabah COVID-19 seperti sekarang ini,” katanya.(*/Gint)
PEKALONGAN – Banjir rob masih tinggi dengan ketinggian sekitar satu meter, aparat kepolisian Kabupaten Pekalongan terjun melakukan evakuasi dan menyalurkan bantuan makanan ke warga. Warga dijemput menggunakan mobil dan diantar sampai ke lokasi yang aman.
Petugas kemudian menyalurkan bantuan makanan untuk korban banjir yang kelaparan dan kesulitan untuk aktivitas. Banjir air pasang masih tinggi menerjang daerah kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Tinggi genangan air berkisar setengah hingga satu meter, akibatnya warga banyak yang tidak bisa menempati rumah lagi dan sebagian kelaparan karena sulit keluar rumah.
Guna membantu warga, aparat sat lantas polres Pekalongan turut terjun menolong warga yang terendam sangat parah kali ini. Petugas membantu evakuasi warga di lokasi banjir yang parah. Mereka diangkut menggunakan mobil lalu diantar ke tempat aman.
Petugas juga menyusuri lokasi banjir dan mendatangi rumah-rumah warga yang tetap bertahan di rumah. Mereka tidak mengungsi karena tak ada saudara atau kerabat lain dan pemerintah juga belum menyediakan lokasi pengungsian massal. Hal ini mengingat kondisi pandemi Covid-19, sehingga pengumpulan massa dalam satu tempat bisa menjadi klaster penyebaran corona.
Rumah-rumah warga yang terendam cukup dalam ini sebagian besar penghuninya kesulitan makanan. Mereka banyak yang kelaparan, karena persediaan habis dan kesulitan keluar rumah.
Kedatangan petugas kepolisian membawa makanan siap santap ini, disambut gembira. Warga mengaku banjir rob kali ini sangat parah dan sangat menyulitkan sehingga praktis aktivitas lumpuh total.
Bagi yang punya anak kecil dan bayi, saat ini sangat membutuhkan bantuan susu, popok juga pakaian.
Warga berharap agar pemerintah kabupaten Pekalongan bisa membantu kebutuhan sehari- hari agar kondisi warga tidak semakin terpuruk.
Iptu Quratul Aini, Kanit Dikyasa Satlantas Polres Pekalongan menyebutkan, pihaknya terjun ke lokasi banjir ini karena melihat kondisi warga sangat butuh bantuan. Warga yang banjir sudah sangat parah, dievakuasi ke tempat aman.
Pihaknya menyalurkan bantuan makanan untuk warga yang bertahan di rumah dengan kondisi kesulitan memenuhi kebutuhan pokok. Diharapkan bantuan makan untuk mereka ini bisa sedikit menolong dan hal ini akan terus dilakukan dengan mengajak para dermawan juga berbagai pihak.
Banjir kali ini terjadi di kabupaten Pekalongan terutama di desa Jeruksari, Mulyorejo, Tegaldowo, Karangjompo, semua di kecamatan Tirto. Selain itu juga di kecamatan Wonokerto di desa Tratebang, Wononerto Kulon, Wonokerto wetan, Jambean, Semut, Bebel.
Genangan air bah juga menenggelamkan ribuan rumah di seluruh kecamatan Pekalongan utara di kelurahan Degayu, Krapyak, Panjang wetan, Panjang baru, Kandang panjang, Bandengan, Padukuhan kraton. Rob juga merendam rumah di kelurahan pasir kraton kramat, Tirto, Bendan di Pekalongan Barat.
Data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, BMKG, Jawa Tengah, gelombang tinggi yang berpotensi menimbulkan banjir rob masih akan terjadi hingga beberapa hari ke depan.(*/D Tom)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro