JEMBER – Tinggi letusan erupsi Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, mencapai satu kilometer di atas puncak Mahameru pada Kamis pukul 09.03 WIB.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada 7 Maret 2024 pukul 09.03 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak atau sekitar 4.676 meter di atas permukaan laut (mdpl),” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang,(7/3/2024).
Pada saat erupsi, lanjut dia, kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. “Pada saat laporan itu dibuat pada pukul 09.03 WIB, erupsi masih berlangsung,” tuturnya.
Berdasarkan data, jumlah letusan Gunung Semeru yang pernah tercatat oleh petugas mencapai 106 kali dalam kurun waktu sejak 1 Januari hingga 7 Maret 2024 pukul 17.00 WIB. Sementara untuk aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu pada periode pengamatan Kamis pukul 06.00-12.00 WIB tercatat sebanyak 14 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 14-22 mm dan lama gempa 90-130 detik.
Kemudian, lima kali gempa hembusan dengan amplitudo 5-8 mm dan lama gempa 44-86 detik, serta satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 7 mm, S-P 2.03 detik dan lama gempa 13 detik.
Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III, sehingga PVMBG memberikan rekomendasi bahwa masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak. Masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius lima km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.(*/Gi)
CIREBON – Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengatakan bahwa lima sungai di Cirebon segera dinormalisasi, serta tanggulnya ditinggikan untuk mencegah terjadinya bencana banjir saat musim hujan.
“Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) tahun ini melakukan normalisasi sungai dan juga akan ada perencanaan teknis untuk meninggikan tanggul,” kata Bey saat meninjau lokasi banjir di Desa Mekarsari Cirebon Jawa Barat, Kamis (7/3/2024).
Ia menjelaskan, dalam waktu dekat pihaknya akan bersurat kepada Kementerian PUPR untuk merealisasikan normalisasi yang menyasar pada Sungai Ciberes, Ciputih, Singaraja, dan Ender.
Menurut Bey, normalisasi ini perlu diterapkan untuk mengurangi tingkat sedimentasi di lima sungai tersebut, sehingga saat hujan deras melanda wilayah Cirebon, debit air tidak meluap dan mencegah permukiman warga setempat terendam.
Pada sisi lain, katanya, revitalisasi tanggul sungai pun harus dilakukan, karena rata-rata sudah berusia lebih dari 25 tahun yang dikhawatirkan tidak mampu menahan ketika meningkatnya debit air.
“Kita berharap normalisasi dan revitalisasi tanggul dilakukan secara serentak di lima sungai tersebut. Akan tetapi kami akan menyurati terlebih dahulu Kementerian PUPR,” katanya.
Bey juga meminta pemerintah daerah di Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) segera melakukan evaluasi bersama, terutama soal normalisasi sungai sebagai upaya jangka panjang mencegah peristiwa banjir.
Dengan begitu, masyarakat yang tinggal di kawasan rawan banjir bisa hidup normal dan tidak merasakan traumatik berkepanjangan akibat bencana itu.
“Saya juga tadi lihat ada masyarakat yang sudah mempersiapkan tanggul di depan rumahnya, namun tetap jebol karena datangnya air cukup deras,” kata Bey.
Ia menambahkan, banjir yang merendam permukiman warga di wilayah Cirebon bagian timur, saat ini berangsur surut serta sejumlah masyarakat pun sedang melakukan kerja bakti untuk membersihkan tempat tinggal mereka dari material lumpur.
“Kami mengapresiasi masyarakat, pemerintah desa, TNI, dan Polri yang sudah bekerja sama untuk penanganan banjir ini,” kata Bey.
Sebelumnya berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Cirebon disebutkan, bencana banjir yang terjadi sejak Selasa (5/3), menerjang 36 desa di sembilan kecamatan pada kabupaten itu.
Akibat musibah ini, sekitar 20 ribu unit rumah dan 83 ribu warga di Cirebon timur terdampak bencana banjir, serta dua orang masyarakat meninggal dunia.(*/Eln)
LEBAK – Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten bersyukur panen padi tak terserang hama penyakit. Dengan begitu, hasil panen padi dapat memenuhi kebutuhan konsumsi pangan keluarga dan peningkatan ekonomi bagi para petani di sana.
“Kami merasa bahagia panen padi relatif bagus dan tidak terserang hama penyakit seperti tahun 2023 hingga puso,” kata Hanapi (55 tahun), seorang petani di Kalanganyar, Kabupaten Lebak, (5/3/2024).
Areal persawahan di wilayahnya seluas 45 hektare kini memasuki musim panen padi dari tanam awal Januari 2024. Kata Hanapi, panen padi dapat menopang ekonomi, sekaligus memenuhi ketersediaan pangan keluarga.
“Kami tanam seluas satu hektare dengan produktivitas enam ton gabah kering panen (GKP),” kata Hanapi lagi.
Menurut dia, dari produktivitas enam ton GKP itu, di antaranya sebanyak lima ton dijual ke tengkulak dengan harga Rp 7.000/kg. Kemudian satu ton untuk persediaan konsumsi pangan keluarga selama tiga bulan ke depan.
Hanapi menjual GKP sebanyak lima ton dengan harga Rp 7.000/kg, maka bila dikalkulasikan dapat menghasilkan pendapatan Rp 35 juta. Lalu, dari pendapatan itu, ia potong untuk biaya upah serta pupuk Rp 15 juta.
“Kami bisa meraup keuntungan bersih dari panen padi seluas satu hektare Rp 20 juta,” ungkap Hanapi.
Begitu juga Sanukri (65 tahun), seorang petani lainnya di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak mengaku, panen padi pada Maret 2024 secara serentak cukup baik dan tidak terserang hama penyakit. Kondisi itu menguntungkan usaha pertanian pangan dibudidayakan mereka.
Sepanjang 2023 lalu, petani di wilayahnya kebanyakan menganggur. Selain serangan hama, juga karena kekeringan akibat kemarau panjang.
“Kami tanam 2023 merugi sekitar Rp 15 juta dengan tanam satu hektare gagal panen akibat hama dan kekeringan,” kata Sanukri.
Ia mengatakan, panen padi seluas satu hektare dengan benih varietas unggul jenis Inpari 32 dan masa panen 95 hari setelah tanam. Menurutnya, benih Inpari 32 sangat menguntungkan karena produktivitas rata-rata enam ton.
“Kami menjual hasil panen itu sebanyak lima ton GKP dengan harga Rp 7.000/kg dan sisanya satu ton untuk bekal konsumsi pangan keluarga. Dari penjualan lima ton dapat menghasilkan Rp 35 juta dan dipotong biaya upah pekerja dan pupuk Rp 15 juta, sehingga bisa meraup keuntungan Rp 20 juta,” kata Sanukri menjelaskan.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan, diperkirakan panen padi pada bulan Maret 2024 seluas 13 ribu hektare dari tanam awal Januari lalu. Panen padi itu semuanya dalam kondisi baik dan tidak terserang hama penyakit, karena curah hujan sangat mendukung untuk areal persawahan tadah hujan.
“Kami meyakini panen padi ini dipastikan bisa memenuhi ketersediaan pangan masyarakat, dan dapat mengendalikan harga beras di pasaran,” kata Deni.
Berdasarkan pantauan, masyarakat di pelosok-pelosok desa di Kabupaten Lebak banyak yang menjemur gabah di sekitar tepi jalan raya, jalan kampung, tanah lapang hingga halaman rumah, agar terkena sinar matahari untuk pengeringannya. Petani panen padi secara serentak, sehingga mampu memenuhi ketersediaan pangan keluarga dan dapat meningkatkan pendapatan keluarga mereka.(*/Dul)
YOGYAKARTA – Gunung Merapi kembali meluncurkan awan panas, (4/3/2024), sore, dalam kurun waktu sekira 10 menit. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tehnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat terjadi 4 kali awan panas guguran.
BPPTKG menyebut terjadi 4 kali guguran awan panas di antaranya pada pukul 16.22 WIB dengan Amplitudo max 47 mm, durasi 119.24 detik, estimasi jarak luncur maksimal 1200 meter ke Barat Daya, arah angin ke Timur.
Kemudian yang kedua terjadi pada pukul 16.24 WIB dengan Amplitudo max 48 mm. Durasi 159.16 detik, estimasi jarak luncur 1600 meter ke Barat Daya, arah angin ke Timur.
Awan panas guguran ketiga terjadi Pada pukul 16.27 WIB dengan Amplitudo max 40 mm. Durasi 115.44 detik, estimasi jarak luncur 1200 meter ke Barat Daya, arah angin ke Timur.
Dan yang keempat terjadi pada pukul 16.29 WIB dengan Amplitudo max 41 mm. Durasi 124.08 detik, estimasi jarak luncur 1400 meter ke Barat Daya, arah angin ke Timur.
“Visual Gunung Merapi berkabut. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan,” tulis ptugas BPPTKG.
Sepanjang Senin pagi, BPPTKG mengungkap cuaca mendung dan berawan. Angin bertiup tenang ke arah timur. Suhu udara 22.3-25 °C, kelembaban udara 50-86.9 %, dan tekanan udara 873.7-918 mmHg. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 200 m di atas puncak kawah.
Di samping itu, aktivitas kegempaan lain adalah 42 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-40 mm durasi 32.3-171.88 detik. 3 kali gempa Hybrid/Fase Banyak Amplitudo 3-4 mm, S-P 0.3-0.4 detik dengan durasi : 5.92-8.44 detik. Dan sekali gempa tektonik Jauh dengan amplitudo 3 mm, S-P : 41.12 detik berdurasi 150.88 detik.
“Teramati 2 kali guguran lava arah ke Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1500 meter. Gunung Merapi statusnya di Level III atau Siaga,” tulis petugas.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.(*/D To)
LEBAK – Harga beras medium di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak, Banten mulai menurun tipis berkisar antara Rp 200 sampai Rp500 per kilogram.
“Kami merasa lega, harga beras mengalami penurunan,” kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Yani di Lebak, Senin.
Penurunan harga beras medium itu terjadi di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak antara lain pasar Rangkasbitung, Bayah, Muncang, Maja, Cipanas dan Sampay.
Harga beras tersebut terjadi penurunan berkisar Rp200 hingga Rp500 per kilogram, sehingga berharap kembali normal di pasaran.
Untuk beras medium KW 1 dijual Rp15.200/ kilogram dari sebelumnya Rp15.700/kilogram, beras medium KW 2 dijual Rp14.300/ kilogram dari semula Rp14.700/kilogram dan beras medium KW 3 dijual Rp13.400/kilogram dari Rp13.600/kilogram.
Menurunnya harga beras di pasaran itu setelah pemerintah daerah mengoptimalkan operasi pasar di 28 kecamatan dengan melibatkan Satgas Pangan dan Perum Bulog Lebak -Pandeglang.
Dalam operasi pasar murah itu dengan menjual beras harga eceran tertinggi (HET) Rp10.900/kilogram.
“Kita setiap hari melakukan operasi pasar murah untuk mengendalikan harga beras di pasaran,” katanya menjelaskan.
H Baden (65) seorang pedagang beras di pasar Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya menyambut positif harga beras menurun tipis dan dipastikan harga pangan kembali normal, karena di sejumlah di daerah ini memasuki musim panen.
Selain itu juga melimpahnya pasokan beras Perum Bulog melalui program SPHP ke kios-kios dan pengecer.
“Kami berharap harga kembali normal dan omzet penjualan meningkat,”kata Baden.
Sementara itu, sejumlah ibu rumah tangga di Rangkasbitung Kabupaten Lebak bahwa mereka merasa senang dan bahagia jika harga beras terus menurun sehingga daya beli masyarakat meningkat.
Sebab, harga beras itu sangat strategis sehingga harus stabil dan bisa memenuhi ketersediaan pangan.
“Kami hari ini membeli beras medium KW 1 sebanyak tiga kilogram dengan harga Rp51.000 dari sebelumnya Rp52.500/kilogram,”paparnya.(*/Dul)
BANDUNG – Polda Jawa Barat bersama jajaran polres bakal menggelar operasi keselamatan lodaya sejak tanggal 4 Maret hingga 12 Maret. Mereka akan menyasar pengguna sepeda motor yang memakai knalpot bising, hingga pengemudi mobil yang menggunakan lampu strobo atau rotator.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Jules A Abast mengatakan petugas akan menyasar kendaraan pribadi yang menggunakan sirine, rotator hingga strobo. Mereka pun akan menyasar pengendara sepeda motor yang memakai knalpot bising.
Selain itu, ia menuturkan operasi akan menyasar kendaraan yang telah diubah bentuk dan tak sesuai pabrikan. Serta pengendara motor yang tak memakai helm standar.
“Penggunaan helm SNI baik untuk pengendara roda dua atau yang dibonceng,” kata dia,(2/3/2024).
Setelah apel gelar pasukan di Polda Jabar, ia mengatakan 2.600 personel akan mulai terjun ke lapangan dimulai tanggal 4 Maret. Mereka akan mengedepankan tindakan simpatik dan humanis.
“Giat preventif 40 persen, giat preentif 40 persen dan giat penegakan hukum 20 persen yaitu dengan menggunakan ETLE statis, mobile serta blanko teguran,” ungkap dia.
Ia berharap tingkat kepatuhan masyarakat berkendara lalu lintas meningkat serta angka kecelakaan menurun. Selain itu, untuk meningkatkan kepedulian masyarakat.
“Kita mengedepankan tindakan simpatik, persuasif dan humanis kepada masyarakat pengguna jalan,” kata dia.
Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat Kombes Pol Wibowo mengatakan kendaraan yang sudah dua tahun tidak membayar pajak akan tetap ditindak. Sebab kendaraan sepeda motor atau mobil wajib teregistrasi.
“Ini wajib registrasi. Jadi walau kita melakukan penindakan pelanggaran terkait pajak yang mati, bukan pajaknya tapi registrasi kendaraan bermotornya,”jelannya.(Antara)
BANDUNG – Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Provinsi Jawa Barat, sudah melakukan assesment di wilayah bencana pergerakan tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jawa Barat, Bambang Imanudin mengatakan, berdasarkan hasil assesment wilayah yang terdampak pergerakan tanah itu tidak laik untuk dijadikan pemukiman karena terlalu berisiko.
“Cukup mengkhawatirkan karena terus bergerak, belum lagi ada ancaman hujan. (Tidak laik) Iya sementara,” ujar Bambang di lokasi, (29/2/2024).
Dirinya menjelaskan, wilayah pemukiman yang berada di pelosok Bandung Barat itu sementara ini dikatakan tidak laik karena mahkota pergerakan tanah di RT 03 dan 04, RW 13 Desa Cibedug yang berada di SDN 1 Babakan Citalang sudah amblas. Bangunan sekolah pun ambruk tergerus bencana tersebut.
Bambang mengatakan data sementara sudah ada sekitar 2 hektare tanah yang terdampak pergeseran tanah. “Karena mahkotanya udah di sekolah, ada sekitar 100 meter mahkotnya di sekolah tadi. Sebenarnya ini dari struktur tanah labil atau ada aliran air dibawah,” sebut Bambang.
Namun untuk kepastiannya, kata dia, pihaknya akan menunggu hasil kajian yang rencananya akan dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Hasil kajian nanti akan menentukan terkait kondisi kelaikan tanah dan kebijakan terkait nasib pemukimam warga.
“Setelah ada assesment dar Pusat Vulkanologi nanti kesimpulannya dari sana. Apalah ini perlu direlokasi, nanti kesimpulannya dari mereka,” ucap Bambang.
Namun untuk keamanan dan keselamatan, warga yang terdampak pergerakan tanah itu sudah diungsikan ke Islami Center Kecamatan Rongga. Pihaknya akan menyiapkan kebutuhan dasar seperti dapur umum dan sebagainya untuk pengungsi.
“Kalau misalnya melihat ini kami sementara evakuasi dulu karena tanah masih bergerak, jadi kita evakuasi dulu ke tempat aman,”ungkapnya.(*/Hen)
YOGYAKARTA – Tarif parkir VIP di area parkir Stasiun Yogyakarta (Stasiun Tugu) yang dipatok hingga Rp 350 ribu menjadi viral di media sosial. Daop 6 Yogyakarta membenarkan adanya tarif parkir hingga ratusan ribu rupiah tersebut.
Manager Humas Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro menyebut parkir tersebut berlokasi di sisi selatan area drop zone penumpang pintu selatan. Parkir tersebut tidak dikelola oleh Daop 6 Yogyakarta, namun dikelola oleh mitra.
“Benar, tarif sebesar itu diakui oleh pihak pengelolanya, yaitu Sheyco Tour & Travel, salah satu mitra kami,” kata Krisbiyantoro,(1/3/2024).
Krisbiyantoro menuturkan akan mengevaluasi persoalan tarif parkir di Stasiun Yogyakarta. Ditegaskan bahwa tarif parkir harus menyesuaikan peraturan daerah (perda).
Pihaknya juga meminta pengelola parkir untuk mengikuti perda yang berlaku, dalam hal ini perda yang dikeluarkan Kota Yogyakarta. Pengelola parkir yang tidak menaati perda pun akan ditertibkan.
“Tentunya demikian, kami akan meminta kepada pengelola slot parkir tersebut untuk mengikuti perda Yogyakarta. Dan kami, KAI akan menertibkan para mitra pengguna slot parkir sesuai peruntukannya,” ucap Krisbiyantoro.
Selain itu, pengendara yang akan parkir di Stasiun Yogyakarta juga diminta memastikan area yang akan digunakan untuk memarkir kendaraan. Dengan begitu, diharapkan tidak ada pengendara yang dikenakan tarif parkir yang tidak sesuai dengan perda yang berlaku.
“Kami mengimbau kepada para pengendara yang akan parkir di Stasiun Tugu Yogyakarta untuk memastikan area parkir yang akan digunakan. Bisa menggunakan area parkir sisi barat yang dikelola oleh Reska atau KAI servis dengan tarif biasa,” tandasnya.(*/D To)
CIAMIS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menyebutkan hasil asesmen di lapangan tercatat 157 rumah tersebar di lima kecamatan rusak terdampak bencana angin puting beliung. Seluruh rumah rusak sudah mendapatkan penanganan perbaikan dan bantuan logistik.
“Terdampak di lima kecamatan dengan jumlah total terdampak 157 rumah,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ciamis Memet Hikmat saat dihubungi melalui telepon seluler di Ciamis, Rabu (28/2/2024).
Ia menuturkan bencana alam angin puting beliung menerjang lima kecamatan yang merusak bangunan rumah warga dan pohon tumbang, pada Senin (26/2/2024). Yakni di Kecamatan Purwadadi, Rancah, Ciamis, Sadananya, dan Cikoneng di Kabupaten Ciamis.
Petugas dari BPBD Ciamis, kata dia, setelah mendapatkan informasi adanya bencana alam tersebut langsung melakukan pengecekan dan menanggulangi warga yang terdampak bencana tersebut. “Dari 157 rumah yang tertimpa pohon dan membutuhkan penanganan sebanyak 26 rumah selesai ditangani,” katanya.
Ia menyampaikan tim BPBD Ciamis di lapangan kemudian melakukan penanganan menyingkirkan pohon tumbang yang menimpa pemukiman rumah warga. Rumah warga lainnya yang tercatat sebanyak 131 rumah, kata Memet, tidak dilakukan penanganan perbaikan karena kondisinya tidak parah, hanya beberapa genting dan asbes yang lepas.
“Sebanyak 131 rumah tidak dilakukan penanganan, karena terdampak yaitu genting dan atau asbes yang terbawa angin berjumlah antara satu sampai dengan 15 lembar, tidak tertimpa pohon,” katanya.
Ia mengatakan selain bantuan perbaikan rumah, pihaknya juga sudah mendistribusikan bantuan logistik berupa makanan dan terpal untuk warga korban bencana alam. “Yang dibantu penanganan yang rumahnya tertimpa pohon, juga yang dibantu logistik sembako, terpal tidak semua, tapi yang membutuhkan saja,” katanya.
Ia menambahkan saat ini berdasarkan laporan BMKG merupakan musim hujan yang berpotensi terjadi petir dan juga angin kencang, sehingga harus diwaspadai masyarakat untuk menghindari daerah yang berisiko tinggi bencana alam.
“Februari dan Maret harus diwaspadai karena bencana hidrometeorologi dapat menimbulkan longsor, banjir, pergerakan tanah, angin puting beliung,”jelasnya.(*/Dang)
LAMPUNG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Selatan hingga saat ini masih melakukan pendataan jumlah rumah warga yang terdampak banjir pada tiga kecamatan di Lampung Selatan. Saat ini tim BPBD Kabupaten Lampung Selatan masih mendata berapa rumah dan berapa jiwa yang terdampak banjir.
“Namun sampai saat ini berdasarkan data sementara terdapat 177 rumah warga yang terdampak banjir,” kata Kepala Pelaksana BPBD Lampung Selatan Ariswandi, di Kalianda, Rabu (28/2/2024).
Ia menjelaskan tiga kecamatan tersebut yakni Kecamatan Sragi, Ketapang dan Penengahan. Pihaknya menurunkan 20 orang personel dan dua perahu karet untuk mengevakuasi warga terdampak banjir di Kecamatan Sragi dan Ketapang.
Ia mengatakan ketinggian air mencapai satu meter merendam rumah warga dan jalan, akibatnya akses warga pun terputus. “Pagi tadi air sempat menutup jalan. Pada pukul 13.00 WIB jalan yang tertutup air sudah bisa dilalui, namun untuk pemukiman masih tergenang air,” katanya.
Daerah yang terdampak bencana banjir, lanjutnya, sudah mendapatkan penanganan dari BPBD Lampung Selatan dan instansi terkait, termasuk kepolisian, TNI dan sukarelawan. Ia juga mengatakan akibat dari peristiwa itu tidak menimbulkan korban jiwa, hanya menimbulkan lingkungan dan jalanan banyak material lumpur.
BPBD terus berkoordinasi dengan Badan SAR Nasional (Basarnas) dan pihak-pihak terkait lainnya sebagai upaya penyelamatan di berbagai lokasi yang dilanda banjir. Ariswandi mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada mengingat curah hujan di daerah tersebut masih cukup tinggi.
Pihaknya juga melakukan mitigasi bencana alam kepada masyarakat agar selalu waspada dan memiliki pemahaman dalam menghadapi kejadian bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi. “Tidak hanya melakukan pembersihan dan evakuasi saja, tim BPBD juga melakukan sosialisasi penanganan bencana dan mengimbau warga agar tetap waspada terhadap ancaman bencana alam,” ujarnya.
Untuk diketahui peristiwa banjir tersebut terjadi pada hari ini, Rabu (28/2/2024). Hujan yang cukup lebat di wilayah Kecamatan Sragi mengakibatkan air sungai meluap dan merendam rumah dan sawah warga.
Kecamatan Sragi merupakan dataran rendah dan muara sungai, tempat berkumpulnya air saat hujan dan laut pasang, sehingga air meluap dan menyebar ke area persawahan dan pemukiman. Akibat debit air yang tinggi, luapannya menyebar ke kecamatan Ketapang dan Penengahan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Sragi.(Antara)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro