SUKABUMI – Subnit Resmob dan Subnit Jatantras Unit Pidum Satreskrim Polres Sukabumi berhasil meringkus puluhan terduga pelaku pungutan liar (pungli) di kawasan wisata di wilayah Sukabumi, Jawa Barat. Informasi mengenai pungli ini terjadi di seputar pantai wilayah Kecamatan Ciemas dan Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.
Kanit Ipda Sapri mengaku pihaknya menyisir lokasi-lokasi yang diduga menjadi tempat terjadinya praktik pungli di kawasan wisata. Hasilnya puluhan orang yang diduga pelaku pungli berhasil diamankan polisi dan dibawa ke Mapolres Sukabumi guna diperiksa.
i
“Pada Sabtu (4/11/2023), kami telah mengamankan sebanyak 26 orang, terduga pelaku pungutan liar dari delapan titik tempat wisata,” ujar Sapri kepada wartawan, Minggu (5/11/2023).
Modus para pelaku ada yang melakukan pungli kepada para wisatawan untuk parkir kendaraan. Ada juga juru parkir yang memungut uang untuk masuk ke tempat wisata tidak sesuai dengan Perda Kabupaten Sukabumi.
Sapri juga menerangkan, polisi juga membawa beberapa barang bukti dalam kasus ini. Diantaranya tiket pengunjung dari Pantai Kebon Kalapa dan Curug Marinjung, rompi, buku catatan pengelolaan parkir, dan sejumlah uang yang diduga hasil pungli.
Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede melalui Kasat Reskrim AKP Ali Jupri mengatakan, kegiatan penertiban praktik pungli merupakan respons keluhan masyarakatnya. Aduan tersebut terkait adanya praktik pungutan liar di kawasan wisata.
“Kami akan tindak lanjuti kasus pungli ini dengan memanggil pengelola, aparatur desa khusus untuk kawasan wisata, serta kita juga akan berkoordinasi dengan stack holder terkait dalam proses penanganan pungli di Kabupaten Sukabumi,” kata Ali Jupri.
Ia menyampaikan harapan Kapolres Sukabumi dengan penertiban praktik pungli dan para jukir itu, para pelaku ekonomi juga wisatawan akan merasa tenang, nyaman dan aman manakala berkegiatan serta berkunjung ke Sukabumi. Dengan hilangnya praktik pungli diharapkan dapat menghilangkan citra negatif para wisatawan pada wilayah Sukabumi. Sehingga mereka tidak kapok untuk datang lagi ke Sukabumi.(*/Yan)
LAMPUNG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung telah melakukan pemetaan berbagai daerah rawan banjir di wilayah itu. Tujuannya untuk mengantisipasi adanya bencana pada peralihan musim dewasa ini.
“Kami sudah mendapatkan surat dari BNPB untuk meningkatkan kesiapsiagaan pada Oktober-November ini, sebab sudah ada peralihan musim dari kemarau ke hujan. Jadi kami diminta untuk waspada terhadap risiko bencana yang bisa terjadi,” ujar Kepala BPBD Provinsi Lampung Rudy Syawal Sugiarto di Bandar Lampung, (4/11/2023).
Ia mengatakan, dengan adanya peralihan musim dari kemarau ke musim hujan, pihaknya pun telah melakukan pemetaan wilayah yang memiliki risiko banjir, guna mencegah adanya dampak yang ditimbulkan atas risiko tersebut. “Kami sudah melakukan langkah kesiapsiagaan, melakukan pemetaan daerah rawan banjir juga dan telah menjalin koordinasi dengan BPBD kabupaten serta kota, ke forum pengurangan risiko bencana, forum relawan untuk menyiapkan diri menghadapi curah hujan tinggi,” katanya.
Dia menjelaskan, selain banjir ada beberapa bencana alam yang juga harus diwaspadai seperti tanah longsor, puting beliung, dan pergerakan tanah. “Peralatan hingga petugas sudah siap semua di 15 kabupaten dan kota, kalau bencana banjir ini semua daerah memiliki potensi risiko. Untuk puting beliung ada di Lampung Tengah, Lampung Timur, dan sebagian Tulang Bawang. Sedangkan longsor ada di Lampung Barat, Pesawaran, serta Tanggamus,” ucapnya.
Berdasarkan pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung di 15 kabupaten dan kota, di Kota Bandar Lampung ada sebanyak 11 kecamatan yang memiliki risiko terancam banjir. Untuk luas genangan ancaman banjir dengan risiko rendah ada seluas 1.875,69 hektar, luas genangan banjir risiko sedang sebesar 128,58 hektare, dan luas genangan risiko tinggi 425,58 hektare.
Sedangkan di Kabupaten Pesawaran ada 5 kecamatan yang terkena ancaman banjir, dengan luas ancaman genangan kelas rendah 4.498,41 hektare, luas genangan kelas sedang 1.297,16 hektare, dan untuk genangan kelas tinggi 1.640,83 hektare. Di Kabupaten Tanggamus ada 9 kecamatan berisiko ancaman bencana banjir dengan ancaman luas genangan risiko rendah 3.369,58 hektare, lalu luas genangan banjir risiko sedang 3.287,06 hektare, dan luas genangan risiko tinggi 4.902 hektare. Kabupaten Pesisir Barat ada 8 kecamatan yang terkena ancaman banjir, sedangkan luas ancaman genangan kelas rendah 2.481,84 hektare, genangan kelas sedang 6.902,38 hektare, luas genangan kelas tinggi 9.408,10 hektare.
Lalu di Lampung Barat ada 9 kecamatan yang terkena ancaman banjir, dan luas ancaman genangan kelas rendah ada 3.253,57 hektare, luas sedang 858,70 hektare, kelas tinggi 695,93 hektare. Di Lampung Selatan ada 16 kecamatan yang terkena ancaman banjir, luas ancaman genangan risiko rendah 9.274,50 hektare, luas genangan risiko sedang 2.741,67 hektare, luas genangan resiko tinggi 3.457,93 hektare.
Di Kota Metro memiliki total luas genangan keseluruhan 90,04 hektare dengan ketinggian 1 meter dengan Kecamatan Metro Selatan yang terancam banjir dengan potensi rendah. Kabupaten Pringsewu memiliki 3 kecamatan yang terancam banjir, luas genangan potensi risiko rendah 470,94 hektare, dan untuk risiko sedang dan tinggi tidak ada.
Selanjutnya di Kabupaten Way Kanan ada 6 kecamatan rawan banjir, dengan luas genangan risiko rendah 3.386,26 hektare, risiko sedang 6.974,56 hektare, resiko tinggi 5.960,23 hektare. Di Tulang Bawang Barat ada 5 kecamatan yang berisiko banjir, dan genangan dengan risiko rendah ada 3.692,74 hektare, risiko sedang 6.004,80 hektare, risiko tinggi 5.519,11 hektare.
Untuk Kabupaten Mesuji ada 7 kecamatan berisiko banjir, sedangkan luas genangan kelas rendah 56.339,59 hektare, kelas sedang 15.678,87 hektare, kelas tinggi 18.176,20 hektare. Di Kabupaten Tulang Bawang ada 13 kecamatan yang rawan banjir, dan memiliki genangan banjir berisiko rendah seluas 74.304,20 hektare, risiko sedang 33.414,84 hektare, risiko tinggi 40.065,10 hektare.
Kabupaten Lampung Utara ada 5 kecamatan terancam banjir dengan luas genangan kelas rendah ada 2.061,48 hektare, kelas sedang 1.764,02 hektare, dan kelas tinggi 1.324,30 hektare. Kabupaten Lampung Tengah ada 18 kecamatan rawan banjir, dan luas ancaman genangan berisiko rendah ada 25.999,97 hektare, berisiko sedang 10.794,97 hektare, dan berisiko tinggi 18.090,92 hektare.
Serta Kabupaten Lampung Timur ada 20 kecamatan terkena ancaman banjir dengan luas genangan berisiko rendah ada 37.841,96 hektare, berisiko sedang seluas 18.668,40 hektare, dan berisiko tinggi ada 20.413,29 hektare.(*/Ti)
SUKABUMI – Sebuah rumah semi permanen di Kampung Cilodor RT 01/07, Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, ambruk rata dengan tanah akibat terkena terjangan hujan deras yang disertai angin kencang.
Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna mengatakan, kejadian nahas tersebut terjadi pada Kamis (2/11/2023) sekira pukul 18.00 WIB menjelang malam hari.
“Kejadian sekitar waktu Maghrib saat terjadi hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Pada saat itu anggota keluarga sedang berada di rumah orang tuanya, tiba-tiba rumah ambruk,” ujar Daeng kepada wartawan, (3/11/2023).
Lebih lanjut Daeng mengatakan, rumah semi permanen tersebut memiliki luas 6×4 meter yang dihuni oleh 4 anggota keluarga dengan kepala keluarga bernama Tubagus Asmarullah, kondisi bangunannya saat ini hancur dan tidak mungkin ditempati lagi.
“Pada saat kejadian keadaan rumah sedang kosong, dan saat ini rumah tersebut tidak bisa ditempati dan korban mengungsi di rumah orang tuanya,” ujar Daeng.
Kebutuhan yang diperlukan oleh keluarga korban saat ini, lanjut Daeng, berupa bantuan tanggap darurat dan material bangunan untuk rekontruksi rumah yang ambruk hingga rata dengan tanah.
“Untuk total kerugian, saat ini kami sedang melakukan kajian untuk menghitung jumlahnya. Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam peristiwa tersebut,”terangnya.(*/Yan)
SAMPANG – Netizen dihebohkan dengan video viral seorang bocah 10 tahun yang diduga melangsungkan pernikahan. Keduanya asal Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Momen tersebut diunggah oleh beberapa akun TikTok, Bahkan saking viral dan hebohnya menjadi atensi Kejaksaan Negeri (Kejari) Sampang karena berlokasi di wilayah hukumnya, tepatnya di Kecamatan Robatal, Sampang, Madura.
Kejari Sampang memanggil sejumlah pihak mulai dari ke dua keluarga bocah, Pj Kepala Desa, hingga Camat Robatal untuk melakukan klarifikasi. Sebab mereka diduga menikah diusia muda.
Kasi Intel Kejaksaan Negeri Sampang Achmad Wahyudi mengatakan bahwa, dalam persoalan ini Kejari juga memiliki kewenangan untuk membatalkan pernikahan ke dua bocah tersebut karena masih di bawah umur.
“Kami telusuri, ternyata dua bocah berusia 14 tahun ini sama-sama asal Kecamatan Robatal, Sampang. Tapi beda desa, bocah laki-laki asal Desa Tragih dan perempuan asal Desa Pandiyangan,” ujarnya, Kamis (2/10/2023).
Setelah dilakukan klarifikasi ternyata keduanya hanya bertunangan dan hal itu wajar dilakukan apalagi di lingkungan Madura yang kental dengan agama islamnya, apalagi ke dua orangtua dari bocah telah merestuinya.
“Jadi informasi pernikahan itu Hoaks. Sedangkan pertunangan berlangsung pada 22 Oktober 2023 kemarin, di kediaman bocah perempuan,” tandasnya.
Sementara itu, Camat Robatal Revelino Diaz Steny menyampaikan jika ke dua bocah yang melangsungkan pertunangan merupakan siswa MTS, di mana masih satu yayasan.
“Alasan keduanya menjalankan tunangan hanya untuk mengikat hubungan. Kami juga sudah memastikan jika mereka tidak menikah siri,” tandasnya.(*/Gi)
BANDUNG – Selain merusak rumah, angin kencang yang menerjang wilayah Kabupaten Bandung, Selasa (31/10/2023) sore juga mengakibatkan sejumlah pohon tumbang.
Lokasi pohon tumbang di antaranya berada di sekitar Stadion si Jalak Harupat, Kecamatan Kutawaringin, yang menjadi salah satu venue perhelatan sepak bola Piala Dunia U-17.
“Ada beberapa pohon tumbang. Tapi sudah langsung dievakuasi oleh Damkar, BPBD, Dispora, dan Satpol PP,” kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bandung, Kawaludin,(1/11/2023).
Kawaludin menegaskan, tidak ada kerusakan di dalam stadion akibat angin tersebut. Hanya saja, kata dia, bench pemain sempat terjungkal namun sudah dikembalikan ke posisi semula.
Lebih lanjut Kawaludin mengatakan, kesiapan Stadion si Jalak Harupat menghadapi perhelatan Piala Dunia U-17 sudah 100 persen. “Kesiapan sudah 100 persen,” tandas Kawaludin.
Saat ini, kawasan Stadion Si Jalak Harupat sudah steril dari berbagai aktivitas di luar piala dunia. Tak ada lagi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang mangkal di area stadion.
Tak hanya itu, alat peraga politik yang ada di sekitar kawasan Stadion Si Jalak Harupat juga sudah bersih. Rencananya, Stadion Si Jalak Harupat akan menjadi tuan rumah pertandingan Grup D dan F.
Grup tersebut dihuni tim besar yakni Jepang, Argentina, Senegal, Meksiko hingga Jerman. Selain itu, ada dua pertandingan babak 16 besar Piala Dunia U-17 2023. Berdasarkan jadwal, laga Piala Dunia U-17 di Stadion Si Jalak Harupat akan digelar mulai 11 hingga 21 November 2023.(*/He)
CIANJUR – Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengeluarkan surat edaran terkait peringatan dini potensi bencana alam banjir, longsor, cuaca ekstrem, dan angin kencang. Peringatan ini dikeluarkan seiring tingginya curah hujan sejak satu pekan terakhir di sejumlah wilayah Cianjur.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Asep Sukma Wijaya mengatakan sebagian besar wilayah Cianjur masuk dalam zona merah bencana alam di Jawa Barat, terutama saat musim hujan tiba.
“Surat Edaran Bupati Cianjur Nomor 360/9910/BPBD/2023 yang ditujukan pada camat dan kepala desa sudah disebar tentang peringatan dini bencana alam karena potensi cuaca ekstrem akibat perubahan cuaca akan melanda Indonesia termasuk Cianjur,” katanya, Selas (31/10/2023).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa potensi cuaca ekstrem akan melanda Indonesia pada Oktober hingga Desember 2023, sehingga masyarakat diminta waspada terjadinya potensi cuaca ekstrem saat perubahan cuaca dari kemarau ke hujan. Menindaklanjuti informasi tersebut, Bupati Cianjur melalui BPBD Cianjur membuat surat edaran terkait potensi bencana alam yang harus diwaspadai masyarakat di seluruh wilayah terutama bagian selatan yang kerap terjadi bencana alam banjir, longsor, dan cuaca ekstrem.
“Potensi banjir dan tanah longsor rawan terjadi di seluruh wilayah terutama di wilayah selatan Cianjur yang banyak terdapat perbukitan dan sungai yang panjang membentang di sebagian besar kecamatan,” ujarnya.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, sejak satu pekan terakhir curah hujan mulai tinggi melanda sebagian besar wilayah Cianjur dengan intensitas lebih dari dua jam, sehingga seluruh camat dan kepala desa diimbau untuk siaga dan waspada bencana.
Pasalnya, sebagian besar wilayah Cianjur rawan terjadi bencana alam mulai dari banjir, longsor, cuaca ekstrem, dan angin kencang khususnya di pantai selatan Cianjur, sehingga masyarakat diminta untuk siaga dan waspada, dan segera mengungsi ketika melihat tanda alam akan terjadi bencana.
“Seluruh wilayah Cianjur masuk dalam zona merah bencana alam di Jawa Barat, sehingga kesiapsiagaan dan kewaspadaan harus ditingkatkan saat perubahan cuaca dari kemarau ke hujan, warga diminta untuk segera mengungsi ketika melihat tanda alam akan terjadi bencana,”ujarnya.(*/Yan)
LAMPUNG – Aksi saling ejek di media sosial (medsos), diduga pemicu terjadinya aksi tawuran pelajar di Bandar Lampung, Senin (30/10/2023). Tawuran pelajar menggunakan senjata tajam ini telah menelan nyawa seorang pelajar SMK Bina Latih Karya (BLK).
Tawuran antarpelajar SMK 2 Mei dan SMK BLK Bandar Lampung ini terjadi di depan SMAN 5 Jl Soekarno – Hatta Bandar Lampung, Senin (30/10/2023) petang. Korban Gilang Ihsan Zikri (17 tahun) tersungkur di tanah akibat luka bacok di tubuhnya.
Kepala SMK BLK Riyanto mengatakan berdasarkan keterangan dari pelajar sekolahnya kejadian tawuran tersebut dipicu saling ejek di medsos. “Kejadiannya setelah pulang sekolah,” kata Riyanto, Selasa (31/10/2023).
Dia membenarkan korban meninggal dunia pelajar SMK BLK kelas 12, yang saat ini sedang menjalani praktik kerja lapangan. Gilang PKL di perusahaan swasta kawasan Wayhalim.
Dari catatan pihak sekolah, dia mengatakan, Gilang pernah terlibat tawuran antarpelajar sebelumnya. Pihak sekolah memanggil kedua orang tua yang bersangkutan untuk dimintai pertanggungjawaban dengan surat pernyataan.
Pihak sekolah telah mengultimatum korban dan keluarganya untuk tidak mengulangi lagi aksi tawuran yang merugikan pelajar dan sekolahnya. Hal tersebut dipatuhi keluarga dan siswanya, sehinga Gilang dapat melanjutkan sekolah lagi.
Atas kejadian tawuran pelajar yang menelan korban jiwa, SMK BLK memberikan pembinaan intensif kepada siswanya untuk tidak terjadi lagi peristiwa yang merugikan semua pihak ini. Sekolah berusaha agar kejadian ini terakhir dan tidak terulang lagi kepada siswa lain.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung masih menunggu hasil laporan pihak sekolah dan kepolisian terhadap penyelidikan kasus tawuran pelajar tersebut. “Kami masih menunggu laporannya,” kata Sekretaris Disdikbud Lampung.(*/Ti)
LAMPUNG – Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, wilayah Lampung menjadi pusat pengembangan lobster. Untuk itu, ia berharap membangun sentra lobster untuk mencegah penyelundupan benih bening lobster (BBL) atau benur keluar Provinsi Lampung.
“Akan dibuat aturan penegakan hukum agar benih lobster tidak keluar Lampung,” kata Arinal Djunaidi pada sebuah diskusi fokus grup di Bandar Lampung, (30/10/2023).
Menurut Arinal, Provinsi Lampung menjadi sumber pengembangan budidaya lobster terutama di Pesisir Barat. Potensi ini, tentunya akan berdampak pada kesejahteraan petani petambak dan nelayan.
Selama ini, ujar dia, BBL ditangkap orang tidak bertanggung jawab dibawa ke Bandara Radin Inten II Branti Lampung ke luar negeri, kemudian pindah lagi melalui Bengkulu lalu ke Jambi baru mengirim ke Vietnam. Dari luar negeri kembali lagi ke Jakarta.
Ke depan, ia berharap hasil budi daya lobster ini akan dikonsumsi untuk dalam negeri. “Kita membangun pengembangan lobster di Lampung untuk Indonesia, kemudian baru di ekspor,” kata Arinal.
Rokhmin Dahuri, pakar SDA dan laut mengatakan, produksi lobster di Lampung tahun 2021 sebanyak 48,734 ton. Artinya, dari lobster tersebut Lampung berkontribusi nasional 0,98 persen atau menempati urutan ke-20 nasional.
Ia membagi produksi lobster di Lampung pada budi daya perikanan tahun 2021 sebanyak 11.100 ton, sedangkan budi daya lobster perikanan tangkap laut sebanyak 37,63 ton.
Mengenai harga, Rokhmin mengatakan, sejak tahun 2015 harga jual BBL ekspor lebih mahal 5 sampai 10 kali lipat harga budi daya lobster dalam negeri.
Menurut dia, kebijakan larangan penangkapan BBL untuk ekspor maupun budidaya berdasarkan Permen KP Nomor 56/2016 telah berdampak maraknya ekspor BBL ilegal, sehingga negara dirugikan triliunan rupiah per tahun.
Harga jugal BBL di Vietnam, kata dia, lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual BBL yang pada budi daya perikanan BBL dalam negeri.
Hal ini disebabkan kapasitas pembudidayaan di Vietnam lebih baik dengan survival rate 70 persen dengan ukuran lobster 300 gram per ekor. Sedangkan di Indonesia survival rate hanya 30 persen dengan ukuran yang sama.
Rokhmin mengatakan, kebijakan setop ekspor BBL akan efektif bila KKP Ditjen Bea dan Cukai, Polri, TNI, dan penegak hukum lainnnya, bekerja kerja dan ikhlas, dan tidak memberikan celah sekecil apapun bagi penyelundup BBL untuk ekspor.(*/Ti)
SUBANG – Korban tewas pesta miras oplosan di Subang, bertambah. Diberitakan sebelumnya, ada 10 orang Tewas. Kini jumlah tersebut bertambah menjadi 11 orang.
“Iya, bertambah jadi 11 (korban meninggal dunia),” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo saat dihubungi, Senin 30 Oktober 2023.
Korban yang tewas merupakan korban yang tengah ditangani RSUD Ciereng, Subang. Polisi pun membenarkan hal tersebut.
“Iya (korban tewas, yang dalam perawatan),” katanya.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Kasubag Humas Polres Subang Iptu Yusman mengatakan pada kasus ini, polisi sudah menetapkan satu orang tersangka.
“Sudah ada satu yang diamankan, nanti sore dirilis langsung sama Kapolres,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, 10 orang tewas usai menenggak minuman keras oplosan di Kampung Cipulus, Desa Sagalaherang Kaler, Sagalaherang, Kabupaten Subang. Selain korban tewas terdapat lima orang lainnya yang saat ini masih kritis dan di rawat di RSUD Ciereng, Subang.
Kabidhumas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo menuturkan, para korban diketahui menenggak minuman keras oplosan, pada di Kampung Cipulus, Desa Sagalaherang Kaler, Sagalaherang, Kabupaten Subang, saat ada pesta pernikahan salah seorang warga, pada Sabtu 28 Oktober 2023, di Kampung Cipulus, Sagalaherang, Kabupaten Subang.
Para korban membeli, minuman dengan merek Vodka dan McDonald. Usai mengkonsumsi miras oplosan, para korban mengalami sakit.(*/La)
SEMARANG – emerintah akan melakukan teknik bom air atau water boombing untuk menangani kebakaran hutan di kawasan Gunung Merbabu di Jawa Tengah. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan, Satyawan Pudyatmoko, mengatakan upaya tersebut dilakukan mengingat upaya pemadaman manual terkendala dengan medan yang sulit.
Kebakaran kawasan hutan Gunung Merbabu telah mencakup kawasan Kabupaten Semarang, Boyolali, dan Magelang. “Puncak gunung sulit dicapai oleh manusia maupun kendaraan. Selain itu angin kencang yang tidak tentu arahnya menyulitkan pemadaman,” katanya, di Kabupaten Semarang, (28/10/2023).
Menurut dia, upaya untuk melokalisasi api agar tidak menyebar juga sudah diupayakan. Meski demikian, kata dia, upaya pemadaman dari udara tetap dibutuhkan.
“Kami sudah minta batuan BNPB untuk memadamkan dengan water boombing,” katanya.
Dari laporan sementara, luas kawasan yang terbakar mencapai sekitar 400 hektare. Sementara Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengatakan evakuasi terhadap warga yang terdampak kebakaran hutan sudah dilakukan.
Ia menyebut terdapat 91 orang warga yang dievakuasi ke Balai Desa Batur maupun ke sanak keluarganya. Menurut dia, berbagai kebutuhan warga di pengungsian sudah disiapkan, seperti selimut, handuk, hingga pendirian dapur umum.
Sebelumnya, kebakaran yang melanda hutan di lereng Gunung Merbabu di wilayah Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, dilaporkan meluas dan mengarah ke kawasan puncak.
Kasi Wilayah 1 Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, Chomsatun Rochmaningrum, mengatakan kebakaran dilaporkan pertama kali terjadi pada Jumat (27/10/2023) di Desa Sokowolu, Kabupaten Semarang. “Diduga akibat angin kencang, api meluas hingga kawasan puncak,” katanya.
Chomsatun belum bisa memastikan berapa luas kawasan hutan yang terbakar. Ia menjelaskan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan sudah dilakukan untuk melakukan pemadaman.
“Posko sudah didirikan, kemudian beberapa titik sudah menggerakkan relawan untuk melakukan pemadaman,” katanya.
Sementara Kapolres Semarang AKBP Achmad Oka Mahendra mengatakan personel kepolisian sudah diterjunkan untuk membantu warga, khususnya yang terdampak langsung kebakaran. “Warga yang butuh diungsikan dibawa ke Balai Desa Gedong,” katanya.
Menurut dia, warga yang perlu diungsikan tersebut terutama berasal dari Desa Gedong dan Ngaduman. Ia menambahkan petugas medis dari puskesmas dan pasokan bahan makanan telah disiapkan di tempat pengungsian itu.(*/D To)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro