CIANJUR – Dengan adanya jalur puncak II akan mengurai kemacetan yang sering terjadi diwilayah puncak .Pemkab Cianjur, Jawa Barat, dalam waktu dekat akan membangun jalur Puncak II sebagai jalur alternatif yang selama ini menjadi solusi bagi kemacetan di jalur Utama Puncak.
“Seharusnya pertengahan tahun karena pandemi anggarannya dialihkan untuk penanganan COVID-19. Targetnya awal tahun depan, pembangunan jalur Puncak II akan direalisasikan untuk meningkatkan perekonomian termasuk pariwisata,” kata Bupati Cianjur, Herman Suherman pada wartawan Selasa.(7/7/2020)
Ia menjelaskan, selama ini pihaknya memprioritaskan pembangunan infrastruktur mulai dari Utara hingga Selatan, sebagai upaya meningkatkan berbagai sektor mulai dari kesehatan, pendidikan, perekonomian dan untuk mengenalkan destinasi wisata baru di berbagai wilayah di Cianjur.
Sehingga dengan dibangunnya jalur Puncak II, tingkat kemacetan di jalur utama Puncak dapat diatasi dan harapan warga untuk mendapatkan infrastruktur jalan yang layak terpenuhi guna meningkatkan roda perekonomian di wilayah yang terlintasi jalan tersebut.
“Tidak hanya Puncak II, kami juga akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur jalan menuju tempat wisata yang ada di Cianjur termasuk destinasi wisata baru seperti Curug atau air terjun yang jumlahnya cukup banyak di wilayah Selatan,” katanya.
Sementara pengelola tempat wisata di selatan Cianjur, berharap janji yang diucapkan Bupati Cianjur, segera terealisasi karena selama ini mereka mengembangkan tempat wisata namun tidak ditunjang dengan infrastruktur jalan yang layak seperti yang terlihat di pantai Selatan dan sejumlah air terjun yang banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah.
“Tinggal menunggu apakah segera atau nanti lagi dibangun, banyak tempat wisata yang sudah lama beroperasi dan banyak dikunjungi wisatawan asing, namun tidak ditunjang dengan infrastruktur yang memadai, sehingga jumlah wisatawan yang datang masih dapat dihitung jari setiap harinya, kecuali akhir pekan,” kata Rahman pengelola tempat wisata di pantai selatan.
Ia dan pengelola tempat wisata lainnya di Cianjur, berharap pembangunan infrastrutur terwujud akhir atau awal tahun sesuai janji bupati yang kerap berkunjung ke tempat wisata yang ada di Kabupaten Cianjur.(*/Yan)
SURABAYA – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Hadi Sulistyo mengatakan, pihaknya terus menggalakkan percepatan tanam padi menjelang musim kemarau basah yang diprediksi melanda Jatim.
Gerakan percepatan tanam padi diawali di enam daerah yang menjadi lumbung padi Jatim. Enam daerah yang dimaksud yaitu Jember, Ngawi, Nganjuk Bojonegoro dan Tuban. Nantinya kabupaten/ kota yang lain mengikuti.
“Termasuk sudah ada tambahan Kabupaten Sumenep yang juga sudah menjalankan percepatan tanam padi,” kata Hadi di Surabaya, Senin (6/7/2020).
Hadi menjelaskan, musim kemarau tahun ini merupakan musim kemarau basah. Dimana pada Juli, diperkirakan masih ada sisa hujan yang bisa ditampung untuk tanaman padi. Dampak buruknya, biasanya pada musim kemarau basah, banyak hama dan penyakit.
“Tapi kemarau basah ini juga ada dampak minusnya yaitu masalah hama penyakit, terutama wereng dan tikus,” ujar Hadi.
Hadi meminta petani dan dinas pertanian kabupaten/ kota mewaspadai serangan hama tersebut. Pemprov Jatim telah menyiapkan antisipasi dengan menyediakan anti hama yang siap dikirim ke setiap kabupaten/ kota.
“Kita sudah koordinasi untuk antisipasinya jika sewaktu-waktu butuh anti hama kami siap mensuplai,” kata dia.
Untuk mendapatkan anti hama, daerah harus melakukan pengajuan terlebih dahulu. Namun, bila kabupaten kota bisa menyelesaikan sendiri pun tidak mengapa.
Hadi menjelaskan, pertanian merupakan sektor yang paling aman dari dampak Pandemi Covid-19. Termasuk untuk distribusi hasil pertanian, Pemprov Jatim sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta gugus tugas agar hasil pertanian bisa terjual dan tidak memberatkan petani.
“Kita juga sudah melakukan pemetaan ketersediaan stok pangan, jangan sampai ada kendala karena Jawa Timur ini andalan Indonesia. Produksi padi kita selalu surplus,” kata dia.
Hadi menjelaskan, Jatim merupakan salah satu wilayah berstatus lumbung pangan nasional. Pada semester I 2020 luas panen Jatim sekitar 1.120.153 hektare.
Sedangkan untuk produksi padi pada semester I ini diperkirakan mencapai 6.185.310 ton gabah kering giling atau setara dengan 4.066.348 ton beras.
Potensi konsumsi Jatim diperkirakan mencapai 2.133.143 ton beras. Sehingga pada Semester I 2020 ini surplus beras Jatim mencapai 1.933.205 ton beras.(*/Gio)
BANDUNG – Dengan adanya pandemi mempengaruhi semua industri namun masih ada yang bertahan dengan bermacam inovasi seperti fesyen .Pemprov Jabar, akan menggandeng pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam 10 juta lembar pengadaan masker.
Karena, sekitar 37 ribu pelaku UMKM di Jabar terdampak pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat Kusmana Hartadji mengatakan, Pemprov Jabar menargetkan bisa melibatkan UMKM dalam pembuatan 10 juta masker. Sebelumnya, Dinas KUK Jabar sudah membuat dua juta masker.
“Sekarang, kami akan membuat delapan juta masker yang bakal dibagikan kepada masyarakat maupun instansi,” ujar Kusmana dalam konferensi pers, di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (6/7/2020).
Kusmana mengatakan, kerja sama ini dilakukan untuk membantu UMKM khususnya yang selama ini berkecimpung di bidang fesyen agar mampu bertahan di tengah badai pandemi Covid-19.
Karena selama ini, banyak pelaku UMKM fesyen yang jatuh bangun bahkan tak sedikit menutup usahanya karena tak bisa mendapatkan pesanan.
“Kita coba menyerap produk masker yang mereka buat,” kata Kusmana.
Dalam program pengadaan ini, kata dia, setidaknya akan ada 800 sampai 1.000 UMKM yang bisa diikutsertakan di seluruh kabupaten/kota se-Jabar. Satu UMKM, nantinya bisa membuat minimal 10 ribu masker. Sedangkan, jika ada penambahan maka bisa mencapai 50 ribu masker.
Dalam hitungan kasar, kata dia, satu masker dihargai sekitar Rp 5.000. Artinya satu UMKM akan mendapat orderan mencapai Rp 50 juta.
“Ini cukup menguntungkan karena bagi pelaku UMKM berapapun didapat sudah baik daripada tidak ada pesanan sama sekali,”jelasnya.(*/Hend)
CIREBON – Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon membuat para pengurus Pesantren dan Santri resah, dia menyebutkan banyak Pesantren tak ber IMB di Kabupaten Cirebon.
Ribuan santri akan menggelar aksi di depan gedung DPRD Kabupaten Cirebon, Selasa (8/7) besok. Kabarnya, mereka akan mendatangi Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon, Hermanto.
Ini buntut dari pernyataan Hermanto yang memantik kemarahan kalangan santri. Beberapa waktu lalu, dia menyebutkan banyak pesantren yang belum memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Kordinator Lingkar Santri Cirebon (LSC) Ahmad Ibnu Ubaidilah mengatakan, pihaknya mengakomodir para santri yang ada di pondok pesantren di wilayah timur, barat, dan utara. Sebab, mereka merasa tersinggung dengan statemen Hermanto.
“Estimasi masa yang akan melakukan aksi di DPRD mencapai ribuan. Banyak yang prihatin termasuk jejaring alumni,” kata Inu, Senin (6/7/2020).
Menurutnya, Hermanto salah tafsir soal pesantren, dan membuat kelompok pesantren kecewa dan dirugikan. Padahal, selama ini pihaknya menjaga Marwah pesantren dan kiai. Inu menilai, statemen Hermanto, dinilai sudah keterlaluan.
“Fokus saja UMC. Jangan melebar ke IMB pesantren. Kenapa harus pesantren yang jadi kambing hitam. Ini urusannya sudah SARA. Jangan anggap remah pesantren. Sebetulnya punya kepentingan apa Hermanto dengan pesantren,” jelasnya.
Hal senada dikatakan Ketua Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Cirebon Raya, Maman Kurtubi. Menurutnya, Hermanto dinilai melakukan pengalihan isu saat membahas IMB UMC. Padahal kalau saja fokus dan tidak membawa-bawa persoalan IMB pesantren, persoalan akan menjadi lain. Maman berencana, akan mengirimkan sekitar 300 santri dalam aksi protes tersebut.
“GMBI juga ikut protes karena kami tidak terima. Kami juga punya banyak santri. Satu terluka, kami juga ikut terluka. Hermanto harus memberikan klarifikasi. Kalau tidak meminta maaf, kami akan menduduki gedung dewan,” ancam Maman.
Sementara itu, Komandan Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul ulama (Banser) Kabupaten Cirebon, Abdul Rohman mengaku, pihaknya masih menunggu instruksi dari PCNU setempat untuk bergerak menyikapi statmen Hermanto yang dinilai menyakitkan dan merugikan pesantren tersebut.
Apa yang disampaikan Hermanto, menurut dia, tidak sepantasnya IMB pesantren diungkit dan diperdebatkan. Mengingat pesantren berdiri sebelum lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kami sebagai Komandan Banser menunggu instruksi dari orang tua Banser siap bergerak untuk meminta klarifikasi pada Hermanto atas statemennya yang lantang memojokkan pesantren,” ungkapnya.(*/Dang)
PASURUAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan mengaku sudah mendapat laporan kekeringan di beberapa desa di 7 kecamatan di wilayah kerjanya.
“Terhadap laporan dari tujuh kecamatan yang melapor kekeringan. Kita assessment dulu apakah benar tidaknya itu laporan,” jelas Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan, Tectona Jati, Minggu (5/7).
Tujuh kecamatan di Kabupaten Pasuruan itu adalah Kecamatan Lekok, Grati, Winongan, Lumbang, Gempol, Pasrepan dan Kejayan. Di 7 Kecamatan tersebut, terdapat 21 desa yang mengalami kekeringan.
“Bisa saja nanti dari 21 desa itu berkurang jika sudah ada sumber (air) atau pengeboran sumur. Kalau begitu kan airnya sudah terpenuhi. Makanya kita cek ke lokasi masing-masing,” jelasnya.
Tectona menambahkan, assessment itu direncanakan rampung pada pekan depan. Kemudian dilanjutkan proses pengajuan surat keputusan (SK) tanggap darurat kekeringan dan anggaran untuk suplai air.
“Suplai air saat ini masih diatasi secara mandiri oleh masyarakat serta ada pihak ketiga, perusahaan-perusahaan yang ada di sekitar 21 desa itu,” bebernya.
Meskipun ada bantuan suplai air dari pihak-pihak perusahaan, Tectona menegaskan jika hal itu masih kurang. Kekurangan itulah yang nanti akan disuplai oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan.
“Kita yang nambah nanti (kekurangan suplai air bersih untuk masyarakat), sesuai yang akan kita usulkan dari hasil assessment,” tandasnya.(*/Gio)
LAMPUNG – Pencegahan covid-19 di Lampung akan menyasar ke pasar tradisonal karena di pasar tempat banyaknya kerumunan masyarakat .
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung mengatakan delapan pasar tradisional dan satu terminal di empat kabupaten/kota menjadi target tes cepat COVID-19 secara massal.
“Di Kota Bandarlampung ada tiga pasar tradisional dan satu terminal. Kabupaten Pesawaran dan Lampung Tengah masing-masing satu pasar dan Lampung Selatan tiga pasar yang rencananya akan kita lakukan rapid test massal,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana di Bandarlampung, Jumat.
Dia mengatakan untuk Kota Bandarlampung ketiga pasar tradisional itu adalah Pasar Smep, Pasar Wayhalim, dan Pasar Bambu Kuning, serta Terminal Kemiling. Di Kabupaten Lampung Selatan pasar yang menjadi target tes cepat massal yakni Pasar Natar, Pasar Jatiagung, dan Pasar Kalianda. Di Kabupaten Pesawaran sasarannya adalah Pasar Gedong Tataan dan Lampung Tengah di Pasar Bandar Jaya.
“Semua tempat itu berdasarkan rekomendasi dari Dinkes kabupaten/kota,” katanya.
Reihana menjelaskan urung terlaksananya tes cepat secara massal di pasar tradisional di empat kabupaten/kota tersebut karena saat ini pihaknya bersama Dinkes dari kabupaten/kota sedang mempersiapkan alatnya. Selain itu, pihaknya dan pemkab/pemkot setempat juga terus melakukan sosialisasi kepada pedagang di pasar yang akan menjadi tempat tes cepat tersebut agar mereka tidak takut.
Reihana menegaskan jika nanti ada konsumen yang datang ke pasar dan ingin melakukan tes cepat, pihaknya pun akan membantunya serta memfasilitasi.
“Apabila hasilnya reaktif, langsung kita lakukan tes usap untuk mengetahui apakah hasilnya positif atau negatif Covid-19,”tukasnya.(*/Kri)
KARAWANG – Mengantisipasi penyebaran dan mencegah penyebaran virus-19 diminta agar warga selalu menerapkan protokol kesehatan .
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengimbau agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan karena saat ini Karawang masih berada dalam zona kuning
“Sampai sekarang ini Karawang masih berada dalam level tiga atau zona kuning,” kata Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 setempat Fitra Hergyana, di Karawang, Sabtu.
Ia mengatakan, penghitungan level kewaspadaan didasarkan pada delapan indikator, antara lain laju Orang Dalam Pemantauan per daerah, laju Pasien Dalam Pengawasan, laju kesembuhan, laju kematian, laju reproduksi COVID-19, laju transmisi, laju pergerakan/kemacetan serta resiko biografis.
Dengan status zona kuning tersebut, kata dia, maka Karawang tidak sepenuhnya aman dari resiko penularan COVID-19.
Fitra menyampaikan agar warga tetap waspada dan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, jaga jarak serta membiasakan pola hidup bersih dan sehat.
Hingga Sabtu (3/7) ini jumlah kasus positif di Karawang mencapai 41 orang. Sebanyak 24 orang sembuh dan sisanya 17 orang masih dalam observasi.(*/Eln)
KOTA MALANG – Daerah Jawa Timur belum juga reda dan landai malah yang terjadi ada tren kenaikan positif covid-19 menjadi meningkat .Pasien positif Covid-19 di Malang raya, Jawa Timur terus bertambah signifikan hingga Jumat 3 Juli 2020 malam.
Bahkan, dari data terbaru 32 pasien positif baru terkonfirmasi, dengan rincian 17 pasien positif baru dari Kota Malang, 13 pasien positif baru dari Kota Batu, dan 2 kasus penambahan baru dari Kabupaten Malang.
Dari data epidemiologi Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur pun Kota Malang dan Kota Batu masuk dalam zona merah corona dengan penularan risiko yang tinggi.
Selain Kota Malang dan Kota Batu, di Jawa Timur terdapat 10 wilayah lainnya, di antaranya tiga daerah di Surabaya raya, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Pamekasan.
Dari sisi skor epidemiologi, Kota Malang memperoleh 1,31 dari sebelumnya 2,16 yang artinya terjadi penularan dengan risiko sedang ke tinggi.
Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko mengakui bila Kota Malang mendapat ‘teguran’ dari Gubernur Jawa Timur, sebagai salah satu daerah di Malang raya yang penambahan pasien positif corona cukup masif.
“Jadi, saya sampaikan ke publik bahwa hari ini ada evaluasi dari ibu gubernur yang dilakukan sore tadi bahwa Malang masuk zona merah, zona merah itu penularan dengan risiko tinggi,” ujar Sofyan Edi.
Oleh karena itu, pria yang disapa Bung Edi ini mengingatkan masyarakat Malang untuk terus mematuhi protokol kesehatan Covid-19, guna meminimalisir penambahan kasus positif baru.
“Disiplin masyarakat terhadap protokol kesehatan ini sangat penting dan menentukan zona Malang ke depan. Saya himbau kepada seluruh masyarakat termasuk tokoh – tokoh di Malang tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh perempuan ayo kita kampanyekan disiplin menggunakan masker, jaga jarak , termasuk cuci tangan dan pola hidup, berpikir positif, supaya daya tahan tubuh kita semakin baik,” pungkasnya.
Sebagai informasi, total 234 pasien positif corona di Kota Malang, 65 pasien sembuh, 151 menjalani perawatan, dan 18 orang meninggal dunia. Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 392 orang, 158 orang dalam pengawasan, 201 orang selesai diawasi, dan 33 PDP meninggal dunia.(*/Gio)
KEDIRI – UMKM saat pandemi covid-19 saat ini terus berivonasi dan eksis agar kelangsungan bisa terus bertahan .Perajin tenun ikat di Kota Kediri, Jawa Timur, berinovasi dengan warna. Strategi ini sebagai bagian dari upaya agar produk mereka tetap disukai pelanggan di masa pandemi COVID-19.
Erwin, pemilik kerajinan tenun ikat merek “Tenun Bandoel” mengakui ingin beri warna yang berbeda untuk produknya. Selain diversifikasi produk, ia sengaja berinovasi dengan warna-warna yang berbeda dengan perajin lain.
“Saya belajar ototidak soal warna. Kalau melihat warna yang menarik, saya akan coba mengurai warnanya dengan mencampur berbagai warna sampai mendapatkan warna yang ia lihat. Kadang kalau belum ketemu, saya ngga bisa tidur,” kata Erwin di Kediri, Jumat (3/7/2020).
Ia mengungkapkan, pemilihan warna-warna dari tenun ikat produknya tersebut sempat menginspirasi koleksi Neon karya Priyo Oktaviano yang pentas di Kota Kediri pada 2019.
Erwin mengakui melanjutkan usaha tenun ikat ayahnya di sentra tenun ikat Kediri, Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto. Sejak kecil dirinya sudah mengenal motif dan warna tenun. Hal itu yang juga memberi ide, bagaimana membuat warna-warna tidak monoton, motif yang lebih kekinian sehingga ada nilai tambahnya.
Dirinya menyebut, unsur-unsur warna yang ada dicampur sehingga menghasilkan warna baru. Dalam pencelupan kain, bisa 2-3 kali untuk menghasilkan warna yang dikehendaki, dengan warna-warna yang lebih kuat.
Karena proses yang lebih rumit, harga jual produk yang dibuatnya juga lebih tinggi dibanding tenun ikat pada umumnya. Untuk kain katun (bahan baju) untuk warna yang bagus harganya hingga Rp250.000 per lembar. Namun, juga terdapat harga yang standar, yakni rata-rata Rp175.000 per potong. Sedangkan, untuk baju yang sudah dijahit seharga Rp400.000 per potong.
“Saya mematok harga lebih tinggi. Memang saya menembak pasar yang lain,” kata Erwin.
Ia juga menyadari, tidak selamanya menjual dengan harga murah selalu lebih laku. Yang utama merupakan target market dan hal ini sangat penting untuk membuat keragaman produk. Bahkan, harga yang lebih tinggi juga tidak menjadi soal ketika ada nilai lebih yang ditawarkan. Hal ini terbukti, bahwa dirinya memiliki pelanggan khusus yang selalu kembali membeli.
Pada saat COVID-19, Erwin mengakui bahwa permintaan dari pelanggannya memang turun drastis. Bahkan pesanan yang sudah dipesan, tidak jadi diambil.
Ia juga membuat masker, yang dijual dengan harga Rp15.000 hingga Rp 17.000 per lembar. Jenisnya juga beragam, seperti masker scuba dengan lapisan kain kapas sehingga memberi ruang untuk bernafas. Selain itu, ada juga yang seharga Rp20.000 hingga Rp25.000 per lembar dan tetap ada peminatnya.
Selain pesanan dari Pemkot Kediri, ia juga menjual produknya lewat jejaring sosial dan marketplace dan ternyata cepat habis.
“Ini artinya, inovasi meski memberikan konsekuensi pada ongkos produksi yang tinggi, penggemarnya tetap ada. Hal ini bisa menjadi inspirasi bagi UMKM lain untuk terus berinovasi,” kata dia.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri Nur Muhyar menegaskan, pemkot juga tetap memberikan dukungan untuk industri kecil serta UMKM agar tetap bertahan.
Pemkot membeli produk tenun ikat yang dijadikan masker, dengan memesan lebih dari 5.000 lembar masker. Hal tersebut ternyata juga diikuti instansi lain, bahkan swasta juga ikut memesan.
“Kondisi ini juga menolong para penenun untuk tetap bertahan di masa pandemi COVID-19,”tukasnya. (*/Gio)
PURWAKARTA – Menuju kenormalan baru banyak tempat wisata sudah mulai di buka dan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan covid-19 . Salah satu destinasi wisata di Kabupaten Purwakarta Jawa Barat yang sudah dibuka Cikao Park.
Meski sudah didatangi wisatawan, destinasi ini belum seramai sebelum pandemi Covid-19 terjadi.
Tempat rekreasi yang memiliki beragam fasilitas ini mulai menerima kunjungan wisawatan. Direktur Utama Cikao Park Afrijal Hadi mengatakan, wisatawan sudah mulai datang tapi memang belum signifikan dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.
Afrijal menuturkan sesuai anjuran pemerintah, manajemen Cikao Park menerapkan protokol kesehatan menghadapi pandemi Covid-19 ini. Penerapan ini sesuai dengan dukungan manajemen guna memutus mata rantai Covid-19.
Manajemen Cikao Park telah menyediakan wastafel setiap sudut area untuk cuci tangan. Selain itu, manajemen juga memasang spanduk-spanduk imbauan seperti slalu gunakan masker, sering cuci tangan, dan jaga jarak dengan pengunjung lain. “imbauan itu akan terus kami sampaikan kepada pengunjung yang datang,” kata Afrijal, Jumat (3/7).
Ia melanjutkan, pihak Cikao Park juga membatasi jumlah pengunjung yang datang. Hal tersebut sesuai aturan pembatasan dari kapasitas tempat.
Di tempat pembelian tiket atau masuk ke area wisata juga berikan garis jarak antar pengunjung.
“Wisatawan yang masuk ke area di tes suhu oleh petugas. Petugas kami juga menggunakan pelindung wajah dan sarung tangan,” kata Afrijal.
Ia berharap dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, masyarakat bisa merasa aman dan nyaman berwisata di tengah Pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Sehingga geliat pariwisata juga bisa mulai bangkit setelah beberapa bulan harus ditutup.
Anggota Kepolisian juga ikut melakukan patroli dan penjagaan ke tempat wisata yang kembali dibuka. Patroli ini sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19 serta tindakan kriminal di area wisata.(*/As)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro