GARUT – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyebutkan perkembangan sementara jumlah rumah yang terdampak kerusakan akibat bencana alam gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 6,2. Hingga kini, 113 rumah tersebar pada 24 kecamatan di Garut dinyatakan rusak akibat bencana gempa tersebut.
“Rumah terdampak 113 unit, empat rusak berat, 12 rusak sedang, 34 rusak ringan, sisanya masih belum terkategori,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Saefuloh di Garut, Senin (29/4/2024).
Ia mengatakan, Pemkab Garut sudah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana untuk penanganan bencana alam gempa bumi di seluruh daerah yang terdampak. Data kerusakan rumah itu, kata dia, masih bersifat sementara terkait jumlah maupun tingkat kategori kerusakan, yang saat ini daerah terdampak ada di 42 desa, empat kelurahan, dan tersebar di 24 kecamatan.
Selain rumah, lanjut dia, ada juga 14 fasilitas umum atau infrastruktur yang rusak akibat bencana gempa bumi seperti bangunan rumah sakit, sekolah, dan masjid. “Infrastruktur atau fasilitas terdampak 14 unit,” katanya.
Dia mengatakan, dampak dari bencana gempa bumi itu tidak menimbulkan korban jiwa, hanya ada enam orang yang mengalami luka-luka dan sudah mendapatkan penanganan medis sampai akhirnya diperbolehkan pulang. “Korban ada enam luka ringan,” kata dia.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan guncangan gempa bumi tektonik di Kabupaten Garut berkekuatan M 6,2 pada Sabtu (27/4/2024) tengah malam berpusat di laut 151 km barat daya Kabupaten Garut dengan kedalaman 10 km dan tidak berpotensi tsunami.
Adanya kejadian gempa dan menimbulkan dampak luas itu, kata dia, membuat Pemkab Garut menetapkan status Tanggap Darurat bencana alam selama 14 hari. Tujuannya untuk memberikan perhatian khusus, mengucurkan biaya tidak terduga dalam menanggulangi daerah yang terdampak bencana.(*/Dang)
GARUT – Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pangandaran menyebutkan gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.5 di barat daya Kabupaten Garut, Sabtu (27/4/2024) tengah malam, menyebabkan kerusakan rumah warga dan masjid di Pangandaran, Jawa Barat. Namun demikian, tidak dilaporkan ada korban jiwa.
“Ada kerusakan ringan beberapa rumah, lagi diasesmen,” kata Ketua Tagana Kabupaten Pangandaran Nana Suryana saat dihubungi melalui telepon seluler di Garut, Minggu (28/4/2024) pagi.
Nana menyebutkan, guncangan gempa Garut itu dilaporkan ada tiga daerah yang terdampak kerusakan yakni di Kecamatan Kalipucang terdapat satu masjid rusak bagian dinding keramik. Selanjutnya di Kecamatan Padaherang terdapat dua rumah rusak, dan satu rumah bagian dapur juga rusak di Kecamatan Cimerak, sebagian daerah Cimerak saat kejadian gempa sempat terjadi mati listrik.
“Kabupaten Pangandaran pantauan sementara aman kondusif di 10 kecamatan, satu kecamatan wilayah Cimerak sebagian mati lampu,” katanya.
Guncangan gempa yang berpusat di Garut itu cukup kuat dirasakan masyarakat pesisir pantai Pangandaran yang masih satu garis pantai dengan Kabupaten Garut. Guncangan gempa itu, kata dia, sempat menyebabkan warga panik, namun tidak ada pergerakan evakuasi mandiri yang dilakukan masyarakat Pangandaran, begitu juga kondisi wilayah pantai terpantau normal.
“Kondisi wisatawan sempat panik, namun berangsur kondusif, tidak ada pergerakan evakuasi mandiri, situasi pantai juga kembali kondusif,” katanya.
Nana menambahkan situasi dan kondisi saat ini di kawasan wisata Pantai Pangandaran juga terpantau sudah mulai normal, masyarakat maupun wisatawan beraktivitas seperti biasa. “Normal, wisatawan aktivitas normal,” katanya.
Berdasarkan laporan BMKG, gempa bumi M6,5 berpusat di laut 151 km barat daya Kabupaten Garut dengan kedalaman 10 km dan tidak berpotensi tsunami. Guncangan gempa tersebut cukup kuat dirasakan di sejumlah daerah di wilayah perkotaan maupun pegunungan di Garut. Bahkan, dilaporkan juga dirasakan sampai daerah lainnya seperti Pangandaran, Bandung, Tasikmalaya, dan daerah lainnya.(Republika)
SURABAYA – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menanggapi ramainya pemberitaan di tengah masyarakat terkait jam operasional warung Madura yang akan diatur. Khusus di Jatim, kata Adhy, tidak akan ada larangan warung Madura beroperasi 24 jam.
“Saya kira terlalu jauh ya (aturan jam operasional warung Madura) yang namanya ekonomi sekarang bisa 24 jam. Kalau gitu yang transaksi online juga tidak usah 24 jam,” kata Adhy di Surabaya, (27/4/2024).
Adhy mengatakan, selama membawa keberkahan, aktivitas ekonomi apa pun boleh dijalankan. Asalkan, para pelaku usaha tetap menjaga ketertiban umum.
“Kalau itu membawa keberkahan, membawa penghasilan yang bagus, dan tidak menganggu ketertiban umum sebetulnya laksanakan. Tapi kalau mengganggu ketertiban umum silakan (ditertibkan). Orang hidup, kita bisa malam hidupnya,” ujarnya.
Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM pun sudah menegaskan tidak pernah melarang warung Madura beroperasi 24 jam. Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim mengaku jajarannya telah meninjau Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung nomor 13 tahun 2018 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan. Aturan tersebut dianggap membatasi aturan operasional warung Madura.
Namun, dari hasil peninjauan disimpulkan, tidak ditemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura beroperasi selama 24 jam.
“Dalam perda tersebut, pengaturan terkait jam operasional justru berlaku bagi pelaku usaha ritel modern, minimarket, hypermarket, departement store, serta supermarket, dengan batasan jam operasional tertentu,” jelasnya.(*/Gi)
SUKABUMI – Polisi berhasil mengamankan R (50) yang diduga membuat resah warga, usai meminta sumbangan sambil berteriak-teriak di Gang Amris RT 01 RW 01 Kelurahan Jayaraksa Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Jum’at (26/4/2024) sekitar pukul 10.20 WIB.
Wanita paruh baya yang sempat viral di media sosial lebih dulu diamankan ke kantor kelurahan untuk dimintai keterangan awal.
“Memang betul, tadi sekitar pukul 10.20 WIB, Polsek Baros menerima informasi dari masyarakat mengenai ibu-ibu yang meminta sumbangan sambil berteriak-teriak di depan rumah warga, di Gang Amris Kelurahan Jayaraksa Baros Kota Sukabumi,” kata Kapolsek Baros, Kompol Iman Parayitno dalam keterangannya, (27/4/2024).
“Hal tersebut langsung kami respon, berkoordinasi dengan pihak Kelurahan Jayaraksa untuk sama-sama mengecek ke lokasi dan membawa wanita tersebut ke Kantor Kelurahan Jayaraksa,” sambungnya.
Saat itu pihaknya bersama Kelurahan ingin membawa R ke dinas sosial (Dinsos) setempat. Namun upaya penempatan R ke Dinsos tidak membuahkan hasil.
“Tadi personel kami melaporkan bahwa Lurah Jayaraksa telah mencoba berkoordinasi dengan pihak Dinas Sosial Kota Sukabumi untuk penanganan ibu R ini, akan tetapi, karena tidak ada jawaban yang sesuai dari pihak Dinas Sosial, maka kami berinisiatif memberikan ongkos dan mengantarkan ibu R ini ke mobil jurusan Bogor, karena memang saat ditanya, ibu R ini ingin ke Bogor,” tandasnya.(*/Yan)
SEMARANG – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayah Jawa Tengah pada periode 16 hingga 18 April 2024.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Yoga Sambodo dalam siaran pers di Semarang, Selasa (16/4/2024), mengatakan terdapat gangguan atmosfer yang mengakibatkan peningkatan potensi terjadinya cuaca ekstrem.
Ia menjelaskan analisis dinamika atmosfer yang terjadi menunjukkan aktivitas gangguan Madden Julian Oscillation (MJO) serta pola belokan angin dan konvergensi terlihat dominan untuk wilayah Pulau Jawa.
“Kondisi tersebut mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan konvektif atau Cumulusnimbus yang berpotensi menghasilkan curah hujan lebat dan angin kencang,” katanya.
Sejumlah wilayah yang terdampak cuaca ekstrem tersebut, antara lain Jawa Tengah bagian tengah seperti Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Semarang, Temanggung, serta Kota Salatiga.
Wilayah pantura, seperti Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Demak, Jepara, Pati, Rembang, serta Kota Semarang. Wilayah Jawa Tengah bagian timur dan selatan meliputi Kabupaten Grobogan, Sragen, Blora, Kudus, Kebumen, Purworejo, Kota Solo, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, dan Wonogiri.
Ia mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, tanah longsor, dan angin kencang.(*/D To)
SERANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten menyiapkan langkah strategis untuk mengantisipasi dampak bencana yang terjadi menjelang arus mudik dan balik libur Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten Nana Suryana di Serang, Banten, Jumat (29/3/2024), mengatakan hampir di seluruh kabupaten dan kota di Banten masuk dalam kategori rawan banjir dan longsor di antaranya seperti di Kabupaten Lebak, Pandeglang, wilayah Serang, dan sebagian kecil di wilayah Tangerang.
Sementara wilayah berpotensi tsunami yakni di Kabupaten Lebak, Cilegon, Pandeglang, dan Serang.
“Hampir semua titik di Banten rawan banjir. Longsor lebih banyak di Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang, sebagian kecil di wilayah Tangerang. Potensi tsunami ada di Lebak, Cilegon, Pandeglang, dan Serang,” katanya.
BPBD Banten mendapatkan suplai informasi cuaca kemaritiman, pelayaran, gelombang tinggi, kecepatan dan terkait cuaca melalui BMKG sebagai panduan untuk melakukan perjalanan khususnya pelayaran jalur laut.
Dalam menyikapi potensi cuaca ekstrem, katanya, masyarakat diminta untuk waspada dengan menghindari tempat-tempat yang berpotensi banjir dan tanah longsor.
Para orang tua juga diminta untuk mengawasi dan memperhatikan anak-anak dalam bermain di sekitar aliran sungai agar tidak terbawa arus. Selain itu masyarakat juga diminta untuk tidak mudah percaya terhadap berita hoaks yang belum jelas kebenarannya.
“Masyarakat harus hati-hati, tetap melakukan aktivitas sebagaimana mestinya, tidak perlu panik dan terprovokasi dengan adanya informasi hoaks, sehingga perlu diketahui dulu kebenarannya,” katanya.
BPBD juga melakukan sosialisasi, peningkatan kapasitas kemampuan pada masyarakat bahkan sampai ke tingkat keluarga yang disebut Desa Tangguh Bencana yang tersedia di kecamatan atau kelurahan. BPBD Banten menyiagakan 150 personel menjelang mudik Lebaran dan libur nasional.
“Tentu kami juga dibantu dengan TNI dan Polri, relawan dan unsur pemerintah lainnya,” katanya.
Adapun kebijakan yang dilakukan BPBD Banten tidak terlepas dari Standar Operasional Prosedur (SOP) penyelamatan, salah satunya dengan mengutamakan yang masih hidup dalam prosedur penyelamatan untuk mengantisipasi agar tidak ada korban jiwa susulan.(*/Dul)
BANDUNG – Bupati Bandung Barat Arsan Latif mengungkapkan kondisi curah hujan yang deras menjadi penyebab longsor di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, (24/3/2024) malam. Total sembilan orang warga diduga tertimbun material longsor dan masih belum ditemukan.
“Ternyata masih ada sembilan jiwa belum kita temukan diperkirakan di daerah sini, kita turut berduka cita,” ucap dia saat meninjau lokasi longsor, Senin (25/3/2024).
Ia mengaku belum dapat memastikan apakah longsor juga disebabkan karena kondisi hulu yang kurang resapan. Namun, ia melihat longsor disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.
“Kita belum ke sana (resapan di hulu) tapi ini karena curah hujan yang tinggi pasti membawa air dan longsor,” kata dia.
Setelah hujan deras, ia menuturkan beberapa menit kemudian terjadi longsor di kampung tersebut. Pihaknya saat ini tengah mempersiapkan kebutuhan dasar pengungsi yang berjumlah lebih dari 400 orang.
Para pengungsi mengungsi di GOR Cibenda dan di SDN Padabakti. Termasuk posko kesehatan disiapkan di ruangan sekolah.
“Selanjutnya terhadap yang mengungsi hampir kurang lebih 400 kita siapkan tempatnya, tendanya, dapur umum. Intinya kita siapkan kebutuhan dasarnya,” ungkap dia.
Arsan menambahkan pihaknya berharap agar seluruh pengungsi terlebih dahulu sehat. “Paling tidak (pengungsi) istirahat dulu mengembalikan tenaga,” kata dia.
Sebelumnya, sebanyak 9 orang warga diduga tertimbun dan belum ditemukan pascalongsor yang terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, (24/3/2024) malam. Mereka berasal dari beberapa RW di kampung tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat Meidi mengatakan peristiwa banjir bandang terjadi di Kampung Joglo, Desa Sirnagalih. Sedangkan longsor terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor pada Minggu (24/3/2024).
“Untuk banjir di Desa Sirnagalih, longsor di Desa Cibenda, dua desa. RW terdampak, di Sirnagalih satu RW di Cibenda 5 sampai 6 RW masih validasi data masih tentatif,” ucap dia saat ditemui di SDN Negeri Padakati, Senin (25/3/2024).
Usai longsor, ia mengatakan sebanyak 10 orang dinyatakan hilang. Namun, satu orang bernama Sofi (30 tahun) berhasil ditemukan pada Senin (25/3/2024) dini hari. Meidi mengatakan tersisa sembilan orang yang hilang dan belum ditemukan.
“Sembilan orang belum ditemukan, satu orang ditemukan dan langsung dievakuasi di RSUD Cililin,” ungkapnya.(*/Hen)
BANTEN – Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar mengimbau masyarakat melakukan penukaran uang pecahan baru melalui lembaga resmi. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya peredaran uang palsu.
“Kami mengimbau ke masyarakat untuk menukarkan uang di lembaga-lembaga keuangan resmi yang telah ditunjuk oleh BI. Meskipun ada beberapa pihak baik yang secara individu maupun kelompok membuka jasa penukaran uang,” katanya di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Banten, Selasa (19/3/2024).
Al mengatakan masyarakat harus berhati-hati dan waspada karena memang di momen Ramadhan dan menjelang idul fitri ini pertukaran ekonomi akan meningkat. “Momen penukaran uang ini memang sudah menjadi tradisi masyarakat dalam melakukan pembaharuan, karena di situ ada sebuah transaksi penukaran uang lama dengan uang yang baru dengan pecahan yang lebih kecil,” katanya.
Tradisi itu juga merupakan simbol yang sudah melekat di masyarakat dalam menyambut datangnya hari besar keagamaan Idul Fitri 1445 H, dimana Idul Fitri itu dimaknai sebagai kembali suci atau baru, termasuk pada hal uang. Sementara itu, Kepala Perwakilan (KPw) BI Provinsi Banten Ameriza M Moesa, mengatakan jumlah uang tunai untuk kebutuhan Ramadhan dan Idul fitri di 2024 ini mengalami kenaikan 21 persen dibandingkan tahun 2023.
“Tahun ini terjadi peningkatan permintaan uang pecahan di masyarakat Banten, kami telah menyiapkan sebanyak Rp4,57 triliun meningkat 21 persen dibandingkan tahun lalu yakni Rp3,69 triliun,” katanya.
Menurut dia, hal ini menunjukkan aktivitas ekonomi yang lebih baik di masyarakat dibandingkan tahun lalu. Selain itu pihaknya juga memastikan pecahan uang yang disedikan ini dalam kondisi layak edar.
“Kami akan memberikan layanan di seluruh wilayah Banten tepatnya di 12 titik, kami juga telah menyiapkan kuota penukaran uang untuk 6.000 orang,” katanya.
Selain itu, pihaknya menyampaikan bahwa telah bekerjasama dengan perbankan diantaranya yakni Bank Woori Sahabat, Bank Mandiri, BNI, BTN, Bjb, Bjb Syariah dan BCA, yang akan melaksanakan penukaran uang di loket bank, yang berjumlah sebanyak 199 titik penukaran uang. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang hendak melakukan penukaran uang bisa melakukan pendaftaran secara online terlebih dahulu, pada website https://pintar.bi.go.id.(Antara)
DEMAK – Pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan banjir yang melanda Kabupaten Demak, Jawa Tengah, kian parah akibat enam tanggul pembatas aliran sungai daerah setempat jebol. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Senin (18/3/2024), mengatakan keenam tanggul yang jebol tersebut tersebar di aliran Sungai Wulan, yang berada di perbatasan antara Kabupaten Demak dan Kudus.
Bahkan, beberapa di antara tanggul-tanggul tersebut sebelumnya sempat diperbaiki pada pertengahan bulan Februari lalu, namun kembali jebol pada Ahad (17/3/2024). Menurutnya, hal demikian terjadi akibat tanggul tak mampu menahan volume air Sungai Wulan yang terus bertambah setelah diguyur hujan deras. Maka kondisi tersebut membuat air luapan sungai mengalir deras dengan seketika menggenangi 89 desa di 11 kecamatan dengan ketinggian rata-rata 30 centimeter.
Bahkan, Tim Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak mengkonfirmasi hingga hari ini genangan banjir di kawasan pemukiman penduduk sudah melebihi lutut orang dewasa atau sekitar 80 centimeter.
Selain itu, arus banjir di ruas jalan penghubung Demak-Kudus juga tampak semakin deras, selain melumpuhkan arus lalu lintas juga membahayakan keselamatan warga yang sedang dievakuasi petugas menggunakan perahu. Data yang dihimpun Tim Pusdalops BNPB hingga saat ini setidaknya ada sebanyak 93.149 orang warga Demak terdampak banjir, 22.725 orang di antaranya sudah dievakuasi ke tempat pengungsian.
Tempat pengungsian itu tersebar di 45 titik yang masing-masing tersebar di Kecamatan Demak, Karangtengah, Sayung, Mranggen, Wonosalam, Karanganyar, Karangawen, Kebonagung, Guntur, Dempet, dan Kecamatan Gajah.
Pelaksana tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Demak M. Agus Nugroho Luhur P di Demak, Sabtu (16/3/2024) menerangkan, banjir yang terjadi di Kabupaten Demak, awalnya karena curah hujan tinggi pada Rabu (13/3/2024) malam, sehingga mempengaruhi debit air di wilayah hulu ke hilir meningkat, mengakibatkan beberapa daerah di Demak terdampak banjir. Selain itu, terdapat tanggul sungai di Desa Menur, Kecamatan Mranggen yang jebol, sehingga mengakibatkan pemukiman warga terdampak.
Pada (17/3/2024), jalur Pantura Demak-Kudus, Jawa Tengah, terputus akibat jebolnya tanggul kiri Sungai Wulan sehingga menggenangi jalur yang selalu padat kendaraan tersebut.
“Kami sudah memikirkan dengan melakukan pengalihan arus dari arah Semarang melalui Purwodadi,” kata Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Lutfi bersama Panglima Kodam (Pangdam) IV/Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi beserta jajaran saat mengunjungi tempat pengungsian di DPRD Kudus, Ahad.
Deddy mengakui konsekuensinya arus lalu lintas di jalur tersebut menjadi padat. Untuk itu, disiapkan kantong-kantong parkir agar para pengemudi istirahat dan tidak memaksakan terlebih dahulu.
“Sebagian kendaraan juga berada di satu lajur di jalan dengan penjagaan petugas lalu lintas. Kami juga sudah melapor ke Menteri PUPR,” ujarnya.
Satlantas Polres Demak mengalihkan kendaraan kecil yang hendak menuju Pati dan Surabaya melalui Jalur Trengguli menuju Mijen-Welahan-Jepara-Kudus-Pati. Dalam rangka mengurangi kepadatan arus kendaraan yang melintasi jalur tersebut, Satlantas Polres Kudus berkoordinasi dengan Satlantas Polres Rembang dan Pati mengarahkan kendaraan bersumbu tiga menuju Semarang melalui Blora maupun Grobogan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Satlantas Polres Pati maupun Rembang, agar truk bersumbu diarahkan ke jalur Blora maupun Grobogan menyusul jalur lewat Jepara cukup padat,” ujar Kaur Bin Ops (KBO) Satlantas Polres Kudus Iptu Noor Alifi.
Sementara jalur Undaan-Grobogan saat ini sedang ada perbaikan Jembatan Babalan, sehingga kondisinya juga cukup padat. Terkait pengalihan arus, Satlantas Polres Kudus juga sudah memasang petunjuk agar para pengemudi tidak kebingungan.
Beberapa kendaraan yang terlanjur melintasi Kudus tampak ada yang parkir di Jalan Pantura Kudus. Hal itu tampak di depan Terminal Induk Jati Kudus truk bersumbu banyak yang parkir.(*/D To)
LAMPUNG – Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengatakan bahwa Provinsi Lampung segera menerima tambahan sebanyak 13 ribu ton beras impor untuk menstabilkan harga beras. “Saat menuju ke sini kita bisa melihat masih ada kegiatan bongkaran beras impor penambahan kuota di akhir 2023 kemarin. Kalau kuota di 2024 sudah kita laksanakan juga, diperkirakan datangnya bertahap di Maret ini mungkin juga bisa sampai April,” ujar Febby Novita di Bandarlampung, Kamis (7/3/2024).
Ia mengatakan, untuk Provinsi Lampung akan kembali mendapatkan tambahan beras impor sebanyak 13 ribu ton, yang digunakan untuk menstabilkan harga beras melalui program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
“Memang kita akan ada kedatangan lagi sekitar 13 ribu ton untuk Lampung sendiri. Dan untuk kapasitas gudang di sini sekitar 50 ribu ton dan isinya sekarang ada 15 ribu ton,” ucap dia.
Dia menjelaskan, secara nasional penyaluran beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan terus berlangsung. Dan untuk di Lampung penyalurannya diperkirakan ada sebanyak 8.000 ton per hari.
“Kalau di Lampung sendiri beras yang keluar sekitar 300 ton per hari atau kalau untuk program beras stabilisasi pasokan dan harga pangan hampir 8.000 ton. Karena ini beras bersubsidi, maka kami akan mengawasi bersama. Untuk penyaluran memang selain jaringan di pasar tradisional, kami juga punya rumah pangan kita dan toko-toko ritel modern,” tambahnya.
Menurut dia, dengan adanya distribusi beras melalui program stabilisasi pasokan dan harga pangan diharapkan dapat menstabilkan harga beras di pasaran.
“Dengan terus menyerap gabah petani dan adanya distribusi beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan diharapkan harga beras bisa kembali stabil, sehingga menjaga konsumsi masyarakat,” jelasnya.(*/Ti)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro