LAMPUNG – Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, wilayah Lampung menjadi pusat pengembangan lobster. Untuk itu, ia berharap membangun sentra lobster untuk mencegah penyelundupan benih bening lobster (BBL) atau benur keluar Provinsi Lampung.
“Akan dibuat aturan penegakan hukum agar benih lobster tidak keluar Lampung,” kata Arinal Djunaidi pada sebuah diskusi fokus grup di Bandar Lampung, (30/10/2023).
Menurut Arinal, Provinsi Lampung menjadi sumber pengembangan budidaya lobster terutama di Pesisir Barat. Potensi ini, tentunya akan berdampak pada kesejahteraan petani petambak dan nelayan.
Selama ini, ujar dia, BBL ditangkap orang tidak bertanggung jawab dibawa ke Bandara Radin Inten II Branti Lampung ke luar negeri, kemudian pindah lagi melalui Bengkulu lalu ke Jambi baru mengirim ke Vietnam. Dari luar negeri kembali lagi ke Jakarta.
Ke depan, ia berharap hasil budi daya lobster ini akan dikonsumsi untuk dalam negeri. “Kita membangun pengembangan lobster di Lampung untuk Indonesia, kemudian baru di ekspor,” kata Arinal.
Rokhmin Dahuri, pakar SDA dan laut mengatakan, produksi lobster di Lampung tahun 2021 sebanyak 48,734 ton. Artinya, dari lobster tersebut Lampung berkontribusi nasional 0,98 persen atau menempati urutan ke-20 nasional.
Ia membagi produksi lobster di Lampung pada budi daya perikanan tahun 2021 sebanyak 11.100 ton, sedangkan budi daya lobster perikanan tangkap laut sebanyak 37,63 ton.
Mengenai harga, Rokhmin mengatakan, sejak tahun 2015 harga jual BBL ekspor lebih mahal 5 sampai 10 kali lipat harga budi daya lobster dalam negeri.
Menurut dia, kebijakan larangan penangkapan BBL untuk ekspor maupun budidaya berdasarkan Permen KP Nomor 56/2016 telah berdampak maraknya ekspor BBL ilegal, sehingga negara dirugikan triliunan rupiah per tahun.
Harga jugal BBL di Vietnam, kata dia, lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual BBL yang pada budi daya perikanan BBL dalam negeri.
Hal ini disebabkan kapasitas pembudidayaan di Vietnam lebih baik dengan survival rate 70 persen dengan ukuran lobster 300 gram per ekor. Sedangkan di Indonesia survival rate hanya 30 persen dengan ukuran yang sama.
Rokhmin mengatakan, kebijakan setop ekspor BBL akan efektif bila KKP Ditjen Bea dan Cukai, Polri, TNI, dan penegak hukum lainnnya, bekerja kerja dan ikhlas, dan tidak memberikan celah sekecil apapun bagi penyelundup BBL untuk ekspor.(*/Ti)
SUBANG – Korban tewas pesta miras oplosan di Subang, bertambah. Diberitakan sebelumnya, ada 10 orang Tewas. Kini jumlah tersebut bertambah menjadi 11 orang.
“Iya, bertambah jadi 11 (korban meninggal dunia),” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo saat dihubungi, Senin 30 Oktober 2023.
Korban yang tewas merupakan korban yang tengah ditangani RSUD Ciereng, Subang. Polisi pun membenarkan hal tersebut.
“Iya (korban tewas, yang dalam perawatan),” katanya.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Kasubag Humas Polres Subang Iptu Yusman mengatakan pada kasus ini, polisi sudah menetapkan satu orang tersangka.
“Sudah ada satu yang diamankan, nanti sore dirilis langsung sama Kapolres,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, 10 orang tewas usai menenggak minuman keras oplosan di Kampung Cipulus, Desa Sagalaherang Kaler, Sagalaherang, Kabupaten Subang. Selain korban tewas terdapat lima orang lainnya yang saat ini masih kritis dan di rawat di RSUD Ciereng, Subang.
Kabidhumas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo menuturkan, para korban diketahui menenggak minuman keras oplosan, pada di Kampung Cipulus, Desa Sagalaherang Kaler, Sagalaherang, Kabupaten Subang, saat ada pesta pernikahan salah seorang warga, pada Sabtu 28 Oktober 2023, di Kampung Cipulus, Sagalaherang, Kabupaten Subang.
Para korban membeli, minuman dengan merek Vodka dan McDonald. Usai mengkonsumsi miras oplosan, para korban mengalami sakit.(*/La)
SEMARANG – emerintah akan melakukan teknik bom air atau water boombing untuk menangani kebakaran hutan di kawasan Gunung Merbabu di Jawa Tengah. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan, Satyawan Pudyatmoko, mengatakan upaya tersebut dilakukan mengingat upaya pemadaman manual terkendala dengan medan yang sulit.
Kebakaran kawasan hutan Gunung Merbabu telah mencakup kawasan Kabupaten Semarang, Boyolali, dan Magelang. “Puncak gunung sulit dicapai oleh manusia maupun kendaraan. Selain itu angin kencang yang tidak tentu arahnya menyulitkan pemadaman,” katanya, di Kabupaten Semarang, (28/10/2023).
Menurut dia, upaya untuk melokalisasi api agar tidak menyebar juga sudah diupayakan. Meski demikian, kata dia, upaya pemadaman dari udara tetap dibutuhkan.
“Kami sudah minta batuan BNPB untuk memadamkan dengan water boombing,” katanya.
Dari laporan sementara, luas kawasan yang terbakar mencapai sekitar 400 hektare. Sementara Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengatakan evakuasi terhadap warga yang terdampak kebakaran hutan sudah dilakukan.
Ia menyebut terdapat 91 orang warga yang dievakuasi ke Balai Desa Batur maupun ke sanak keluarganya. Menurut dia, berbagai kebutuhan warga di pengungsian sudah disiapkan, seperti selimut, handuk, hingga pendirian dapur umum.
Sebelumnya, kebakaran yang melanda hutan di lereng Gunung Merbabu di wilayah Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, dilaporkan meluas dan mengarah ke kawasan puncak.
Kasi Wilayah 1 Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, Chomsatun Rochmaningrum, mengatakan kebakaran dilaporkan pertama kali terjadi pada Jumat (27/10/2023) di Desa Sokowolu, Kabupaten Semarang. “Diduga akibat angin kencang, api meluas hingga kawasan puncak,” katanya.
Chomsatun belum bisa memastikan berapa luas kawasan hutan yang terbakar. Ia menjelaskan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan sudah dilakukan untuk melakukan pemadaman.
“Posko sudah didirikan, kemudian beberapa titik sudah menggerakkan relawan untuk melakukan pemadaman,” katanya.
Sementara Kapolres Semarang AKBP Achmad Oka Mahendra mengatakan personel kepolisian sudah diterjunkan untuk membantu warga, khususnya yang terdampak langsung kebakaran. “Warga yang butuh diungsikan dibawa ke Balai Desa Gedong,” katanya.
Menurut dia, warga yang perlu diungsikan tersebut terutama berasal dari Desa Gedong dan Ngaduman. Ia menambahkan petugas medis dari puskesmas dan pasokan bahan makanan telah disiapkan di tempat pengungsian itu.(*/D To)
BOJONEGORO – Musim kemarau panjang membuat sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Jawa Timur, diselimuti eceng gondok. Permukaan sungai terpanjang di Pulau Jawa ini berwarna hijau, dengan panjang diperkirakan lebih dari 5 kilometer.
Video drone atau udara menunjukan tumbuhan eceng gondok, menyelimuti permukaan sungai bengawan solo, tepatnya di bawah jembatan Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro. Enceng gondok tumbuh subur memenuhi aliran sungai.
Tumbuhan ini, bahkan menutupi seluruh permukaan sungai, dengan panjang diperkirakan mencapai lebih dari 5 kilo meter. Sehingga membuat sungai terpanjang se Pulau jawa ini berwarna hijau.
Meski terlihat pemandangan indah, terutama saat eceng gondok berbunga, namun warga yang sehari-hari memanfaatkan sungai untuk beraktivitas, seperti menyebrang, mencari ikan dan pasir dibuat resah.
Hal itu lantaran perahu kecil yang digunakan kesulitan melintas dan membuat sulit untuk aktifitas warga untuk mencari ikan .
Menurut salah seorang warga, Misbahul banyaknya tanaman enceng gondok disebabkan surutnya aliran sungai.
“Terus ada penutupan bendung gerak di daerah hilir, saat musim kemarau panjang sehingga air tak bisa mengalir deras ,” kata, Misbahul.
Keberadaan tanaman eceng gondok ini, diperkirakan akan menghilang dengan sendirinya. Saat debit air sungai kembali naik di musim penghujan.(*/Gi)
YOGYAKARTA – Warga Kota Yogyakarta yang beragama Islam diajak untuk mengikuti shalat istighosah dalam rangka meminta turunnya hujan di musim kemarau 2023 ini. Shalat istighosah akan dilaksanakan di Halaman Balai Kota Yogyakarta pada pukul 06.30 WIB, Sabtu (28/10/2023).
“Kami mengundang seluruh masyarakat tanpa kecuali. Harapannya, banyak masyarakat yang ikut melaksanakan salat Istighosah dengan penuh keyakinan,” kata Wakil Ketua II Baznas Kota Yogyakarta, Abdul Samik, Jumat (27/10/2023).
Abdul mengatakan bahwa kondisi saat ini sedang mengalami kemarau panjang yang mengakibatkan beberapa daerah mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih. Atas kondisi tersebut, Baznas Kota Yogyakarta akan menyelenggarakan salat istighosah bersama untuk meminta hujan kepada Allah SWT.
“Disamping kita berupaya memberikan materi-materi berupa air bersih dan air minum untuk saudara-saudara kita yang kekeringan di beberapa wilayah di sekitar kita, kita akan mencoba juga untuk berdoa yang didalam agama Islam ada tuntunan shalat istighosah meminta hujan supaya turun dan kekeringan ini segera berakhir,” ungkap Abdul.
Sementara itu, Sekretaris Baznas Kota Yogyakarta, Misbahrudin mengatakan bahwa pihaknya telah menyalurkan bantuan air bersih hingga 161 tangki atau setara dengan 805.000 liter ke beberapa lokasi di DIY. Mulai dari Dlingo, Ponjong, Purwosari, Tepus, Saptosari, Panggang, dan Girimulyo.
“Ikhtiar lahir yang sudah kita lakukan terhadap saudara-saudara kita yang mengalami kekurangan air ya sampai hari ini sudah mendistribusikan sejumlah 161 tangki atau setara dengan 805.000 liter. Sumber dari pendanaan untuk pengadaan air bersih alhamdulillah itu dari masyarakat bahkan anak-anak sekolah dan di madrasah juga sangat antusias,” kata Misbahrudin.
Selain itu, Baznas Kota Yogyakarta juga telah menyumbangkan dana sebesar Rp 43.788.900 pada 17 Oktober 2023 melalui Baznas RI untuk Maroko dan Turki yang sedang mengalami bencana. Pihaknya juga tengah mengumpulkan dana untuk disumbangkan ke Palestina menyusul meningkatnya eskalasi konflik dengan Israel.
“Dan seperti yang telah disampaikan bahwa seluruh infak atau zakat dari shalat Istighosah akan disumbangkan ke Palestina untuk membantu saudara-saudara kita,”katannya.(*/D To)
JAKARTA – Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan dua orang meninggal dunia tertimpa pohon kelapa pasca hujan deras disertai angin kencang melanda Kabupaten Pandeglang, Banten pada Kamis 26 Oktober 2023 pukul 14.00 WIB.
“Peristiwa tersebut menyebabkan dua warga Kecamatan Karang Tanjung meninggal dunia,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan resminya, Jumat (27/10/2023).
Aam sapaan Abdul Muhari menjelaskan kronologis kejadian dua korban meninggal itu. “Pertama warga sedang mencari kelapa di tengah hutan, kemudian terjadi hujan dan angin kencang, membuatnya berlindung di bawah gubuk yang berdekatan dengan pohon kelapa yang kemudian tumbang menimpa gubuk tersebut.”
“Adapun korban kedua ketika terjadi hujan dan angin kencang sedang berada di rumah, kemudian pohon yang ada di halaman rumahnya tumbang terkena angin kencang sehingga mengenai atap rumah dan menimpa korban,” jelasnya.
Selain berdampak di wilayah Kecamatan Karang Tanjung, peristiwa tersebut juga berdampak di Kecamatan Pandeglang, Koroncong dan Mayasari. Beberapa infrastruktur yang berada pada empat kecamatan tersebut alami kerusakan antara lain Kantor Kecamatan Karang Tanjung, Gedung Disperindagpas, Kantor Korwil Pendidikan dan permukiman warga.
“Pada saat kejadian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang langsung menuju lokasi terdampak untuk melakukan pendataan, evakuasi dan pembersihan sisa material,” ujar Aam.
Menanggapi kejadian tersebut, Aam mengimbau kepada masyarakat ketika turun hujan dan angin kencang untuk tidak berlindung di dekat pohon dan baliho, karena berpotensi roboh terkena angin kencang.
“Sementara itu ketika tidak terjadi hujan, diharapkan memangkas pepohonan dan ranting yang diperkirakan dapat tumbang terbawa angin,” katanya.(*/Dul)
SUKABUMI – Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi mencatat luas lahan pertanian di wilayahnya yang mengalami gagal panen sekitar 41,85 hektare.
Gagal panen yang terjadi di Sukabbumi ditenggarai lantaran musim kemarau panjang yang melanda seluruh kawasan di Indonesia termasuk di Sukabumi.
“Dari luas lahan pertanian yang mengalami gagal panen akibat kemarau berkepanjangan ini mayoritas berada di Kelurahan Sindangpalay, Kecamatan Cibeureum,” kata Kepala DKP3 Kota Sukabumi Adrian Hariadi di Sukabumi, Jabar, Kamis.
Menurut Adrian, dampak kemarau yang terjadi sejak awal Juni 2023 membuat mayoritas lahan pertanian di Kota Sukabumi terdampak kekeringan, kondisi paling parah terjadi di Kecamatan Lembursitu dan Cibeureum.
Petani yang sebelumnya sudah menanam padi dan ditargetkan bisa panen pada September atau Oktober, terpaksa harus merugi karena lahannya tidak bisa mendapatkan pasokan air karena kekeringan dan mengalami krisis air.
Jika setiap satu hektare menghasilkan gabah kering giling (GKG) sebanyak tujuh ton, maka produksi GKG yang hilang akibat gagal panen mencapai 292,95 ton.
Namun demikian, untuk mengurangi kerugian petani dan penderitaan akibat gagal panen Pemerintah Kota Sukabumi menyalurkan bantuan cadangan beras pemerintah (CBP). Bantuan CBP ini sudah disalurkan ke para petani yang mengalami gagal panen.
“Meskipun akibat kemarau berkepanjangan ini puluhan hektare lahan pertanian di Kota Sukabumi mengalami gagal panen, tetapi untuk persediaan beras untuk masyarakat masih mencukupi,” tambahnya.
Di sisi lain, Adrian mengatakan untuk jumlah kepala keluarga atau penerima manfaat bantuan CBP mencapai 248 KK. Jumlah penerima manfaat itu tidak hanya petani yang mengalami gagal panen tetapi warga korban bencana dan lainnya.
Pada November 2023, pihaknya pun akan kembali melakukan pengadaan untuk persediaan CBP sebanyak 16 ton. Beras ini diperuntukkan untuk membantu warga yang menjadi korban bencana salah satunya gagal panen dampak dari bencana kekeringan. (ANTARA/Yan)
YOGYAKARTA – Perilaku masyarakat yang suka membuang sampah di sungai masih terjadi di Kota Yogyakarta. Hal ini terlihat dari masih banyaknya tumpukan sampah yang ada di sungai-sungai.
Bahkan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta menyebut bahwa Sungai Code menjadi salah satu sungai dengan kondisi tumpukan sampah terparah. Sungai-sungai lainnya yang turut menjadi lahan buangan sampah terparah oleh warga, yakni Sungai Code, Sungai Winongo, dan Sungai Gajah Wong, serta sungai kecil, yakni Sungai Manunggal.
Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup, DLH Kota Yogyakarta, Very Tri Jatmiko menyebut bahwa tumpukan sampah di sungai-sungai ini menjadi keprihatinan. Perilaku masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai ini juga perlu dihentikan.
“Banyaknya sampah ini (di sungai) memang menjadi perhatian,” kata Very, (25/10/2023).
Untuk itu, Very meminta masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah ke sungai. Pihaknya juga melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengubah perilaku untuk tidak membuang sampah sembarangan.
“Edukasi dan sosialisasi kita gencarkan,” katanya.
Meski begitu, Very juga berharap agar masyarakat turut berpartisipasi dalam menangani permasalahan sampah di Kota Yogyakarta, termasuk sampah-sampah yang menumpuk di sungai. Ia berharap masyarakat peduli dengan lingkungan sungai, dan tertib membuang sampah ke tempatnya seperti di depo-depo atau TPS agar tidak mencemari sungai.
Very menyebut, pihaknya akan memasang jaring di sungai untuk mengantisipasi warga yang membuang sampahnya ke sungai. Selain itu, secara swadaya, masyarakat juga sudah memasangkan CCTV untuk mencegah warga lain membuang sampah ke sungai.
“Saya berharap masyarakat lebih peduli lagi untuk tidak membuang sampah di sungai,”harapnya.(*/D To)
BANYUMAS – Jembatan kaca di Kawasan Wisata Hutan Pinus, Limpakuwus Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas ini pecah. Kejadian itu mengakibatkan satu orang tewas dan lainnya luka-luka.
Kapolresta Banyumas, Kombespol Edy Suranta Sitepu mengatakan, diduga kaca jembatan ini tidak kuat menahan beban pengunjung, sehingga kaca yang menjadi pijakan tiba-tiba pecah. Sontak, 4 korban yang saat itu sedang berada di atas jembatan kaca jadi korban.
“Satu korban yang terjatuh ke dasar jurang inisial FA, warga Banjarnegara meninggal dunia. Sedangkan satu korban lagi yang tersangkut besi jembatan kaca mengalami luka dan dibawa ke rumah sakit. Sedangkan 2 korban lainnya berhasil diselamatkan sehingga tidak terjatuh,” ucap Edy, Rabu (25/10/2023).
Video amatir merekam saat seorang korban sudah terjatuh di jurang sedalam kurang lebih 15 meter. Sementara di atas jembatan proses evakuasi korban lainnya masih berlangsung.
Jembatan kaca yang berada di kawasan hutan pinus ini sendiri berketinggian kurang lebih 15 meter dengan lebar kurang lebih 1 setengah meter. Diduga jembatan kaca dengan kaca setebal 1 sentimeter ini tidak kuat menahan beban 4 orang wisatawan dari luar Kabupaten Banyumas ini.
Polisi yang berada di lokasi kejadian langsung melakukan olah TKP. Polisi juga memeriksa pengelola wisata jembatan kaca ini. Kasus ini sendiri kini masih didalami pihak Kepolisian Resort Kota Banyumas untuk pemeriksaan sejumlah saksi.(*/D To)
BANDUNG – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mendesak agar polisi segera menangkap pria dan wanita sanggama di pinggir jalan di Kota Bandung. Peristiwa yang tidak senonoh tersebut sangat memprihatinkan.
“Pertama polisi harus segera menangkap (pelaku) kalau itu ODGJ itu masih bisa dimaklumi. Kalau bukan ODGJ ini sesuatu sangat memprihatinkan memalukan masyarakat Kota Bandung,” ucap Sekretaris MUI Jabar Rafani Akhyar saat dihubungi, Rabu (25/10/2023).
Namun, meski para pelaku diduga ODGJ, ia mengatakan polisi tetap harus segera menangkap dan hal tersebut tidak diperbolehkan. Peristiwa itu akan memberikan kesan bahwa Kota Bandung amoral.
“Nanti bisa-bisa ada kesan Bandung amoral harus dijaga marwah kita. Saya kira polisi segera menangkap meski tetap ODGJ tetap gak boleh,” kata dia.
Ia menegaskan bahwa pemerintah harus hadir mengurus ODGJ dan gelandangan. Namun, dengan muncul kasus tersebut pemerintah dinilai tidak hadir mengurus mereka.
“Pemerintah harus hadir mengurus ODGJ dan gelandangan, sepertinya gak hadir pemerintah ini,” kata dia.
Sebelumnya, aksi tak senonoh seorang pria dan wanita bersanggama di halaman sebuah ruko di pinggir jalan Kota Bandung viral di media sosial. Peristiwa itu diketahui terjadi Senin (23/10/2023) malam di Jalan Moch Toha, Kota Bandung.
Pada rekaman video yang beredar di media sosial, pria dan wanita tersebut tanpa rasa malu melakukan persetubuhan di pinggir jalan. Sejumlah warga yang melintas melihat persis aksi tak senonoh itu.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Regol AKP Aji Riznaldi Nugroho mengatakan petugas menduga bahwa kedua orang yang melakukan aksi tak senonoh merupakan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ). Petugas pun kini telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Satpol PP Kota Bandung.
“Kemungkinan ODGJ, orang sehat kayaknya tidak mungkin berbuat seperti itu,” jelasnya, Selasa (24/10/2023).(*/He)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro