YOGYAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Yogyakarta memprakirakan bahwa tiga hari kedepan yakni 8-10 November 2023 potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY masih kecil. Hal ini menyebabkan suhu dalam beberapa hari kedepan di DIY cukup masih panas.
Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono mengatakan, kondisi tersebut berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, dimana BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta mengidentifikasi adanya pusat tekanan rendah di perairan Natuna dan sirkulasi siklonik di Samudra Pasifik sebelah Utara Maluku.
Lebih lanjut disampaikan bahwa pola angin timuran yang masih dominan saat ini juga menyebabkan angin di atas wilayah Pulau Jawa khususnya DIY bertiup dari arah tenggara ke selatan dengan kecepatan berkisar 10–20 kilometer per jam. Berdasarkan hasil analisis terkini profil vertikal kelembaban udara di wilayah DIY pada ketinggian 1,5–3,0 kilometer (level 850-700 mb), berkisar antara 40–60 persen (cukup kering).
“(Kondisi ini) Menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY masih kecil dan suhu masih relatif panas,” kata Warjono, Rabu (8/11/2023).
Untuk itu, dalam tiga hari kedepan sejak 8-10 November 2023, BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta memprediksi bahwa kondisi cuaca cerah berawan. Pada 8 November ini, suhu maksimum berkisar antara 30-33 derajat celcius.
Sedangkan, pada 9 November diprediksi bahwa suhu maksimum antara 30-34 derajat celcius. “Pada 10 November diperkirakan suhu maksimum antara 30 sampai 33 derajat celcius,” ujar Warjono.
Terhadap kondisi tersebut, Warjono menyebut ada potensi kebakaran hutan dan lahan meski saat ini DIY sudah memasuki musim pancaroba atau peralihan dari musim panas ke musim hujan. Untuk itu, masyarakat tetap diminta waspada.
“Waspada kekeringan yang dapat memicu potensi kebakaran hutan dan lahan,” tegasnya.
Selama pancaroba ini, masyarakat juga diminta untuk waspada terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem. Terkait dengan musim hujan, diperkirakan seluruh wilayah DIY sudah memasuki musim hujan pada November 2023 dasarian II atau di pekan ketiga November.
“Sekarang pancaroba sudah masuk, masyarakat juga perlu waspada karena pancaroba diikuti cuaca ekstrem,” ungkapnya.(*/D To)
MALANG – Lahan hutan pada kawasan Gunung Kawi di wilayah Kabupaten Malang terbakar. Titik api bahkan terlihat dari kejauhan sejak Selasa 7 November 2023 malam.
Tampak dari video yang beredar di media sosial dan pesan berantai, api terlihat cukup jelas dan besar dari lereng Gunung Kawi, di kawasan Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan membenarkan, adanya peristiwa kebakaran di kawasan hutan dan lahan Gunung Kawi. Menurutnya, informasi kebakaran itu diterima sekitar pukul 20.35 WIB, Selasa malam (7/11/2023).
“Dari informasi yang kami terima kebakaran terjadi sekitar pukul 20.35 WIB, Selasa malam di hutan lindung blok Batu Tulis, Wagir, masuk Kabupaten Malang,” ucap Sadono Irawan saat dikonfirmasi, Rabu (8/11/2023).
Sadono menambahkan, api muncul tepatnya di petak 193, kawasan hutan lindung Blok Batu Tulis, BKPH Kepanjen, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Namun hingga kini dugaan kemunculan api itu belum diketahui asal usulnya.
“Titik api terlihat di area Seputar batu tulis Gunung Kawi petak 193, dan sumber api penyebab kebakaran masih belum di ketahui. Dampak area terbakar masih pendataan,” kata dia.
Pihaknya telah menerjunkan 16 personel gabungan dari BPBD, TNI Polri, KPRH, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Lestari Sumber, dan relawan. Mereka bergerak menuju lokasi titik api sekitar pukul 00.33 WIB.
“Hingga kini api masih belum padam. Belum ada laporan situasi lanjutan karena sinyal di sana sulit,”ungkapnya.(*/Gi)
LAMPUNG – Setelah 36 tahun menunggu, Provinsi Lampung baru memiliki dua pahlawan nasional, yakni Radin inten II yang ditetapkan pada tahun 1987, dan yang kedua rencananya ditetapkan lagi KH Ahmad Hanafiah pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2023.
Sekdaprov Lampung Fahizal Darminto membenarkan telah mendapatkan kabar ada seorang dari enam usulan pengajuan nama pahlawan nasional pada tahun ini yakni dari Lampung KH Ahmad Hanafiah. Keluarga besar KH Ahmad Hanafiah akan menerima penganugerahan tanda pahlawan nasional dari Presiden Joko Widodo di Istana Negara nanti.
“Ada enam nama akan dianugerahkan pahlawan nasional di Indonesia, salah satunya dari Lampung,” kata Fahrizal Darminto di Bandar Lampung, Selasa (7/11/2023). Namun, Fahrizal belum mengetahui nomor keppresnya.
Menurut dia, pengajuan nama pahlawan nasional dari Lampung ini atas usulan dari Lampung. Selama ini, pada tahun 1987 Provinsi Lampung baru memiliiki satu pahlawan nasional yang ditetapkan yakni Radin Inten II. Setelah menunggu 36 tahun, baru ada lagi penetapan pahlawan nasional dari Lampung.
Keterangan yang diperoleh, enam nama calon pahlawan nasional yang ditetapkan tahun ini selain KH Ahmad Hanafiah (Lampung), juga ada Ida Dewa Agung Jambe (Bali), Bataha Santiago (Sulawesi Utara), M Tabra (Jawa Timur), Ratu Kalinyamat (Jawa Tengah), dan KH Abdul Chalmi (Jawa Barat).
Siapa KH Ahmad Hanafiah? Tokoh ini dilahirkan di Sukadana, sekarang masuk Kabupaten Lampung Timur, Lampung pada tahun 1905. Dia belajar agama Islam secara otodidak di Lampung, kemudian hijrah ke pondok pesantren di Malaysia sekitar tahun 1925-1930, Makkah dan Madinah 1930-1936.
Ketua Prodi Sejaraha Peradaban Islam Fakultas Adab UIN Raden Intan Lampung Wahyu Iryana dalam tulisannya yang dikutip lampung.nu.or.id, KH Ahmad Hanafiah pulang ke Lampung lagi dari pengembaraannya menuntut ilmu di luar negeri dan Tanah Suci. Dia diangkat penjadi Kepala Kewedanaan Sukadana di Lampung Timur pada 1945-1946. Kemudian diangkat menjadi Wakil Kepala yang juga merangkap Kepala bagian Islam pada Kantor Jawatan Agama pada Keresidenan Lampung di Tanjungkarang (sekarang Kota Bandar Lampung) pada tahun1947.
Ahmad Hanafiah juga dikenal tokoh yang mempertahankan supremasi intelektual Islam Nusantara di Lampung hingga abad 20. Dia juga gencar berjuang dengan menggelorakan semangat jihad memerdekakan Indonesia dari kolonial Belanda dan Jepang. Diantaranya, perjuangan melawan agresi Belanda dari Palembang ke Lampung. Dia juga memimpin perang gerilya melawan Belanda pada Agresi Militer I tahun 1947.
KH Ahmad Hanafiah ditangkap pejajah hidup-hidup. Belanda mengeksekusinya dengan memasukan dalam karung dan ditenggelamlan di Sungai Ogan pada 17 Agustus 1947. Dari kejadian, itu jasad KH Ahmad Hanafiah sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia tidak ditemukan lagi.(*/Ti)
BANDUNG – Harga cabai rawit di Pasar Tradisional Kosambi, Kota Bandung mengalami kenaikan signifikan hingga tembus Rp 120 ribu per kilogram. Meski hari ini, Senin (6/1/2023) harga cabai rawit turun di angka Rp 100 ribu per kilogram. Namun, masih mahal.
“Kemarin dua hari, saya jual Rp 120 ribu per kilogram. Sekarang jual Rp 100 ribu per kilogram,” ucap salah seorang pedagang Pasar Kosambi Bandung Susan saat ditemui, Senin (6/11/2023).
Sebelum harga cabai rawit naik hingga mencapai Rp 120 ribu per kilogram, ia mengatakan harga cabai di angka Rp 80 ribu per kilogram. Kenaikan harga cabai lainnya pun terjadi, cabai rawit tanjung dari Rp 40 ribu per kilogram menjadi Rp 80 ribu.
Sedangkan cabai rawit hijau dari Rp 40 ribu menjadi Rp 60 ribu per kilogram. “Kenaikan harga cabai karena kemarau,” kata dia.
Tidak hanya cabai rawit, ia menuturkan sejumlah komoditas sayuran mengalami kenaikan seperti buncis dari Rp 20 ribu per kilogram menjadi Rp 30 per kilogram. Selain itu, harga bawang merah naik dari Rp 28 ribu menjadi Rp 35 ribu per kilogram.
Namun, untuk harga bawang putih dari Rp 40 ribu per kilogram menjadi Rp 35 ribu per kilogram. Susan mengaku terkena dampak kerugian akibat kenaikan harga cabai rawit.
“Sekarang lebih banyak buat pengeluaran dari pada yang beli. Yang beli jadi irit biasa seperempat sekarang jadi satu ons,” kata dia.
Sementara itu, salah seorang pedagang beras Andri mengaku harga beras masih mahal meski sudah beberapa bulan tidak mengalami kenaikan. Harga beras medium saat ini di angka Rp 13.500 hingga Rp 14.000 per kilogram, beras premium harga Rp 16 ribu per kilogram.(*/He)
SUKABUMI – Subnit Resmob dan Subnit Jatantras Unit Pidum Satreskrim Polres Sukabumi berhasil meringkus puluhan terduga pelaku pungutan liar (pungli) di kawasan wisata di wilayah Sukabumi, Jawa Barat. Informasi mengenai pungli ini terjadi di seputar pantai wilayah Kecamatan Ciemas dan Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.
Kanit Ipda Sapri mengaku pihaknya menyisir lokasi-lokasi yang diduga menjadi tempat terjadinya praktik pungli di kawasan wisata. Hasilnya puluhan orang yang diduga pelaku pungli berhasil diamankan polisi dan dibawa ke Mapolres Sukabumi guna diperiksa.
i
“Pada Sabtu (4/11/2023), kami telah mengamankan sebanyak 26 orang, terduga pelaku pungutan liar dari delapan titik tempat wisata,” ujar Sapri kepada wartawan, Minggu (5/11/2023).
Modus para pelaku ada yang melakukan pungli kepada para wisatawan untuk parkir kendaraan. Ada juga juru parkir yang memungut uang untuk masuk ke tempat wisata tidak sesuai dengan Perda Kabupaten Sukabumi.
Sapri juga menerangkan, polisi juga membawa beberapa barang bukti dalam kasus ini. Diantaranya tiket pengunjung dari Pantai Kebon Kalapa dan Curug Marinjung, rompi, buku catatan pengelolaan parkir, dan sejumlah uang yang diduga hasil pungli.
Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede melalui Kasat Reskrim AKP Ali Jupri mengatakan, kegiatan penertiban praktik pungli merupakan respons keluhan masyarakatnya. Aduan tersebut terkait adanya praktik pungutan liar di kawasan wisata.
“Kami akan tindak lanjuti kasus pungli ini dengan memanggil pengelola, aparatur desa khusus untuk kawasan wisata, serta kita juga akan berkoordinasi dengan stack holder terkait dalam proses penanganan pungli di Kabupaten Sukabumi,” kata Ali Jupri.
Ia menyampaikan harapan Kapolres Sukabumi dengan penertiban praktik pungli dan para jukir itu, para pelaku ekonomi juga wisatawan akan merasa tenang, nyaman dan aman manakala berkegiatan serta berkunjung ke Sukabumi. Dengan hilangnya praktik pungli diharapkan dapat menghilangkan citra negatif para wisatawan pada wilayah Sukabumi. Sehingga mereka tidak kapok untuk datang lagi ke Sukabumi.(*/Yan)
LAMPUNG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung telah melakukan pemetaan berbagai daerah rawan banjir di wilayah itu. Tujuannya untuk mengantisipasi adanya bencana pada peralihan musim dewasa ini.
“Kami sudah mendapatkan surat dari BNPB untuk meningkatkan kesiapsiagaan pada Oktober-November ini, sebab sudah ada peralihan musim dari kemarau ke hujan. Jadi kami diminta untuk waspada terhadap risiko bencana yang bisa terjadi,” ujar Kepala BPBD Provinsi Lampung Rudy Syawal Sugiarto di Bandar Lampung, (4/11/2023).
Ia mengatakan, dengan adanya peralihan musim dari kemarau ke musim hujan, pihaknya pun telah melakukan pemetaan wilayah yang memiliki risiko banjir, guna mencegah adanya dampak yang ditimbulkan atas risiko tersebut. “Kami sudah melakukan langkah kesiapsiagaan, melakukan pemetaan daerah rawan banjir juga dan telah menjalin koordinasi dengan BPBD kabupaten serta kota, ke forum pengurangan risiko bencana, forum relawan untuk menyiapkan diri menghadapi curah hujan tinggi,” katanya.
Dia menjelaskan, selain banjir ada beberapa bencana alam yang juga harus diwaspadai seperti tanah longsor, puting beliung, dan pergerakan tanah. “Peralatan hingga petugas sudah siap semua di 15 kabupaten dan kota, kalau bencana banjir ini semua daerah memiliki potensi risiko. Untuk puting beliung ada di Lampung Tengah, Lampung Timur, dan sebagian Tulang Bawang. Sedangkan longsor ada di Lampung Barat, Pesawaran, serta Tanggamus,” ucapnya.
Berdasarkan pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung di 15 kabupaten dan kota, di Kota Bandar Lampung ada sebanyak 11 kecamatan yang memiliki risiko terancam banjir. Untuk luas genangan ancaman banjir dengan risiko rendah ada seluas 1.875,69 hektar, luas genangan banjir risiko sedang sebesar 128,58 hektare, dan luas genangan risiko tinggi 425,58 hektare.
Sedangkan di Kabupaten Pesawaran ada 5 kecamatan yang terkena ancaman banjir, dengan luas ancaman genangan kelas rendah 4.498,41 hektare, luas genangan kelas sedang 1.297,16 hektare, dan untuk genangan kelas tinggi 1.640,83 hektare. Di Kabupaten Tanggamus ada 9 kecamatan berisiko ancaman bencana banjir dengan ancaman luas genangan risiko rendah 3.369,58 hektare, lalu luas genangan banjir risiko sedang 3.287,06 hektare, dan luas genangan risiko tinggi 4.902 hektare. Kabupaten Pesisir Barat ada 8 kecamatan yang terkena ancaman banjir, sedangkan luas ancaman genangan kelas rendah 2.481,84 hektare, genangan kelas sedang 6.902,38 hektare, luas genangan kelas tinggi 9.408,10 hektare.
Lalu di Lampung Barat ada 9 kecamatan yang terkena ancaman banjir, dan luas ancaman genangan kelas rendah ada 3.253,57 hektare, luas sedang 858,70 hektare, kelas tinggi 695,93 hektare. Di Lampung Selatan ada 16 kecamatan yang terkena ancaman banjir, luas ancaman genangan risiko rendah 9.274,50 hektare, luas genangan risiko sedang 2.741,67 hektare, luas genangan resiko tinggi 3.457,93 hektare.
Di Kota Metro memiliki total luas genangan keseluruhan 90,04 hektare dengan ketinggian 1 meter dengan Kecamatan Metro Selatan yang terancam banjir dengan potensi rendah. Kabupaten Pringsewu memiliki 3 kecamatan yang terancam banjir, luas genangan potensi risiko rendah 470,94 hektare, dan untuk risiko sedang dan tinggi tidak ada.
Selanjutnya di Kabupaten Way Kanan ada 6 kecamatan rawan banjir, dengan luas genangan risiko rendah 3.386,26 hektare, risiko sedang 6.974,56 hektare, resiko tinggi 5.960,23 hektare. Di Tulang Bawang Barat ada 5 kecamatan yang berisiko banjir, dan genangan dengan risiko rendah ada 3.692,74 hektare, risiko sedang 6.004,80 hektare, risiko tinggi 5.519,11 hektare.
Untuk Kabupaten Mesuji ada 7 kecamatan berisiko banjir, sedangkan luas genangan kelas rendah 56.339,59 hektare, kelas sedang 15.678,87 hektare, kelas tinggi 18.176,20 hektare. Di Kabupaten Tulang Bawang ada 13 kecamatan yang rawan banjir, dan memiliki genangan banjir berisiko rendah seluas 74.304,20 hektare, risiko sedang 33.414,84 hektare, risiko tinggi 40.065,10 hektare.
Kabupaten Lampung Utara ada 5 kecamatan terancam banjir dengan luas genangan kelas rendah ada 2.061,48 hektare, kelas sedang 1.764,02 hektare, dan kelas tinggi 1.324,30 hektare. Kabupaten Lampung Tengah ada 18 kecamatan rawan banjir, dan luas ancaman genangan berisiko rendah ada 25.999,97 hektare, berisiko sedang 10.794,97 hektare, dan berisiko tinggi 18.090,92 hektare.
Serta Kabupaten Lampung Timur ada 20 kecamatan terkena ancaman banjir dengan luas genangan berisiko rendah ada 37.841,96 hektare, berisiko sedang seluas 18.668,40 hektare, dan berisiko tinggi ada 20.413,29 hektare.(*/Ti)
SUKABUMI – Sebuah rumah semi permanen di Kampung Cilodor RT 01/07, Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, ambruk rata dengan tanah akibat terkena terjangan hujan deras yang disertai angin kencang.
Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna mengatakan, kejadian nahas tersebut terjadi pada Kamis (2/11/2023) sekira pukul 18.00 WIB menjelang malam hari.
“Kejadian sekitar waktu Maghrib saat terjadi hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Pada saat itu anggota keluarga sedang berada di rumah orang tuanya, tiba-tiba rumah ambruk,” ujar Daeng kepada wartawan, (3/11/2023).
Lebih lanjut Daeng mengatakan, rumah semi permanen tersebut memiliki luas 6×4 meter yang dihuni oleh 4 anggota keluarga dengan kepala keluarga bernama Tubagus Asmarullah, kondisi bangunannya saat ini hancur dan tidak mungkin ditempati lagi.
“Pada saat kejadian keadaan rumah sedang kosong, dan saat ini rumah tersebut tidak bisa ditempati dan korban mengungsi di rumah orang tuanya,” ujar Daeng.
Kebutuhan yang diperlukan oleh keluarga korban saat ini, lanjut Daeng, berupa bantuan tanggap darurat dan material bangunan untuk rekontruksi rumah yang ambruk hingga rata dengan tanah.
“Untuk total kerugian, saat ini kami sedang melakukan kajian untuk menghitung jumlahnya. Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam peristiwa tersebut,”terangnya.(*/Yan)
SAMPANG – Netizen dihebohkan dengan video viral seorang bocah 10 tahun yang diduga melangsungkan pernikahan. Keduanya asal Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Momen tersebut diunggah oleh beberapa akun TikTok, Bahkan saking viral dan hebohnya menjadi atensi Kejaksaan Negeri (Kejari) Sampang karena berlokasi di wilayah hukumnya, tepatnya di Kecamatan Robatal, Sampang, Madura.
Kejari Sampang memanggil sejumlah pihak mulai dari ke dua keluarga bocah, Pj Kepala Desa, hingga Camat Robatal untuk melakukan klarifikasi. Sebab mereka diduga menikah diusia muda.
Kasi Intel Kejaksaan Negeri Sampang Achmad Wahyudi mengatakan bahwa, dalam persoalan ini Kejari juga memiliki kewenangan untuk membatalkan pernikahan ke dua bocah tersebut karena masih di bawah umur.
“Kami telusuri, ternyata dua bocah berusia 14 tahun ini sama-sama asal Kecamatan Robatal, Sampang. Tapi beda desa, bocah laki-laki asal Desa Tragih dan perempuan asal Desa Pandiyangan,” ujarnya, Kamis (2/10/2023).
Setelah dilakukan klarifikasi ternyata keduanya hanya bertunangan dan hal itu wajar dilakukan apalagi di lingkungan Madura yang kental dengan agama islamnya, apalagi ke dua orangtua dari bocah telah merestuinya.
“Jadi informasi pernikahan itu Hoaks. Sedangkan pertunangan berlangsung pada 22 Oktober 2023 kemarin, di kediaman bocah perempuan,” tandasnya.
Sementara itu, Camat Robatal Revelino Diaz Steny menyampaikan jika ke dua bocah yang melangsungkan pertunangan merupakan siswa MTS, di mana masih satu yayasan.
“Alasan keduanya menjalankan tunangan hanya untuk mengikat hubungan. Kami juga sudah memastikan jika mereka tidak menikah siri,” tandasnya.(*/Gi)
BANDUNG – Selain merusak rumah, angin kencang yang menerjang wilayah Kabupaten Bandung, Selasa (31/10/2023) sore juga mengakibatkan sejumlah pohon tumbang.
Lokasi pohon tumbang di antaranya berada di sekitar Stadion si Jalak Harupat, Kecamatan Kutawaringin, yang menjadi salah satu venue perhelatan sepak bola Piala Dunia U-17.
“Ada beberapa pohon tumbang. Tapi sudah langsung dievakuasi oleh Damkar, BPBD, Dispora, dan Satpol PP,” kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bandung, Kawaludin,(1/11/2023).
Kawaludin menegaskan, tidak ada kerusakan di dalam stadion akibat angin tersebut. Hanya saja, kata dia, bench pemain sempat terjungkal namun sudah dikembalikan ke posisi semula.
Lebih lanjut Kawaludin mengatakan, kesiapan Stadion si Jalak Harupat menghadapi perhelatan Piala Dunia U-17 sudah 100 persen. “Kesiapan sudah 100 persen,” tandas Kawaludin.
Saat ini, kawasan Stadion Si Jalak Harupat sudah steril dari berbagai aktivitas di luar piala dunia. Tak ada lagi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang mangkal di area stadion.
Tak hanya itu, alat peraga politik yang ada di sekitar kawasan Stadion Si Jalak Harupat juga sudah bersih. Rencananya, Stadion Si Jalak Harupat akan menjadi tuan rumah pertandingan Grup D dan F.
Grup tersebut dihuni tim besar yakni Jepang, Argentina, Senegal, Meksiko hingga Jerman. Selain itu, ada dua pertandingan babak 16 besar Piala Dunia U-17 2023. Berdasarkan jadwal, laga Piala Dunia U-17 di Stadion Si Jalak Harupat akan digelar mulai 11 hingga 21 November 2023.(*/He)
CIANJUR – Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengeluarkan surat edaran terkait peringatan dini potensi bencana alam banjir, longsor, cuaca ekstrem, dan angin kencang. Peringatan ini dikeluarkan seiring tingginya curah hujan sejak satu pekan terakhir di sejumlah wilayah Cianjur.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Asep Sukma Wijaya mengatakan sebagian besar wilayah Cianjur masuk dalam zona merah bencana alam di Jawa Barat, terutama saat musim hujan tiba.
“Surat Edaran Bupati Cianjur Nomor 360/9910/BPBD/2023 yang ditujukan pada camat dan kepala desa sudah disebar tentang peringatan dini bencana alam karena potensi cuaca ekstrem akibat perubahan cuaca akan melanda Indonesia termasuk Cianjur,” katanya, Selas (31/10/2023).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa potensi cuaca ekstrem akan melanda Indonesia pada Oktober hingga Desember 2023, sehingga masyarakat diminta waspada terjadinya potensi cuaca ekstrem saat perubahan cuaca dari kemarau ke hujan. Menindaklanjuti informasi tersebut, Bupati Cianjur melalui BPBD Cianjur membuat surat edaran terkait potensi bencana alam yang harus diwaspadai masyarakat di seluruh wilayah terutama bagian selatan yang kerap terjadi bencana alam banjir, longsor, dan cuaca ekstrem.
“Potensi banjir dan tanah longsor rawan terjadi di seluruh wilayah terutama di wilayah selatan Cianjur yang banyak terdapat perbukitan dan sungai yang panjang membentang di sebagian besar kecamatan,” ujarnya.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, sejak satu pekan terakhir curah hujan mulai tinggi melanda sebagian besar wilayah Cianjur dengan intensitas lebih dari dua jam, sehingga seluruh camat dan kepala desa diimbau untuk siaga dan waspada bencana.
Pasalnya, sebagian besar wilayah Cianjur rawan terjadi bencana alam mulai dari banjir, longsor, cuaca ekstrem, dan angin kencang khususnya di pantai selatan Cianjur, sehingga masyarakat diminta untuk siaga dan waspada, dan segera mengungsi ketika melihat tanda alam akan terjadi bencana.
“Seluruh wilayah Cianjur masuk dalam zona merah bencana alam di Jawa Barat, sehingga kesiapsiagaan dan kewaspadaan harus ditingkatkan saat perubahan cuaca dari kemarau ke hujan, warga diminta untuk segera mengungsi ketika melihat tanda alam akan terjadi bencana,”ujarnya.(*/Yan)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro